Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANEMIA
Dosen Pengampu : Mursyidah Khairiyah, S Kep.,MPH

KELOMPOK 2
NUR AZIZAH N21022009
REZTY ADINDA PUTRI N21020010
NI PUTUNARIASH N21022011
IFTITAH EKA PUTRI N21022021
MIFTAHUL ZANA GITA PUTRI N21022026
SYAHRUL FATURAHMAN R N21022019
AFRILIYANTI MUADA N21022032
YOAN CHIRISTINA N21022082
SITI KAMELIA N21022083
DELA KARTIKA ABD.KAHAR N21022084
NI MADE RIKA ANJELLIN WINATA N21022088

TINGKAT 2 A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anemia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Palu, 27 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................... 5

PENDAHULUAN ........................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 5


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II ............................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
2.1 Definisi Anemia ......................................................................................... 6

2.2 Etiologi ...................................................................................................... 6

2.3 Klasifikasi .................................................................................................. 8

2.4 Patofisiologi ............................................................................................... 9

2.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................... 10

2.6 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 11

2.7 Penatalaksanaan ......................................................................................... 11

2.8 Komplikasi ................................................................................................. 12

BAB III ............................................................................................................ 14

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ......................... 14

3.1 Kasus Anemia Pada Ibu Hamil .................................................................. 14

3.2 Pengkajian .................................................................................................. 14

3.3 Analisa Data ............................................................................................... 15

iii
3.4 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 16

3.5 Intervensi Keperawatan ............................................................................. 17

BAB IV ............................................................................................................ 20
PENUTUP ........................................................................................................ 20

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 20

4.2 Saran .......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tidak hanya di Indonesia, anemia juga merupakan masalah kesehatan
masyarakat di dunia. Hampir 2,3 miliar orang mengalami anemia. Di
Indonesia sendiri, anemia merupakan penyakit paling umum,
perumpamaannya 1 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko untuk terkena
anemia, bahkan remaja kita yang menderita anemia cukup banyak. Prevalensi
anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia
(Riskesdas, 2018).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Anemia?
2. Apa etiologi Anemia?
3. Apa patofisiologi Anemia?
4. Apa manifestasi klinis Anemia?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Anemia?
6. Bagaimana penatalaksanaan Anemia?
7. Apa komplikasi Anemia?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Anemia
2. Untuk mengetahui etiologi Anemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi Anemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Anemia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Anemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Anemia
7. Untuk mengetahui komplikasi Anemia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ANEMIA


Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh ( Willy Astriana.2017)
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di
negara berkembang dengan tingkat kesakitan tinggi pada ibu hamil( Melorys
Lestari Purwaningtyas & Galuh Nita Prameswari.2017)
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
haemoglobin kurang dari normal. Kadar Haemoglobin normal
umumnya berbeda pada orang tua dan anak-anak. Anemia terjadi pada 80%
anak usia 6-23 bulan. Anemia dominan pada bayi laki-laki. (Prieto-patron et
al., 2017)
Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi untuk
kebutuhan fisiologis tubuh.

2.2 ETIOLOGI
Etiologi anemia pada kehamilan menurut (Putri & Hastina, 2020)
Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
Anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit. Disebabkan karena :
1) Diet yang tidak mencukupi.
2) Absorbsi yang menurun.
3) Kebutuhan yang meningkat padakehamilan/lantasi.
4) Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, dan donor darah.

6
5) Hemoglobinuaria.
6) Penyimpanan besi yang kurang seperti pada hemosiderosis paru.
b. Anemia penyakit kronik
Anemia yang disebabkan oleh berbagai panyakit infeksi-infeksi kronik
(seperti abses, empisema dan lain-lain) dan neoplasma (seperti limfoma,
nekrosis jaringan).
c. Anemia krositik
1) Defisiensi vitamin B12/pernisiosa.
2) Absorbsi vitamin B12 menurun.
3) Defisiensi asam folat.
4) Gangguan metabolisme asam folat.
d. Anemia karena perdarahan
Karena adanya pengeluaran darah yang sedikit - sedikit atau cukup banyak
yang baik diketahui/tidak.
e. Anemia hemolitik
1) Intrinsik
a) Kelainan membran seperti sferositosis hereditis,
hemoglobinuria makturnal pamosimal.
b) Kelainan glikolisis.
c) Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa -6 fosfat
dehidrogenase (GEDP).
2) Ektrinsik
a) Gangguan system imun.
b) Infeksi.
c) Luka bakar.
3) Anemia aplastic
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan
autoimun) LES, kemoterapi, radioterapi, toksin seperti berzen,
foluen, insektisid. Obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfenomid
analgesik, anti epileptik (hidantoin), pasca hepatisis.

7
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut (Rais, 2017) :
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia
dan terutama sering dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
selama kehamilan. Menurut Almatsier anemia defisiensi besi atau anemia
zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang
berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan
konsumsi atau karena gangguan absorpsi.
b. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam
jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya
asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari. Vitamin C banyak
ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat, brokoli,
lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah satu fungsi
vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi
kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang
dan bisa terjadi anemia.
c. Anemia Makrositik
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat
yang diperlukan dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah
merah, granulosit, dan platelet. Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi
karena berbagai hal, salah satunya adalah karena kegagalan usus untuk
menyerap vitamin B12 dengan optimal.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal. Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau karena
salah satu dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan kanker lainnya,
fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan, dan hipertensi berat.

8
e. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada
sel induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam
jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital, idiopatik
(penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-penyebab
industri atau virus.

2.4 PATOFISIOLOGI
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai
kurang lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi
karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan
sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat
hemodilusi. Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah karena
menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat meningkatkan kebutuhan
zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat besi diperlukan untuk produksi
sel darah merah ekstra, untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan,
janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan kehilangan harian yang
normal.
Kebutuhan zat besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu
terakhir dalam kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan
mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan tercukupi
sebagian karena tidak terjadi menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi
dari diet oleh mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada cadangan
besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya diabsorbsi kurang
dari 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi ibu hamil.
Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama kehamilan dapat
menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi sehingga dapat membawa

9
pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan (Putri & Hastina, 2020).

2.5 MANIFESTASI KLINIS


Manifestasi klinis anemia pada ibu hamil menurut (Rena, 2017)
a. Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic
syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar
hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu,
cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging.
Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin < 7 gr/dl, maka
gejalagejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di
bawah kuku.
b. Gejala Khas Defisiensi Besi
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai
pada anemia jenis lain adalah :
1) Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi
rapuh, bergarisgaris vertikal dan menjadi cekung sehingga
mirip sendok.
2) Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan
mengkilap karena papil lidah menghilang.
3) Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada
sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat
keputihan.
4) Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel
hipofaring. Sindrom Plummer Vinson atau disebut juga
sindrom Paterson Kelly adalah kumpulan gejala yang terdiri
dari anemia hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah, dan
disfagia.
c. Gejala penyakit dasar

10
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang
menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada
anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis
membengkak, dan kulit telpak tangan berwarna kuning seperti jerami.
Pada anemia karena pendarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai
gejala gangguan kebiasaan buang besar atau gejala lain tergantung dari
lokasi tersebut.

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pada umumnya, hitung darah lengkap akan menunjukkan anemia mikrositer
dengan peningkatan RDW, berkurangnya RBC, WBC normal, dan jumlah
platelet yang meningkat atau normal. Pemeriksaan laboratorium lainnya,
seperti penurunan ferritin, penurunan serum besi, dan peningkatan kapasitas
pengikatan besi total, biasanya belum dibutuhkan kecuali terdapat anemia
berat yang membutuhkan penegakan diagnosis cepat, terdapat komplikasi atau
pada anemia yang tidak memberikan respon terhadap terapi besi.

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Mengonsumsi Vitamin Prenatal
Langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil adalah dengan
meresepkan vitamin prenatal, yaitu suplemen zat besi, vitamin B12,
dan asam folat. Suplemen tersebut biasanya dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil sebanyak 2–3 kali sehari.
2. Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi dan Asam Folat
Selain konsumsi suplemen tambahan, ibu hamil yang mengalami
anemia juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi
dan asam folat guna membantu proses produksi sel darah merah di
dalam tubuh. Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi dan
asam folat dan perlu dikonsumsi secara rutin oleh ibu hamil di
antaranya:
a. Makanan laut.

11
b. Daging merah.
c. Daging ayam.
d. Sayuran hijau.
e. Kacang-kacangan.
f. Telur.
g. Makanan yang terbuat dari kacang kedelai, seperti tahu dan
tempe.
3. Vitamin C juga termasuk zat gizi yang dibutuhkan untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil karena dapat mengoptimalkan penyerapan zat
besi di dalam tubuh. Karena itu, ibu hamil yang mengalami anemia
perlu memenuhi kebutuhan vitamin C hariannya dengan mengonsumsi
buah dan sayur, seperti jeruk, stroberi, kiwi, tomat, brokoli, kale, dan
bayam.
4. Transfusi Darah
Jika kadar hemoglobin di bawah 7 gram/dL dan menunjukkan gejala
yang cukup berat, dokter akan melakukan transfusi darah untuk
mengatasi anemia pada ibu hamil.

2.8 KOMPLIKASI
Meski umum terjadi, anemia saat hamil perlu mendapatkan penanganan tepat
karena berisiko menyebabkan berbagai macam komplikasi, seperti:
1) Kelahiran Prematur
Dampak anemia pada ibu hamil yang pertama adalah kelahiran
prematur, yaitu kondisi ketika kelahiran terjadi sebelum kandungan
memasuki usia 37 minggu. Anemia yang ditandai dengan rendahnya
kadar hemoglobin dapat mengganggu suplai oksigen pada ibu hamil
sehingga turut meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur.
2) Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
Ibu hamil yang mengalami anemia, terutama jika terjadi pada trimester
pertama, diketahui dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat
badan rendah. Di mana, berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan

12
kondisi ketika berat badan bayi kurang dari 2.500 gram yang berisiko
menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi, hingga hipoglikemia.
3) Perdarahan Pasca Melahirkan
Perdarahan pasca melahirkan juga menjadi bahaya anemia pada ibu
hamil yang perlu diwaspadai. Anemia menyebabkan uterus tidak
mendapatkan suplai oksigen yang cukup sehingga berisiko memicu
atonia uteri, yaitu kondisi ketika serabut otot miometrium uterus tidak
mampu berkontraksi setelah melahirkan bayi. Kondisi ini membuat
pembuluh darah yang menempel pada plasenta menjadi terbuka
sehingga menimbulkan perdarahan postpartum atau pasca melahirkan.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

3.1 KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL


Ibu O usia 26 tahun dengan usia kehamilan 10 minggu aktivitas ibu hanya
seorang ibu rumah tangga. Pekerjaan rumah dilakukan sendiri. Hasil
wawancara diperoleh data TB 150cm, BB 49 kg. Saat ini ibu O sering merasa
mual dan muntah 2-3x sehari. Hemoglobin ibu O 10,4gr/dL (rendah)

3.2 PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama: Ny.O
Umur: 26 tahun
Pendidikan: D3
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Agama: Katolik
Status pernikahan: Menikah
Lama pernikahan: 3 tahun
Suku: Toraja

2. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa pusing seperti bergoyang setiap bangun tidur,
mengubah posisi dari duduk ke berdiri, dan mau tidur.

3. Riwayat Penyakit sekarang

14
Pusing yang dirasakan klien terjadi saat bangun tidur, mau tidur, dan juga
saat mengubah posisi dari duduk ke berdiri. Yang dilakukan saat pusing
dengan cara dibawa istirahat dalam posisi duduk dan memejamkan mata
sampai pusingnya hilang saat mual datang yang dilakukan adalah
meminum susu hamil.

4. Riwayat Penyakit Lalu


Klien mengatakan pada usia remaja sudah mengalami riwayat tekanan
darah rendah.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan tidak punya riwayat penyakit di keluarganya.

6. Riwayat Pernikahan
Klien mengatakan sudah menikah, saat ini pernikahan pertama, lama
pernikahan 3 tahun, klien dan pasangan single partner.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah: Hemoglobin;10,4gr/dL
b. Urine:Glukosa ;negative
Protein ; negative
c. USG:1x dilakukan pemeriksaan pada usia 8 Minggu

3.3 ANALISA DATA


No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS: Penurunan Perfusi perifer
-Klien mengatakan pusing konsentrasi tidak efektif
-Klien mengatakan ada tekanan hemoglobin
darah rendah
DO:
-Akral teraba dingin
-Warna kulit terlihat pucat

15
-TD : 80/60mmHg
-N : 76x/menit
-Hemoglobin : 10,4gr/dL
2 DS: Transpor O2 Intoleransi
-Klien mengatakan sulit tidak terpenuhi Aktivitas
beraktivitas karena pusing
-Klien mengatakan jadi sulit
tidur karena pusing
-Klien mengeluh lelah saat
beraktivitas
DO:
-TD : 80/60mmHg
-N : 76x/menit
-Klien tampak lemas
-Klien tampak lelah
3 DS: Kehamilan Nausea
-Klien mengeluh mual dan
merasa ingin muntah
-Klien mengatakan muntah 2-3x
sehari
DO:
-Klien tampak pucat
-Selama pengkajian klien
tampak mual sebanyak 2x
-Klien tampak mual
-Saliva meningkat

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

16
3. Nausea b/d kehamilan

3.5 INTERVENSI KEPERAWAATAN

Tujuan dan
No Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan Manajemen sensasi perifer
tidak efektif b/d tindakan asuhan (I.06195)
penurunan keperawatan -Periksa perbedaan sensasi
konsentrasi selama tajam dan tumpul
hemoglobin pertemuan,di -Periksa sensasi panas atau
harapkan perfusi dingin
perifer -Monitor perubahan kulit
meningkat -Hindari pemakaian benda
Kriteria hasil: benda yang berlebihan
1.Denyut nadi suhunya
Perifer -Anjurkan penggunaan
meningkat sarung tangan termal saat
2.Warna kulit memasak
pucat menurun Pemantauan tanda vital
3.Akral (I.02060)
membaik -Monitor tekanan darah
4.Tekanan darah -Monitor nadi
sistolik membaik -Monitor suhu tubuh
5. Tekanan darah -Dokumentasikan hasil
diastolik pemantauan
membaik
2 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energy

17
aktivitas b/d tindakan asuhan (I.05178)
ketidakseimbanga keperawatan -Monitor pola dan jam tidur
n antara suplai dan selama -Monitor kelelahan fisik dan
kebutuhan oksigen pertemuan, emosional
diharapkan -Identifikasi gangguan fungsi
toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
meningkat kelelahan
Kriteria hasil: -Anjurkan tirah baring
1. Frekuensi nadi Terapi aktivitas (I.05186)
meningkat -Monitor response emosional,
2. Keluhan lelah fisik, sosial, dan spiritual
menurun terhadap aktivitas
3. Warna kulit -Buatkan keluarga dalam
membaik aktivitas, jika perlu
4. Kemudahan -Anjurkan keluarga untuk
dalam melakukan memberi penguatan positif
sehari – hari atas partisipasi dalam
meningkat aktivitas.
5. Perasaan lemah
menurun
6. Tekanan darah
membaik
3 Nausea b/d Setelah dilakukan Manajemen mual (I.03117)
kehamilan tindakan asuhan -Identifikasi pengalaman
keperawatan -Identifikasi dampak mual
selama terhadap kualitas hidup(mis,
pertemuan, nafsu makan, aktivitas,
diharapkan kinerja, tanggung jawab
Tingkat nasehat peran ,dan tidur)
menurun -Monitor mual (mis,
Kriteria hasil: frekuensi, durasi, dan tingkat

18
1. Keluhan mual keparahan)
menurun -Monitor asupan nutrisi dan
2. Perasaan ingin kalori
muntah menurun -Kendalikan faktor
3. Perasaan asam lingkungan penyebab mual
di mulut (mis, bau sedap, suara dan
menurun rangsangan visual yang tidak
4. Jumlah saliva menyenangkan)
menurun -Anjurkan istirahat dan tidur
5. Pucat yang cukup
membaik -Anjurkan penggunaan teknik
non farmakologis untuk
mengatasi mual (mis,
biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi
musik,akupresur)
Manajemen muntah
(I.03118)
-Identifikasi karakter muntah
(mis, warna, konsistensi,
adanya darah, waktu,
frekuensi dan durasi)
-Periksa volume muntah
-Identifikasi faktor penyebab
muntah (mis, pengobatan dan
prosedur)
-Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (mis, bau
tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)

19
-Anjurkan memperbanyak
istirahat

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan
tubuh.

Anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang


diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Klasifikasi anemia dalam kehamilan : anemia defisiensi besi, anemia defisiensi


vitamin C, anemia makrositik, anemia hemolitik dan anemia aplastik.

Penatalaksanaan : mengonsumsi vitamin prenatal, mengonsumsi makanan yang


mengandung zat besi dan asam folat, vitamin C dan transfusi darah.

4.2 SARAN
1. Ibu Hamil
a. Yang menderita anemia
Diharapkan pada ibu hamil dengan anemia untuk meningkatkan
konsumsi makanan yang dapat mencegah anemia seperti makanan
berprotein hewani, mengandung zat besi, mengandung vitamin C.
b. Yang tidak menderita anemia
Diharapkan pada ibu hamil untuk menjaga kadar Hb dengan cara rutin
konsumsi tablet TTD, makanan yang mengandung protein,Fe, vitamin

20
C dan memeriksakan kadar Hb nya sebelum dan selama kehamilan
agar terhindar dari anemia.
2. Koordinasi lintas program mengenai pentingnya Keluarga Berencana(KB)
agar terhindar dari anemia.

DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).(2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Asriana. W.,(2017) "Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia" Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan 2 (2) 2017, 123 – 130

Purwaningtyas. M. L., Prameswari. G. N., (2017) "Faktor Kejadian Anemia Pada


Ibu Hamil" Higeia Journal Of Publik Health Research And Development 1:(3)

Prieto-patron, A., Hutton, Z. V, Garg, P., Rao, S., Eldridge, A. L., & Detzel, P.
(2017). The Association between Complementary Foods and Hemoglobin
Concentrations in Indian Infants. Journal of Human Nutrition & Food Science, 5,
1–11

Putri, Y. R., & Hastina, E. (2020). Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Kasus
Komplikasi Kehamilan, Persalinan Dan Nifas

Rais, M. (2017). Hubungan Asupan Zat Besi, Status Gizi Dan Lama Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri (Studi Kasus Di Asrama Putri SMA
Islam Tepadu Abu bakar Yogyakarta Tahun 2017). \, 7–34.

Rena, R. A. (2017). Anemia Defisiensi Besi. 1202005126, 1–30.

NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Iron deficiency anaemia.

Mayo Clinic (2017). Pregnancy week by week. Iron deficiency anemia during
pregnancy: Prevention tips.

21
Anjani, D, R. (2021) "Asuhan Keperawatan Pada Klien Ibu Hamil Dengan
Anemia Di Puskesmas Talagasari Kota Balikpapan Tahun 2021" Karya Tulis
Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan Keperawatan Prodi-
D3 Keperawatan Balikpapan 2021

Bakta IM.. Henatologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2018

Faiqah, S ., dkk. (2018) " Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Berat Badan Lahir
Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Indonesia" Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 21 No. 4

Fitriani, J., Saputri, A, I. (2018) "Anemia Defisiensi Besi" Jurnal Averrous Vol.4
No.2

Sari, S, I, P., Harahap, J, R., Helina, S. (2022) Anemia Kehamilan. Pekanbaru:


Taman Karya.

Wahtini. S., (2019) "Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian anemia


pada bayi" Jurnal Health of Studies Vol 3, No. 1 pp. 21-27

Rahayuningsih. F (2022) "Asuhan Keperawatan Pada Nyonya.R Primigravida


Dengan Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Yogyakarta" Karya
Tulis Ilmiah PRODI DIII Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta

22

Anda mungkin juga menyukai