Disusun Oleh :
B. Etiologi
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang nagatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal mencapai keinginan.
Harga diri rendah kronis diakibatkan sering merasa gagal dalam menghadapi
kehidupan dan berpandangan negatif terhadap dirinya dimana koping klien tidak
efektif sehingga klien mempunyai perasaan malu terhadap diri sendiri akibat
penyakit dan akibat terhadap tindakan rasa bersalah terhadap diri sendiri
merendahkan martabat
sehingga klien mengalami gangguan hubungan sosial seperti menarik diri (Tim
Dosen Keperawatan Jiwa, 2020).
Menurut Sutejo, 2018 penyebab terjadinya gangguan harga diri rendah kronis
diperngaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor predisposisi
a. Faktor biologis
Dari faktor biologis, gangguan harga diri rendah kronis biasaya terjadi
karena adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum hal ini juga berdampak pada keseimbangan neurotransmiter
di otak, seperti menurunnya kadar serotin yang dapat mengakibatkan
klien mengalami depresi. Pada kien depresi, kecenderungan harga diri
rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-
pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin
mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah sistem
limbik (pusat emosi), hipotalamus yang mengatur mood dan motivasi,
thalamus sebagai sistem pengatur arus informasi sensori yang
berhubungan dengan perasaan, dan amigdala yang berhubungan dengan
emosi.
b. Faktor psikologis
Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah kronis berhubungan
dengan pola asuh dan kemampuan individu dalam menjalankan peran dan
fungsi. Dari segi psikologis, hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis dapat meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua ysng tidak percaya pada
anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis
kelamin, serta peran dalam pekerjaan.
c. Faktor sosial
Faktor sosial yang sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah kronis adalah status ekonomi, ingkungan, kultur sosial yang
berubah. Faktor kultural dapat dilihat dari tuntutan peran sesuai
kebudayaan yang sering menjadi pemicu meningkatnya kejadian harga
diri rendah kronis, seperti pada kasus wanita sudah harus menikah jika
umur mencapai dua puluhan ataupun perubahan kultur kearah gaya hidup
individualisme.
2. Faktor presipitasi
Hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk
tubuh, kegagalan, serta menurunnya produktivitas menjadi faktor presipitasi
gangguan harga diri rendah kronis.
D. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga Kerancuan Depersonalisasi
diri diri positif diri rendah identitas
Keterangan :
1. Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang nyata, sukses, dan diterima
2. Konsep diri positif merupakan kondisi individu yang memiliki pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri
3. Harga diri rendah merupakan transisi atau peralihan respon konsep diri adaptif
dengan konsep diri maladaptif
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu dalam mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang memiliki kaitan dengan ansietas, kepanikan, serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain
(Sumber : Stuart, 2013 dalam Sutejo, 2018)
F. Sumber Koping
Sumber koping harga diri rendah kronis mencakup empat aspek menurut Sutejo
(2018), yaitu :
1. Kemampuan personal (personal ability)
a. Klien mampu mengenal dan menilai aspek positif (kemampuan) yang
dimiliki
b. Klien mampu melatih kemampuan yang masih dapat dilakukan di rumah
sakit
c. Klien mampu melakukan aktivitas secara rutin di ruangan
2. Dukungan sosial (sosial support)
a. Keluarga mengetahui cara merawat klien dengan harga diri rendah
b. Klien mendapatkan dukungan dari masyarakat
3. Aset material (material assets)
a. Sosial ekonomi rendah
b. Rutin berobat
c. Adanya kader kesehatan jiwa
d. Jarak ke pelayanan kesehatan mudah dijangkau
4. Kepercayaan (beliefs)
a. Klien mempunyai keinginan untuk sembuh
b. Klien mempunyai keyakinan positif terhadap program pengobatan
G. Mekanisme Koping
Mekanisme jangka pendek harga diri rendah yang biasa dilakukan adalah
(Sutejo, 2018) :
1. Tindakan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan,
kerja kerasm atau menonton televisi secara terus-menerus
2. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial,
keagamaan, atau politik
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan
Apabila mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil pada individu,
maka individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang. Dalam
mekanisme koping jangka panjang inim individu menutup identitas; keadaan
ketika individu terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi oleh orang-
orang yang berarti tanpa memperhatikan hasrat atau potensi diri sendiri. Selain
penutupan identitas, mekanisme koping jangka panjang yang dilakukan adalah
identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan perasaan ansietas,
bermusuhan, dan rasa bersalah (Stuart, 2013 dalam Sutejo, 2018). Mekanisme
pertahanan ego yang juga dilakukan adalah fantasi, regresi, disasosiasim isolasim
proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIS) (Edisi 6). Diterjemahkan
oleh Nurjanah & Tumanggor. Elseiver Singapura Pte Ltd.
Herdman, T.H & Shigemi, K. 2016. NANDA Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015-2017 (Edisi 10). Diterjemahkan oleh Keliat, B.A., dkk. Jakarta : EGC
Moorhead, M., et al. 2016. Nursing Outcomes Classifications (NOC) (Edisi 5). Diterjemahkan
oleh Nurjanah & Tumanggor. Elseiver Singapura Pte Ltd.
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa: Asuhan dan Praktik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta.Pustaka Baru
Press
Tim Dosen Keperawatan Jiwa. 2020. Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa Profesi Ners :
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Jiwa.