Anda di halaman 1dari 13

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Anik Puji Rahayu S.kp.,M.Kep

NAMA KELOMPOK 3 (Anemia) :


Dewi Rosmina (1910035042)
Cristian Lasria Roma Uli S (1910035048)
Ega Yuli Kartika (1910035053)
Nila Roviqoh (1910035058)
Indra Kristina (1910035063)
Fadhilah Putri Salsabila (1910035068)
Yoga Bowo Leksono (1910035075)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya,
solawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Alhamdulilah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, kami dapat


menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang berjudul “ANEMIA”.

Adapun tujuan dari penyusunan Asuhan Keperawatan ini adalah salah satu
tujuan untuk pembelajaran atau memahami penyakit Anemia.

Samarinda, Februari 2020

Kelompok

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia ............................................................................... 3
2.2 Penyebab Anemia ............................................................................. 4
2.3 Gejala Anemia .................................................................................. 5
2.4 Jenis-jenis Anemia ...........................................................................6
2.5 Pencegahan Primer pada Anemia ..................................................... 9
2.6 Pencegahan Sekunder pada Anemia ............................................... 10
2.7 Pencegahan Tersier pada Anemia .................................................. 13
2.8 Pengobatan Anemia ........................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat,


baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat,
vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik
penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.

2. Tujuan
Untuk mengkaji lebih dalam Asuhan Keperawatan Anemia yang
berdasarkan pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI).

3. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana Asuhan
Keperawatan pada penyakit Anemia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
membentuk sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen darah.
Anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah SDM dan/atau
konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Sebagai akibat dari
penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang
sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan mengalami penurunan. Anemia
merupakan kelainan hematologic yang paling sering dijumpai pada masa bayi
dan kanak-kanak. Anemia bukan suatu penyakit tetapi merupakan indikasi
atau manifestasi proses patologik yang mendasarinya.

B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)

5
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
Thalasemia (Burton, 1990).

6
C. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi :
a. Anemia Aplastik
Anemia Aplastik merupakan suatu keadaan semua unsur darah yang
terbentuk terdepresi secara bersamaan. Sediaan apus darah tepi
memperlihatkan pansitopenia atau trias gejala yaitu, anemia,
leukopenia, dan trombositopenia yang berat. Anemia hipoplastik
dicirikan dengan depresi sel darah merah yang sangat mencolok, tetapi
nilai sel darah putih (SDP) dan trombosit normal atau sedikit menurun.

Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
infeksi virus (khususnya hepatitis)
b. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi zat besi adalah masalah kesehatan masyarakat yang
serius, berdampak pada perkembangan fisik dan psikis, peri-laku dan
kerja.
Penyebab:
1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
c. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu

7
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria

D. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang


atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor
diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system


fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam
fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya


kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini
kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat
kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel

8
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Manifestasi klinis

1.Keadaan umum:
Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri kepala , demam ,dipsnea , vertigo ,
sensitive terhadap dingin , BB turun.
2. Kulit:
Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) , kulit kering , kuku rapuh , klubbing
3. Mata:
Penglihatan kabur , jaundice sclera dan perdarahan retina
4. Telinga:
Vertigo , tinnitus
5. Mulut:
Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis
6. Paru- paru:
Dipsneu dan orthopnea
7. Kardiovaskuler:
Takikardia , palpitasi ,mur – mur , angina , hipotensi ,kardiomegali , gagal
jantung
8. Gastrointestinal:
Anoreksia dan menoragia,menurunya fertilisasi , hematuria ( pada anemia
hemolitik )
9. Muskuloskletal;
Nyeri pinggang , sendi dan tenderness sternal
10. System persyarafan:
Nyeri kepala , binggung , neurupatu perifer , parastesia , mental depresi ,
cemas , kesulitan koping.

9
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu:
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
1. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit dan
SDM).
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
4. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit. 4 6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa
defisiensi vitamin B12 (Engram, 1999:430)

10
H. PATHWAY

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah berkurangnya darah hingga di bawah ilia normal


jumlah sel darah merah, kuantitas, hemoglobin, dam volume packed red cells
(hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu
diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar
yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium (Price & Wilson, 2006).

Beberapa ahli epidemiologi mengkalkulasikan sedikitnya satu


setengah populasivdi dunia menderita anemia. Data tersebut memberi
gambaran bahwa masalah anemia perlu mendapat perhatian dan penanganan
yang baik karena kalau tidak akan menimbulkan komplikasi. Dalam hal ini
perawat penting memberi penyuluhan tentang istirahat, pola makanan yang
baik serta pengobatan yang teratur untuk mambantu dalam proses
penyembuhan dan peningkatan penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Pasien. EGC : Jakarta
Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G. 2002. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai