A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang
yang berbicara (Kusumawati.F 2011).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori atau suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca indra.
Halusinasi merupakan suatu gelaja gangguan jiwa dimana seseorang mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merupakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
perabaan dan penciuman. Seseorang merasakan stimulus yeng sebetulnya tidak ada.
(Yusuf, Rizki &Hanik, 2015)
Adaptif Maladaptif
C. ETIOLOGI
Faktor penyebab halusinasi menurut Stuart (2007)
a. Faktor predisposisi
1.) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai di pahami. Ditujukan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan skizofrenia, luka pada daerah frontal, temporal dan
limbik berhubungan dengan psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin di kaitkan
dengan terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kontrikal menunjukan terjadinya
atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan
skizofrenia kronis di temukan pelebaran lateral ventrikel. Atropi korteks
bagaian depan dan atropi otak kecil ( cerebellum).Temuan kelainan anatomi
otak tersebut di dukung oleh otopsi ( post –mortem ).
2.) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3.) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi ganggaun orientasi realita seperti :
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi di sertai stres.
b. Faktor presipitasi
1.) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
2.) Stres lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan.
3.) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menaggapi stresor .
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Yosep, 2011) yaitu:
1. Halusinasi pendengaran
Data subyektif :
• Mendengar sesuatu menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
• Mendengar suara atau bunyi
• Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
• Mendengar suara yang mengancam diri klien atau orang lain atau yang
membahayakan
Data obyektif :
F. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi meliputi (Muhith,
2015):
1. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-harI
2. Proyeksi : mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggungjawab kepada orang lain atau sesuatu benda
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien
G. SUMBER KOPING
Menurut Stuart Sundeen, 1998 sumber koping dapat meliputi :
a. Aset ekonomi.
b. Kemampuan dan keahlian.
c. Teknik defensif.
d. Sumber sosial.
e. Motivasi.
f. Kesehatan dan energi.
g. Kepercayaan.
h. Kemampuan memecahkan masalah.
i. Kemampuan sosial.
j. Sumber sosial dan material.
k. Pengetahuan.
l. Stabilitas budaya.
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan ganggua
jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladatif menjadi perilaku adaptif
dengan melakukan tindakan yang di tujukan pada kondisi fisik kien.Walaupun
yang di beri perilaku adalah fisik klien,tetapi target adalah perilaku klien. Jenis
somatic adalah meliputi pengingkatan, terapi kejang listrik,isolasi, dan
fototerapi.
a. Pengingkatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual untuk
membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk melindungi cedera
fisik sendiri atau orang lain.
3. Terapi Modalitas
Terapi Modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa.Tetapi
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dan perilaku yang maladaftif
menjadi perilaku adaftif.Jenis terapi modalitas meliputi psikoanalisis,
psikoterapi.terapi perilaku kelompok, terapi keluarga, terapi rehabilitas, terapi
psikodrama, terapi lingkungan (Stuart, 2007).
Obat – obat antipsikotik konvensional (seperti klorpromazin, flufenazin,
haloperidol, loksapin, perfenazin, trifluoperazin dan tioridazim) terbukti
mampu mengurangi gejala skizofrenia dan secara signifikan menurunkan risiko
simtomatik dan dirawat inap ulang. Namun efek samping neurologis yang
serius menyebabkan obat ini sulit ditoleransi oleh banyak pasien dengan
skizofrenia (Stuart, 2013). Berikut adalah golongan obat berdasarkan fungsinya:
1. Anti psikotik
Jenis : clorpromazin (CPZ), Haloperidol (HLP).
Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamine dan otak sebagai
penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat
efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses
berpikir.
Efek samping :
a. Gejala ekstrapiraidal, kekakuan atau spasme otot, berjalan menyeret
kaki, postur condong kedepan, banyak keluar air liur, wajah seperti
topeng, disfagia, akatisia (kegelisahan motorik), sakit kepala, kejang
b. Takikardi, aritmia, hipertensi, hipotensi, pandangan
kabur, glaucoma
c. Gastrointestinal : mulut kering, anoreksia, mual, muntah,
konstipasi, diare, berat badan berkurang
d. Sering berkemih, retensi urine, impotensi, amenorea
e. Anemia, leukopenia, dermatitis
2. Anti ansietas
Jenis : atarax, diazepam (chlordiazepoxide)
Mekanisme kerja : meredamkan ansietas atau ketengangan yang
berhubungan dengan stimulus tertentu
Efek samping:
a. Pelambatan mental, mengantuk, vertigo, binggung, tremor, letih,
depresi, sakit kepala, ansietas, insomnia, kejang, delirium, kaki lemas,
ataksia, bicara tidak jelas.
b. Hipotensi, takikardi, perbuahan EKG, pandangan kabur.
c. Anoreksia, mual mulut kering, muntah, diare, konstipasi,
kemerahan dermatitis, gatal – gatal.
3. Anti depresan
Jenis : asendin, anafranil, norpramin, sinequan, tofranil,
pamelor, vivactil, surmontil.
Mekanisme kerja : mengurangi gejala depresi, sebagai penenang
Efek samping :
a. Tremor, gerakan tersentak-sentak, ataksia, kejang, pusing, ansietas,
lemas, insomnia.
b. Takikardi, aritmia, palpitasi, hipotensi, hipertensi.
c. Pandangan kabur, mulut kering, nyeri epigastrik, mual, muntah, diare,
ikterus.
4. Anti manik
Jenis obat : lithobid, klonopin lamictal
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi
sensifitas reseptor dopamine.
Efek samping : sakit kepala, tremor, gelisah, kehilangan memori, suara
tidak jelas, otot lemas hilang koordinasi, letargi, stupor.
Kontaindikasi : hipersensitif, penyakit kardiovaskular, gangguan kejang,
dehidrasi, penyakit ginjal, hamil atau menyusui.
5. Anti Parkinson
Jenis obat : levodova, tryhexipenidil (THP)
Mekanisme kerja : meningkatkan reseptor dopamine, untuk mengatasi
gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat
antipsikotik, menurunkan ansietas, iritabilitas
Efeksamping : sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.) Gangguan sensori persepsi: halusinasi
2.) Isolasi sosial
3.) Resiko perilaku menciderai diri
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
mendemonstrasikan
kepatuhan minum obat
untuk mencegah
halusinasi
TUK IV: Klien 1. Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan keluarga.
mendapat menyebutkan pengertian,
a. Gejala halusinasi yang
dukungan tanda, dan tindakan untuk
dialami klien.
keluarga dalam mengendalikan
b. Cara yang dapat dilakukan
Mengontrol halusinasi.
klien dan keluarga untuk
halusinasinya. 2. Keluarga dapat memutuskan halusinasi
menyebutkan jenis, dosis, c. Cara merawat anggota
waktu pemberian dan keluarga yang halusinasi di
manfaat dari obat rumah : beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama.
d. Beri informasi tentang
waktu tindak lanjut atau
kapan perlu mendapat
bantuan: halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko
mencederai orang lain.
2. Diskusikan dengan keluarga
tentang jenis, dosis, waktu
pemberian, manfaat, dan efek
samping obat
4. Anjurkan untuk selalu
mendukung klien dalam
mengontrol halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi
Hartono, Y. & Kusumawati, F. (2011). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Dermawan, D. & Rusdi. (2013). Keperawatan jiwa: konsep dan kerangka kerja asuhan
keperawatan jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing