Dosen Pembimbing:
Bpk. Marjes
Di Susun Oleh :
711440119064
PRODI D-III
JURUSAN KEPERAWATAN
TINGKAT 2 A
1
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
1. PENGERTIAN
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
2
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Table 7.1 klasifikasi hipertensi pada klien berusia ≥18 tahun oleh the joint
National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High blood
Preasure(1998)
3. PENYEBAB
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Faktornya
adalah
3
Genetic ;
individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko
lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak.
Jenis kelamin dan usia
Diet
konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara langsung
berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi
Berat badan
Gaya hidup
2. Hipertensi sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi. Hipertensi sekunder adalah
peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada
sebelumnya. Faktornya adalah:
Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume expansion .dengan
penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali setelah
beberapa bulan.
Penyakit parenkim dan vascular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder.Hipertensi renovaskular
berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara
langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada
klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous
dysplasia ( pertumbuhan abnormal jaringan fibrous) . penyakit parenkim
ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan struktur, serta
fungsi ginjal.
Gangguan endokrin
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder.Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan
primer aldosterone, kortisol, dan katekolamin.Pada aldosteronisme primer,
kelebihan aldosterone menyebabkan hipertensi dan
4
hypokalemia.Aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign adenoma
dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada Sindrom
Cushing, kelebihan glukokortikoid yang dieksresi dari korteks adrenal.
Sindrom Cushing’s mungkin disebabkan oleh hiperplasi adrenokortikal
atau adenoma adrenokortikal
Coarctation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa
tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.Penyempitan ini
menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.
Neurogenic ; tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik.
Kehamilan
Luka bakar
Peningkatan volume intravascular
Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.Peningkatan
katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah.
Kegemukan
Stress
4. PATOFISIOLOGI
Hipertensi
5
Aterosklerosis Peningkatan
afterload
Penurunan Peningkatan
stroke volume kerja jantung
Calcium influx
berlebihan Kardiomegali
6
dan sirkulasi hormone. Empat system control yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain system baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh , system renin angiotensin dan autoregulasi
vascular.
Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga dalam
aorta dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan
arteri.Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui
mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis)
dan vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, reflex
control sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa control ini gagal pada
hipertensi belum diketahui . Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting
sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara tidak adekuat,
sekalipun penurunan tekanan tidak ada.
Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila
tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui
mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung
dan mengakibatkan peningkatan curah jantung .bila ginjal berfungsi secara
adekuat , peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan
tekanan darah . kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal
dalam mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri
sitemik.
Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan
darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada
substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian
diubah oleh converting enzyme dalam paru menjadi bentuk angiotensin II
kemudian menjadi angiotensin III.Angiotensin II dan III mempunyai aksi
vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan mekanisme
control terhadap pelepasan aldosterone.Aldosterone sangat bermakna dalam
hipertensi terutama pada aldoteronisme primer.Melalui peningkatan aktivitas
system saraf simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting
7
atau penghambatan pada ekskresi garam (Natrium) dengan akibat peningkatan
tekanan darah.
Sekresi renin yang tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya
tahanan perifer vascular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi,
kadar renin harus diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal
mungkin menghambat sekresi renin. Namun demikian, sebagian besar orang
dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal.
Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensi esensial
akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada orgam-organ vital.
Hipertensi esensial mengakibatkan hyperplasia medial (penebalan) arteriol-
arteriol.Karena pembuluh darah menebal, maka perfusi jaringan menurun dan
mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan infark
miokard,stroke,gagal jantung, dan gagal ginjal.
Autoregulasi vascular merupakan mekanisme lain yang terlibat dalam
hipertensi .autoregulasi vascular adalah suatu proses yang mempertahankan
perfusi jaringan dalam tubuh relative konstan . jika aliran berubah,proses-
proses autoregulasi akan menurunkan tahanan vascular dan mengakibatkan
pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vascular sebagai
akibat dari peningkatan aliran. Autoregulasi vascular Nampak menjadi
mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi berkaitan dengan overload
garam dan air.
Hipertensi maligna adalah tipe hipertensi berat yang berkembang secara
progresif. Seseorang dengan hipertensi maligna biasanya memiliki gejala-
gejala morning headache, pengihatan kabur,dan sesak nafas atau dyspnea, dan
atau gejala uremia. Tekanan darah diastolic >115 mmHg , dengan rentan
tekanan diastolic antara 130-170 mmHg. Hipertensi maligna meningkatkan
resiko gagal ginjal, gagal jantung kiri dan stroke.
Gejala
Biasanya tanpa gejala atau tanda-tanda peringatan untuk hipertensi dan
sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami
klien antara lain : sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi, kelelahan,
nausea, vomiting, ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada,
8
epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdering), serta
kesulitan tidur.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pengukuran tekanan darah (tensi)
2. Dasar-dasar pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup
monoton
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, dan takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklorosis, penyakit
jantung coroner, dan penyakit serebrovaskuler.
Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
2) Tanda :Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dari
kenaikan darah) diperlukan untuk menegakkan
diagnosis. Hipotensi postural mungkin
berhubungan dengan regimen obat.
3) Nadi :Denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis,Perbedaan denyut femoral melambat
sebagai kompensasi denyutan radialis/brakhialis ;
9
denyut (popliteal, tibialis posterior,dan pedalis)
tidak terba atau lemah
4) Denyut apical : PMI kemungkinan bergeser atau sangat kuat.
5) Frekuensi / irama : Takikardi, berbagai disritmia
6) Bunyi jantung :Terdengar S2 pada dasr, S3 (CHF dini), dan S4
(pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri)
7) Murmur stenosis valvular
8) Desiran vascular terdengar diatas karotis, vemoralis, atau epigastrum
(stenosis arteri)
9) DVJ (distensi vena jugularis dan kongesti vena).
10) Ekstremitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi
periver); pengisian kapiler mungkin
lambat/tertunda (vasokontriksi)
11) Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia). Bisa juga
kulit berwarna kemerahan (feokromositoma)
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Gejala : Adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
10
5. Makanan/cairan
a. Gejala
1) Makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori.
2) Mual dan muntah
3) Perubahan berat badan (meningkat/turun)
4) Riwayat penggunaan obat diuretic
b. Tanda
1) Berat badan normal, bisa juga mengalami obesitas
2) Adanya edema (mungkin umum atau edema tertentu); kongesti vena, DVJ,
dan glikosuria (hamper 10% pasien hipertensi adalah penderita diabetes)
6. Neurosensori
7. Hipertensi
a. Gejala
1) Episode kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh
2) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
3) Episode epistaksis
b. Tanda
1) Status mental : Perubahan keterjagaan, orientasi, pola atau
isi bicara, efek, proses pikIr, atau memori.
2) Respon motoric : Penurunan kekuatan genggaman tangan
ataureflex, tendon dalam,perubahan-
perubahan retinal optic (dari penyempitan
arteri rinagn sampai berat dan perubahan
sklerotik dengan edema atau pupil edema,
eksudat, dan hemoragik tergantung pada
berat atau lamanya hipertensi).
11
8. Nyeri/ketidaknyamanan
a. Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi
arteriosisklerosis pada erteri ekstremitas bawah)
c. Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya
d. Nyeri abdomen/massa feokromositoma)
9. Pernapasan
a. Gejala
12
c. Penggunaan pil KB atau hormone lain dan penggunaan obat/alcohol.
9. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemi miokard, hipertrofi/rigiditas
ventrikuler.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3) Perubahan kenyamanan (nyeri kepala akut) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vascular otak.
4) Risiko tinggi terhadap injuri atau trauma fisik berhubungan dengan
pandangan kabur, rupture pembuluh darah otak, epistaksis.
5) Perubahan nutrisi (lebih dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
kelebihan asupan makanan, gaya hidup, kebiasaan, atau budaya.
6) Kurang pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor tekanan darah, ukur pada 1-3. Peningkatan tekanan darah
kedua ekstremitas baik lengan meningkatkan preload dan beban kerja
maupun kaki pada awal evaluasi. jantung. Terdengarnya crakles, di basal
Gunakan ukuran manset dan cara paru mengindikasikan kongesti
pengukuran yang tepat. pulmonal, akibat peningkatan tekanan
13
2. Catat kualitas denyutan sentral dan jantung sisi kiri. Terdengatnya Bunyi
perifer. Jantung 3 atau Bunyi jantung 4
Gallop’s akibat dari penurunan
3. Auskultasi suara napas dan bunyi
pengembangan ventrikel kiri
jantung.
7. Bantu klien memenuhi perawatan 7-9. diet rendah garam dan pembatasan
dirinya, sesuai kebutuhan. cairan mencegah peningkatan volume
cairan ekstraseluler yang dapat
8. Berikan diet rendah garam dan
meningkatkan tekanan darah.
pembatasan cairan
14
(spironolactone, triamterene, hypokalemia.
amiloride). d. Menghambat system simpatis,
d. Penghambat simpatis atau β menurunkan denyut jantung dan
blocker (propranolol, tekanan darah.
metoprolol, atenolol, nadolol, e. Vasodilatasi vaskuler perifer,
methyldopa, reserpine, menurunkan tahanan perifer.
clonidine). f. Mengurangi afterload miokard,
e. Vasodilator (monoxidil, vasodilatasi arteri coroner dan
hydralazine, prazosin. perifer serta meningkatkan
f. Calcium channel blocker oksigenasi miokard.
(nifedipine, verapamil). g. Menurunkan denyut jantung dan
g. Ganglion blocker ( guanetidine, vasodilatasi.
trimethaphan). h. Menurunkan tahanan perifer.
h. ACE inhibitor (captopril).
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji respon klien terhadap 1. Tanda dan gejala tersebut
aktivitas dan catat : denyut nadi mengindikasikan penurunan curah
(denyut jantung aktivitas ≤ 20 bpm jantung dan perfusi jaringan, akibat
dari denyut jantung istirahat) : peningkatan preload dan afterload
15
catat tekanan darah pasca-aktivitas ventrikel kiri.
(sistolik meningkat 40 mmHg dan
diatolik meningkat 20 mmHg) :
keluhan sesak napas, nyeri dada,
keletihan yang sangat, diaphoresis,
pusing atau syncope.
Intervensi Rasional
1. Pertahankan bed rest selama
fase akut
16
atau leher, teknik relaksasi,
meditasi imaginasi terbimbing,
distraksi, dan aktivitas
diversional.
7. Kolaborasi pemberian
pengobatan.
7. a. mengurangi nyeri kepala
a. Analgesic
b. menurunkan kecemasan dan
b. Tranquilizer (diazepam)
membantu tidur
c. Pemeriksaan fundus mata
c. menilai komplikasi hipertensi
(konsultasi dengan dokter
pada mata (retina)
ahli mata)
Tujuan : Berat badan dalam batas normal atau ideal, klien mampu mengubah pola
makan, gaya hidup, dan pola olahraga.
17
Intervensi Rasional
1. Bantu klien memahami 1. Mal-diet menyebabkan
hubungan antara hipertensi dan obesitas, hipertensi, dan
obesitas. Diskusikan manfaat memicu serangan jantung
penurunan asupan kalori dan
pembatasan asupan garam,
lemak, serta gula atau kalori.
18
6) Kurang pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan klien dan keluarga 1-11. Pencegahan serangan ulang dan
untuk belajar komplikasi pasca-hipertensi lebih
bermakna melalui proses pengajaran
2. Diskusikan definisi batasan
klien dan keluarganya. Hipertensi
tekanan darah normal. Jelaskan
adalahsindrom penyakit yang dapat
hipertensi dan efeknya terhadap
dikelola dengan mengubah gaya
jantung, pembuluh darah, ginjal,
hidup melalui pengaturan diet
dan otak.
(mengurangi asupan natrium),
olahraga, mematuhi aturan terapi, dan
latihan relaksasi (manajemen stress)
3. Hindari mengatakan tekanan adarh
“normal” tetapi gunakan
“terkontrol baik” saat
menggambarkan tekanan darah
klien dalam rentang yang
diharapkan.
19
hidup tepat yang dapat
menurunkan factor-faktor diatas.
6. Diskusikan pentingnya
pembatasan merokok dan bantu
klien memformulasi pengurangan
merokok.
20
d. Batasi penggunaan alcohol dan
hindari konsumsi kafein
e. Meningkatkan asupan
makanan yang tinggi kalium
(pisang hijau kentang, orange,
air kelapa hijau) jika
menggunakan diuretic.
21
membaca label pada makanan.
RT 01 RW 10 KATEGUHAN TAWANGSARI
SUKOHARJO
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien :Ny.W
Agama : Islam
Pekerjaan :-
22
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
23
5. Riwayat Gizi
Status gizi baik.
c. Masalah nutrisi
Baik
Berat badan : 50 kg
2. Tanda-tanda Vital
24
TD:180/100 mmHg, N : 98 x/m, RR : 24 x/m, S: 37,2 °C.
3. Integumen/ Kulit
Inspeksi
Kelembaban : lembab
Tekstur : Kasar
Turgor : elastis
4. Kuku
Inspeksi : Warna : Normal
Bentuk : Normal
Lesi :-
Keadaaan : Bersih
Distribusi : Normal
Tekstur : Halus
25
6. Wajah/Muka
Inspeksi : Simetris : ya
7. Mata
Inspeksi : kesejajaran : Normal
Palpera : Normal
Sclera : Normal
Conjungtiva : Normal
Pupil : Isokor
8. Telinga
Inspeksi : Normal
Pembekakan : Tidak
Mukosa : Lembab
Perdarahan : Tidak
26
Keadaan Hidung : Bersih
Frontal : tidak
Maxilaris : tidak
10. Mulut
Inspeksi : Bibir : Normal
Gusi : Normal
Gigi : Normal
Lidah : Simetris
11. Leher
Inspeksi : Warna : Normal
Bentuk : Normal
Batuk :-
Palpasi : Normal
27
Posterior : Normal
Auskultasi : Vesikuler
13. Payudara
Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
14. Kardiovaskuler
15. Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi : Normal
Limpa : Redup
Abdomen : Timpani
b. Anus : Normal
16. Genitalia
Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
28
17. Muskuloskletal
Inspeksi
Tremor : Tidak
Tulang : Normal
Sendi : Normal
ROM : Sempurna
Palpasi
Otot : Normal
Tulang : Normal
Sendi : Normal
Lain-lain :-
18. Persarafan/Neurologi
GCS (3-15) :-
Orientasi : Orang
Atensi : Baik
Berbicara : Normal
Sensasi : Sentuhan
Penciuman : Baik
29
Pengecapan : Baik
Menelan : mampu
V. ANALISA DATA
Nama : Ny. W
Umur : 70 Tahun.
1 19-01-16 DS :
30
kepala terasa vaskuler
nyeri dan serebral
pusing
dirasakan pada
saat baru
beranjak dari
tempat tidur
Nyeri skala
8 dari 1-10
DO :
Klien
terlihat
meringis
kesakitan
Klien
terlihat
memegang
kepalanya
31
R: 24 x/menit
N: 98 x/menit
S: 37,4 0C
Klien tampak
sering
menanyakan
tentang
penyakitnya
32
Januari keperawatan selama 3 x pengkajian skala
2016 pertemuan tekanan vaskuler nyeri
serebral tidak meningkat Gunakan teknik
dengan KH : komunikasi
terapeutik untuk
a. Klien mengungkapkan
mengetahui
sakit kepala berkurang dari
pengalaman nyeri
skala 8 menjadi 3
pasien
b. Klien tampak nyaman
Kurangi faktor
c. TTV klien dalam keadaan
presipitasi nyeri
normal
Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
(relaksasi napas
dalam)
Tingkatkan
istirahat
Monitor vital sign
Jum’at / 22 2 Setelah dilakukan tindakan
Januari keperawatan selama 3x
Evaluasi adanya
2016 pertemuan resiko tinggi
nyeri dada
terhadap resiko penurunan
(intensitas, lokasi,
curah jantung dapat diatasi
durasi)
dengan KH:
Monitor adanya
a. Tekanan darah menurun / perubahan
normal tekanan darah
b. Tidak terjadi vaso Atur periode
kontonstriksi latihan dan
c. Tidak terjadi iskemia istirahat untuk
miokard menghindari
kelelahan
Monitor toleransi
33
aktivitas pasien
Anjurkan untuk
menurunkan
stress
Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR setiap hari
Jum’at / 22 3 Setelah dilakukan kunjungan Kaji tingkat
Januari rumah selama 3 kali pengetahuan
2016 pertemuan diharapkan pasien pasien mengenai
mengenal tentang penyakit penyakit
hipertensi dengan kriteria hipertensi
hasil : Berikan
penyuluhan
Pasien dapat menyebutkan
kepada pasien
apa yang dimaksud dengan
tentang
hipertensi
Pengertian
Pasien dapat menyebutkan
hipertensi
3 dari 5 penyebab penyakit
Berikan
hipertensi
penyuluhan
Pasien dapat menyebutkan
kepada pasien
3 dari 4 tanda dan gejala
tentang penyebab
Hipertensi.
penyakit
hipertensi
Berikan
penyuluhan
kepada pasien
tentang Tanda
dan gejala
hipertensi.
34
VIII. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
HARI/T NO. IMPLEMENTASI RESPON TTD
GL DX
DS : Klien mengatakan
merasa nyaman dengan
Mengontrol
lampu yang tidak terlalu
lingkungan yang
terang
dapat
DO : klien tampak
mempengaruhi
nyaman dengan dengan
nyeri seperti suhu
lampu tidak terlalu terang
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
DS : Klien mengatakan
mau melakukan dan
merasa nyaman setelah
dilakukan tehnik relaksasi
Mengajarkan
nyeri
tentang teknik
DO : klien tampak
relaksasi nyeri
nyaman setelah
(relaksasi napas
melakukan relaksasi
dalam)
napas dalam
35
DS : klien mau di ukur
TTV
DO : TD=180/100
mmHg,
N : 95 x/m, S : 36,5°C
RR : 18 x/m
Memonitor vital
DS : klien mengatakan
sign (TD, nadi,
mau istirahat
suhu, dan RR)
DO : klien istirahat tidur
Menganjurkan klien
istirahat
DS : Klien mengatakan
mau ditensi
Memonitor adanya
DO :
perubahan tekanan
darah TD = 170/100 mmHg
N : 88 x/m, S : 36,5°C
36
RR : 18 x/m
DS : Klien mengatakan
mau istirahat sesuai
Menganjurkan klien anjuran perawat
istirahat untuk
menghindari
kelelahan DO : Klien tampak mau
istirahat sesuai anjuran
perawat.
DS : Klien mengatakan
mau melakukan dan
merasa nyaman setelah
Mengajarkan
dilakukan tehnik relaksasi
tentang teknik
nyeri
relaksasi nyeri
DO : klien tampak
(relaksasi napas
nyaman setelah
dalam)
melakukan relaksasi
napas dalam
Rabu / 27 DS
Januari Memberikan
Pasien mengatakan
2016 penyuluhan kepada
cukup mengerti
pasien tentang
mengenai penyakit
Pengertian
hipertensi, penyebab,
hipertensi,
tanda dan gejala
penyebab penyakit
penyakit hipertensi.
hipertensi, Tanda
DO
dan gejala
hipertensi. Pasien kooperatif dan
37
aktif saat dijelaskan,
keluarga berusaha
menjawab setiap
pertanyaan yang
diajukan.
CATATAN KEPERAWATAN
38
3 28 Januari S :
2016 jam
Pasien mengatakan bahwa sudah paham
16.00 WIB
tentang penyakit tekanan darah tinggi
O :
39
LAMPIRAN SOP
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung
klinis.
TUJUAN - Menjelaskan prinsip umum pengkajian
pada klien
pemeriksaan fisik
40
kesehatan untuk di rawat.
b. Persiapan alat :
- Tensimeter
- Termometer
- Stetoskop
- Jam tangan
- Lampu kepala
- Lampu senter
- Optalmoskop
- Otoskop
- Tonometri
- Metelin
- Garpu tala
- Spekulum hidung
- Snellen card
- Spatel lidah
- Kaca laring
- Pinset anatomi
- Pinset cirrurgi
- Sarung tangan
- Bengkok
41
- Timbangan
- Botol 3 buah
- Kertas tissue
2. Tahap orientasi
a. Memberi salam
tindakan
3. Tahap kerja
a. Cuci tangan
b. Pakai masker
berat.
42
atas, 3 cm diatas fossa cubitti dan jangan pada lengan
luar manset)
tekanan diastolic.
atau apical.
43
2. Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi
supinasi.
palpasi
supinasi.
palpasi
35°c
44
4. Mencatat hasil
5. Bersihkan thermometer
hasil
6. Bersihkan thermometer
f. Pemeriksaan fisik
nyeri kepala.
45
- Mengukur suhu tubuh, pada orang dewasa pada
atau per-rektal
cuping hidung.
- Dada
tambahan
ronchi.
- Abdomen
46
Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang
cairan.
4. Tahap terminasi
d. Cuci tangan
e. Catat/dokumentasikan kegiatan
SOP TTV
47
4. Berika privasi pada klien
3. PROSEDUR PELAKSANAAN
Mengukur Suhu Aksila
1. Mencuci tangan
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Menjeaskan prosedur kepada pasien
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
(duduk/terlentang)
5. Minta pasien membuka lengan baju (kalau
perlu dibantu)
6. Bila ketiak basah keringkan dengan tisu
7. Ambil termometer dari tempat nya (bila
termometer dilarutan desinfektan ambil dan
bersihkan dengan tisu dari pangkal ke
reservoir dengan arah memutar, kemudian
masukkan ke air bersih dan bersihkan dengan
tisu)
8. Cek termometer pastikan suhunya dibawah
35° C
9. Letakkan termmeter tepat pada lengan aksial
pasien, lengan pasien fleksi di atas dada
10. Tunggu sampai 5-10 menit kemudian angkat,
bersihkan dan baca hasilnya
11. Menginformasikan hasil pemeriksaan ke
pasien
12. Merapikan kembali pakaian pasien dan
membantu ke posisi yang nyaman
13. Masukkan dalam larutan sabun bersihkan
dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan
gerakan sirkuler, masukkan ke larutan
desinfektan bersihkan dengan tisu kemudian
masukkan ke air bersih dan bersihkan dengan
tisu dari pangkal ke reservoir dengan
gerakkan sirkuler
14. Menurunkan air raksa sampai reservoir
kemudian masukkan termometer dalam
tempatnya
15. Mencuci tangan
16. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
48
termometer dilarutan desinfektan ambil dan
bersihkan dengan tisu dari pangkal ke
reservoir dengan arah memutar, kemudian
masukkan ke air bersih dan bersihkan dengan
tisu)
6. Cek termometer pastikan suhunya dibawah
35° C
7. Minta paien membuka mulut nya, dengan
perlahan letakkan termometer dibawah lidah
8. Minta pasien mengatupkan bibirnya
9. Tunggu sampai3-5 menit kemudian angkat,
bersihkan dan baca hasilnya
10. Menginformasikan hasilnya ke pasien
11. Merapikan kembali pakaian pasien dan
membantu posisi yang nyaman
12. Masukkan ke dalam larutan sabun bersihkan
dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan
gerakan sirkuler, masukkan ke larutan
desinfektan bersihkan dengan tisu kemudian
masukkan ke air bersih dan bersihkan dengan
tisu dari pangkal ke reservoir dengan
gerakkan sirkuler
13. Menurunkan air raksa sampai reservoir
kemudian masukkan termometer dalam
tempatnya
14. Mencuci tangan
15. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
49
12. Dengan tangan kiri tak dominan meninggikan
bokong atas pasien
13. Masukkan termometer ke dalam rektal secara
perlahan (bila terasa ada tahanan segera tarik
termometer)
14. Pegang termometer
15. Tunggu 2-3 menit kemudian angkat,
bersihkan dan baca hasilnya
16. Menginformasikan hasil pemeriksaan ke
pasien
17. Merapikan kembali pakaian pasien dan
membantu ke posisi yang nyaman
18. Masukkan kedalam larutan sabun bersihkan
dengan tisu dari pangkal ke rervoir dengan
gerakan sirkuler, masukan ke larutan
desinfektan bersihkan dengan tisu dengan
gerakan sirkuler kemudian masukkan ke air
bersih kan dengan tisu dari pangkal ke rervoir
dengan gerakan sirkuler
19. Menurunkan air raksa sampai reservoir
kemudian masukkan termometer dalam
tempatnya
20. Melepas sarung tangan
21. Mencucci tangan
22. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
50
pasien dan memberi tahu pasien tindakan
sudah selesai
11. Mencuci tangan
12. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
Mengkaji Pernafasan
1. Mencuci tangan
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Menjelaskan prosedur kepada pasien
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
(duduk/terlentang)
5. Meletakkan lengan pasien pada posisi rileks
6. Mengobservasi satu siklus pernafasan
lengkap kemudian mulai menghitung
frekuensi pernafasan dan memperhatikan
kedalaman, irama, serta karakter pernafasan
selama 30 detik hasilnya dikalikan 2 bila
pernafasan teraturtapi jika pernafasan tidak
teratur atau pasien bayi/anak kecil hitung
selama satu menit penuh
7. Mengatur kembali posisi pasien yang nyaman
8. Menginformasikan hasil pemeriksaan ke
pasien dan memberitahu bahwa tindakan
sudah selesai
9. Mencuci tangan
10. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
51
10. Memakai stetoskop pada telinga, meletakkan
bagian diafragma stetoskop diatau arteri
brakhialis dang memegangnya dengan ibu
jari atau beberapa jari
11. Menutup klep/skrup pompa balon dengan
memutar searah jarum jam dan membuka
kunci air raksa jika menggunakan tensi air
raksa
12. Memompa 30 mmHg diatas titik pulsasi
hilang
13. Membuka skrup pelan-pelan (air raksa turun
kira-kira 2-3 mmHg/detik)
14. Mendengarkan denga seksama sambil
membaca skala air raksa dimana suara denyut
arteri terdengar pertama sampai menghilang
(denyut pertama adalah tekanan sistolik dan
denyut terakhir adalah suara tekanan
diasstolik)
15. Mengempeskan dengan cepat setelah suara
denyut tidak terdengar sampai air raksa pada
angka nol (jika ingin mengulang pemeriksaan
tunggu kira-lira 2 menit)
16. Membuka manset, digulung/dilipat yang rapi
kemudian manset ditempatkan pada
tempatnya, air rakasa dikunci, tensimeter
ditutup
17. Mengatur kembali posisi pasien
18. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
pasien dan memberitahu bahwa tindakan
sudah selesai
19. Mencuci tangan
20. Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku
catatan
4. Evaluasi
1. Rapikan dan bereskan alat
2. Sampaikan hasil pengukuran tanda-tanda
vital pasien
3. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman
52
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30647595/ASKEP_HIPERTENSI.docx
53