di atas batas normal yang disepakati yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
darah tinggi yakni lebih besar dari 140/90 mmHg dengan angka kematian
Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi pada pasien berusia ≥ 18 tahun oleh The
perbatasan
terisolasi
1. Hipertensi Esensial/Primer
dan 95% kasus hipertensi adalah penderita hipertensi primer. Meskipun tidak
kegemukan, usia, stress, merokok, alkohol, kopi dan asupan garam yang
hipertensi primer.
ventrikel kiri, gagal jantung, retinopati, diseksi aorta dan penyakit jantung
iskemik (IHD).
usia <20 tahun atau >50 tahun, TD > 180/110 mmHg, bunyi bruit abdomen,
dan riwayat keluarga penyakit renal atau hipertensi yang tidak terkontrol
Penyebabnya meliputi :
memperlambat progresivitasnya.
aferen).
6) Hipertiroidisme.
7) Sindrom Cushing.
perifer ini disebabkan oleh karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus
otot polos pada pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup
pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan pada tunika interna dan adanya
hipertropi pada tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia
relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner (Riyadi,
2011).
kemerahan, dan kelelahan, yang bisa saja terjadi, baik pada penderita hipertensi
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati maka dapat
1. Sakit kepala,
2. Kelelahan,
3. Mual,
4. Muntah,
5. Sesak napas,
6. Gelisah,
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
2010).
2. Laboratorium
2) Kimia Darah :
c) Hiperlipidemia
f) Hematokrit/Hemoglobin
g) Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan kadar mengindikasikan
3. Radiologi :
1) Gambaran ECG
b) QRS meningkat
pasien
b) Radio CT meningkat.
2.2.8 Penatalaksanaan
yaitu:
1. Menghindari Kegemukan
2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
3. Melakukan Olahraga
(Isnawati, 2009).
Dianjurkan untuk menyantap buah segar 20-30 menit sebelum anda mulai
7. Relaksasi
2013).
8. Terapi tertawa
stres juga termasuk faktor penyebab tekanan darah tinggi dan penyakit
jantung. Oleh karena itu, kita mesti sering tertawa. Sebab, dengan tertawa,
(Muhammad, 2011).
garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh
3) Kegemukan
diberikan kepada:
2) Usia muda
yang lain.
diberikan kepada:
2) Lanjut usia
yaitu:
1) Diazoxide
2) Nitroprusside
3) Nitroglycerin
4) Labetalol.
1. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak
2. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak
mungkin tidak dapat dipenuhi atau dapat terjadi iskemia jantung yang
3. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotic koloid plasma
kronis.
4. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi
2.3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
A. Identitas
terkena hipertensi
a) Keluhan Utama
Nyeri kepala berat, nyeri dada, pingsan, pucat, takikardi dan takipnea
koarktasio aorta.
d) Riwayat Keluarga
a) Aktivitas / istirahat
jantung takipnea
b) Nutrisi
dihabiskan.
c) Eliminasi
D. Pemeriksaan Fisik
dan pucat.
kabur.
takipnea.
BB, mual, muntah, kelemahan, pucat dan porsi makan tidak dihabiskan.
lemah.
5. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan afterload yang ditandai
stabil
serbral)
perawatan
20 X/ menit.
Intervensi :
efek tenang.
darah.
mungkin muncul
(TTV).
BB, mual, muntah, kelemahan, pucat dan porsi makan tidak dihabiskan.
perawatan
perawatan
BB meningkat 0,5kg
Intervensi
dengan seksama
operasi
jaringan pascabedah
pasien
R/ahli gizi harus terlibat dalam penentuan komposisi dan jenis makanan
dalam perawatan
perawatan
Intervensi :
keributan.
Dilakukan dengan 2 cara yakni evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi
Azizah, M. Lilik. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Ed. 1, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Efendi Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.