Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN JIWA : HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Disusun Oleh :

Puspita Lestari 2010721063

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2020
I. Kasus (Masalah Utama) :
Harga Diri Rendah : Kronis

II. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori) :


A. Pengertian
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan cara
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan kesesuaian ideal
dirinya (Stuart & Laraia, 2016 dalam Tim Dosen Keperawatan Jiwa, 2020). Harga
diri adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami evaluasi
diri negatif tentang kemampuan atau diri (Carpenito, 2001 dalam Tim Dosen
Keperawatan Jiwa, 2020).
Harga diri seseorang dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti,
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif inilah yang disebut
dengan harga diri rendah (low self-esteem). Individu dengan harga diri rendah
memandang diri mereka sendiri sebagai seseorang yang tidak kompeten, tidak
dicintai, tidak aman, dan tidak layak (Townsend, 2009 dalam Sutejo, 2018)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri negatif yang dapat dideskripsikan secara langsung maupun tidak
langsung diekspresikan (Marry & Townsend, 2000 dalam Tim Dosen
Keperawatan Jiwa, 2020). Harga diri rendah kronis (chronic low self-esteem)
merupakan perasaan yang timbul akibat evaluasi diri atau perasaan tentang diri
atau kemampuan diri negatif yang sudah berlangsung lama (Townsend, 2009
dalam Sutejo, 2018). Harga diri rendah kronis juga merupakan evaluasi diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2016).

B. Etiologi
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang nagatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal mencapai keinginan.
Harga diri rendah kronis diakibatkan sering merasa gagal dalam menghadapi
kehidupan dan berpandangan negatif terhadap dirinya dimana koping klien tidak
efektif sehingga klien mempunyai perasaan malu terhadap diri sendiri akibat
penyakit dan akibat terhadap tindakan rasa bersalah terhadap diri sendiri
merendahkan martabat
sehingga klien mengalami gangguan hubungan sosial seperti menarik diri (Tim
Dosen Keperawatan Jiwa, 2020).
Menurut Sutejo, 2018 penyebab terjadinya gangguan harga diri rendah kronis
diperngaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor predisposisi
a. Faktor biologis
Dari faktor biologis, gangguan harga diri rendah kronis biasaya terjadi
karena adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum hal ini juga berdampak pada keseimbangan neurotransmiter
di otak, seperti menurunnya kadar serotin yang dapat mengakibatkan
klien mengalami depresi. Pada kien depresi, kecenderungan harga diri
rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-
pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin
mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah sistem
limbik (pusat emosi), hipotalamus yang mengatur mood dan motivasi,
thalamus sebagai sistem pengatur arus informasi sensori yang
berhubungan dengan perasaan, dan amigdala yang berhubungan dengan
emosi.
b. Faktor psikologis
Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah kronis berhubungan
dengan pola asuh dan kemampuan individu dalam menjalankan peran dan
fungsi. Dari segi psikologis, hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis dapat meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua ysng tidak percaya pada
anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis
kelamin, serta peran dalam pekerjaan.
c. Faktor sosial
Faktor sosial yang sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah kronis adalah status ekonomi, ingkungan, kultur sosial yang
berubah. Faktor kultural dapat dilihat dari tuntutan peran sesuai
kebudayaan yang sering menjadi pemicu meningkatnya kejadian harga
diri rendah kronis, seperti pada kasus wanita sudah harus menikah jika
umur mencapai dua puluhan ataupun perubahan kultur kearah gaya hidup
individualisme.
2. Faktor presipitasi
Hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk
tubuh, kegagalan, serta menurunnya produktivitas menjadi faktor presipitasi
gangguan harga diri rendah kronis.

C. Proses Terjadinya Masalah


Harga diri kronis merupakan gangguan yang terjadi pada klien akibat harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan atau ketiadaan feed back (umpan
balik) positif dari lingkungan mengenai perilaku klien sebelumnya. Selain itu,
respons negatif dari lingkungan juga turut berperan terhadap gangguan harga diri
kronis. Klien awalnya dihadapkan pada stresor (krisis) dan berusaha untuk
menyelesaikannya, tetapi tidak tuntas. Hal ini menimbulkan pikiran bahwa ia tidak
mampu atau gagal dalam menjalankan fungsi dan perannya. Penilaian negatif atas
kegagalannya kemudian menjadi harga diri rendah situasional yang kemudian
menjadi harga diri rendah kronis akibat ketiadaan dukungan positif atau
penyalahan secara terus-menerus pada klien (Sutejo, 2018).

D. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga Kerancuan Depersonalisasi
diri diri positif diri rendah identitas

Keterangan :
1. Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang nyata, sukses, dan diterima
2. Konsep diri positif merupakan kondisi individu yang memiliki pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri
3. Harga diri rendah merupakan transisi atau peralihan respon konsep diri adaptif
dengan konsep diri maladaptif
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu dalam mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang memiliki kaitan dengan ansietas, kepanikan, serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain
(Sumber : Stuart, 2013 dalam Sutejo, 2018)

E. Penilaian Stressor / Tanda dan Gejala


Klien dengan konsep harga diri rendah kronis memiliki batasan karakteristik
berikut ini (Sutejo, 2018) :
1. Ucapan-ucapan negatif atau kritik negatif terhadap diri sendiri
2. Ekspresi rasa malu atau rasa bersalah
3. Mengevaluasi diri sendiri sebagai akibat dari ketidakmampuan menghadapu
kejadian
4. Merasionalisasi penolakan atau adanya penolakan terhadap umpan balik
positif serta melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
5. Ragu-ragu untuk mencoba hal atau situasi baru
Selain batasan karakteristik yang telah disebutkan sebelumnya, Townsend
(2009) dalam Sutejo (2018) menyatakan batasan karakteristik lainnya yang
meliputi:
1. Kurangnya keberhasilan dalam pekerjaan maupun peristiwa lainnya
2. Adaptasi yang bersifat eksesif atau berlebihan, sehingga terlalu bergantung
pada pendapat orang lain
3. Kurangnya kontak mata
4. Ketidakmampuan mengambil keputusan
5. Tindakan pencarian kenyamanan atau ketentraman yang berlebihan
Selain data tersebut, kita dapat mengenali penampilan seseorang dengan harga
diri rendah kronis. Klien atau individu tersebut akan terlihat kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambar dengan
bernada suara lemah.

F. Sumber Koping
Sumber koping harga diri rendah kronis mencakup empat aspek menurut Sutejo
(2018), yaitu :
1. Kemampuan personal (personal ability)
a. Klien mampu mengenal dan menilai aspek positif (kemampuan) yang
dimiliki
b. Klien mampu melatih kemampuan yang masih dapat dilakukan di rumah
sakit
c. Klien mampu melakukan aktivitas secara rutin di ruangan
2. Dukungan sosial (sosial support)
a. Keluarga mengetahui cara merawat klien dengan harga diri rendah
b. Klien mendapatkan dukungan dari masyarakat
3. Aset material (material assets)
a. Sosial ekonomi rendah
b. Rutin berobat
c. Adanya kader kesehatan jiwa
d. Jarak ke pelayanan kesehatan mudah dijangkau
4. Kepercayaan (beliefs)
a. Klien mempunyai keinginan untuk sembuh
b. Klien mempunyai keyakinan positif terhadap program pengobatan

G. Mekanisme Koping
Mekanisme jangka pendek harga diri rendah yang biasa dilakukan adalah
(Sutejo, 2018) :
1. Tindakan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan,
kerja kerasm atau menonton televisi secara terus-menerus
2. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial,
keagamaan, atau politik
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan
Apabila mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil pada individu,
maka individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang. Dalam
mekanisme koping jangka panjang inim individu menutup identitas; keadaan
ketika individu terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi oleh orang-
orang yang berarti tanpa memperhatikan hasrat atau potensi diri sendiri. Selain
penutupan identitas, mekanisme koping jangka panjang yang dilakukan adalah
identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan perasaan ansietas,
bermusuhan, dan rasa bersalah (Stuart, 2013 dalam Sutejo, 2018). Mekanisme
pertahanan ego yang juga dilakukan adalah fantasi, regresi, disasosiasim isolasim
proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

III. Pohon Masalah

Perubahan sensori persepsi : halusinasi

Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis

Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional

IV. Analisa Data


No Data Masalah
1 Data Subjektif :
a. Menilai diri negatif (mis. Tidak
berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu/bersalah
c. Merasa tidak mampu melakukan apapun
d. Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
e. Merasa tidak memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
Harga Diri Rendah Kronis
f. Melebih-lebihkan penialaian negatif
tentang diri sendiri
g. Menolak penialain positif tentang
diri sendiri
h. Merasa sulit konsentrasi
i. Sulit tidur
j. Mengungkapkan keputusasaan
Data Objektif :
a. Enggan mencoba hal baru
b. Berjalan menunduk
c. Postur tubuh menunduk
d. Kontak mata kurang
e. Lesu dan tidak bergairah
f. Berbicara pelan dan lirih
g. Pasif
h. Perilaku tidak asertif
i. Mencari penguatan secara berlebihan
j. Bergantung pada pendapat orang lain
k. Sulit membuat keputusan
l. Sering kali mencari penegasan

V. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
VI. Rencana Intervensi Keperawatan
Format Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Kronis
(Menurut NANDA, NIC, NOC, 2016)
DIAGNOSA
NOC NIC
DATA KEPERAWATAN
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data Subjektif : NANDA Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan NIC, 1. Peningkatan harga diri
a. Menilai diri negatif , 00119, kronik keperawatan selama ....... . 5400, a. Memonitor pernyataan pasien
Hal. 290 Diharapkan masalah harga diri Hal. mengenai harga diri
(mis. Tidak b. Tentukan lokus kontrol pasien
rendah kronis dapat teratasi 326
berguna, tidak dengan kriteria hasil : c. Tentukan kepercayaan diri
tertolong) NOC, 1. Harga diri pasien dalam hal penilaian diri
1205, a. Verbalisasi penerimaan d. Dukung pasien untuk bisa
b. Merasa malu/bersalah
Hal. diri mengidentifikasi kekuatan
c. Merasa tidak mampu 101 b. Penerimaan terhadap e. Bantu pasien untuk
melakukan apapun keterbatasan diri menemukan penerimaan diri
c. Mempertahankan f. Dukung (melakukan) kontak
d. Meremehkan
posisi tegak mata pada saat berkomunikasi
kemampuan d. Mempertahankan kontak dengan orang lain
mengatasi mata g. Kuatkan kekuatan pribadi
e. Gambaran diri yang diientifikasi pasien
masalah
f. Menghargai orang lain h. Dukung pasien untuk terlibat
e. Merasa tidak g. Komunikasi terbuka dalam memberikan afirmasi
memiliki kelebihan h. Pemenuhan peran yang positif melalui pembicaraan
atau kemampuan signifikan secara pribadi pada diri sendiri dan secara
i. Mempertahankan verbal terhadap diri setiap hari
positif
penampilan dan i. Berikan pengalaman yang
f. Melebih-lebihkan
penialaian negatif
tentang diri sendiri kebersihan diri akan meningkatkan otonomi
g. Menolak j. Keseimbangan dalam pasien, dengan tepat
berpartisipasi dan j. Bantu pasien untuk
penialain positif
mendengarkan dalam mengidentifikasi respon
tentang diri kelompok positif dari orang lain
sendiri k. Tingkat kepercayaan diri k. Jangan mengkritisi (pasien)
l. Penerimaan terhadap secara negatif
h. Merasa sulit
pujian dari orang lain l. Bantu pasien untuk mengatasi
konsentrasi m. Respon yang diharapkan bullying atau ejekan
i. Sulit tidur dari orang lain m. Sampaikan/ungkapkan
n. Penerimaan terhadap kepercayaan diri pasien dalam
j. Mengungkapkan
kritik yang membangun mengatasi situasi
keputusasaan o. Keinginan untuk n. Bantu untuk mengatur tujuan
berhadapn muka orang yang realistik dalam rangka
lain mencapai harga diri yang
p. Gambaran tenatnag lebih tinggi
Data Objektif : sukses dalam pekerjaan o. Bantu pasien untuk
a. Enggan mencoba hal q. Gambaran tentang sukses menerima ketergantungan
baru di sekolah terhadap orang lain, dengan
r. Gambaran tentang sukses tepat
b. Berjalan menunduk
di kelompok sosial p. Bantu pasien untuk memeriksa
c. Postur tubuh s. Gambaran tentang bangga persepsi negatif terhadap diri
menunduk pada diri sendiri q. Dukung tanggung jawab pada
t. Perasaan tentang nilai diri diri sendiri, dengan tepat
d. Kontak mata kurang
r. Bantu pasien untuk
e. Lesu dan tidak mengidentifikasi dampak dari
bergairah kelompok sejawat pada
perasaan dan harga diri
f. Berbicara pelan dan
s. Eksplorasi pencapaian
lirih keberhasilan sebelumnya
g. Pasif t. Eksplorasi alasan-alasan untuk
mengkritik diri atau rasa
h. Perilaku tidak asertif bersalah
i. Mencari u. Dukung pasien untuk
penguatan secara mengevaluasi perilaku
(nya) sendiri
berlebihan
v. Dukung pasien untuk
j. Bergantung pada menerima tantangan baru
pendapat orang lain w. Berikan hadiah atau pujian
terkait dengan kemajuan
k. Sulit membuat
pasien dalam mancapai tujuan
keputusan x. Fasilitasi lingkungan dan
l. Sering kali mencari aktivitas0aktivitas yang akan
meningkatkan harga diri
penegasan
y. Bantu pasien untuk
mengidektifikasi dampak
budaya, agama, ras, jenis
kelamin, dan usia terhadap
harga diri
z. Instruksikan orang tua
mengenai pentingnya minat
dan dukungan mereka dalam
mengembangkan konsep diri
positif anak-anak
aa. Instruksikan orangtua untuk
menetapkan harapan yang
jelas dan untuk
mendefinisikan batasan yang
ada pada anak
bb. Instruksikan orang tua untuk
mengetahui pencapaian anak
cc. Monitor frekuensi verbalisasi
negatif terhadap diri
dd. Monitor kurangnya tindak
lanjut terkait dengan
pencapaian tujuan
ee. Monitor tingkat harga diri dari
waktu ke waktu, dengan tepat
ff. Buat peryataan positif
mengenai pasien
Format Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Kronis
(Menurut Sutejo, 2018)
Perencanaan
Diagnosis
Tujuan
Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
(TUK/TUM)
Gangguan TUM : Klien menunjukan tanda- 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Kepercayaan dari kien
konsep diri : Klien dan keluarga tanda percaya kepada mengemukakkan prinsip komunikasi merupakan hal yang
harga diri mampu mengatasi perawat melalui : terapeutik : akan memudah perawat
rendah kronis harga diri rendah a. Ekspresi wajah a. mengucapkan salam terapeutik. Sapa dalam melakukan
kronis yang dialami cerah, tersenyum klien dengan ramah, baik verbal pendekatan keperwatan
klien b. Mau berkenalan maupun non verbal atau intervensu
c. Ada kontak mata b. berjabat tangan dengan klien selanjutnya terhadap
TUK 1 : d. Bersedia c. perkenalkan diri dengan sopan klien
Kien dapat menceritakan d. tanyakan nama lengkap klien dan
membina hubungan perasaannya nama panggilan yang disukai klien
saling percaya e. Bersedia e. jelaskan tujuan pertemuan
mengungkapkan f. membuat kontrak topik, waktu, dan
masalah tempat setiap kali bertemu klien
g. tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
h. beri perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Setelah 2x interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien bahwa klien masih a. Diskusikan
Mengidentifikasi menyebutkan aspek positif memiliki sejumlah kemampuan yang dimiliki mengenai tingkat
kemempuan dan yang dimiliki klien, seperti klien kemampuan klien,
aspek positif yang kegiatan klien di rumah, 2.2 Bersama klien buat daftar tentang aspek seperti mernilai
masih dimiliki positif yang dimiliki klien, seperti kegiatan realistis, kontrol diri
klien adanya keluarga, dan klien di rumah, adanya keluarga, dan atau integritas ego
lingkungan terdekat klien lingkungan terdekat klien diperlukan sebagai
2.3 Hindari memberi penilaian negatif dasar asuhan
2.4 Beri pujian yang realistis atas keperawatan
kemampuan klien b. Penguatan
(reinforcement)
positif akan
meningkatkan harga
diri klien
c. Pujian yang realistis
tidak menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya
karena ingin
mendapat pujian
TUK 3 : Setelah 2x interaksi, kien 3.1 Diskusikan dengan klien tentang kemampuan Keterbukaan dan
Klien dapat menilai menyebutkan kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit pengertian tentang
kemampuan yang yang dimilikinya yang 3.2 bantu klien menyebutkannya dan beri kemampuan yang
dimiliki untuk dapat dilaksanakan penguatan terhadap kemampuan diri dimiliki adalah
dilaksanakan yang diungkapkan klien prasyarat untuk
3.3 Perlihatkan respons yang kondusif berubah. Pengertian
serta jadilah pendengar yang aktif tentang kemampuan
yang dimiliki diri,
memotivasi klien untuk
tetap mempertahankan
penggunaannya
TUK 4 : Setelah 1x interaksi, klien 4.1 Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan a. Klien daoat
Membantu klien dapat merencanakan toleransi dan kondisi berpikir positif,
memilih kegiatan kegiatan yang sesuai 4.2 Rencanakan bersama klien suatu aktifitas sehingga bisa
yang akan dilatih dengan kemampuan yang yang dapat dilakukan setiap hari sesuai membuat klien
sesuai dengan dimilikinya dengan kemampuan klien (kegiatan percaya diri
kemampuannya mandiri dengan bantuan) b. Contoh peran yang
4.3 Beri contoh kegiatan yang boleh digunakan dilihat klien akan
memotivasi klien
untuk melaksanakan
kegiatan
TUK 5 : Setelah 1x interaksi, klien 5.1 Berdiskusi dengan klien untuk a. Klien merupakan
Melatih klien dapat melakukan kegiatan menetapkan urutan kegiatan (yang telah individu yang
sesuai dengan sesuai jadwal yang dibuat dipilih klien) yang akan dilatihkan bertanggung jawab
kegiatan yang 5.2 Anjurkan klien untuk melaksanakan terhadap dirinya
dipilih berdasarkan kegiatan yang telah direncanakan b. Klien perlu
rencana yang 5.3 Pantau kegiatan yang telah dilaksanakan bertindak secara
dibuat 5.4 Diskusikan kemungkinan realistis dalam
pelaksanaan kegiatan setelah pulang kehidupannya
5.5 Memotivasi kien untuk memasukkan c. Klien terbiasa
kegiatan yang telah dilakukan ke dalam melakukan kegiatan
jadwal kegiatan harian yang dipilihnya
tersbut
TUK 6 : Kien mamanfaatkan sistem 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga a. Mendorong
Keluarga menjadi yang ada di keluarga tentang cara merawat klien dengan harga keluarga untuk
sistem pendukung diri rendah kronis mampu merawat
yang efektif bagi 6.2 Diskusikan dengan keluarga tentang klien secara mandiri
klien kemampuan yang dimiliki klien dan di rumah
anjuran memunji klien atas kemampuannya b. Keluarga sebagai
secara support sistem
realistis
6.3 Bantu keluarga memberikan dukungan dan (sistem pendukung)
motivasi klien dalam melakukan kegiatan akan sangat
yang sudah dilatihkan klien selama klien berpengaruh dalam
dirawat mempercepat proses
6.4 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di penyembuhan klien
rumah c. Meningkatkan peran
6.5 Anjurkan keluarga untuk mengamati keluarga dalam
perkembangan perubahan perilaku klien merawat klien di
rumah
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIS) (Edisi 6). Diterjemahkan
oleh Nurjanah & Tumanggor. Elseiver Singapura Pte Ltd.
Herdman, T.H & Shigemi, K. 2016. NANDA Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015-2017 (Edisi 10). Diterjemahkan oleh Keliat, B.A., dkk. Jakarta : EGC
Moorhead, M., et al. 2016. Nursing Outcomes Classifications (NOC) (Edisi 5). Diterjemahkan
oleh Nurjanah & Tumanggor. Elseiver Singapura Pte Ltd.
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa: Asuhan dan Praktik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta.Pustaka Baru
Press
Tim Dosen Keperawatan Jiwa. 2020. Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa Profesi Ners :
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai