Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

ANEMIA GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER

Disusun oleh :

Wiga Ayu Putri Agustin (14.401.19.066)

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ANEMIA GANGGUAN DARAH PERIFER

Telah dikoreksi dan disetujui pada tanggal…………………..oleh:

Pembimbing

Firdawsyi Nuzula,S.Kep., M.Kes

NIK : 201309.40

Mengetahui, Kaprodi D III

Keperawatan

Hendrik P.S, S.Kep., Ns, M.Kes

NIK : 201404048

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ANEMIA GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER”. Dimana
makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :

1. Ibu Firdawsyi Nuzula,S.Kep., M.Kes selaku Dosen pembimbing.


2. Semua pihak yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu ,saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Selanjutnya, semoga makalah ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penelitian berikutnya.

Krikilan, 17 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Batasan Masalah........................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
D. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................2
A. KONSEP PENYAKIT...............................................................................................................2
1. Definisi..................................................................................................................................2
2. Etiologi..................................................................................................................................2
3. Tanda dan gejala....................................................................................................................3
4. Patofisiologi...........................................................................................................................3
5. Klasifikasi..............................................................................................................................5
6. Komplikasi.............................................................................................................................5
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................6
1. Pengkajian.................................................................................................................................6
2. Diagnosa keperawatan.........................................................................................................10
3. Intervensi.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah medis yang sering dijumpai diseluruh dunia, di
samping masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.
Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik (chronic debility) yang mempunyai
dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik.
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red
sell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan axygen carrying capacity).
[ CITATION Sit14 \p 1575 \l 1033 ]
B. Batasan Masalah
Pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis anemia
yang meliputi konsep penyakit, konsep asuhan keperawatan, dan diagnosa
keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anemia?
2. Bagaimana etiologi anemia?
3. Bagaimana patofisiologi anemia?
4. Apa saja komplikasi anemia?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit anemia.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit anemia.
b) Untuk mengetahui patofisiologi penyakit anemia.
c) Untuk mengetahui klasifikasi penyakit anemia.

1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah
normal.[ CITATION Wiw12 \p 37 \l 1033 ]
Anemia adalah jumlah peredaran SDM rendah abnormal, konsentrasi
hemoglobin rendah, atau keduanya. Penurunan jumlah SDM yang beredar
adalah penyebab anemia lazim. Ini dapat terjadi akibat kehilangan darah,
produksi SDn tidak cukup, atau peningkatan kerusakan SDM. Hemoglobin
tidak cukup atau rusak dalam SDM berperan pada anemia. Bergantung pada
keparahan, anemia dapat mempengaruhi semua sistem organ utama. [ CITATION
Pri19 \p 1326 \l 1033 ]
Batasan yang umum digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968.
Dinyatakan sebagai anemia bila terdapat nilai dan kriteria sebagai berikut :
Laki-laki dewasa Hb<13 gr/dl
Perempuan dewasa Hb<12 gr/dl
Perempuan hamil Hb<11 gr/dl
Anak usia 6-14 tahun Hb<12 gr/dl
Anak usia 6 bulan-6 tahun Hb<11 gr/dl
[ CITATION Wiw12 \p 37-38 \l 1033 ]
2. Etiologi
Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam
penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh :
a. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang.
b. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
c. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
[ CITATION Aru09 \p 1110 \l 1033 ]

Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi


sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya prosuksi sel darah

2
merah karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran
sel-sel darah merah, perdarahan, dan rendahnya kadar etropoetin, misalnya
pada gagal ginjal yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat
badan menurun, letargi, dan membrane mukosa menjadi pucat. [ CITATION
Taq13 \p 201 \l 1033 ]

3. Tanda dan gejala


Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga
golongan :
a. Gejala umum anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia. Gejala
umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua
jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian
rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target
dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.
[ CITATION Wiw12 \p 40 \l 1033 ]
b. Gejala khas masing-masing anemia
Gejala khas yang menjadi cirri dari masing-masing jenis anemia
adalah sebagai berikut :
1) Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
anggularis.
2) Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue)
3) Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegi.
4) Anemia aplastik : perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda
infeksi.[ CITATION Wiw12 \p 40 \l 1033 ]
c. Gejala akibat penyakit dasar
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia. Gejala ini
timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut.
Misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing
tambang berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan
telapak tangan berwarna kuning seperti jerami.[ CITATION Wiw12 \p 40-
41 \l 1033 ]

4. Patofisiologi

3
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikulo endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari
proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran
darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma. Hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan ke dalam urine.[ CITATION Wiw12 \p 38-39 \l 1033 ]

Pathway
Eritosit/hemoglobin menurun

Kapasitas angkut oksigen menurun

Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh

Menimbulkan gejala anemia bergantung


pada organ yang terkena

Sistem kardiovaskular Sistem saraf Sistem urogenital Epitel

Penurunan afinitas Hb
Meningkatkan curah jantung Redistribusi aliran darah terhadap oksigen dengan
meningkatkan enzim 2,3
DPG (diphospo
Menurunkan tekanan oksigen vena glycerate)

Gejala anemia

4
5. Klasifikasi
Berdasarkan faktor marfologik SDM dan indeksnya
a. Anemia makroskopik/nonmosotik makrositik
Memiliki SDM lebih besar dari normal (MCV>100) tetapi normokropik
karena konsentrasi hemoglobin normal (MCHC normal). Keadaan ini
disebabkan oleh tergantungnya atau terhentinya sitesis asam
deoksibonukleut (DNA) seperti yang ditemukan pada defisiensi B12, atau
asam folat dan bisa juga terjadi pada pasien yang mengalami kemoterapi
kanker karena agen-agen menggangu sintesis DNA.[ CITATION Wij13 \p
128-129 \l 1033 ]
b. Anemia mikrositik
Anemia hipokronik mikrositik, mikrositik : sel kecil, hipokronik :
pewarnaan yang berkurang, karena darah berasal dari Hb, sel-sel ini
mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal.
Keadaan ini umumnya mencerminkan isufisiensi sintesis
heme/kekurangan zat besi, seperti anemia pada defesiensi besi, keadaan
sideroblastik dan kehilangan darah kronis dan gangguan sintesis globin.
1) Anemia kekurangan zat besi adalah jenis anemia paling umum
dari kesuluruhan dan yang paling sering adalah microcytic. Anmia
kekurangan zat besi disebabkan karena ketika penyerapan atau
masukan dari besi tidak cukup. Besi adalah suatu bahan penting
dari hemoglobin jedalam sel darah merah.[ CITATION Wij13 \p 128-
129 \l 1033 ]
2) Hemoglobinnopathies lebih jarang (terlepas dari masyarakat
dimana kondisi-kondisi ini adalah lazim) anemia sel sabit,
thalasemia.
c. Anemia normositik
SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah
hemoglobin normal. Kekurangan darah merah yang normasitik adalah
ketika cadangan hb dikurangi, tetapi ukuran sel darah merah (MCV) sisa
yang normal. Penyebab meliputi : perdarahan yang akut, anemia dari
penyakit kronis, anemia yang aplastic kegagalan sumsum tulang.
[ CITATION Wij13 \p 128-129 \l 1033 ]
6. Komplikasi

5
Komplikasi yang dapat terjadi sebagai dampak pemeriksaan diagnostik tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Gagal jantung akibat anemia yang berat.
b. Kematian akibat infeksi dan perdarahan apabila sel-sel lain ikut terkena.
[ CITATION Wiw12 \p 47 \l 1033 ]
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Anemia biasanya menyerang siapa saja, karena ada beberapa gangguan
hematologi yang menyebabkan klien tidak berusia panjang (6-7 tahun),
tempat tinggal juga perlu dikaji karena ada beberapa gangguan hematologi
yang dikaitkan dengan faktor lingkungan. [ CITATION Wiw12 \p 33 \l 1033 ]
b. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan Utama
Pada klien anemia biasanya mengeluh cepat lelah.[ CITATION Mut12 \p
400 \l 1033 ]
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan masuk rumah sakit yaitu sering pusing, lemas dan sesak napas,
serta cepat lemah dan pucat.[ CITATION Tar08 \p 44 \l 1033 ]
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang yang mungkin didapatkan meliputi tanda dan
gejala penurunan kadar eritrosit dan hemoglobin dalam darah, yaitu
kelemahan fisik, pusing, gelisah diaforesif (keringat dingin), takikardia,
sesaknapas serta kolaps sirkulasi yang progesif cepat atau syok.
[ CITATION Mut12 \p 400 \l 1033 ]
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Apakah pasien pernah menderita anemia sebelumnya atau riwayat
imunisasi, apakah ada riwayat trauma dan perdarahan, apakah pernah
mengalami demam tinggi.[ CITATION Wij13 \p 137 \l 1033 ]
2) Riwayat Penyakit Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang dapat

6
berhubungan langsung dengan hematologi seperti perdarahan dan
anemia.[ CITATION Wiw12 \p 34 \l 1033 ]
3) Riwayat Pengobatan
Apakah pasien pernah memiliki riwayat pengobatan berhubungan
dengan gangguan anemia sebelumnya, contohnya kortikosteroid,
erythropoietin, tranfusi darah, mengkonsumsi suplemen zat besi.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran
Compos mentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran apatis, samnoles-sopor-coma.[ CITATION Wij13 \p 37 \l
1033 ]
b) Tanda-tanda vital
TD : tekanan darah menurun
Nadi : frekuensi nadi meningkat kuat sampai lemah
Suhu : bisa meningkat atau menurun.[ CITATION Wij13 \p 37-40 \l
1033 ]
2) Body system
a) Sistem pernafasan
Dispnea (kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah dalam
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.[ CITATION Mut12 \p 400 \l 1033 ]
b) Sistem kardiovaskular
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan
curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan,
serta membrane mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada
bila melibatkan arteri koroner.[ CITATION Mut12 \p 401 \l 1033 ]
c) Sistem persarafan
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelelahan dan tinnitus
(telinga berdengung).[ CITATION Mut12 \p 401 \l 1033 ]
d) Sistem perkemihan
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine.[ CITATION Mut12 \p
401 \l 1033 ]
e) Sistem pencernaan

7
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia,nausea,
konstipasi atau diare serta stomatitis.[ CITATION Mut12 \p 401 \l 1033
]
f) Sistem integument
Kuku lambat, kering, rapuh.
g) Sistem musculoskeletal
Kelemahan dalam melakukan aktivitas.
h) Sistem endokrin
Haus dan dehidrasi atau lapar berlebihan
i) Sistem reproduksi
Terjadi perubahan aliran menstruasi, misal menoragia atau amenore.
j) Sistem pengindraan
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
palpebra, reflek cahaya biasanya tidak ada kelainan. [ CITATION Wij13
\p 138 \l 1033 ]
k) Sistem imun
Penurunan pembuluh darah dan penurunan eritrosit pada pasien
kecelakaan.[ CITATION Wij13 \p 138 \l 1033 ]
e. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium hematologis dilakukan secara bertahap
sebagai berikut :
a) Tes penyaring
Tes ini dikerjakan pada tahap awal setiap kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
marfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkasian
pada komponen-komponen berikut ini : kadar hemoglonin, indeks
eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC).
b) Pemeriksaan rutin
Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan pada sistem
leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju
endap darah (LED), hitung diferensial, dan hitung retikulosit.
c) Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada sebagian besar kasus anemia
untuk mendapatkan diagnosis definitif meskipun ada beberapa

8
kasus yang diagnosisnya tidak memerlukan pemeriksaan sumsum
tulang belakang.
d) Pemeriksaan atas indikasi khasus
Pemeriksaan ini akan dikerjakan jika telah mempunyai dugaan
diagnosis awal sehingga fungsinya adalah untuk mengkonfirmasi
dugaan diagnosis tersebut. Pemerikaan tersebut meliputi komponen
berikut ini :
i. Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin,
dan feritin serum.
ii. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin
B12.
iii. Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.
iv. Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
2) Pemeriksaan labotatorium nonhematologis
Pemeriksaan laboratorium nonhematologis meliputi : faal ginjal, faal
endokrin, asam urat, faal hati, dan biakan kuman.
3) Pemeriksaan penunjang lain
Pada beberapa kasus anemia diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai
berikut ;
i. Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi.
ii. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.
iii. Pemeriksaan sitogenetik.
iv. Pemeriksaa biologi molekuler (PCR = polymerase chain
reaction, FISH = fluores in situ hybridization)

[ CITATION Wiw12 \p 41-42 \l 1033 ]

f. Penataletakan
Pada setiap kasus anemia perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut
ini :
1) Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan.
2) Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional, dan efesien.

9
Jenis-jenis terapi yang dapat diberikan adalah :

1) Terapi gawat darurat


Pada khasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah
jatung, maka harus segara diberikan terapi darurat dengan transfuse
sel darah merahyang dimampatkan (PRC) untuk mencegah
perburukan payah jantung tersebut.
2) Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang dijumpai, misalnya
preparat besi untuk anemia defisiensi besi.
3) Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar
yang menjadi penyebab anemia. Misalnya anemia defisiensi besi
yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang harus diberikan obat
anticacing tambang.
4) Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastiakan,
jika terapi ini berhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi ini
hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis yang
mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini, penderita harus diawasi
dengan ketat. Jika terdapat respon yang baik, terapi diteruskan, tetapi
jika tidak, maka harus dilakukan evaluasi kembali.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi perifer tidak aktif
Definisi
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh.
Penyebab
1) Heperglikemia
2) Penurunan konsentrasi hemoglobin
3) Peningkatan tekanan darah
4) Kekurangan volume cairan
5) Penurunan aliran arteri dan atau vena
6) Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (misalnya rokok)

10
7) Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (misalnya diabetes
mellitus, hiperlipidemia)
8) Kurang aktifitas fisik

Gejala dan tanda minor

Subjektif

1) Parastesia
2) Nyeri ekstremitas

Objektif

1) Edema
2) Penyembuhan luka lambat
3) Indeks ankle-bracial <0,90
4) Bruit femoral

Kondisi klinis terkait

1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
4) Gagal jantung kongensif
5) Kelainan jantung congenital
6) Trombosit arteri
7) Varises
8) Trombosit vena dalam
9) Sindrom kompartemen [ CITATION PPN16 \p 37 \l 1033 ]
b. Defisit nutrisi
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme

11
5) Faktor ekonomi (misalnya finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologi (misalnya stress, keenggangan untuk makan)
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun

Objektif

1) Bising usus hiperaktif


2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare

Kondisi klinis terkait

1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neuromuscular
9) Luka bakar
10) Kanker
11) Infeksi
12) AIDS
13) Penyakit crohn’s
14) Enterokolitis
15) Fibrosis kistik[ CITATION PPN16 \p 56-57 \l 1033 ]

12
3. Intervensi
a. Perfusi jaringan perifer
Tujuan/kriteria evaluasi
1) Menunjukan status sirkulasi, yang dibuktikan oleh indikator (sebutkan
1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada
penyimpangan dari rentang normal) :
i. PaO2 dan PaCO2 atau tekanan parsial oksigen dan karbon
dioksida pada darah arteri.
ii. Nadi karotis, kiri dan kanan, brakhial, radial, femoral dan pedal.
iii. Tekanan darah sistolik dan diastolic, tekanan nadi, tekanan darah
rerata, CVP, dan tekanan baji pulmonal.
2) Menunjukan status sirkulasi, yang membuktikan oleh indikator suara
napas tambahan, distensi vena leher, edema, atau bising pembuluh,
kelelahan, edema perifer dan asites.
3) Menunjukan integritas jaringan kulit dan membran mukosa, yang
membuktikan oleh indikator suhu, sensasi, elastisitas, hidrasi, keutuhan,
dan ketebalan kulit.
4) Menunjukan perfusi jaringan perifer yang dibuktikan oleh indikator
pengisian ulang kapiler (jari tengah dan jari kaki), warna kulit, sensasi,
dan integritas kulit.

Contoh lain

Pasien akan :

1) Menunjukan fungsi otonom yang atuh


2) Melaporkan kecukupan energy
3) Berjalan 6 menit dengan tidak merasakan nyeri ekstremitas bawah

Aktivitas keperawatan

Pengkajian

1) Kaji ulkus statis dan gejala selulitis (yaitu nyeri, kemerahan, dan
pembekakan ekstremitas).
2) Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena) (NIC)

13
a) Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer (misalnya
memeriksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna dan dan
suhu).
b) Pantau derajat ketidaknyamanan atau nyeri dengan latihan, dimalam
hari, atau ketika istirahat (arteri).
3) Manajemen sensasi perifer (NIC)
a) Pantau diskriminasi tajam atau tumpul atau panas atau dingin
(perifer).
b) Pantau paresterisa : baal, kesemutan, hiperestesia, dan hipoestesia.
c) Pantau tromboflebitis dan trombosit vena dalam.
4) Pantau pemeriksaan koagulasi misalnya waktu protombin (PT) waktu
tromboplastin parsial (PIT) dan hitung trombosit.
5) Pantau nilai elektrolit yang berkaitan dengan distrimia misal kadar
kalium dan magnesium serum.
6) Lakukan pengkajian komprehensif sirkulasi perifer misal pada nadi
perifer, edema, penggisian, warna kulit, suhu kulit.
7) Kaji integritas kulit perifer.
8) Kaji tonus otot, pergerakan motorik, gaya berjalan, dan propisepsi.
9) Pantau asupan dan haluran.
10) Pantau status hidrasi missal membran mukosa lembab, keadekuatan
nadi, dan tekanan darah ortostatik, jika perlu.
11) Pantau hasil lab yang berkaitan dengan retensi cairan misal peningkatan
berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan
kadar osmolalitas urine.
12) Pantau indikasi kelebihan atau retensi cairan misal crackle, peningkatan
CVP atau tekanan biji kapiler pulmonal edema, distensi vena leher dan
asites, jika perlu.

Penyuluhan pada pasien atau keluarga

1) Ajarkan manfaat latihan fisik pada sirkulasi perifer


2) Ajarkan efek merokok pada sirkulasi perifer
3) Hidari suhu ekstimke ekstremitas
4) Pentingnya mematuhi progam diet dan medikasi
5) Melaporkan data dan gejala yang mungkin pernah dilaporkan kedokter

14
6) Ajarkan atau keluarga untuk memantau posisi bagian tubuh ketika
mandi, berbaring, duduk.
7) Memeriksa kulit setiap hari untuk perubahan integritas kulit

Aktivitas kolaboratif

1) Berikan medikasi berdasarkan intruksi atau protokol


2) Beri tahu dokter jika nyeri tidak mereda
3) Perawatan sirkulasi (insufiensi arteri dan vena ) (NIC): berikan
antikoagulasi, jika perlu.

Aktivitas lain

1) Distribusi asupan cairan yang diprogamkan secara tepat selama periode


24 jam.
2) Pertahankan batasan cairan dan diet misal tanpa garam, rendah
nutrium.
3) Hindari trauma kimia, mekanis, atau panas yang melibatkan
ekstremitas.
4) Kurangi rokok dan penggunaan stimulant.
5) Letakkan ekstremitas pada posisi mengantung.
6) Lakukan modalitas terapi kompresi. [ CITATION MWi16 \p 446-448 \l
1033 ]
b. Devisit nutrisi
Tujuan/kriteria evaluasi
Memperlihatkan status nutrisi yang dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut:
1) Asupan gizi
2) Asupan makanan
3) Asupan cairan
4) Energi
Contoh : menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
Contoh lain
Pasien akan :
1) Mempertahankan berat badan
2) Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat

15
3) Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
4) Menoleransi diet yang dianjurkan
5) Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
6) Memiliki nilai laboratorium misal transferin, albumin, dan elektrolit
dalam batas normal
7) Melaporkan tingkat energi yang adekuat
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
1) Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.
2) Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3) Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit.
4) Manajemen nutrisi (NIC)
a) Ketahui makanan kesukaan pasien
b) Oantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
c) Timbang pasien pada interval yang tepat

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1) Ajarkan metode untuk merencanakan makanan


2) Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3) Manajemen nutrisi (NIC)
Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya

Aktivitas kolaboratif

1) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menetukan kebutuhan protein pasien


yang mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan
protein (misalnya pasien anoreksia nevorsa, penyakit glomerular atau
dialisis peritoneal).
2) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui selang, atau nutrisi parenteral
total agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan.
3) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi.
4) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat
membeli atau menyiapakan makanan yang adekuat.

16
5) Manajemen nutrisi (NIC) : tentukan, dengan melakukan kolaborasi
bersama ahli gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (khususnya untuk pasien
dengan kebutuhan energi tinggi, seperti pasien pasca bedah dan luka
bakar, trauma, demam, dan luka).

Aktivitas lain

1) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal


makan, lingkungan makanan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien, serta
suhu makanan.
2) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
dari rumah.
3) Bantu pasien menulis tujuan mungguan yang realistis untuk latihan fisik
dan asupan makanan.
4) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makanan dan latihan fisik
dilokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari.
5) Tawarkan makanan porsi besar disiang hari ketika nafsu makan tinggi.
[ CITATION MWi16 \p 282-285 \l 1033 ]

17
DAFTAR PUSTAKA

Aru W.sudoyo, B. S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta Pusat: Interna
Publishing.

Haribowo, W. H. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi.
Jakarta: Salemba Medika.

M. Wilkinson, J. (2016). Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: PPNI.

Priscilla LeMone, K. M. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta: EGC.

Siti Setiati, I. A. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jakarta: Intera Publishing.

Taqiyyah Bararah, J. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional
Jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tarwoto, N. (2008). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: TIM.

Wijaya, A. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika.

18
SOAL KASUS ANEMIA

1. Tn.Y merasa lesu, cepat lelah, telingga mendengin, mata berkunang-kunang,


kaki terasa dingin, sesak napas, dan dispenia. Pengkajian penyakit pada Tn.Y?
a. Hepertensi
b. Asma
c. Gagal jantung
d. Anemia
e. Sindrom nefrotik
2. Diagnosa pertama kali yang diambil untuk menangani Tn.Y?
a. Ketidakefektifan jalan napas
b. Ketidakaktifan jaringan pembuluh darah perifer
c. Faktor hubungan
d. Faktor lain
e. Aktivitas lain
3. Seorang wanita 22 tahun sedang mengalami diet secara berlebihan hingga
merasa lemas. Hasil pemeriksaan menunjukkan Hb 10g/dl. Pemeriksaan tepi
menunjukkan anemia yang kekurangan defisiensi?
a. Fe
b. Vitamin B12
c. Vitamin C
d. Vitamin K
e. Vitamin B1
4. Pasien datang ke rumah sakit dengan diagnosa anemia, setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium hasilnya kadar zat besi dalam darah kurang. Dari
kasus diatas pasien menderita anemia?
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit kronis
c. Anemia megaloblastik
d. Anemia defesiensi vitamin B12
e. Anemia aplastik
5. Seorang remaja yang terkena anemia diberi obat kortiosteroid. Obat tersebut
untuk?
a. Membentuk sumsum tulang

19
b. Menekan kekebalan tubuh
c. Untuk diagnosa
d. Untuk menurunkan nyeri
e. Untuk pencegahan
6. Tn.A datang kerumah sakit mengalami kecelakaan dengan pendarahan >20
menit maka Tn.A terdapat risiko?
a. Risiko tinggi pendarahan spontan
b. Risiko tinggi infeksi
c. Intoleransi aktivitas
d. Risiko kehilangan darah
e. Lemah letih lesu
7. Seorang ibu hamil 7 bulan mengalami peningkatan kadar cairan plasma
selama kehamilan. Kejadian tersebut berkaitan dengan penyakit?
a. Anemia kronis
b. Anemia dengan hubungan kehamilan
c. Anemia gizi buruk
d. Anemia sel sabit
e. Anemia persinisosa
8. Ny. S datang kerumah sakit dengan keluhan waran tinja hitam dan tinja
lengket bau busuk ada darah dalam tinja. Setelah diperiksa denyut nadi cepat,
tekanan darah rendah, kulit kuning, nyeri dada. Tanda dari Ny.S
kemungkianan?
a. Anemia ringan
b. Anemia berat
c. Anemia sedang
d. Tanda dari anemia
e. Diagnosa anemia
9. Seorang ibu melahirkan banyak mengeluarkan darah dan Hb 12,0
gram/100ml. tindakan yang harus dilakukan adalah?
a. Tranfusi darah
b. Pemberian obat injeksi
c. Pemberian nutrisi pada ibu
d. Pemberian anti nyri
e. Menghentikan pendarahan
20
10. Ny. R datang ke rumah sakit dengan anemia, saat dilakukan pengkajian Ny.R
sudah mengalami komplikasi. Berikut yang merupakan komplikasi dari
anemia?
a. Diare
b. Typoid
c. Diabetes mellitus
d. BPH
e. Gagal jantung kongestif

21

Anda mungkin juga menyukai