Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TERHADAP PELAYANAN AEMIA PADA

IBU HAMIL DI MASA PANDEMI

Dosen Pembimbing :

Uswatun Khasanah, SST.,M.Keb.

Disusun oleh :

LUUT TASNIM

(P27824319018)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI D – III KEBIDANAN BANGKALAN

TAHUN AJARAN 2021 - 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
serta berkat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Asuhan
Kebidanan Kehamilan Terhadap Pelayanan Anemia pada Ibu Hamil di Masa Pandemi “
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak.Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan penulis.Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi penulis.

Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis khususnya.Atas segala perhatiannya kami mengucapkan banyak
terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3

A. Anemia Dalam Kehamilan ..................................................................... 3


1) Pengertian Anemia...................................................................... 3
2) Patofisiologi Anemia............................................................. ..... 3
3) Etiologi Anemia ......................................................................... 4
4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu......... .... 6
5) Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil pada masa pademi 6

BAB III PENUTUP ..........................................................................................

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 9

B. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh
dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014). Anemia pada ibu hamil
berdampak buruk bagi ibu maupun janin. Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil
yaitu proses persalinan yang membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta
syok akibat kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat
badan rendah, kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).

Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global prevalensi anemia
pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia meningkat dibandingkan dengan 2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil
anemia sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Prevalensi
anemia ibu hamil di Kabupaten Kulon Progo sebesar 12,88% (Dinkes DIY, 2017).

Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama
masa kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu hamil itu sendiri, kebutuhan zat gizi
janin juga harus diperhatikan. Kebutuhan gizi pada saat kehamilan mengalami peningkatan
hingga 68% dibandingkan dengan sebelum hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi 2 Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta mengalami peningkatan kebutuhan namun yang seringkali
kekurangan adalah energi, protein dan berbagai mineral contohnya zat besi. Pemenuhan
kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan
menghambat pertumbuhan ibu dan janin sekaligus menyebabkan berbagai masalah gizi.
Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia dan KEK (Proverawati, 2009).

Dengan terjadinya pandemi COVID-19, status tanggap darurat yang diikuti dengan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan berdampak signifikan tidak hanya
pada aktivitas masyarakat tetapi juga terhadap kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat
yang bekerja pada sektor informal. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh
terhadap menurunnya akses dan daya beli masyarakat terhadap pemenuhan pangan bergizi.
Jika hal tersebut tidak diantisipasi maka akan terjadi kerawanan pangan dan gizi terutama di
wilayah-wilayah yang teridentifikasi rentan. Kerawanan pangan dan gizi meningkatkan risiko
terjadinya masalah gizi akut (gizi kurang dan gizi buruk) pada kelompok rentan, bahkan
masalah gizi kronik (stunting) pun mungkin akan meningkat jika penetapan tanggap darurat
COVID-19 berlangsung dalam waktu yang cukup lama (prolonged emergency situation).

Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19 ini dibuat
untuk memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan gizi
dalam situasi tanggap darurat. Pedoman ini dapat berubah dan diperbarui sesuai dengan
perkembangan penyakit dan situasi terkini.

1
RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Anemia terhadap kehamilan?


2. Apa yang dimaksud dengan Patofisiologi Anemia?
3. Apa saja Tanda Dan Gejala Anemia terhadap ibu hamil?
4. Apa saja Dampak Anemia Terhadap Janin Berikut adalah dampak anemia terhdap
janin?
5. Bagaimana cara Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil pada masa
pademi?

TUJUAN

1. Untuk megetahui pengertian anemia terhadap ibu hamil


2. Untuk mengetahui Patofisiologi Anemia
3. Untuk mengetahui Tanda Dan Gejala Anemia terhadap ibu hamil
4. Untuk mengetahui Dampak Anemia Terhadap Janin Berikut adalah dampak anemia
terhdap janin
5. Untuk mengetahui Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil pada masa pademi?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia

Dalam Kehamilan Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi
kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada
trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin
kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi
besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014). Anemia dapat didefinisikan sebagai
kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia
umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah
Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di
bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010). Anemia pada kehamilan adalah anemia
karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah
bahkan murah (Manuaba, 2010). . Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang
dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan
menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2007).

2. Patofisiologi Anemia

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan


sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma meningkat 45-65%
dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke sembilan dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan
setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti 8 laktogen plasenta yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel
merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan peningkatan
eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).

Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan atau


hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-30%), sehingga
hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil.
Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai
terendah pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram, sekitar 60-
70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10- 30% adalah besi cadangan
yang terutama terletak di dalam hati, empedu, dan sumsum tulang.

3
Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi
kebutuhan yang terdiri dari :

1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan
mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.

2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.

3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg hilang
selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati dalam Dhamayani, 2014).

Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil dapat


diperhitungkan sebagai berikut.

1) Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr

2) Pembentukan plasenta 300 mgr

3) Pertumbuhan darah janin 100 mgr Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah
900 mgr. saat persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta, ibu
akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus mendapatkan kompensasi dari
makanan untuk kelangsungan laktasi..

3. Etiologi Anemia

Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi


pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel darah tidak
sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah perbandingannya.

1) Plasma darah bertambah 30%.

2) Sel-sel darah bertambah 18%.

3) Hemoglobin bertambah 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk
membantu meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013). Penyebab lain dari anemia yaitu
kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris,
serta schistosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi
akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV juga dapat menurunkan
konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk vitamin A dan B12, folat,
riboflavin, dan tembaga juga dapat meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008).

 Tanda Dan Gejala Anemia terhadap ibu hamil

a. letih, sering mengantuk, malaise;

b. pusing, lemah;

c. nyeri kepala;

d. luka pada lidah;

4
e. kulit pucat;

f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);

g. bantalan kuku pucat;

h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah. (Rukiyah, 2010). 10 5.

Diagnosis Anemia Pada Kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan


dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil
muda. (Manuaba, 2010). Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakanalat pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut
(Manuaba, 2010). Hb 11 g% tidak anemia Hb 9 – 10 g% anemia ringan Hb 7 – 8 g% anemia
sedang Hb < 6 gr%). 5) Perdarahan antepartum. 6) Ketuban pecah dini (KPD).

 Bahaya saat Persalinan Bahaya anemia saat persalinan.

1) Gangguan his.

2)Kala I memanjang.

3) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.

4) Retensio plasenta.

5) Atonia uteri.

 Bahaya anemia pada masa nifas.

1) Subinvolusi.

2) Perlukaan sukar sembuh.

3) Infeksi puerperium.

4) Pengeluaran ASI berkurang.

5) Anemia masa nifas.

6) Infeksi mamae.

 Dampak Anemia Terhadap Janin Berikut adalah dampak anemia terhdap janin

1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.

2) IUFD

3) BBLR.

4) Kelahiran dengan anemia.

5
5) Cacat bawaan.

6) Mudah terkena infeksi.

7) IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. (Manuaba, 2010).

4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

1. Faktor Dasar

a. Sosial ekonomi Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Sulistyawati, 2009
dalam Nurhidayati, 2013).

b. Pengetahuan Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi


pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah terjadinya anemia.

c. Pendidikan Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi


pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.

2. Faktor Tidak Langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC) Antenatal Care adalah pengawasan sebelum


persalinan terutama pada partumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia
14 defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini
berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal.

b. Umur Ibu Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.

5.Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil pada masa pademi

Ibu hamil merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi mengalami anemia.
Hal itu disebabkan adanya peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan
plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam ASI. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh
sehingga rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi COVID-19 dan penyakit yang
ditimbulkannya. Selain itu, anemia pada ibu hamil akan meningkatkan bayi berat lahir
rendah, yang tentunya akan meningkatkan risiko terjadinya stunting.

Pencegahan anemia gizi pada ibu hamil dilakukan dengan memberikan minimal 90
Tablet Tambah Darah (TTD) selama kehamilan dan dimulai sedini mungkin. Pemberian TTD
setiap hari selama kehamilan dapat menurunkan risiko anemia maternal 70% dan defisiensi
besi 57%. Sedangkan untuk pengobatan anemia mengacu pada Pedoman Penatalaksanaan
Pemberian Tablet Tambah Darah (Kemenkes, 2015). Konseling gizi pada saat kehamilan,

6
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
TTD. Pesan kunci yang harus disampaikan kepada ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi
TTD antara lain:

 Pentingnya asupan gizi seimbang, khususnya makanan bersumber protein,


kaya sumber zat besi; mengurangi asupan makanan mengandung tinggi gula,
garam dan lemak; dan tidak mengkonsumsi TTD bersamaan dengan minuman
atau obat yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, susu, tablet
kalsium dosis tinggi dan obat sakit maag, serta dikonsumsi pada malam hari
untuk mengurangi mual. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, TTD
dapat dikonsumsi bersama makanan atau minuman bersumber vitamin C.
 Efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi TTD yaitu nyeri/ perih
di ulu hati, mual serta tinja berwarna kehitaman (yang berasal dari sisa zat
besi yang dikeluarkan oleh tubuh melalui feses). Efek samping tidak sama
dialami oleh setiap orang dan akan hilang dengan sendirinya.
 Menganjurkan untuk minum TTD setelah makan dengan makanan bergizi
seimbang atau mengkonsumsi TTD sebelum tidur untuk mengurangi efek
samping.

Bila pemerintah daerah belum menerapkan PSBB, belum ada transmisi lokal, serta
mobilisasi penduduk antar wilayah yang sangat minimal, pemberian TTD ibu hamil tetap
dilakukan sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah
(Kemenkes, 2015). Untuk daerah dengan penerapan PSBB dan terdapat transmisi lokal,
pelayanan diberikan secara terbatas. Program pemberian TTD ibu hamil tetap dilaksanakan
saat pemeriksaan kehamilan di Fasyankes sesuai jadwal kunjungan dan/ atau melalui
kunjungan rumah. Kadar Hb ibu hamil harus diperiksa untuk mengetahui status anemia. Bila
ibu menderita anemia, pemberian TTD mengacu pada Pedoman Penatalaksanaan Pemberian
Tablet Tambah Darah (Kemenkes, 2015).

 Pemeriksaan kehamilan di Fasyankes hanya dilakukan melalui perjanjian


sebelumnya.
 Saat dilakukan pemeriksaan kehamilan di Fasyankes harus memperhatikan prinsip
pencegahan infeksi.
 Kunjungan rumah diprioritaskan untuk ibu hamil yang berisiko anemia dan belum
mendapatkan TTD. Konseling dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam
mengonsumsi TTD, dengan memperhatikan prosedur pencegahan infeksi.
 TTD dapat diperoleh melalui: Ì Bidan desa atau tenaga pengelola gizi melalui
Fasyankes atau kunjungan rumah. Jika tidak dapat ke bidan, ibu hamil dapat
meminta keluarga untuk membantu memperoleh TTD pada bidan desa atau tenaga
gizi. Ì Konsumsi TTD mandiri (dengan kandungan zat besi dan asam folat
sekurangkurangnya setara dengan 60 mg besi elemental dalam bentuk sediaan Ferro
Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat dan Asam Folat 0.4 mg).

7
 Mengingatkan ibu hamil untuk mencatat TTD yang dikonsumsi, baik TTD program
maupun TTD mandiri di kartu kontrol minum TTD, di buku KIA atau dicatat secara
manual untuk dilaporkan ke bidan/ tenaga gizi setelah keadaan menjadi normal.
 Melakukan upaya peningkatan edukasi kepada masyarakat terkait risiko anemia,
pentingnya konsumsi gizi seimbang dan kepatuhan minum TTD bagi ibu hamil.
 Melakukan supervisi suportif kepada bidan desa dan kader dengan menggunakan
sambungan telpon, SMS, aplikasi chat atau media daring lainnya.
 Apabila masa Pandemi COVID-19 telah berakhir, ibu hamil bisa mendapatkan
kembali TTD melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan rutin di Puskesmas.
 Pada masa pandemi COVID-19 pemberian TTD ibu hamil tetap dilaksanakan baik
melalui kunjungan Fasyankes terjadwal, atau melalui kunjungan rumah.
 TTD dapat diperoleh dari bidan desa atau tenaga gizi maupun secara mandiri.
 Konseling kepada ibu serta edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan untuk
mengurangi risiko anemia, baik melalui media daring, media cetak seperti poster
maupun media eletronik seperti radio.
 Untuk ibu hamil dalam pengawasan (ODP), terduga (PDP), dan terkonfirmasi
positif, pemberian TTD ditunda dan dikonsultasikan ke dokter untuk jadwal
konsumsinya.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Kehamilan Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi
kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada
trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin
kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi

Ibu hamil merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi mengalami anemia.
Hal itu disebabkan adanya peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan
plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam ASI. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh
sehingga rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi COVID-19 dan penyakit yang
ditimbulkannya. Selain itu, anemia pada ibu hamil akan meningkatkan bayi berat lahir
rendah, yang tentunya akan meningkatkan risiko terjadinya stunting.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://covid19.papua.go.id/file/detail/11

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1017/3/Chapter%201.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai