Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH : KRONIS


Untuk Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Vidya Hanan Hafizha

2010721011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
I. KASUS (MASALAH)
A. DEFINISI
Harga diri rendah kronis dalam SDKI didefinisikan sebagai keadaan risiko mengalami
evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien yang
berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus. (PPNI, 2016). Sedangkan dalam
NANDA (2017), evaluasi negative atau perasaan individu mengenai kemampuannya yang
berlangsung lebih setidaknya 3 bulan.

B. MANIFESTASI KLINIS
Carpernito-Moyet (2009) membagi tanda gejala ke kategori mayor dan minor :
1. Mayor (Harus ada 80-100%) :
a. verbalisasi yang meniadakan diri sendiri
b. mengekspresikan rasa malu
c. Mengevaluasi diri sendiri tidak mampu menyelesaikan masalah
d. Menolak untuk menerima umpan balik positif dan hiperbola negatif.
e. Keraguan untuk melakukan hal-hal baru
f. Membesar-besarkan umpan balik negatif
2. Minor (mungkin ada)
a. Kegagalan yang sering terjadi dalam pekerjaan atau situasi kehidupan lainnya
b. Terlalu banyak menyesuaikan diri, terlalu bergantung pada pendapat orang lain
c. Kurangnya ekspresi tubuh seperti kontak mata, seperti kontak mata, postur,
gerakan.
d. Tidak asertif/pasif
e. Tidak mampu membuat keputusan
f. Mencari kepastian yang berlebih

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. FAKTOR PREDISPOSISI
Berbagai faktor yang menunjang terjadinya perubahan dalam harga diri seseorang
adalah sebagai berikut :
1. Faktor Perkembangan
Jika seseorang mengalami hambatan dengan tugas perkembangan dan hubungan
interpersonal dengan orang lain terganggu, maka individu akan dihadapi dengan
stress dan kecemasan pada dirinya.
2. Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor yang ada dilingkungan dan dimasyarakat dapat menyebabkan
orang merasa diasingkan atau disingkirkan, sehingga klien merasa kesepian
dalam lingkungan dimana dia berada, walaupun dia ada dalam lingkungan yang
ramai.
3. Faktor Biokimia
Faktor biokimia ini mempunyai pengaruh terhadap terjadinya ganggtian jiwa
dimana teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine
neurotransmiter yang diperkirakan menghasilkan gejala peningkatan aktifitas
yang berlebihan sehingga dapat menghasilkan zat halusinogen.
4. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis akan mengakibatkan stress dan
kecemasan, orang yang mengalami psikososial akan mengakibatan dan
menghasilkan hubungan yang penuh dengan kecemasan tinggi. Peran ganda yang
bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan
kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realita.
5. Faktor Biologi
Dalam schizoprenia belum diketahui gen yang berpengaruh, tetapi hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.

B. FAKTOR PRESIPITASI

1. Trauma seperti penganiayaan fisik dan psikologis atau penyiksaan kejadian yang
mengancam kehidupan.
2. Stress lingkungan Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress
yang berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
3. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai prustasi. Ada tiga Jenis transisi peran
yaitu :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berhubungan denganpertumbuhan. Ini termasuk tahap
perkembangandalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma
budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan pertambahan atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat
kekeadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
1) Kehilangan anggota tubuh.
2) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh.
3) Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang
normal.
4) Prosedur medis dan perawatan.

Faktor-Faktor yang berhubungan yang dijelaskan pada NANDA (2017) adalah :


1. Afeksi yang diterima tidak cukup
2. kelompok yang tidak pantas
3. Rasa memiliki yang tidak cukup
4. Keanggotaan grup tidak cukup
5. Rasa diakui yang kurang dari orang lain
6. Strategi koping tidak efektif
7. Sedikitnya dukungan orang lain
8. Ketidaksesuaian spiritual

C. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping termasuk mekanisme koping jangka pendek mekanisme koping
jangka panjang dan mekanisme koping ego yang sering digunakan klien dengan harga diri
rendah kronik.
1. Mekanisme koping jangka pendek adalah :
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas
misalnya konser music, bekerja keras, menyanyi.
b. Aktifitas yang dapat memberikan identitas penggantian sementara, misalnya ikut
dalam aktifitas social, agama, ikit club, politik.
c. Aktivitas yang sementara menguatkan perasaan diri, misalnya olah raga.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah,identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya penyalahgunaan zat.
2. Mekanisme koping jangka panjang adalah :
a. Penutupan identitas, terlalu menutupi idetitas yang disenangi dari orang- orang
yang berarti tanpa mengindahkan atau memperhatikan keinginan, aspirasi dan
potensi diri.
b. Identitas negative, asumsi yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai dan
harapan masyarakat.
3. Mekanisme koping ego.
Mekanisme koping ego yang sering digunakan adalah fantasi, disosiasi, isolasi social,
pergeseran (displasment), peretakan (splitting), berbalik marah terhadap diri sendiri,
acuh.

D. SUMBER KOPING
1. Kemampuan fisik
Kondisi fisik yang sehat meliputi kemampuan kognitif afektif dan, perilaku sosisal.
seluruh kemampuan ini di gunakan dalam rangka mengontrol kondisi harga diri
rendah yang di rasakan oleh klien (Stuard , 2013).
2. Dukungan sosial
Klien dengan resiko bunuh diri meliputi dukungan dalam membantu klien mengontrol
perasaan tidak berharga yang berkepanjangan. Dukungan yang diberikan dapat berupa
dukungan fisik dan psikologis . dukungan fisik diporoleh dari keterlibatan aktif
keluarga , dalam mengontrol perasaan klien .
3. Aset material
Dukungan finansial yang membantu adalah perawatan klien di rumah sakit . tidak
terpenuhi aset matrial seperti penghsilan kurang sulit memperoleh layanan kesehatan ,
tidak memiliki pekerjaan akan berpotensi menimbulkan resiko bunuh diri , akibat
tidak optimalnay sumberkoping yang di miliki oleh klien .
4. Keyakinan positif
keyakinan klien terhadap kondisi kesehatan dan kemempuan diri dalam mengontrol
perasan tidak berharga berkepanjangan yang di rasakan. Adanya keyakinan yg positif
akan berpotensi meningkatkan motivasi klien untuk menggunakan mekanisme
koping yang adaptif.

E. RENTANG RESPON RESPONS PROTEKSI DIRI


F. POHON MASALAH

Gangguan persepsi Sensori : Halusinasi

Harga Diri Rendah Kronik Core Problem

Gangguan konsep diri: harga


diri rendah situasional

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keputusasaan memiliki asosiasi dengan diagnosis keperawatn lainnya yakni :
1. Isolasi Sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Keputusasaan
4. Risiko bunuh diri
4. INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
Tujuan
KEPERAWATA Kriteria evaluasi Intervensi
(Tuk/Tum)
N
Harga Diri TUM: klien dan keluarga 1. Setelah … X pertemuan klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan:
Rendah Kronik mampu mengatasi Harga menunjukkan tanda-tanda a. Beri salam setiap berinteraksi.
diri rendah kronis yang percaya kepada perawat: b. Perkenalkan nama, nama
dialami klien o Wajah cerah, tersenyum panggilan perawat dan tujuan
TUK: o Mau berkenalan perawat berinteraksi
o Ada kontak mata c. Tanyakan dan panggil nama
1. Klien dapat membina
a. Bersedia menceritakan kesukaan klien
hubungan saling
perasaan d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan
percaya
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
a. Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan perasaan
klien
2. Klien dapat 2. Setelah … kali interaksi klien 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
mengidentifikasi aspek menyebutkan:
 Aspek positif yang dimiliki
positif dan kemampuan
yang dimiliki. o Aspek positif dan kemampuan klien, keluarga, lingkungan.
yang dimiliki klien.  Kemampuan yang dimiliki klien.
2.2 Bersama klien buat daftar tentang:
o Aspek positif keluarga.
 Aspek positif klien, keluarga,
o Aspek positif lingkung-an lingkungan.
klien.  Kemampuan yang dimiliki klien.
2.3. Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian negatif.
b.
3. Klien dapat me-nilai 3. Setelah … kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien
kemampuan yang dimiliki menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat
un-tuk dilaksanakan yang dapat dilaksanakan. dilaksanakan.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkan pelaksanaannya.
c.
4. Klien dapat 4. Setelah … kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas
merencanakan kegiatan membuat rencana kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemampuan harian sesuai kemampuan klien:
yang dimiliki
 kegiatan mandiri.
 kegiatan dengan bantuan.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi
klien.
d. 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat klien
lakukan.
5. Klien dapat melakukan 5. Setelah … kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk
kegiatan sesuai rencana melakukan kegiatan sesuai melaksanakan kegiatan yang telah
yang dibuat. jadual yang dibuat. direncanakan.
5.2. Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien.
5.3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien.
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
6. Klien dapat 6. Setelah … kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada
memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem keluarga tentang cara merawat klien
pendu-kung yang ada. pendukung yang ada di dengan harga diri rendah.
keluarga.
6.2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien di rawat.

6.3. Bantu keluarga menyiapkan


lingkungan di rumah.
REFERENSI

Carpenito-Moyet, L. J. (2009). Handbook of nursing diagnosis (12th ed.). Philadelphia, Pa.:


Lippincott Williams & Wilkins
Herdman, T. H., In Kamitsuru, S., & North American Nursing Diagnosis Association,.
(2018). NANDA International, Inc. nursing diagnoses: Definitions & classification
2018-2020.
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tim Pokja PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnosis. Jakarta: DPP PPNI.
Townsend, M. C., & Morgan, K. I. (2018). Psychiatric mental health nursing: Concepts of
care in evidence-based practice. Philadelphia, PA : F.A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai