Anda di halaman 1dari 17

SLE

Siti Gina Nurfadilah


A. PENGERTIAN
SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakit radang multisistem yang sebabnya belum
diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan
eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh. Penyakit lupus
merupakan penyakit sistem daya tahan, atau penyakit auto imun, dimana tubuh pasien lupus
membentuk antibodi yang salah arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel
darah merah, leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri
ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.( Smeltzer. Suzanne C. 2002). SLE (Sistemisc lupus
erythematosus)adalah suatu penyakit komplek yang bersifat genetis dan di duga lebih dari satu
gen menentukan seseorang akan terkena atau tidak (Sharon moore, 2008).
B. ETIOLOGI

• Faktor Genetik
• Faktor Imunologi
• Faktor Hormonal
• Faktor Lingkungan
(Musai, 2010)
C. KLASIFIKASI

• Discoid Lupus
• Systemic Lupus Erythematosus
• Lupus yang diinduksi oleh obat
D. MANIFESTASI KLINIS
 Eritema malar (butterfly rash) - tetap

 Ruam diskoid – lesi eritema sebagian

 Fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar dengan sinar matahari

 Ulserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit pada mulut dan hidung

 Artritis non erosif– bengkak, kemerahan pada sendi

 Seroritis – pleuritis, perikarditis

 Gangguan renal/ nefritis – proteinuria >0,5 g/ 24 jam dan sel silinder +)

 Gangguan neurologik – psikosis, kejang

 Gangguan hematologi – anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, limpopenia

 Gangguan Imunologi - Antibodi antidouble stranded DNA, Antibodi antinuklear Sm

 Antibodi antinuklear (ANA)


E. PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 Pemeriksaan Darah

 Imunologi

 Fungsi ginjal

 Kelainan pembekuan yang berhubungan dengan anti koagulan lupus

 Serologi VDRL (sifilis)

 Tes vital lupus


F. PENATALAKSANAAN

• Mengurangi inflamasi dan meminimalisir komplikasi

• Dialisis atau transplantasi ginjal

• Diet Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan.

• Aktivitas Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal.

• Penatalaksanaan infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN

 Identitas
Penyakit SLE ( sistemik lupus eritematosus ) kebanyakan menyerang wanita, bila
dibandingkan dengan pria perbandingannya adalah 8:1. Penyakit ini lebih sering
dijumpai pada orang berkulit hitam dari pada orang yang berkulit putih.
 Keluhan utama
Pada SLE ( sistemik lupus eritematosus ) kelainan kulit meliputi eritema malar (pipi )
ras seperti kupu-kupu, yang dapat mengenai seluruh tubuh, sebelumnya pasien
mengeluh demam dan kelelahan.
LANJUTAN

 Riwayat penyakit sekarang


Pada penderita SLE, di duga adanya riwayat penyakit anemia hemolitik,
trombositopeni, abortus spontan yang unik. Kelainan pada proses
pembekuan darah ( kemungkinan sindroma, antibody, antikardiolipin ).
 Riwayat penyakit keluarga
Faktor genetik keluarga yang mempunyai kepekaan genetik sehingga
cenderung memproduksi auto antibody tertentu sehingga keluarga
mempunyai resiko tinggi terjadinya lupus eritematosus.
 Pola – pola fungsi kesehatan

 Pola nutrisi

- Penderita SLE banyak yang kehilangan berat badannya sampai


beberapa kg,

• Pola aktivitas

Penderita SLE sering mengeluhkan kelelahan yang luar biasa.


LANJUTAN
• Pola eliminasi
Tidak semua dari penderita SLE mengalami nefritis proliferatif mesangial, namun, secara
klinis penderita ini juga mengalami diare.
• Pola sensori dan kognitif
Pada penderita SLE, daya perabaannya akan sedikit terganggu bila pada jari – jari tangannya
terdapat lesi vaskulitik atau lesi semi vaskulitik.
• Pola persepsi dan konsep diri
Dengan adanya lesi kulit yang bersifat irreversibel yang menimbulkan bekas seperti luka dan
warna yang buruk pada kulit penderita SLE akan membuat penderita merasa malu dengan
adanya lesi kulit yang ada.
PEMERIKSAAN FISIK

 Sistem integument
Pada penderita SLE cenderung mengalami kelainan kulit eritema molar
yang bersifat irreversibel.
 Kepala
Pada penderita SLE mengalami lesi pada kulit kepala dan kerontokan yang
sifatnya reversibel dan rambut yang hilang akan tumbuh kembali.
 Muka
Pada penderita SLE lesi tidak selalu terdapat pada muka/wajah
LANJUTAN

 Telinga
Pada penderita SLE tidak selalu ditemukan lesi di telinga.
 Mulut
Pada penderita SLE sekitar 20% terdapat lesi mukosa mulut.
 Ekstremitas
Pada penderita SLE sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari-jari tangan dan
jari jari-jari kaki, juga sering merasakan nyeri sendi.
LANJUTAN

 Paru – paru
Penderita SLE mengalami pleurisy, pleural effusion, pneumonitis, interstilsiel
fibrosis.
 Leher
Penderita SLE tiroidnya mengalami abnormal, hyperparathyroidisme, intolerance
glukosa.
 Jantung
Penderita SLE dapat mengalami perikarditis, myokarditis, endokarditis, vaskulitis.
LANJUTAN

 Gastro intestinal
Penderita SLE mengalami hepatomegaly / pembesaran hepar, nyeri pada perut.
 Muskuluskletal
Penderita mengalami arthralgias, symmetric polyarthritis, efusi dan joint swelling.
 Sensori
Penderita mengalami konjungtivitis, photophobia.
 Neurologis
Penderita mengalami depresi, psychosis, neuropathies
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas


penyakit, kerusakan jaringan, keterbatasan mobolitas atau tingkat toleransi
yang rendah.
• Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
tidur/aktivitas yang tidak memadai, nutrisi yang tidak memadai dan
depresi/stres emosional.
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan
fisik, kurangnya atau tidak tepatnya pemakaian alat-alat ambulasi.
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan
ketergantungan fisik serta psikologis yang diakibatkan oleh penyakit
kronik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai