Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN

STATUS GIZI ANAK UMUR 1-3 TAHUN

PROPOSAL

Disusun Oleh:

MENSIANA PATI BEBE

2019740090

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan tugas dengan mata


kuliah metode penelitian dan statistik dasar

AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa yang telah memberi rahmat serta
karunianya kepada penulis menyelesaikan tugas yang berjudul “ HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI”
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu tetapi tidak
terlepas dari kata sempurna dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi
tugas penambahan mata kuliah metode penelitian dan statistik dasar di AKADEMI
KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA malang.

Selama penelitian dan enyusun proposal ini penulis mendapatkan banyak


bantuan dari berbagai pihak , oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof Dr. Waego Hadu Nungroho, P Hd Sebagai Ketua Pembina


Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang
2. Ibu dona dwinita adelia, MMRS selaku Direktur Akademi Kebidanan
Wira Husada Nusantara.
3. Wiqodatul ummah, S. Tr.Keb.,M. Kes selaku Pembimbing Diakademi
Kebidanan Wira Husada Nusantara

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih


terdapat kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu penulis berharap segala
kritik dan saran yang bersifat membangun.

Dengan sgala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan
yang ada pada proposal ini.

Malang,19 mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN

A. Status gizi
B. Pengetahuan gizi
C. Hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
B. Lokasi dan waktu penelitian
C. Populasi dan sampel
D. Metode pengumpua data
E. Pengelolaan penyajian data
F. Analisis data

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi khususnya status gizi anak merupakan salah satu indikator kualitas
sumber daya manusia yang menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Status
gizi anak batita secara langsung maupun tidak langsung dapat dipengaruhi oleh
lingkungan,dimana batita tersebut tumbuh dan berkembang.faktor-faktor yang
mempengaruhi diantaranya: pengetahuan,sikap, dan perilaku ibu. Pengetahuan
melambangkan sejauh mana dasar-dasar yang digunakan seorang ibu untuk
merawat anak batita sejak dalam kandungan, peleyana kesehatan, dan persediaaan
makanan dirumah.

Menurut hananto wiryo ( 2002)

“Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Baik atau buruknya kesehatan dan kesejahteraan
seseorang akan bergantung pada keadaan gizi seseorang, maka akan semakin baik
kesehatannya dan kesejahteraan hidupnya”

Millennium development goals (MDGs) menurunkan hingga setengah dari


proporsi anak yang menderita malnutrisi pada tahun 1990 yaitu sebesar 35,5%
menjadi 18% pada tahun 2015, sedangkan proporsi malnutrisi pada anak tahun
2008 masih tinggi yaitu sebesar 28,7%, sehingga Indonesia masih perlu bekerja
keras untuk mencapai indikator MDGs tersebut.

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54% penyebab


kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi yang buruk. Menurut bank dunia
tahun 2002 sekitar 47% anak-anak india kurang gizi. Malnutrisi pada anak-anak
sebagian besar disebabkan oleh tingginya infeksi dan kesalahan pemberian
makanan pada bayi dan anak-anak sejak lahir hingga tiga tahun. Sekitar 30% anak-
anak india dilahirkan dengan berat badan kurang dan umunya tidak berubah saat
besar.
Riskesdas 2007,2010,2013 menunjukan bahwa Indonesia masih memiliki
masalah-masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus ( wasting) anak
dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderuangan
prevalensi anak balita pendek ( stunting ) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi
gizi kurang ( underweight ) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan 19,6%.

Sulawesi utara pada tahun 2006 dari 33,325 jumlah anak yang diukur
ternyata terdapat 0,61% dengan status gizi buruk, 8,35% dengan status gizi kurang,
88,38% status gizi baik dan 2,66% anak balita dengan status gizi lebih. Data ini juga
menunjukan dikawasan kota malang dari 2,267 anak balita yang diukur terdapat
1,28% mengalami gizi buruk, 13,50% gizi kurang, 81,83% gizi baik dan 3,40% yang
gizi lebih.

Masyarakat dikelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru kabupaten malang


khususnya ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun latar belakang pendidikan
kebanyakan dari mereka berpendidikan SD sehingga tingkat pengetahuan terhadap
gizi kurang. Selain itu, masih kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas puskesmas
atau pustu yang tidak memadai sehingga penyuluhan mengenai masalah gizi jarang
dilakukan dan hal ini menjadi salah satu faktor penentu pengetahuan seorang ibu
terhadap gizi dan masih terdapat beberapa masalah gizi.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditemukan diatas maka dirumuskan


masalah sebabagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan hubungan antara ibu dengan status gizi pada


balita?
2. Bagaimana cara mengetahui status gizi

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui status gizi pada balita


2. Untuk memperluas pengetahuan ibu tentang status gizi balita

3. Untuk mengetahui status gizi

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu informasi bagi petugas kesehatan gizi


2. Sebagai sumber informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan dn sebagai
bahan acuan peneliti selanjutnya
3. Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang status gizi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Status Gizi

Status gizi merupakan penampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan


antara pemasukan gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh organisme dipihak lain
yang terlihat melalui indicator tertentu ( suhardjo, 1990: 27 ).

Berdsarkan hasil penelitian dapat digambarkan pada table 1 status gizi indeks masa
tubuh berdasarkan umur ( IMT/U ) dapat dikategorikan sangat kurus sebanyak 5,6%
serta merupakan distribusi paling rendah, yang dikategorikan kurus sebanyak 6,7%
yang dikategorikan normal sebanyak 68,9% serta merupakan distribusi terbanyak,
yang dikategorikan gemuk sebanyak 18,9%.

Berdasarkan status gizi berat badan menurut umur ( BB/U ) dapat


dikategorikan gizi buruk sebanyak 13,3%, yang dikategorikan gizi kurang sebanyak
12,2%, yang dikategorikan gizi baik sebanyak 73,3% serta merupakan distribusi
sebanyak, yang dikategorikan gizi lebih sebanyak 1,1% serta merupakan distribusi
paling rendah ( tabel 1 ).

Berdasarkan status gizi tinggi badan menurut umur ( TB/U ) dapat


dikategorikan sangat pendek sebanyak 38,9%, yang dikategorikan pendek sebanyka
12,2%, yang dikategorikan normal sebanyak 45,6% serta merupakan distribusi
sebanyak, dan yang dikategorikan tinggi sebanyak 3,3% serta merupakan distribusi
paling rendah ( tabel 1 ).

Berdasarkan status gizi berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB )


dikategorikan sangat kurus sebanyak 1,1% serta merupakan distribusi paling
rendah, yang dikategorikan kurus sebanyak 11,1%, yang dikategorikan normal
sebanyak 78,9% serta merupakan distribusi terbanyak, yang dikategorikan gemuk
sebanyak 8,9% ( tabel 1 ).

Tabel 1. Distribusi status gizi anak batita menurut IMT/U, BB/U, TB/U,BB/TB
Kategori status gizi Jumlah
N %
IMT/U Sangat kurus 5 5,6
Kurus 6 6,7
Normal 62 68,9
Gemuk 17 18,9
BB/U Gizi buruk 12 13,3
Gizi kurang 11 12,2
Gizi baik 66 73,3
Gizi lebih 1 1,1
TB/U Sangat pendek 35 38,9
Pendek 11 12,2
Normal 41 45,6
Tinggi 3 3,3
BB/TB Sangat kurus 1 1,1
Kurus 10 11,1
Normal 71 78,9
Gemuk 8 8,9

Dari hasil penelitian jenis kelamin berdasarkan status gizi ( IMT/U ), laki-
laki perempuan memiliki status gizi normal masing-masing sebanyak 68,4% dan
69,2%. Umur batita 12-19 bulan yang memiliki statius gizi normal sebanyak
70,3%. Jumlah keluarga 3-4 orang berstatus gizi normal sebanyak 71,9%. Umur
ibu 15 -25 tahun mewmiliki status gizi normal sebanyak 71,9%. Pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga yang memiliki batita dengan status gizi normal
sebanyak 66,7%. Pendapatan orrang tua perbulan yang memiliki status gizi
normal sebanyak 25 ( 61% ).
Dari hasil penelitian jenis kelamin berdasarkan status gizi ( TB/U ), laki-
laki dan perempuan yang memiliki status gizi normal masing-masing sebanyak
42,1% dan 48,1%. Umur batita 12-19 bulan yang memiliki status gizi normal
sebanyak 45,2%. Jumlah keluarga 3-4 orang berstatus gizi normal sebanyak
49,1%. Umur ibu 15-25 tahun memiliki status gizi normal sebanyak 48,4%.
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang memiliki batita dengan status gizi
normal sebanyak 44,9%. Pendapatan orang tua perbulan yang memiliki status
gizi normal sebanyak 42,9%.

B. Pengetahuan gizi

Pengetahuan gizi ibu anak umur 1-3 tahun dinilai berdasarkan pertayaan-
pertayaan pada kuesioner yang dijawab oleh parah responden. Jumlah
responden yang berpengetahuan kurang lebih banyak dari yang berpengetahuan
baik. Sabanyak 12,2% berpengetahuan baik mengenai gizi, 42,2%
berpengetahuan cukup, dan 45,6% berpengetahuan kurang ( tabel 2 ).

Tabel 2 distribusi pengetahuan gizi ibu

Pengetahuan Gizi Jumlah


Ibu n %
Baik 11 12,2
Sedang 38 42,2
Kurang 41 45,6
Berdasar hasil penelitian diketahui bahwa, umur ibu 15 – 25 tahun yang
memiliki pengetahuan kurang menjadi distribusi tertinggi yaitu sebanyak
46,9%. Pekerjaan responden sebagai rumah tangga ( IRT ) memiliki
pengetahuan yang kurang dengan distribusi tertinggi sebanyak 50%.
Pendidikan responden SD merupakan distribusi tertinggi untuk responden
berpengetahuan kurang sebanyak 89,2% .

Zat gizi untuk balita

Zat gizi menerut A. Djaini sediotama (1977:23) adalah bahan-bahan yang


memenuhi berbagai masalah tentang makanan. Sedeangkan tejasari (2003 :
15) mengatakan bahwa zat gizi adalah senyawa mutlak dari makanan yang
diperlukan oleh tubuh manusia yang diperlukan oleh tubuh manmusia untuk
kelangsungan fisiologis normal meliputi pengadaan energi, pertumbuhan, dan
pemeliharaan jaringan tubuh serta proses pengaturan biologis tubuh.

Zat gizi bagi balita merupakan senyawa mutlak dari bahan-bahan makanan
yang diperlukan oleh tubuh balita sebagai sumber energi. Pertumbuhan,serta
pemeliharaan dan pengaturan tubuh. Jika asupan zat gizi yang peroleh tubuh
dari konsumsi kurang memenuhi kebutuhan menimal, maka tubuh dalam waktu
yang relatif lama akan terjadi gangguan fungsi dan organ keseimbangan system
biologis tubuh. Fungsi zat gizi bagi tubuh adalah sebagai zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur.

Unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh anak balita digolongkan
menjadi 3 yaitu:

1) Pemberi tenaga, yaitu karbohidrat, lemak, protein


2) Pemberi zat pembangun, yaitu protei,n, mineral, air
3) Pemberi zat pengatur, yaitu vitamin, mineral ( karneni 1992:3)
a) Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena


merupakan sumber utama bagi manusia yang harganya relative murah,
semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produk yang dihasilakn
terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan
mudah diangkut keseluruhan sel-sel guna penyediaan energi.

Makanan yang mengandung karbohidrat banyak terdapat pada jenis (a)


padi-padian, yaitu beras,jagung, cantel, gandum dan hasil olahannya
seperti mi dan roti; (b) umbi-umbian , yaitu : singkong, kentang, ketela
rambat, gaplek ; (c) sagu.

b) Lemak
Lemak merupakan bahan-bahan yang larut dalam enther, chloroform
atau benzin, tetapi tidak larut dalam air, serta dapat digunakan sebagai
makanan bagi makhluk-maklhuk hidup. Lemak mencakup segala jenis
minyak kelapa. Pada manusia, lemak ditimbun dalam jaringan dibawah
kulit, merupakan perlindungan terhadap suhu dingin dan berbagai
gangguan cahaya dari luar, dan didalam rongga perut sebagai bantalan dan
penyokong berbagai organ dalam, sifatnya yang ringan, padat dan tidak
larut dalam air memungkinkan lemak ditimbun tampa memerlukan tambahan
air. Lemak terdiri tiga unsur yang sama seperti yang dibutuhkan untuk
menyusun karbohidrat , akan tetapi nilai sumber energinya lebih tinggi ,
karena mengandung kurang oksigen disbanding dengan isi hydrogen dan
zat karbonya, sehingga pada pembakaran sempurna menghasilkan lebih
banyak energi.

c) Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
separuhnya ada didalam otot , seperlima didalam tulang dan tulang
rawan,sepersepuluh dialam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan
cairan tubuh . semua enzim, sebagai hormone pengangkut zat-zat gizi dan
darah , matriks dan intraseluler dan sebagainya adalah protein. Fungsi protein
adalah (1) pertumbuhan dan pemeliharaan; (2) pembentukan esensial-esensial
tubuh; (3) mengatur keseimbagna air; (4) memelihara netralitas tubuh; (5)
pembentukan antibody; (6) mengangkut zat-zat gizi ; dan (7) sumber energi
( almatsier 2003: 77 ).

Makanan yang mengandung hewani terdapat padadaging, ikan hasil olahannya,


susu, telur, udang, hati, dan dari nabati sumbernya tempe, tahu, kacang tanah.

d) Mineral

Mineral makro terdapat jumlah sangat kecil dalam tubuh, namun


mempunyai peran esensial bagi kehidupan, kesehatan, dan reproduksi.

Mineral diperluykan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi selalu harus
ada dalam susunan makanan kita. Fungsi nya sebagai zat pembangun dalam
pembenrtukan jaringan tubuh dan zat pengatur yang berperan dalam proses
pembekuan darah.

e) Air

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan,


tetapi hanya beberapa hari dapat bertahan tanpa air. Air merupakan
bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau
70% dari bagian tubuh tanpa lemak. Keseimbangan cairan tubuh
adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar
tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan
di dalam tubuh setiap waktu berada di dalam jumlah yang
konstan/tetap. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi, (kehilangan
air secara berlebihan), dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air
terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta
air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme (Almatsier, 2003: 220).

f) Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umunya tidak bisa dibentuk oleh tubuh. Oleh karena
itu vitamin harus dikonsumsi dari makanan . vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik didalam tubuh. Vitamin adalah zat organic, oleh
karena itu vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan ( S.
Almatsier, 2003; 151)
Fungsi vitamin adalah untuk membentuk sel-sel baru dan mempertahankan
fungsi sebagai jaringan tubuh serta proses metabolisme. Vitamin yang
penting dalam tubuh adalah vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, K ( sunarti
hatmanto, 1977; 42 ).
Vitamin A terdapat pada sayur-sayuran hijau, hati, susu, ikan,
berfungsi untuk menjaga kesehatan mata dan kulit. Vitamin B1
terdapat pada beras tumbuk, kacang hijau. Vitamin B2 terdapat pada
hati dan telur. Vitamin B6 terdapat pada tauge, padi-padian, dan
daging. Vitamin B12 terdapat pada hati, ginjal, dan keju. Vitamin C
terdapat pada sayur-sayuran hijau dan buah-buahan. Vitamin D
terdapat pada ikan, susu, dan kuning telur. Vitamin E terdapat pada
sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin K terdapat pada bayam,
tomat, dan kol

Balita merupakan anak usia di bawah lima (0-5) tahun. Pada usia
tersebut merupakan masa pertumbuhan yang memerlukan perhatian
khusus dari orangtua, khususnya ibu terutama dalam hal makanan agar
dalam asupan gizi dapat seimbang. Hal tersebut dikarenakan balita
merupakan usia yang rentan akan gizi dan perlu pemantauan khusus
masalah gizi agar mampu tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pola makan balita 1-3 tahun


ada usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya
tergantung pada apa yang disediakan ibu. Gigi geligi susu telah
tumbuh, tetapi belum dapat digunakan untuk mengunyah makanan
yang terlalu keras. Namun anak hendaknya sudah diarahkan untuk
mengikuti pola makanan orang dewasa

C. Hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita

pengetahuan ibu tentang gizi balita merupakan titik penting yang


menentukan pola makan balita yang nantinya akan menentukan status gizi
balita. Seorang ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang gizi balita akan
mampu memilih jenis bahan yang akan digunakan untuk memenuhi nutrisi yang
baik bagi bayinya. Berbeda dengan bagi ibu yang berpengetahuan rendah
tentang gizi maka pemberian makanpun berbeda bagi ibu yang berpengetahuan
tinggi,serta waktu maupun frekuensi makanpun akan kurang teratur karena tidak
mempunyai pedoman gizi yang baik pada balita, dan dengan demikian status
gizi dari balitapun akan smakin rendah.

Balita merupakan anak usia dibawah lima tahun 0-5 pada usia tersebut
merupakan masa pertumbuhan yang memerlukan perhatian khusus dari orang
tua. Orangtua yang paling berperan dalam tumbuh kembang anak adalah ibu,
terutama dalam hal makanan agar asupan gizi yang diberikan kepada balita dapat
seimbang. Hal tersebut dikarenakan balita merupakan yang rentan akan gizi dan
perlu pemantauan khusus masalah gizi agar mampu tumbuh dan berkembang
secara optimal

Hubungan antara status gizi dengan pengetahuan gizi ibu dikelurahan


tlogomas kecamatan lowokwaru kabupaten malang, kelurahan tlogomas
dilakuka pengujian statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman ( tabel
3 ).

Berdasarkan hasil uji statistik, hubungan srtatus gizi ( IMT/U ) dengan


pengetahuan gizi ibu didapatkan nilai koefisien korelasi ® sebesar -0,075 dan
nilai p = 0,480 < a = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
status gizi (TB/U) dengan pengetahuan gizi ibu pada anak umur 1-3 tahun di
kelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru kabupaten malang

Tabel 3. Hubungan status gizi dengan pengetahuan gizi ibu

Variabel penelitian R p
Status gizi (IMT/U) -0,075 0,480
Pengetahuan gizi ibu
Status gizi (BB/U) 0,038 0,721
Pengetahuan gizi ibu
Status gizi (TB/U) 0,168 0,113
Pengetahuan gizi ibu
Status gizi (BB/TB) 0,023 0,831
Pengetahuan gizi ibu
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian potong


lintang dan dilaksanakan di kelurahan tlogomas Kecamatan Lowokwaru
Kabupaten malang bulan September sampai Desember 2014.

Dalam notoadmojoyo (2005) desain penelitian atau disebut juga rancangan


penelitian ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat melakukan dengan
efektif dan efisien. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yaitu dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positifisme,
yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis dapat mengunakan kuantitatif
atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
( sugiyino 2012)

Metode penelitian ini mengunakan survey analitik yaitu penelitian yang


melakukan analisis dinamika kolerasi antara faktor resiko dan faktor efek .
dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Dimana cross
sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara
factor factor resiko dengan efek dengan cara pendekatan dnan pendataan
( point time approach ) ( notoadmojoyo 2012 )

B. Lokasi dan waktu penelitian

Tlogomas, kecamatan Lowokwaru, Kabupaten malang, bulan September


sampai Desember 2014.

C. Populasi dan sampel


Sampel penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
berjumlah 90 balita diambil melalui metode purposive sampling
Sampling merupakan teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel dimana sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya.
Teknik sampling merupakan suatu proses selekti sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, (notoadmojoyo 2012 ) sampel
adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dan
karasteristik yang dimiliki oleh populasi, ( hidayat, 2010) dan sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 anak balita yang mengalami kurang gizi
Teknik sampel dalam penelitian ini adalah teknik non prebebility
sampling dengan metode total sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana jumlah sampel sama dengan populasi ( sugiono, 2007 ).
D. Metode pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui pengukuran antropometri dan kuesioner
pengetahuan, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji
Spearman’s rho.
E. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data kegiatan dalam analisis


data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
melakukan hipotesis yang telah diajukan ( sugiono, 2011)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sartika AD, Analisis Pemanfaatan Program Yankes Status Gizi Balita,


Jurnal Kesmas Nas, 2010 h. 5
2. Farhan M. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Rumah Tangga Tentang
Gizi Seimbang Dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Balita Usia 3-5
Tahun Didesa Banjarsasi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
3. Devi M. Analisis Factor Factor Yang Berpengaruh Terhadap Gizi Balita
Dipendesaan. Teknologi Dan Kanjuruan
4. Susanti S, Indrinti G, Utomo W. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun. Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai