Anda di halaman 1dari 8

LBM 1 STEP 1 Vital sign : tanda-tanda vital yg menjadi dasar normal atau tidaknya kondisi kesehatan seseorang Sistol

ol : tekanan saat jantung berkontraksi Diastole : tekanan saat jantung relaksasi Tekanan darah tinggi STEP 3 Tekanan Darah Definisi : hasil kali curah jantung dg kuat tekanan perifer Nilai normal : sistol: 110-130 ; diastole : 70-85 mmHg Sistol : tekanan saat jantung berkontraksi Diastole : tekanan saat jantung relaksasi

STEP 2

Klasifikasi : Pre Hipertensi : 130-139mmHg ; 85-89 mmHg Hipertensi 1 : 140-159 mmHg ; 90-99 mmHg Hipertensi II :160-179 mmHg ; 100-109 mmHg Hipertensi III : 180-209 mmHg ; 110-119 mmHg Hipertensi IV : >210 mmHg ; > 120 mmHg Faktor yg mempengaruhi : Pompa jantung Pembuluh darah Cairan darah Tekanan darah tinggi Definisi : tekanan darah sistolik > 140mmHg dan diastole > 90 ; peningkatan tekanan darah dalam arteri Klasifikasi berdasar Etiologi : Hipertensi esensial : idiopatik Hipertensi sekunder : krn kelainan pd organ lain,ex: ginjal,otak,jantung Berdasar jenis tekanan : Hipertensi sistol Hipertensi diastole Hipertensi sistol dan diastole Gambaran klinis Sakit kepala Pusing Sukar tidur Poliuria Sesak nafas Kekakuan pada leher

Diagnosis : Anamnesis: PF : Vital sign PP : urin , EKG , kolesterol HDL Factor resiko : Genetic Pola hidup;ex: merokok,alkohol Usia Jenis kelamin Obesitas Patofisiologi : Komplikasi : Stroke Gagal ginjal Gagal jantung Retinopati hipertensi Penatalaksanaan Farmakologis : obat diuretic,vasodilator,simpatolitik Non farmakologis: diet rendah garam,tidak merokok,mengurangi BB jk terjadi obes,rileks,OR teratur,meningkatkan konsumsi sayuran dan buah,diet rendah lemak Tekanan darah rendah Definisi Etiologi Klasifikasi Gambaran klinis diagnosis Factor resiko Patofisiologi Komplikasi Penatalaksanaan

STEP 5 Tekanan Darah Definisi : hasil kali curah jantung dg kuat tekanan perifer Nilai normal : sistol: 110-130 ; diastole : 70-85 mmHg Sistol : tekanan saat jantung berkontraksi Diastole : tekanan saat jantung relaksasi Klasifikasi : Pre Hipertensi : 130-139mmHg ; 85-89 mmHg

Hipertensi 1 : 140-159 mmHg ; 90-99 mmHg Hipertensi II :160-179 mmHg ; 100-109 mmHg Hipertensi III : 180-209 mmHg ; 110-119 mmHg Hipertensi IV : >210 mmHg ; > 120 mmHg

faktor yang mempengaruhi TD a. curah jantung : denyut jantung isi sekuncup: kontraktilitas miokard, alir balik vena (yang dipengaruhi oleh volume darah, kapasitas vena) b. resistensi perifer : resistensi pembuluh darah :tonus arteri dan arteriola, elastisitas dinding pembuluh darah viskositas darah Tekanan darah tinggi Definisi : tekanan darah sistolik > 140mmHg dan diastole > 90 ; peningkatan tekanan darah dalam arteri

Penyebab hipertensi esensial adalah : Faktor genetik : faktor keturunan bersifat poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskulerndalam keluarga. Faktor predesposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vaskuler (terhadap vasokonstriktor, dan resisitensi insulin. Faktor lingkungan : paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas. Penyebab hipertensi sekunder adalah ; Hipertensi renal a. Hipertensi renovaskuler, yakni hipertensi akibat lesi pada arteri ginjal sehingga menyebabkan hipoperfusi ginjal, misalnya stenosis arteri ginjal dan vaskulitis intrarenal. b. Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal yang menimbulkan gangguan fungsi ginjal, misalnya glomerulonefritis, pielenofritis, penyakit ginjal polikistik, nefripati diabetik, dll. Hipertensi endokrin : terjadi misalnya akibat kelainan korteks adrenal (aldosteronisme primer, sindrom cushing), tumor di medula adrenal (feokromositoma), akromegali, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme dll.

Penyakit lain yang dapat menimbulkan hipertensi adalah koarktasio aorta, kelainan neurologik (tumor otak, ensefalitis dll), stress akut (luka bakar, bedah dll), polisitemia dll Beberapa obat misalnya kontrasepsi hormonal (paling sering), hormon adrenokortikotropik, kortikosteroid, simpatomimetik amin (efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), kokain, siklosporin, dan eritripoetin, juga dapat menyebabkan hipertensi. (Farmakologi dan Terapi, FK UI) Penyebab hipertensi Genetik Lingkungan Hiperaktivitas sususnan saraf simpatis Sistem renin angiostensin Defek dalam ekskresi Na Peningkatan Na dan Ca intraselular Faktor yang meningkatkan resiko(obesitas,alkohol,merokok,serta polisitemia) Penyakit ginjal ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1,FKUI )

Gambaran klinis a. Kadang gejala muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,otal atu jantung. b. Gejala yang sering ditemukan : 1. Sakit kepala 2. Epistaksis 3. Marah 4. Telinga berdengung 5. Rasa berat di tengkuk 6. Sukar tidur 7. Mata berkunang-kunang 8. Pusing (Kapita Selekta Kedokteran, FK UI) Cara menentukan diagnosis Diagnosis hipertensi tidak boleh ditegakkan berdasar sekali pengukuran, kecuali bila TD diastolik (TDD) 120 mmHg dan atau TD sistolik (TDS) 210 mmHg. Pengukuran pertama harus dikonfirmasi pada sedikitnya 2x kunjungan dalam waktu 1 sampai beberapa minggu (tergantung tingginya TD tersebut). Seseorang

dinilai menderita hipertensi bila dari pengukuran berulang-ulang tersebut diperoleh nilai rata2 TDD 90 mmHg dan atau TDS 140 mmHg (Farmakologi dan Terapi, FK UI) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan tanda-tanda vital Pemeriksaan funduskopi, untuk mengetahui adanya retinopati hipertensi Pemeriksaan leher, untuk mencari bising karotid, pembesaran vena atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan paru, untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen, untuk mencari adanya massa, pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yang abnormal. Pemeriksaan ekstermitas, disini dapat ditemukan pulsasi arteri perifer yang menghilang, edema dan bising. Pemeriksaan neurologi Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan urin Pemeriksaan darah EKG Radiologi Ekokardiografi (Kapita Selekta Kedokteran, FK UI) Factor resiko : Kerusakan organ target pada hipertnsi Faktor resiko utama Merokok Dislipidemia Diabetes militus Umur di atas 60 tahun Jenis kelamin ( pria dan wanita pasca menopous ) Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga Wanita < 65 tahun Pria <55 tahun (IPD Jilid 1 fk UI 2003)

Kerusakan organ target Penyakit jantung -hipertrofi ventrikel kiri -Angina / riwayat infark miokard -riwayat revaskularisasi koirioner - gagal jantung - Strok/ serangan iskemia selintas nefropati Penyakit arteri perifer Retinopati

Komplikasi dari hipertensi Ada 2 jenis komlikasi hipertensi : a. Komplikasi hipertensif, yakni komplikasi yang langsung disebabkan oleh hipertensi itu sendiri. Misalnya : 9. Perdarahan otak 10. Ensefalopati hipertensif 11. Hipertrofi vantrikel kiri 12. Gagal jantung kongestif 13. Gagal ginjal 14. Aneurisma aorta 15. Hipertensi akselerasi/maligna (perdarahan retina dengan/ tanpa udem pupil) c. Komplikasi ateosklerosis, yakni komplikasi akibat proses aterosklerosis, yang disebabkan tidak hanya hipertensi sendiri, tetapi juga oleh banyak faktor lain. Misalnya : 1. Peningkatan kolesterol serum 2. Merokok 3. DM Komplikasi aterosklerosis ini berupa penyakit jantung koroner, infark miokard, trombosis serebral dan klaudikasio. (Farmakologi dan Terapi, FK UI) KOMPLIKASI PADA OTAK Tekanan darah yang terus-menerus tinggi menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah yang disebut disfungsi endotel. Hal ini memicu pembentukan plak aterosklerosis dan trombosis (pembekuan darah yang berlebihan). Akibatnya, pembuluh darah tersumbat dan jika penyumbatan terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis adalah Cholesterol total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL, Trigliserida, Apo B, Status Antioksidan Total, hs-CRP, Glukosa darah dan Mikroalbumin. KOMPLIKASI PADA MATA Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan deteksi komplikasi pada mata adalah pemeriksaan Funduscopy. KOMPLIKASI PADA JANTUNG Penyakit Jantung Koroner (PJK) Selain pada otak, penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi pada pembuluh koroner dan dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan kerusakan otot jantung (Infark Jantung). Kerusakan otot jantung dapat menyebabkan pengeluaran protein otot jantung yang disebut Troponin I ke dalam aliran darah. Dengan demikian, pemeriksaan Troponin I dapat digunakan untuk deteksi dini terjadinya Infark Jantung. Gagal Jantung

Pada penderita Hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut Gagal Jantung. Pada kondisi seperti itu, otot bilik jantung akan melepaskan senyawa peptida yang disebut BNP (B type Natriuretic Peptide) sebagai respon dekompensasi jantung. Dengan demikian, pemeriksaan BNP dapat digunakan untuk deteksi dini terjadinya Gagal Jantung. KOMPLIKASI PADA GINJAL Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengkerut (vasokonstriksi) sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal yang pada akhirnya terjadi gangguan fungsi ginjal. Apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan Gagal Ginjal Kronik atau bahkan Gagal Ginjal Terminal yang hanya dapat ditangani dengan cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal. Kesimpulan : Otak : menyebabkan stroke Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan Jantung : menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (termasuk Infark jantung), Gagal Jantung Ginjal : menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik, Gagal Ginjal Terminal

Langkah2 menurunkan hipertensi Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan Membatasi alkohol Meningkatkan aktivitas fisik aerobik/berolahraga Mengurangi asupan Na Mempertahankan asupan K yang adekuat Mempertahankan asupan Ca dan Mg yang adekuat Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1,FKUI )

faktor resiko hipertensi o yng tdk dpt diubah(riwayat keluarga,umur,dan jenis kelamin pria)

yng dpt diubah(lipid darah (terutama kolesterol) yng tinggi,kebiasaan merokok,DM,obisitas,inaktifitas fisik,asam urat darah yng tinggi,hipertensi dan penggunaan estrogen sintesis) (Farmakologi & terapi edisi 4 FKUI 1995)

macam2 terapi yng diberikan pd penderita hipertensi a. Non farmakologi / modifikasi pola hidup Menurunkan berat badan bila gemuk Latihan fisik (aerobic) secara teratur Mengurangi makan garam menjadi <2,3 g natrium atau <6 g NaCl sehari atau diet rendah garam. Makan K,Ca dan Mg yang cukup dari diet Membatasi minum alkohol Mak 20-30ml etanol perhari Berhenti merokok serta mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskuler secara menyeluruh Sumber : Farmakologi & Terapi. Bag. Farmakologi FKUI.1995. Edisi 4 b. Farmakologik Jika penggunaan obat dirasakan perlu, digunakan obat dosis paling rendah dan secara bertahap ditingkatkan tergantung respons terhadap terapi, dengan membiarkan 4 minggu untuk melihat efek, kecuali juka penurunan tekanan darah itu memang sangat diperlukan (obat antihipertensi) Sumber : Lecture Notes Kardiologi. Huan H.Gray dkk Prognosis hipertensi b. kematian akibat hipertensi yg tdk diobati, yaitu berupa : c. stroke pada penderita dg hipertensi berat dan resisten d. gagal ginjal pada penderita dg retinopati lanjut dan kerusakan ginjal. e. penyakit jantung (gagal jantung dan PJK) pada penderita dg hipertensi sedang. Kematian akibat infark miokard. Sumber : Farmakologi & Terapi. Bag. Farmakologi FKUI.1995. Edisi 4 Apa pengaruh hipertensi terhadap jantung Penyakit jantung (gagal jantung dan penyakit jantung koroner) pada penderita dengan hipertensi sedang.kematian akibat infark miokard. Sumber : Farmakologi & Terapi. Bag. Farmakologi FKUI.1995. Edisi 4

Anda mungkin juga menyukai