Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature, yang

meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik.

Kedaruratan hipertensi terjadi terjadi apabila peningkatan tekanan darah

harus diturunkan dalam 1 jam. Peningkatan tekanan darah akut yang

mengancam jiwa ini memerlukan penanganan segera dalam perawatan

intensif karena dapat menimbulkan kerusakan serius pada organ lain di

tubuh.

Kedaruratan hipertensi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang

tidak terkontrol atau mereka yang tiba-tiba menghentikan pengobatan.

Adanya gagal ventrikel kiri atau disfungsi otak menunjukkan kebutuhan akan

perlunya menurunkan tekanan darah segera. Hal ini memerlukan kesigapan

perawat dalam menangani perawatannya.

Mengingat peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam jiwa ini

maka penyusun tertarik untuk menyusun asuhan keperawatan dengan

hipertensi ini.

2. TUJUAN A. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pemahaman tentang pelaksanaan Asuhan

1
Keperawatan pada Hipertensi.
B. Tujuan Khusus

1) Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan hipertensi.

2) Dapat menyusun perencanaan keperawatan pada klien dengan

hipertensi.

3) Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

hipertensi.

4) Dapat melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada klien

dengan hipertensi.

5) Dapat mendokumentasikan hasil Asuhan Keperawatan dengan baik

dan benar.

3. METODE PENULISAN

Adapun teknik yang digunakan untuk menyusunnya adalah dengan

observasi, wawancara, studi kepustakaan dan mengumpulkan beberapa

sumber yang dapat menunjang dalam penyelasaian makalah ini.

4. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun dalam beberapa BAB, yaitu :

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

2
BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS


DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

persisten dimana tekanan siastoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan

diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastoliknya

90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

dan gagal ginjal..

B. KLASIFIKASI

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas.


Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

3
Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (sedang) 160-169 100-109


Stadium 3 (berat) 160-209 110-119

Stadium 4 (sangat berat) ≥ 210 ≥ 120

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatisdi

toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai ketakutan dan

kecemasan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap

rangsang vasokonstroktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive

terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi.

4
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstroksi. Medula

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan

renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Perubahan structural dan fungsional

pada system pembuluh darah perifer bertangguangjawab pada perubahan

tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi

arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam

relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,

aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.

5
D. MANIFESTASI KLINIS

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan

apapunselaintekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),

penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema

pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan

gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan

adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai dengan

system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.

Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai

hipertensi. Hipertropi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan

beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik

yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menhan peningkatan

beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis

pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi

pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN)

dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan

stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai

paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam

penglihatan. Pada penderita stroke, dan pada penderita hipertensi disertai

serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80%.


6
E. EVALUASI DIAGOSTIK

Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting.

Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk

mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau

jantung, yang dapat disebabkan tingginya tekanan darah. Hipertropi

ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urine

dapat dideteksi dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan untuk

mengkonsentrasi urin dan peningkatan nitroden urea darah. Pemeriksaan

khusus seperti renogram, pielogram intravena, arteriogram retinal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin dapat juga

dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.

Adanya factor resiko lainnya juga harus dikaji dan dievaluasi.

F. PENATALAKSANAAN

Tujuantiap program penanganan bagi setiap pasienadalah

mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan

mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,

komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan

terapi.

Beberapa penelitian menunjukkanbahwapendekatan

7
nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol,

natrium dan tembakau; latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib

yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila penderita

hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pris, perokok) atau bila

tekanan darah diastoliknya menetap, di atas 85 atau 95 mmHg

dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi

obat-obatan.

yang dikeluarkan oleh

memungkinkan

dokter memilih kelompok obat yang mempunyai efektivitas tertinggi, efek

samping paling kecil, dan penerimaan serta kepatuhan pasien. Dua

kelompok obat tersedia dalam pilihan pertama; diuretic dan penyekat

beta. Apabila pasien dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama

setahun, terapi dapat diturunkan. Agar pasien mematuhi regimen terapi

yang diresepkan, maka harus dicegah dengan pemberian jadual terapi

obat-obatan yang rumit.

Algoritma Penanganan Hipertensi

Modifikasi gaya hidup


Penurunan berat badan
Pengurangan asupan alkohol
Aktivitas fisik berkurang
8
Pengurangan masukan
natrium

Respon tidak adekuat

Lanjutkan modifikasi gaya hidup


Pemilihan farmakologi awal:
Diuretik atau penyekat β lebih disukai karena terbukti
menurunkan morbiditas dan mortalitas.
ACE inhibitor, kalsium antagonis, reseptor penyekat
α dan penyekat α-β belum pernah diuji maupun
dibuktikan menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Respon tidak adekuat

Respon tidak adekuat

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data

9
1) Identitas klien Nama : Ny. N
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/ Bangsa : Timor,/Indonesia
Tanggal masuk : 6 Januari 2023
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2023
Ruang : 10A/ penyakit dalam dewasa
No. Medrek : 05010109
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Alak

2) Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny. R
Umur : 38 tahun Jenis Kelamin :
Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Hubungan dengan klien : Keponakan
Alamat : Alak

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan
keluar darah dari lubang hidung sebelah kiri dengan tiba-tiba dan
10
berwarna merah segar encer, sebanyak lebih dari setengah gelas
belimbing. Darah keluar terus-menerus sampai masuk ke rumah
sakit. Sebelumnya, 15 jam sebelum masuk rumah sakit klien juga
merasakan keluhan yang sama, tapi darah yang keluar hanya
sedikit dan berhenti sendiri.
(2) Keluhan utama saat pengkajian
Pada saat dikaji klien mengatakan tubuhnya lemas dank lien terlihat
bedrest.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sejak 3 bulan klien merasakan sering buang air kecil dan banyak,
sering merasakan lapar, sering haus dan banyak minum. Tidak ada
riwayat panas badan dan mimisan sebelumnya. Riwayat sakit tekanan
darah tinggi sudah dirasakan sejak 10 tahun sebelum masuk rumah
sakit dan klien tidak berobat secara teratur. Tekanan darah tertinggi
200/- selama 2-3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Penderita pernah
merasakan bengkak pada kedua tungkainya, lekas capai bila
beraktivitas.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, hipertensi,
diabetes melitus dan penyakit menurun lainnya.

3. Pola aktivitas sehari-hari Tanggal 12 Januari 2023


No Jenis Sebelum sakit Sesudah sakit

11
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
3 x/ sehari, habis 1 3 x/ sehari, habis 1
Kesulitan
porsi porsi
menelan
Nasi, sayur, lauk- pauk Nasi, sayur, lauk-pauk
Pantangan/ Tidak ada Tidak ada
alergi
Tidak ada Asin, tinggi natrium
b. Minum
Frekuensi
6-7 gelas 6-7 gelas
Jenis air putih air putih
Pantangan tidak ada tidak ada
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi 1 x/ hari 1 x/ hari
Warna lembek lembek
b. BAK kuning khas feces kuning khas feces
Frekuensi 3 x/ hari 3 x/ hari
Warna kuning jernih kuning jernih
tidak ada tidak ada
Kesulitan
3 Istirahat tidur 6 jam/ hari dari pukul 6 jam/ hari dari pukul
a. Tidur malam 09.00-03.00 09.00-03.00
2 jam/ hari 2 jam/ hari
b. Tidur siang

12
4 Personal hygiene 2 x/ hari, mandiri 2 x/ hari, diseka oleh
Mandi keluarga dan perawat

2 x/ hari 2 x/ hari dibantu oleh


Sikat gigi keluarga dan perawat

2 hari sekali 2 hari sekali


Cuci rambut dibantu oleh
keluarga dan
perawat
5 Aktivitas Klien beraktivitas Klien bedrest di
sebagai ibu rumah tempat tidur,
tangga yang selalu di
rumah. kebutuhan ADL seperti
BAB dan BAK masih
dapat dipenuhi
dengan bantuan
perawat dan keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum
Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Vital Sign : Suhu : 36,5 0C
Nadi : 67x/mnt
Tensi : 130/80 mmHg
Respirasi : 20 x/mnt

b. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris nasal ditengah, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, fungsi penciuman dan kepatenan hidung baik. Leher
ditengah, bentuk dada simetris, pengembangan paru-paru simetris
anterior-posterior, tidak terlihat penggunaan otot-otot nafas tambahan,

13
vibrasi kiri dan kanan anterior posterior seimbang pada kedua paru.
Pada perkusi terdengar resonan pada seluruh daerah paru, suara nafas
murni vesikuler dengan frekuensi nafas 20 x/ menit.

c. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan JVP, CRT kurang dari 3 detik, iktus kordis teraba
pada ICS 6 kanan mid klavikula peranjakan 2 cm, bunyi jantung murni
reguler pada S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. Nadi
radialis 67 x/ menit. Pada perkusi jantung dullness.

d. Sistem pencernaan
Mukosa bibir lembab, lidah dan gusi tidak ada stomatitis, pergerakan
lidah baik, jumlah gigi 32 lengkap, tidak ada caries, uvula simetris,
reflek menelan baik. Pada auskultasi bising usus 21 x/ menit, pada
perkusi tympani pada lambung, dullness pada hepar, tidak terdapat
nyeri tekan dan nyari lepas pada seluruh area abdomen dan tidak
terdapat pembesaran hati dan lien.

e. Sistem persarafan
1) Tes serebral fungsi
Klien dapat berorientasi dengan tempat, orang dan waktu, klien
dapat berespon dengan baik, klien dapat berkomunikasi dengan
normal, GCS (E =4, M = 6, V = 5).
2) Saraf cranial
Nervus I (Olfaktorius)
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi dengan mata
tertutup.
Nervus II (Optikus)

14
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm.
Tidak terdapat penyempitan lapang pandang.
Nervus III (Okulomotorius)
Adanya kontraksi pupil 3 mm bentuk pupil bulat isokor pada
kedua mata.
Nervus IV (trochlearis)
Pada kedua mata tidak terdapat nistagmus, diplopia dan deviasi
mata.
Nervus V (Trigeminus)
Mata klien mengedip saat bulu mata disentuh dengan kapas,
klien dapat merasakan usapan pada mata, dahi dan dagu.
Nevus VI (Abducend)
Klien mampu menggerakkan mata ke kanan dan ke kiri.
Nervus VII (Facialis)
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata
tertutup, bentuk wajah simetris. Nervus VIII (Akustikus)
Fungsi pendengaran baik
Nervus IX (Glosofaringeus)
Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit.
Nervus X
Uvula klien simetris terlihat ketika klien membuka mulut dan
berkata “ah”.

Nervus XI
Klien dapat mengangkat bahu dengan melawan tahanan.
Nervus XII
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkannya ke segala arah.

f. Sistem Perkemihan

15
Tidak terdapat keluhan nyeri pada genito urinaria tidak teraba
pembesaran ginjal, tidak terdengar suara bruits pada arteri renalis,
tidak ada nyeri tekan pada simpisis, tidak terdapat nyeri ketuk pada
perkusi ginjal.

g. Sistem Muskuloskeletal
Klien tampak berbaring lemah di tempat tidur. Klien mengatakan jika
ingin turun dari tempat tidur atau ke kamar mandi harus dibantu oleh
keluarga. Kedua lengan dan kaki klien simetris. Tidak ditemukan
oedema pada daerah ekstremitas atas dan bawah. Terdapat
penurunan fungsi motorik : klien merasa lemah pada ekstremitas
sebelah kiri. Tingkat kemampuan mobiliasasi klien yaitu perlu
bantuan / bimbingan sederhana / pengawasan.

5 4
5 4
Kekuatan otot

h. Sistem integumen
Warna rambut sebagian besar putih dan hitam, penyebaran rambut
merata, keadaan kulit kepala bersih, lesi (-), tidak ditemukan adanya
ketombe, rambut bersih dan tertata rapi. Tidak ada nyeri tekan pada
daerah kepala, dan rambut tidak mudah rontok. Warna kulit sawo
matang, kuku tampak bersih dan pendek, kulit tampak bersih dan tidak
lengket. Turgor kulit Kembali dalam 3 detik Suhu klien 36,50C.

i. Sistem endokrin
Tidak terdapat moonface, tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar
paratiroid, riwayat poliuri tidak ada, riwayat polipagia tidak ada, riwayat

16
polidipsi tidak ada.

5. Data Psikologis
a. Status emosi
Emosi klien stabil ekspresi wajah klien tenang dan terlihat cemas.
b. Kecemasan
Klien terlihat cemas dari klien selalu tersenyum apabila ditegur oleh
perawat dan bicara dengan keluarganya.
c. Pola koping
Menurut klien bila mendapatmasalah ia sering
membicarakannya dengan keluarganya.
d. Gaya komunikasi
Klien dapat berkomunikasi verbal maupun nonverbal. Klien dapat
berkomunikasi dengan dokter, perawat, keluarga dan klien lainnya,
bahasa yang digunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
e. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien menyukai semua bagian anggota tubuhnya karena semuanya
ini adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus disyukurinya.
2) Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas seperti
biasa.
3) Identitas diri
Klien merasa bangga dilahirkan sebagai wanita.
4) Harga diri
Klien merasa senang karena banyak yang menyayanginya
walaupun jauh dari rumah.

5) Peran
Klien adalah sebagai seorang bibi dari keponakannya

17
6. Data sosial
Hubungan klien dengan keluarga, dokter, perawat dan klien lainnya baik,
terlihat dengan klien sering berkomunikasi dengan keluarga,
dokter, perawat dan klien lain.

7. Data spiritual
Klien menganut agam Islam selama dirawat klien beribadah ditempat tidur
saja dan slalu berdoa untuk kesembuhannya. Klien menganggap sakitnya
sebagai cobaan.

8. Data Penunjang
Hasil laboratorium tanggal 6 Januari 2023
N Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan
o
1 Hematologi
Hemoglobin (L) 10,6 13-18 gr/dL
Leukosit (L) 6.806 3,8-10,6rb mm3
Hematokrit (L) 34 40-52 %
Trombosit 174.000 150-440rb mm3
2 Kimia Klinik
Ureum 43 15-50
Kreatinin (LK) 0.69 0,6 mg/dL
mg/dL
Glukosa sewaktu 166 <140
mg/dL
Natrium 137 135-145 mEq/L
Kalium 3,3 3,6-5,5 mEq/L
9. Therapi Medis
• Aspar K 3 x1 tab PO
• Furomesid 1x 40 mg PO
• Caltopril 3 x 12,5 mg PO

18
• Diit rendah garam

II. ANALISA DATA

No DATA INTERPRETASI DATA MASALAH


DAN KEMUNGKINAN
PENYEBAB
1. DS: Kondisi penyakit klien Resiko terjadinya

19
Klien mengatakan ↓ kekakuan otot-otot
lemas Klien harus tirah baring ekstremitas

DO: ↓

Klien bedrest Menimbulkan kekakuan


tonus otot

Resiko terjadinya
kekakuan otot-otot
ekstremitas
2. DS : Kurangnya pengetahuan Resiko
tentang pengertian, hipertensi
• Klien mengatakan
berulang
sering tidak penyebab, dan
melanjutkan pencegahan hipertensi
pengobatan. ↓

• Klien mengatakan Tidak melanjutkan

jarang kontrol. pengobatan

DO : ↓
Tekanan darah tidak
• Klien tidak tahu apa
terkontrol
itu hipertensi.

• Klien tidak tahu
Resiko terjadinya kembali
mengapa perlu
pengobatan rutin.
3. DS : Penyakit Hipertensi Gangguan Rasa
• Klien mengatakan ↓ Aman : Cemas

kurang membutuhkan perawatan

mengetahui dan pengobatan yang

tentang penyakitnya lama

• Klien mngatakan ↓
kurangnya informasi
ingin segera pulang
mengenai kondisi

20
DO :

• Klien menanyakan
tentang keadaanya penyakitnya dan prosedur
pengobatannya

stressor bagi klien

Cemas
III. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN / MASALAH KOLABOLASI

No. Diagnosa Tanggal Nama/ Tanggal Nama/ TT


Keperawatan Ditemukan TT Terpecahka Perawat
Perawat n
1. Resiko terjadinya 12-01-2005 Egi
kekakuan otot-otot
ekstremitas
sehubungan dengan
tirah baring lama.

2. Resiko terjadinya 12-01-2005 Egi


kembali
hipertentensi
sehubungan dengan
kurangnya
pengetahuan klien
tentang hipertensi.
3. Gangguan Rasa 12-01-2005 Egi
Aman : Cemas
berhubungan
dengan kurangnya
informasi tentang
kondisi penyakitnya

21
P e r e n c a n a a n
No Diagnosa Keperawatan
T u ju a n
Intervensi Rasional
1 2 3 4 5

1 Resiko terjadinya kekakuan otot- Tupan : 1. Lakukan mobilisasi 1. Meningkatkan


otot ekstremitas Tidakterjadi kekakuan otot- secara bertahap. secara bertahap
sehubungan dengan tirah baring otot ekstremitas. tingkat aktivitas
lama.Ditindai dengan klien sampai
Tupen : normal.
DS: Dalam 3 hari klien mampu 2. Lakukan ROM pasif.
2. Mencegah
Klien mengatakan lemas menggerakkan ekstremitas adanya
atas dan bawah dengan kekakuan dan
DO: kriteria : untuk
Klien bedrest • Klien tidak lemas lagi. memperlancar
3. Libatkan keluarga dalam
• Klien tidak bedrest lagi. setiap tindakan peredaran darah.
3. Klien merasa
lebih nyaman
bila dibantu oleh
keluarga.
2. Resiko terjadinya kembali Tupan : 1. Observasi TTV. 1. Memantau

1 2 3 4 5

22
hipertensi sehubungan dengan Tidakterjadi hipertensi 2. perkembangan
kurangnya pengetahuan klien berulang setelah klien 3. hipertensi.

tentang hipertensi. Ditindai kembali ke rumah. 2. Berikan pendidikan Dengan


dengan Tupen : kesehatan mengenai pendidikan
Dalam 1x24 jam hipertensi, meliputi : kesehatan
DS : setelah mendapat • Pengertian hipertensi diharapkan
• Klien mengatakan sering penyuluhan kesehatan secara singkat dan pengetahuan
tidak melanjutkan tentang hipertensi klien sederhana. klien bertambah
pengobatan. paham dengan kriteria : • Penyebab hipertensi. dan resiko
• Klien mengatakan jarang • Mengerti tentang • Diit hipertensi. hipertensi
kontrol. penyakit dan berulang dapat
penanganannya. Patuh • Program perawatan
DO : dicegah.
terhadap program diri.
• Klien tidak tahu apa itu perawatan diri.
• Komplikasi hipertensi
hipertensi.
secara singkat dan
Klien tidak tahu mengapa perlu
sederhana.
pengobatan rutin

3. Anjurkan keluarga untuk


Klien lebih
memantau klien dalam
makan obat dan diit termotivasi
klien. untuk makan

1 2 3 4 5

23
4. Berikan diit rendah obat dan
garam dengan sedikit menjalani diitnya.
tapi sering.
4. Mengurangi
mual.

3. Gangguan Rasa Aman : Cemas Tupan : 1. Bina hubungan saling 1. Dengan adanya
percaya antara perawat hubungan saling
berhubungan dengan kurangnya Gangguan rasa aman :
dengan klien dan percaya klien mau
cemas tidak terjadi.
informasi tentang kondisi keluarga. mengungkapkan
Tupen: masalah dan
penyakitnya. Ditandai dengan :
Setelah dilakukan tindakan perasaannya pada
DS : perawat.
keperawatan selama 2 hari,
• Klien dan keluarga diharapkan pengetahuan 2. Dengan
klien dan keluarga tentang 2. Bantu klien untuk
mengatakan kurang keadaannya meningkat, penyesuaian
menyesuaikan dirinya kehidupan di
mengetahui tentang dengan kriteria: dengan kehidupan di RS. RS supaya
- Klien dan keluarga tidak
penyakitnya klien terbiasa
mengeluh merasa
dengan keadaan
• Klien mngatakan ingin khawatir tentang
lingkungan di
penyakitnya.
segera pulang DO : RS demi
- Klien dan keluarga secara
3. Diskusikan bersama klien kesembuhannya.
• Klien menanyakan tentang verbal mengatakan
dan keluarga mengenai 3. Meningkatkan
mengerti tentang
keadaanya pengetahuan,
penjelasan dari perawat. kondisi penyakit, proses
pemahaman klien
- Ekspresi wajah klien penyembuhan dan
dan keluarga
tenang perawatan klien. sehingga

1 2 3 4 5

24
4. Beri penjelasan pada klien mengurangi
dan keluarga tentang kecemasan.
keadaan penyakit, 4. Diharapkan
prosedur pengobatan dan dapat menambah
perawatan selama klien pengetahuan klien
dirawat di RS. dan keluarga
tentang
keadaannya dan
dapat membantu
mengurangi
kecemasan pada
5. Kaji pemahaman klien klien.
dan keluarga mengenai
5. Untuk mengetahui
keadaan penyakit, sejauh mana
prosedur pengobatan dan pemahaman klien
perawatan. dan keluarga
sehingga dapat
menentukan
intervensi
selanjutnya.

25
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Nama dan


dan Waktu Keperawatan Paraf
11-01-2023 Dx3 , - Mengajarkan dan membantu
07.30 Dx2 ,Dx1
Melakukan mobilisasi secara
bertahap.
- Mengajarkandan membantu
Melakukan ROM pasif
- Melibatkan keluarga dalam
setiap tindakan

Perawat membantu klien dalam


mengajarkan dan membimbing
klien dalam melakukan
mobilisasi dan klien mau
melakukan
- Mengobservasi TTV
:
Tekanan darah =130/80 mmHg
Nadi = 67 x/menit
Respirasi = 21 x/mnt
Suhu = 36,50 C
08.00 Dx 3 • Memberikan diit rendah garam
Respon : Porsi makan habis 1
porsi.

09.00 Dx3 • Melakukan ROM pasif kepada


klien dengan mobilisasi secara
bertahap
Respon : Klien dapat melakukan

26
ROM pasif
• Melibatkan keluarga dalam
setiap tindakan.
Respon : keluarga mengerti dan
ikut terlibat dalam membantu
mobilisasi klien.
10.00 Dx3 • Memberikan terapi Aspar K 3 x1
tab PO
Respon : obat diberikan dan
tidak ada reaksi alergi.

• Memberikan therapy Furomesid


1x 40 mg PO dan Caltopril 3 x
12,5 mg PO
Respon : obat diberikan dan
tidak ada reaksi alergi.
• Pantau dan catat respon
terhadapan obat.
Respon : tidak ada reaksi alergi
dan klien lebih tenang.
10.30 Dx2 , DX3 Memberikan pendidikan kesehatan
pada klien dan keluarga
tentang hipertensi
Respon : Klien dan keluarga
mengatakan telah mengerti tentang
penyakit hipertensi yang dideritanya
meliputi : pengertian, penyebab, diit,
program asuhan perawatan diri, dan
komplikasi dari hipertensi.

12.15 Dx2 • Memberikan diit rendah garam


Respon : Porsi makan habis 1
p o rs i

27
V. EVALUASI
DX Tangg Perkembangan Nama
No. al dan dan
Waktu Paraf
1 12-01- S:
2023 - Klien mengatakan mulai bisa menggerakkan
ekstremitas atas maupun bawah.
O:
- Klien dapat melakukan ROM pasif.
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:
- Lanjutkan intrervensi
I:
- Mengajarkandan membantu Melakukan
mobilisasi secara bertahap.
- Mengajarkan dan membantu Melakukan ROM pasif
- Melibatkan keluarga dalam setiap tindakan E :

- Klien dapat mengikuti latihan ROM secara pasif dan


dapat menggerakkan tangan dan kakinya secara aktif
walaupun sedikit R :
- Kaji Cara klien dan keluarga melakukan ROM

2.. 12-01- S:
2023 - Klien dan keluarga mengatakan telah mengerti tentang
penyakit hipertensi yang dideritanya meliputi :
pengertian, penyebab, diit, program asuhan perawatan
diri, dan komplikasi dari hipertensi.

28
O:
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan
pengertian, penyebab, diit, program asuhan
perawatan diri, dan komplikasi dari hipertensi.
A:
- Masalah teratasi.

3 12-01- S: tentan
2023 - Klien mengatakan kurang mengetahui g

penyakitnya
- Klien mengatakan ingin segera pulang

O:
- Klien menanyakan tentang keadaanya A :

- Masalah teratasi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. 1996. . EGC : Jakarta.

Doengoes , Marilin .2002. , Edisi : 3.Jakarta : EGC

29
31

Anda mungkin juga menyukai