Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROGRAM ANTENATAL TERINTEGRASI SEBAGAI BENTUK


KEBIJAKAN PELAYANAN ANC
(ANEMIA, KEK, GONDOK DAN CACINGAN PADA IBU HAMIL)

OLEH :
Kelompok 5

1. Paskalia Lagu (178402622)


2. Rossalia Avila (178702622)
3. Ririn Pangambang (178602622)
4. Rani Hati (178502622)
5. Safiira Kause (178902622)
6. Sandra Liu (178802622)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya oleh
anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ program antenatal
terintegrasi sebagai bentuk kebijakan pelayanan anc (anemia, kek, gondok dan
cacingan pada ibu hamil)”. Adapun penyusunan tugas ini dilakukan untuk memenuhi salah
satu tugas pada mata kuliah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami harapkan kritik dan saran dari pembaca demi kelancaran selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca sekalian.

Kupang, 26 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................3

A. Anemia..................................................................................................................................3

B. Gondok..................................................................................................................................5

C. Kekurangan energi kronik (KEK).............................................................................................6

D. Cacingan pada ibu hamil........................................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpentinguntuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dengan ANC perkembangan
kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang
persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC baru ibu
hamil ke-1 sampai kunjungan ke-6 dan pelayanan ANC sesuai standar paling sedikit
enam kali (K6).Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia
belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung
akan menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan
kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor
risiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani Kurangnya pemanfaatan ANC
oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. ANC juga ini berkaitan dengan
anemia, gondok. Kekurangan energi kronik ( KEK), dan cacingan pada ibu hamil.
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah vote itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Penyakit gondok atau struma yaitu suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya
diet iodium uang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran
kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berbentuk kupu-kupu dibawah pangkal tenggorokan
di sebelah depan leher dan sebelah bawah jakun. Disebabkan oleh sekresi hormon tiroid
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kekurangan yodium.
KEK (kekurangan energi kronis) didefinisikan sebagai keadaan ketika wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.
Kekurangan energi kronis (KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas <23,5 cm.
kekurangan energi kronis pada wanita usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung secara
terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Selain lingkar lengan terhadap batasan lain untuk mendefinisikan kekurangan energi
kronis, yaitu jika indek masa tubuh (IMT) <18,5 kg/m. IMT.

1
Cacingan adalah infeksi cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus yang
ditularkan melalui tanah, atau disebut Soil Transmitted Helminths (STH). Cacingan yang
ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang). Trichuris trichiura
(cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus (cacing tambang).
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang anemia pada ibu hamil
2. Menjelasskan tentang gondok pada ibu hamil
3. Menjelaskan tentang KEK (kekurangan energi kronik) pada ibu hamil
4. Menjelaskan tentang cacingan pada ibu hamil

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anemia pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan gondok pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui tentang KEK (kekurangan energi kronik) pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui tentang cacingan pada ibu hamil

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anemia
1. Pengertian Anemia pada ibu hamil
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah vote itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Berikut
jenis jenis anemia sebagai berikut:
a. Anemia defisiensi besi (Fe) yaitu anemia disebabkan kekurangan zat besi
b. Anemia megaloblastik yaitu anemia disebabkan kekurangan asam folat
c. Anemia hipoplastik yaitu anemia disebabkan karena hipofungsi sum-sum tulang
d. Anemia hemolitik yaitu anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannnya.
2. Faktor penyebab anemia
Faktor dan penyebab yang berhubungan dengan anemia terjadi secara berurutan dari
faktor yang paling jauh adalah politik, ekonomi, ekologi, iklim, dan geografi yang
mempengaruhi pendidikan, kesejahteraan (Pendidikan, kesejahteraan, norma budaya dan
perilaku).
faktor-faktor penyebab anemia pada ibu hamil sebagai berikut:
a. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tidak mengandung zat besi dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, misalnya karena masa remaja, ibu
hamil, menderita penyakit.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh, misalnya karena perdarahan (akibat
kecelakaan, melahirkan, dan sebagainya), kehilangan. darah (akibat menderita
penyakit malaria, kecacingan, haid, dan sebagainya)
3. Akibat Anemia pada Ibu Hamil
Akibat anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan abortus, partus prematurus,
partus lama, retensio plasenta, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi
3
intrapartum maupun postpartum.Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 g/dl
dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Akibat anemia terhadap janin dapat
menyebabkan terjadinya kematian janin intrauterin, kelahiran dengan anemia, dapat
terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.

4. Tanda dan Gejala Anemia


Tanda dan gejala menyatakan gejala anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan organ
yang terkena yaitu :
a. Sistem kardiovaskular, yaitu lesu, cepat lelah, palpitasi takikardi, sesak nafas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung
b. Sistem saraf, yaitu sakit kepala, pusing, teling mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, lesu serta perasaan dingin pada ekstremitas
c. Sistem urogenital, yaitu gangguan haid dan libido menuru
d. Epitel, yaitu warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus
5. Cara menentukan anemia pada ibu hamil
a. Haemoglobin (HB)
Haemoglobin adalah parameter yang di gunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia menyatakan bahwa dalam menentukan status anemia belum
lengkap hanya dengan cara melihat kadar Hb, perlu dilakukan pemeriksaan lain. Hb
berperan sebagai pembawa oksigen pada seldarah merah.
b. Hematokrit
Hematokrit merupakan volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara
diputar di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%). Setelah
di sentrafugasi, tinggi kolom sel darah merah di ukur dan dibandingkan dengan tinggi
darah penuh yang asli.
6. Penangan anemia dalam kehamilan
Berikut penanganan anemia dalam kehamilan menurut tingkat pelayanan:
a. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Anemia pada ibu hamil idealnya harus dideteksi dan ditangani sejak pelayanan
kesehatan dasar. Di desa, ibu hamil perlu berkunjung ke Polindes untuk mengetahui
kondisi kehamilannya dan mengetahui jika ibu hamil terjadi anemia. Penanganan
anemia di Polindes meliputi:
4
1) Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan laboratorium ke tingkat
pelayanan yang lebih lengkap
2) Memberikan terapi oral pada ibu hamil yang berupa pemberian tablet besi 90
mg/hari
3) Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.

4) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas dan Rumah sakit)


Wewenang Puskesmas dan Rumah sakit untuk menangani kasus anemia pada ibu
hamil di antaranya:
a) Membuat dignosis dan terapi
b) Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan penanganannya.
c) Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata pembawa
sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada bayi
B. Gondok
1. Pengertian
Penyakit gondok atau struma yaitu suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya
diet iodium uang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran
kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berbentuk kupu-kupu dibawah pangkal tenggorokan
di sebelah depan leher dan sebelah bawah jakun. Disebabkan oleh sekresi hormon tiroid
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kekurangan yodium
2. Gejala gondok pada ibu hamil
Munculnya pembengkakan di daerah leher sebenarnya merupakan salah satu gelaja
penyakit gondok. Namun, benjolan tersebut terkadang hadir tanpa disadari, karena
ukuran yang cenderung kecil pada awal kemunculannya Gejala gondok pada setiap
orang juga bisa berbeda-beda. Meskipun pembengkakan akibat penyakit gondok jarang
menimbulkan rasa sakit, bukan berarti hal ini bisa disepelekan. Terlebih lagi jika hal ini
dialami oleh ibu hamil. Dalam beberapa kondisi, penyakit gondok membutuhkan
pertolongan tenaga ahli dalam proses penyembuhannya. Seperti yang kita ketahui, ibu
hamil memiliki kekebalan tubuh yang lebih rentan sehingga lebih berisiko terserang
penyakit. Salah satunya penyakit gondok, jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan
hormon tiroid yang kerap menimbulkan pembengkakan di leher.

5
Hal ini tergantung pada kadar hormon tiroid dalam tubuh. Namun secara umum, biasanya
gejala gondok ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
a. Sesak napas
b. Munculnya pembengkakakn di daerah leher
c. Perasaan tidak enak pada tenggorokan
d. Susah menelan
e. Demam
f. Morning sickness yang berlebihan
g. Merasakan gerah atau kedinginan berlebih
h. Konstipasi
i. Merasa lemas
Penyakit gondok pada ibu hamil juga cenderung sulit dideteksi. Maka, apabila
mendapati benjolan di leher serta gejala di atas, disarankan untuk berkonsultasi lebih
lanjut dengan dokter. Untuk memastikan apakah terkena penyakit gondok, biasanya
dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
a. Pemeriksaan hormon
Dilakukan untuk melihat perubahan kadar hormon tiroid yang memengaruhi
kelenjar tiroid dalam tubuh.
b. USG tiroid
USG ini dilakukan untuk melihat seberapa besar ukuran gondok dan apakah ada
benjolan lain yang tidak terlihat atau tidak dapat diraba dari luar.

C. Kekurangan energi kronik (KEK)


1. Pengertian
kekurangan energi kronis didefinisikan sebagai keadaan ketika wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun. Kekurangan energi kronis (KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas <23,5
cm. kekurangan energi kronis pada wanita usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung
secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan. Selain lingkar lengan terhadap batasan lain untuk mendefinisikan
kekurangan energi kronis, yaitu jika indek masa tubuh (IMT) <18,5 kg/m. IMT.
Karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan

6
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan
komposisi dan metabolism tubuh ibu.
2. Faktor yang mempengaruhi KEK
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang energi kronik pada ibu hamil antara lain:

a.Faktor sosial ekonomi


Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam
masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan,
karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.

b. Faktor jarak kelahiran


Jarak kelahiran yang terlalu dekat (kurang dari dua tahun) dapat menyebabkan
kualitas janin yang rendah dan merugikan kesehatan ibu karena ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya.
c.Faktor paritas
Paritas adalah status wanita sehubungan dengan jumlah anak yang dilahirkan.
Paritas yang termasuk faktor resiko tinggi dalam kehamilan adalah grade multipara,
dimana hal ini dapat mempengaruhi optimalisasi
d. Usia ibu hamil
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki
risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya
meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak masalah.
kesehatan ibu lainnya.
3. Tanda dan gejala pada KEK
Beberapa gejala yang bisa Anda rasakan saat mengalami kekurangan energi kronis
(KEK), di antaranya:
a. merasa kelelahan terus-menerus,mati rasa atau kesemutan saat hamil
b. wajah pucat dan tidak bugar
c. sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5)
d. lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
7
e. berat badan menurun
f. kalori yang terbakar saat istirahat menurun, dan
g. kemampuan melakukan aktivitas fisik berkurang
4. Dampak yang ditimbulkan KEK
Dampak - dampak yang ditimbulkan dari KEK natara lain :

a. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu.
b. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan prematur/sebelum waktunya, perdarahan post partum,
serta persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat.
c. Janin
Kuning gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
5. Cara Penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai langkah,
antara lain:
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman umum
gizi seimbang.
b. Pola istrahat yang cukup dan Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh ibu hamil

D. Cacingan pada ibu hamil


1. Pengertian
Cacingan adalah infeksi cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus
yang ditularkan melalui tanah, atau disebut Soil Transmitted Helminths (STH).
Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang).
8
Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus
(cacing tambang). Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan,
gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya. Cacingan menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan
kualitas sumber daya manusia.
2. Ciri-ciri Cacingan pada Ibu Hamil
Ada beberapa ciri yang menonjol dari infeksi cacing (misalnya cacing kremi) yang bisa
dikenali, berikut di antaranya:
a. Rasa gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari.
b. Gatal pada vagina.
c. Terdapat cacing kremi di feses.
d. gangguan tidur dan Sakit perut atau kram.
e. Perasaan Mual disertai hilangnya nafsu makan
f. Penurunan berat badan yang signifikan karena cacing kremi mengambil semua
nutrisi dalam pencernaan

3. Penyebab Cacingan pada Ibu Hamil


Infeksi cacing, biasanya terjadi karena Bumil tidak menjaga kebersihan dengan baik.
Penyebab lain yang menyebabkan keadaan ini adalah:
a. Telur kecil yang disimpan di sekitar anus oleh cacing betina bisa menyebarkan
infeksi
b. Orang dengan infeksi cacing kremi biasanya tergoda untuk menggaruk daerah
vagina atau anus. Jika melakukannya, telur cacing bisa menempel di bawah
kukunya dan dapat berpindah ke apa pun yang mereka sentuh
c. Jika menyentuh permukaan yang terkontaminasi selama kehamilan dan
menyentuh mulut, Anda dapat menelan telur dan mengembangkan infeksi cacing
d. Telur cacing dari anus juga dapat berpindah ke pakaian, seprai, tangan, karpet,
pakaian dalam, dan lainnya, sehingga dapat menyebabkan infeksi menyebar
e. Menggunakan handuk bersama. Handuk dapat menjadi tempat yang ideal bagi
cacing kremi atau telurnya.
4. Jenis-jenis infeksi cacing pada ibu hamil

9
Ketika terkena infeksi parasit, cacing pipih dan cacing gelang adalah penyebab yang
paling mungkin. Kedua jenis cacing parasit ini dapat ditemukan di berbagai habitat.
Jenis cacing ini tidak selalu terlihat dengan mata telanjang.
Berikut ini beberapa jenis infeksi cacing, di antaranya:
a. Cacing Pita
Siapa pun bisa tertular cacing pita, yaitu sejenis cacing pipih, dengan meminum
air yang terkontaminasi telur atau larva cacing pita. Daging mentah atau setengah
matang adalah cara lain cacing pita menemukan jalan mereka ke manusia
b. Flukes(cacing pipih)
Jenis cacing ini lebih mungkin menyebabkan infeksi pada manusia yang
terkontaminasi dari beberapa tanaman antara lain: Selada air mentah dan tanaman
air tawar lainnya adalah sumber utama cacingan pada manusia. Selain itu, orang
juga bisa terpapar saat meminum air yang terkontaminasi larva cacing ini. Ini
biasanya menetap di usus, darah, atau jaringan.
c. Cacing Tambang
Cacing tambang adalah jenis cacing gelang yang ditularkan melalui kotoran dan
tanah yang terkontaminasi. Cara paling umum untuk melakukan kontak dengan
cacing gelang adalah berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terdapat larva cacing
tambang. Larva ini dapat menembus kulit.
d. Cacing kremi
Cacing kremi adalah jenis cacing gelang kecil yang tidak berbahaya. Saat dewasa
sepenuhnya, cacing ini hidup di usus besar dan rektum. Cacing kremi betina
bertelur di sekitar anus, biasanya pada malam hari.
5. Mencegah Cacingan pada Ibu Hamil
Beberapa Langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
a. Bersihkan sikat gigi secara menyeluruh setelah setiap kali digunakan dan simpan
di tempat tertutup.
b. Bersihkan rumah secara teratur dan hindari makan di kamar tidur.
c. Pilih pakaian dalam yang pas dan ganti setidaknya dua kali sehari.
d. Gunakan air panas untuk mencuci pakaian dengan disinfektan.
e. Hindari menggaruk area anus terus-menerus.
f. Jika memungkinkan, hindari menggunakan toilet umum
g. Potong kuku secara teratur untuk mencegah cacing kremi bersarang di bawah
kuku.
10
h. Menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya sesering mungkin
Infeksi cacing dalam kehamilan bisa sangat mengkhawatirkan dan
menjengkelkan. Oleh karenanya, lakukan pencegahan dengan baik dan jika
mengalami gejala yang disebutkan di atas segera berkonsultasi dengan dokter
kandungan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa, akibat anemia dalam kehamilan
dapat menyebabkan abortus, partus prematurus, partus lama, retensio plasenta,
perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi intrapartum maupun
postpartum. Penyakit gondok pada ibu hamil juga cenderung sulit dideteksi. Maka,
apabila mendapati benjolan di leher serta gejala di atas, disarankan untuk berkonsultasi
lebih lanjut dengan dokter.
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi
dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolism
tubuh ibu. Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
kecerdasan dan produktifitas penderitanya. Cacingan menyebabkan kehilangan
karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber
daya manusia.
B. Saran
Menambah asupan makanan kaya zat besi. Selain melalui suplemen, kekurangan zat
besi bisa ditangani melalui pola makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan
makanan yang mengandung zat besi merupakan salah satu cara menangani dan
mencegah anaemia pada ibu hamil. Untuk mengatasi KEK dengan mengubah pola hidup

11
kearah pola hidup sehat dengan konsumsi gizi seimbang, pola istrahat cukup, dan
aktivitas fisik teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Aguscik, R. (2019). Pengaruh Status Gizi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Daerah Endemik Malaria Kota Bengkulu. (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes
Palembang, 97-100.
Kafiyanti, N., Muhartati, M., & Kasjono, H. S. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.
Febriyeni, F. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Human Care Journal, 2(3)
Nuramdani, Muhamad. (2022). Cacingan pasa ibu hamil. Media Kesehatan Indonesia
Jakarta, 98-120

12

Anda mungkin juga menyukai