TINJAUAN PUSAKA
1. Pengertian hipertensi
dan diastolik yang tidak normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti.
Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin,
namun pada umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan
diastolic antara 90-95 mmHg dianggap merupakan garis batas dari hipertensi
(Sujono R, 2011).
tekanan darah yang tidak normal dengan nilai siastolic > 140 dan diastolic >
90 mmHg.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi dibagi menjadi 2 (dua) jenis
yaitu:
http://repository.unimus.ac.id
9
a. Hipertensi primer
Diderita oleh sekitar 95% orang. oleh sebab itu, penelitian dan
b. Hipertensi sekunder
(Mary B, 2008). Salah satu contoh adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat stenosisi arteri renalis. kelainan ini dapat bersifat kongenital
Tabel 2.1
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa berusia diatas 18 tahun
Kriteria Tekanan darah
Sistolic Diastolic
Normal <130 <85
Perbatasan (high normal) 130-139 85-89
Hipertensi
Derajat 1: ringan 140-159 90-99
Deajat 2: sedang 160-179 100-109
Deajat 3: berat 180-209 110-119
Deajat 4: sangat berat >210 >120
Sumber: JPC-V (Join Nation Comitten Detection Evalution And
Treatment Of High Blood Pressure)
2. Etiologi
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun faktor resiko yang
http://repository.unimus.ac.id
10
7) Lingkungan
3. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
http://repository.unimus.ac.id
11
4. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik yang terjadi pada pasien hipertensi menurut Amin &
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
2) Lemas, kelelahan
http://repository.unimus.ac.id
12
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epitaksis
8) Kesadaran menurun
a. Sakit kapala
e. Telinga berdenging
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
hipokoagulasi, anemia.
http://repository.unimus.ac.id
13
perbaikan ginjal
pembesaran jantung.
6. Komplikasi
Reny Yuli (2014) menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis
http://repository.unimus.ac.id
14
kronis.
http://repository.unimus.ac.id
15
7. Pencegahan
(dua) yaitu
a. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi adalah antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal untuk menjaga agar tidak
b. Pencegahan sekunder
hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan bisa berupa:
http://repository.unimus.ac.id
16
8. Penatalaksanaan
1) Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dianjurkan:
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari
koroner
http://repository.unimus.ac.id
17
dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal
3) Olahraga
30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
kerja jantung.
http://repository.unimus.ac.id
18
sebagai berikut:
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan/farmakologik
seperti beratnya hipertensi, kelainan organ dan faktor lain. Jenis obat
a) Diuretik
b) Alfa-blocker
dan terazosin.
http://repository.unimus.ac.id
19
c) Beta-blocker
sebagainya.
e) Vasodilator
f) Antagonis kalsium
http://repository.unimus.ac.id
20
g) Penghambat ACE
1. Pengkajian keperawatan
a. Aktivitas/istirahat
http://repository.unimus.ac.id
21
takipnea.
b. Sirkulasi
2) Tanda
c. Integrasi ego
d. Eliminasi
Gejala: gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
http://repository.unimus.ac.id
22
e. Makanan/cairan
1) Gejala:
kolesterol
(meningkat/menurun)
2) Tanda:
b) Adanya edema
c) Glikosuria
f. Neurosemia
1) Gejala:
beberapa jam).
2) Tanda:
http://repository.unimus.ac.id
23
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala:
b) Sakit kepala
h. Pernafasan
1) Gejala:
dispnea
c) Riwayat merokok
2) Tanda:
c) Sianosis
postural.
i. Pembelajaran/ penyuluhan
a. Gejala:
diabetes melitus
http://repository.unimus.ac.id
24
j. Rencana pemulangan
obat.
2. Diagnosa Keperawatan
iskemia miokard
Tabel 2.2
Rencana tindakan keperawatan pasien hipertensi
Diagnosa Rencana tindakan keperawatan
keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Risiko penurunan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital
curah jantung keperawatan selama….x 2. Observasi status
berhubungan dengan 24 jam pasien menunjukan kardiovaskuler
peningkatan curah jantung adekuat, 3. Lakukan penilaian
afterlood, dengan kriteria hasil: komprohensif terhadap
vasokonstriksi, 1. Tekanan darah dalam sirkulasi perifer (mis., cek
hipertrofi ventrikel rentang normal nadi perifer, edema,
atau rigiditas 2. Toleransi terhadap pengisian kapiler, dan suhu
ventrikeuler, iskemia aktivitas ekstrimitas)
miokard 3. Nadi perifer kuat 4. Kolaborasi dalam pemberian
4. Ukuran jantung terapi antiaritmia sesuai
normal kebutuhan
5. Tidak ada distensi 5. Obsevasi respons klien
vena jugularis terhadap pemberian
6. Tidak adan distritmia antiaritmia
7. Tidak ada bunyi 6. Kenali adanya perubahan
jantung abnormal tekanan darah
http://repository.unimus.ac.id
25
http://repository.unimus.ac.id
26
5. Evaluasi keperawatan
dan disritmia
http://repository.unimus.ac.id
27
a. Pengertian
hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah
Menurut Peni (2008) Prosedur rendam kaki air hangat ini yaitu dengan
dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan
http://repository.unimus.ac.id
28
tubuh dari racun. Oleh karena itu orang-orang yang menderita penyakit
suhu hangat pada kaki akan merangsang pembuluh darah akan terjadi
vasodilatasi, pada terapi air hangat ini akan mempengaruhi saraf simpatis
http://repository.unimus.ac.id
29
13) Pasien dengan kelemahan fungsi gerak akibat usia lanjut dan
menurun
9) Pasien dengan buang air kecil dan buang ai besar yang tidak terkontrol
http://repository.unimus.ac.id
30
1) Rebus dua sendok makan rempah-rempah dalam dua liter air sampai
mendidih
4) Tuang dalam bak mandi atau ember yang telah diisi air hangat, rendam
6) Agar kaki tetap halus dan tidak kering, oleskan krim pelembut (body
lacion)
a. Pengertian
otot yang dapat membuat pasien merasa tenang dan bisa menghilangkan
http://repository.unimus.ac.id
31
memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi
darah tinggi saraf yang bekerja adalah sistem saraf simpatis yang berperan
air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah
http://repository.unimus.ac.id
32
2014).
pengalihan perhatian
3) Nyeri pascaoperasi
Terapi relaksasi nafas dalam tidak diberikan pada pasien yang mengalami
sesak nafas
http://repository.unimus.ac.id
33
1) Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam
Boarkan hanya kaki dan telapak kaki rileks. Perawat meminta pasien
hangat
perlahan-lahan.
f. Kriteria evaluasi
http://repository.unimus.ac.id
34
1) Baskom
2) Handuk
3) Termometer air
5) Stetoskop
b. Prosedur pelaksanaan:
1) Fase orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
pasien
dilakukan
e) Menanyakan kesiapan
2) Fase kerja
http://repository.unimus.ac.id
35
secara perlahan-lahan.
handuk
3) Fase terminasi
http://repository.unimus.ac.id
36
http://repository.unimus.ac.id