Definisi
No. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Pengkajian
nyeri dada orotopnea, batuk, dan
edema pulmonal akut
Riwayat Penyakit adanya riwayat penyakit Pada pasien CHF
Dahulu hipertensi , penyakit biasanyasebelumnya
jantung, penyakit ginjal, pernah menderita nyeri
stroke. Penting untuk dada, hipertensi, iskemia
mengkaji mengenai miokardium, infark
riwayat pemakaian obat- miokardium, diabetes
obatan masa lalu dan melitus, dan
adanya riwayat alergi hiperlipidemia. Dan juga
terhadap jenis obat. memiliki riwayat
penggunaan obat-obatan
pada masa yang lalu dan
masih relevan dengan
kondisi saat ini. Obat-
obatan ini meliputi obat
diuretik, nitrat,
penghambat beta, serta
Pengkajian pada klien Hipertensi menurut Doengoes
1.Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda :
•Frekuensi jantung meningkat
•Perubahan irama jantung
•Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup dan penyakit serebrovaskuler.Episode palpitasi,
perspirasi.
Tanda :
•Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan
•darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis).
•Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
•Frekuensi/irama: Takikardia, berbagai disritmia.
3.Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, kandungan
tinggi kalori. Mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkatkan/menurun),Riwayat pengguna
diuretik.
Tanda :
•Berat badan normal atau obesitas
•adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
•kongesti vena
•DVJ
•Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
4.Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam), episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan
kabur), episode epistaksis.
Tanda :
Status mental:
•perubahan keterjagaan
•orientasi
•pola isi bicara, afek, proses fikir atau memori (ingatan).
Respon motorik:
•Penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau reflek tendon dalam
5.Pernapasan
Gejala : Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, dyspnea nocturnal paroksimal, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda :
•Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan
•bunyi nafas tambahan (krakles/mengi)
•sianosis.
Menurut Doenges (2010), asuhan keperawatan yang penting dilakukan pada klien
CHF meliputi
● Pengkajian primer
○ Breathing: frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi
dinding dada, dan adanya sesak nafas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi
suara nafas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji
adanya trauma pada dada.
○ Circulation: dilakukan pengkajian tentang volume darah dan cardiac output serta
adanya perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit,
nadi. riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia, fibrilasi atrial,
kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis, pucat.
Pelaksanaan therapy BBT-I pada pasien CHF grade I-II stabil dengan gangguan tidur cukup memberikan pengaruh dan
meningkat kulitas tidur. Behavioral Therapy for Insomnia (BBT-I) berpengaruh terhadap kualitas tidur pada pasien CHF
(Congestive Heart Failure) dan sesuai dengan hasil riset terkini (Evidence Based Nursing Practice).Brief Behavoural
Therapy for Insomnia (BBTI) memiliki fokus perilaku eksklusif, komponen inti adalah kontrol stimulus dan pembatasan
tidur. Intervensi BBTI adalah memodifikasi prilaku bangun yang memberikan dampak langsung sistem fisiologis dengan
menggunakan tiga prinsip yaitu pengontrolan stimulus, membatasi tidur, intervensi untuk gangguan tidur primer atau
gangguan tidur dengan hal pemberat lainnya.
b. Breathing exercise
Penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat dilakukan yaitu edukasi, Breyhing ex-ercise dan peningkatan kapasitas
fungsional. Salah satu penyelesaian masalah dyspnea yang dapat dilakukan dengan pemberian oksigenasi untuk
menurunkan laju pernafasan. Pemberian posisi dan breathing exercise dapat dilakukan untuk mengurangi usaha serta
meningkatkan fungsi otot pernafasan. deep breathing exercise yaitu aktivitas keperawatan yang berfungsi meningkatkan
kemampuan otot-otot pernafasan untuk meningkatkan compliance paru dalam meningkatkan fungsi ventilasidan
memperbaiki oksigenasi. Latihan fisik dilakukan 20-30 menit dengan frekuens 3-5 kali setiap minggu,
c. Terapi air hangat rendam kaki
Terapi air hangat rendam kaki berdampak fisiologis bagi tubuh terutama pada pembuluh darah agar sirkulasi darah lancar,
dengan gangguan encok dan rematik sangat baik jika terapi air hangat, air mempunyai dampak positif terhadap otot jantung
dan paru-paru. terapi non farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat seperti massage dengan cara melakukan
pemijatan selama 7 kali responden dengan frekuensi sekali sehari dengan lama pemijatan ±20 menit yang bertujuan untuk
membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limpha), yaitu membantu mengalirkan darah di
pembuluh balik (darah veneus) agar cepat kembali ke jantung meditasi dengan cara mewajibkan pasien harus menghafal
gerakan meditasi yang dapat mengontrol sistem syaraf yang akhirnya menurunkan tekanan darah.
Terimakasih