Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa


Sistem Kardiovaskuler, Respiratori dan Hematologi

Disusun Oleh :

Anisa Setiawati (A12021001)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

TINJAUAN MEDIS..........................................................................................................1

A. Pengertian................................................................................................................1
B. Etiologi....................................................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................................................5
D. Pathways..................................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis....................................................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................7

TINJAUAN KEPERAWATAN........................................................................................8

A. Pengkajian...............................................................................................................8
B. Daftar Diagnosa Keperawatan.................................................................................9
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................10
D. Implementasi Keperawatan.....................................................................................14
E. Evaluasi...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

i
A. PENGERTIAN
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umunya terjadi ketika kadar sel
darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi semakin rendah. Hal ini bisa
menyebabkan masalah bagi kesehatan karena sel darah merah mengandung
haemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia sendiri dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ tubuh
(Proverawati, 2018). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah
merah atau haemoglobin kurang dari normal. Kadar haemoglobin normal umumnya
berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria anemia biasanya didefinisikan
sebagai kadar hemoglibin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai
haemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2018).
Menurut WHO dikatakan anemia bila :
 Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl
 Wanita dewasa tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl
 Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl
 Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12g/dl
 Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl
Kriteria klinik : untuk alasan praktis maka kriteria anemia klinik (di
rumah sakit atau praktek klinik) pada umumnya disepakati adalah : 1.
Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hematokrit < 30 % 3. Eritrosit < 2,8 juta/mm³

B. ETIOLOGI
Terdapat dua pendekatan untuk menentukan penyebab anemia:
Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3 mekanisme independen:
a) Berkurangnya produksi sel darah merah
Anemia disebabkan karena kecepatan produksi sel darah merah lebih
rendah dari destruksinya. Penyebab berkurangnya produksi sel darah
merah:
 Kekurangan nutrisi: Fe, B12, atau folat; dapat disebabkan oleh
kekurangan diet, malaborpsi (anemia pernisiosa, sprue) atau
kehilangan darah (dei siensi Fe)
 Kelainan sumsum tulang (anemia aplastik, pure red cell aplasia,
mielodisplasia, inl itrasi tumor)
2
 Supresi sumsum tulang (obat, kemoterapi, radiasi)
 Anemia penyakit kronis/anemia inl amasi, yaitu anemia dengan
karakteristik berkurangnya Fe yang efektif untuk eritropoiesis
karena berkurangnya absorpsi Fe dari traktus gastrointestinal
dan berkurangnya pelepasan Fe dari ma-krofag, berkurangnya
kadar eritropoietin (relatif) dan sedikit berkurangnya masa
hidup erirosit.
b) Meningkatnya destruksi sel darah merah
Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena
berkurangnya masa hidup sel darah merah (kurang dari 100 hari). Pada
keadaan normal, umur sel darah merah 110- 120 hari. Anemia
hemolitik terjadi bila sumsum tulang tidak dapat mengatasi kebutuhan
untuk menggganti lebih dari 5% sel darah merah/hari yang
berhubungan dengan masa hidup sel darah merah kira-kira 20 hari.
c) Kehilangan darah.

Berdasarkan pendekatan morfologi, anemia diklasii kasikan menjadi:

 Anemia makrositik
Anemia makrositik merupakan anemia dengan karakteristik MCV di atas
100 fL. Anemia makrositik dapat disebabkan oleh:
a. Peningkatan retikulosit Peningkatan MCV merupakan karakteristik
normal retikulosit. Semua keadaan yang menyebabkan peningkatan
retikulosit akan memberikan gambaran peningkat-an MCV
b. Gangguan maturasi sel darah merah (sindrom mielodisplasia,
leukemia akut)
 Anemia mikrositik
Anemia mikrositik merupakan anemia dengan karakteristik sel darah merah
yang kecil (MCV kurang dari 80 fL). Anemia mikrositik biasanya disertai
penurunan hemoglobin dalam eritrosit. Dengan penurunan MCH (mean
concentration hemoglobin) dan MCV, akan didapatkan gambaran
mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab anemia mikrositik
hipokrom:

3
a. Berkurangnya Fe: anemia dei siensi Fe, anemia penyakit
kronis/anemia inl amasi, dei siensi tembaga.
b. Berkurangnya sintesis heme: keracunan logam, anemia
sideroblastik kongenital dan didapat.
c. Berkurangnya sintesis globin: talasemia dan hemoglobinopati.
 Anemia normositik
Anemia normositik adalah anemia dengan MCV normal (antara 80-100 fL).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh1-3:
a. Anemia pada penyakit ginjal kronik.
b. Sindrom anemia kardiorenal: anemia, gagal jantung, dan penyakit
ginjal kronik.
 Anemia hemolitik
Anemia hemolitik karena kelainan intrinsik sel darah merah: Kelainan
membran (sferositosis herediter), kelainan enzim (dei siensi G6PD),
kelainan hemoglobin (penyakit sickle cell). Anemia hemolitik karena
kelainan ekstrinsik sel darah merah: imun, autoimun (obat, virus,
berhubungan dengan kelainan limfoid, idiopatik), alloimun (reaksi
transfusi akut dan lambat, anemia hemolitik neonatal.

Etiologi Anemia defisiensi besi secara umum dibagi 4:

1) Diet atau Asupan Zat Besi yang kurang


Setiap hari zat besi dari tubuh yang diekskresikan melalui kulit dan epitel
usus sekitar 1 mg maka diimbangi asupan zat besi melalui diet sekitar 1 mg
untuk menjaga keseimbangan asupan dan ekskresi yang berguna untuk
kebutuhan produksi eritrosit. Asupan besi yang rendah pada diet yang tidak
adekuat dapat menyebabkan cadangan besi berkurang, sehingga proses
eritropoesis akan berkurang.
2) Gangguan Penyerapan
Diet yang kaya zat besi tidak menjamin ketersediaan zat besi di dalam tubuh
karena banyaknya zat besi yang dapat diserap sangat tergantung dari kondisi
atau makanan yang dapat menghambat maupun yang mempercepat
penyerapan besi. Penyerapan besi sangat tergantung dengan adanya asam

4
lambung. Ganggguan penyerapan besi dapat dijumpai pada pasien dengan
sindrom malabsorbsi seperti gastrectomy, gastric bypass, celiac disease.

C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga
kelompok:
a) Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel
darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat
adanya abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang
dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi
yang mengakibatkan anemia ini antara lain Sickle cell anemia, gangguan sumsum
tulang dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta
gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan
untuk proses eritropoesis.
b) Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan
terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur lebih cepat sehingga
menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui atara
lain:
 Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
 Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapajenis
makanan
 Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
 Autoimun
c) Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada
perdarahan yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis
umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal (misal ulkus, hemoroid,
gastritis, atau kanker saluran pencernaan.

5
D. PATHWAYS

Ulkus peptikum

 Tekanana pembuluh darah meningkat

Pembuluh darah saluran cerna pecah

 Pendarahan saluran cerna Nyeri pada perut 

 Melena Nyeri akut 

 Penurunana volume darah

 Kadar hemoglobin menurun

 Anemia

 Lemas  Kadar Hb

 Cepat lelah  Kompartemen sel


penghantar oksigen/zat
nutrisi ke sel
Intoleransi aktifitas 

 Gangguan perfusi
jaringan

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya
anemia, juga kebutuhan oksigen penderita. Gejala akan lebih ringan pada anemia
6
yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan bagi mekanisme homeostatik
untuk menyesuaikan dengan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
Gejala anemia disebabkan oleh 2 faktor:
• Berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan
• Adanya hipovolemia (pada penderita dengan perdarahan akut dan masif)

Tanda dan Gejala ADB secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian utama
yang terdiri dari gejala umum, gejala khas, dan gejala lainnya.

1) Gejala umum anemia seperti lemas, letih, lesu, mata berkunang-kunang,


telinga berdenging, warna pucat di telapak tangan, mukosa bibir,
konjungtiva, bantalan kuku, terdapat riwayat perdarahan seperti hematuria,
hemoptisis, hematemesis, haid lama ataupun konsumsi obat kortikosteroid.
2) Gejala khas dari ADB antara lain koilonikia (kuku sendok) atau kuku
dengan permukaan kasar, mudah rapuh atau terkelupas, bergaris-garis
vertikal, dan jadi cekung mirip sendok; atrofi papil lidah yaitu permukaan
lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang;
stomatitis angularis yaitu radang di sudut mulut sehingga tampak seperti
bercak pucat keputihan; disfagia atau sulit menelan oleh karena kerusakan
epitel orofaring; dan atrofi mukosa gaster yang akan menyebabkan
akhloridia (tak ada HCl pada lambung) serta pica (suka makan makanan
yang aneh) akibat adanya rasa kurang nyaman pada mulut oleh karena
enzim sitokrom oksidase pada mukosa mulut yang mengandung besi
berkurang.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium:
 Pemeriksaan darah hemotologi (hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit, MCV,
MCH, MCHC, RDW-CV)

7
Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2022

Nama Pengkaji : Anisa Setiawati

Ruang : Melati

Waktu Pengkajian : 08:00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien:
Nama : Tn. B
Usia : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pedagang
Status : Menikah
Alamat : Kebumen, Jawa Tengah
Diagnosa Medis : Melena et causa Ulkus peptikum dan Anemia Berat et Causa
Anemia Defisiensi Besi (ADB).

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Usia : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kebumen, Jawa Tengah
Hub. dg pasien : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mengeluh BAB hitam sejak satu minggu

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Tn. B, usia 59 tahun masuk RSUD dr. Soedirman Kebumen diantar oleh keluarga
pada tanggal 27 Desember 2022 pukul 06.30 WIB melalui IGD dengan keluhan
8
BAB hitam sejak satu minggu dan berwarna hitam seperti aspal. Selain itu pasien
mengeluhkan nyeri perut sejak 2 minggu. Nyeri perut dirasakan seperti melilit di
perut bagian atas. Nyeri perut dirasakan terus menerus dan memberat pada malam
hari. Nyeri tidak membaik dengan perubahan posisi. Keluhan lain yaitu pasien
merasa lemas sejak 2 minggu. Lemas dirasakan diseluruh tubuh dan terus
menerus hingga mengganggu kegiatan pasien sehari-hari. Lemas tidak membaik
dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis dan atrofi papil lidah.

Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan eritrosit sebanyak 2.50 x106 μL,
Hemoglobin 4,2 g/dL, MCV 59.1 fL, MCH 16,9 pg, dan MCHC 28,6 g/dL.
RDW-CV 19.4%. Leukosit dan trombosit dalam batas normal.
P: klien mengatakan nyeri di perut bagian atas
Q: nyeri terasa memberat pada malam hari dan tidak membaik dengan perubahan
posisi
R: di perut
S: numeric rating scale/NRS 4
T: sebelum masuk IGD pasien sudah merasakan nyeri, nyeri dirasakan seperti
melilit, nyeri terus menerus

3. Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengatakan tidak mengalami penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat TBC
(-), riwayat DM (-), peyakit jantung (-), dan stroke (-).

4. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, seperti
hipertensi, DM, jantung koroner dan lain-lain.

5. Genogram

9
10
Keterangan :

: Laki-laki : Garis keturunan

: Perempuan : Tinggal serumah

: Pasien (Tn.B)

4. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Viginia


1. Pola Oksigenasi
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan dapat bernafas secara normal dan tanpa menggunakan alat
bantu pernafasan.
Saat dikaji :
Pasien dapat bernafas dengan normal, RR 20x/menit, tidak ada alat antu
pernafasan.

2. Pola Nutrisi
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan makan 3x sehari tanpa dibatasi diet, pasien tidak
mengalami gangguan makan dan minum air bening 7-8 gelas per hari.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan hanya mampu menghabiskan ½ porsi makan dengan menu
yang disiapkan Rumah Sakit, minum air bening 6-7 gelas/hari

3. Pola Eliminasi
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi padat, warna kuning,
BAK dengan frekuensi 5-7 x/hari dengan warna kuning terang.
Saat dikaji :

1
Pasien mengatakan BAB selama di rumah sakit 1x/hari dengan konsistensi
lembek dan warna hitam seperti aspal dirasakan terus menerus. Sedangkan
untuk BAK frekuensi 4x/hari dengan warna kuning terang.

4. Pola Aktivitas
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari harinya dengan normal
Setelah dikaji :
Pasien mengatakan aktifitasnya terganggu karena lemas yang dirasakan

5. Pola Istirahat dan tidur


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bisa tidur 6-8 jam/hari
Saat dikaji :
Pasien mengatakan susah tidur dikarenakan perut melilit yang dirasakan

6. Pola Berpakaian
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan dapat berpakaian dan melepas pakaian sendiri tanpa
bantuan.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan dapat berpakaian dan melepas pakaian sendiri tapi
terkadang dengan dibantu oleh keluarganya.

7. Pola mempertahankan suhu


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan jika dingin memakai jaket dan selimut, jika panas hanya
memakai baju yang tipis dan menyerap keringat
Saat dikaji :
Pasien mengatakan saat ini menggunakan kaos dengan bahan yang tidak tebal.

8. Pola Personal Higine


Sebelum Sakit :

2
Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun, keramas 2
hari sekali, dan selalu menggosok gigi.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan sikat gigi 2x sehari, tidak bisa mandi sendiri, tidak
keramas, diseka 2x sehari dengan dibantu Ibunya.

9. Pola Aman dan nyaman


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan lebih nyaman dirumah dengan anggota keluarga dan
lingkungannya
Saat dikaji :
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri dirasakan seperti
melilit, nyeri terus menerus
P: klien mengatakan nyeri di perut bagian atas

Q: nyeri terasa memberat pada malam hari dan tidak membaik dengan
perubahan posisi

R: di perut

S: numeric rating scale/NRS 4

T: sebelum masuk IGD pasien sudah merasakan nyeri, nyeri dirasakan seperti
melilit, nyeri terus menerus

10. Pola Komunikasi


Sebelum saat :
Pasien mengatakan lancar dalam komunikasi setiap harinya.
Saat dikaji :
Pasien berkomunikasi dengan baik, walaupun terkadang ada suara belong

11. Pola Beribadah dan Spiritual


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan beragama islam, dan melaksanakan sholat 5 waktu dan
membaca AL Qur’an
Saat dikaji :

3
Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu di tempat tidur dengan
keadaan berbaring.

12. Pola Bekerja


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dapat mengerjakan pekerjaannya sebagai pedagang dengan
baik tanpa ada gangguan.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan merasa kesulitan untuk melakukan segala pekerjaan karena
lemas dirasakan diseluruh tubuh dan terus menerus hingga mengganggu
kegiatan pasien sehari-hari

13. Pola Rekreasi


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan masih dapat beraktifitas biasa dan dapat bepergian
bersama keluarganya tanpa ada gangguan kesehatan.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan merasa lemas sehingga tidak dapat beraktifitas biasa hanya
bisa berbaring ditempat tidur.

14. Pola Belajar


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelumnya belum mengetahui tentang penyakitnya.
Saat dikaji :
Pasien mengetahui tentang penyakitnya karena telah mendapatkan penjelasan
dari dokter dan perawat

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TD : 100/70 mmHg
d. Nadi : 75 x/menit
e. RR : 20 x/menit
4
f. Suhu : 37 oC

2. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


a. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
tidak ada nyeri tekan.
b. Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva mata anemis, tidak ada
massa, tidak ada nyeri tekan.
c. Hidung : Bentuk simetris, tidak tampak penggunaan pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip, tampak bersih, tidak ada
massa.
d. Mulut : Pada mulut tampak kurang bersih, mukosa mulut lembab.
e. Lidah Terdapat atrofi papil lidah
f. Telinga : Bentuk simetris antara telinga kiri dan kanan, tidak ada lesi,
tampak bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
g. Leher : Tidak ada edema, tidak nampak penonjolan vena jugularis,
tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
h. Dada Bentuk dada normal.
Paru-paru :
 Inspeksi : Tidak ada penggunaan otot bantu nafas, respirasi 20x/menit,
simetris kanan dan kiri.
 Palpasi : Retraksi dada seimbang.

 Perkusi : Suara paru sonor.

 Auskltasi : Tidak ada suara tambahan.

Jantung
 Inspeksi : Tidak nampak ictus cordis .
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada intercostal ke lima.

 Perkusi : Perkusi pekak.

 Auskltasi : Denyut jantung normal terdengar lup dup.

i. Abdomen
 Inspeksi : Bentuk perut datar, terlihat melilit
 Auskltasi : Bising usus terdengar.

 Perkusi : Perkusi terdengar timpani.

 Palpasi : Ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar.

5
j. Ekstremitas : Ekstermitas atas kiri terpasang IVFD RL 20 tpm
Ekstermitas bawah kanan-kiri ada kelemahan dalam
beraktivitas
k. Genetalia : Tidak terpasang kateter.

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Kesimpulan
Hemoglobin 4,2 g/dL 12-14 g/dL Rendah
Leukosit 8,8 103/µl 5-10 103/µl Normal
Eritrosit 2.50 x106 μL 4,3–5,6 x106 μL Rendah
Trombosit 277 103/µl 150-400 103/µl Normal
MCV 59.1 fL 80-96 fl Rendah
MCH 16,9 pg 27-31 pg Rendah
MCHC 28,6 g/dL 32-36 g/dL Rendah
RDW-CV 19.4% 11,5%-14,5% Tinggi

4. Terapi Obat
Data Pengobatan
No Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping
1. IVFD RL 20 tpm Untuk mengembalikan Nyeri dada, detak
cairan tubuh setelah jantung abnormal,
kehilangan dara penurunan tekanan
darah, kesulitan
bernapas.
2. Furosemid 20 mg Mengatasi penumpukan hipotensi ortostatik,
premedika cairan yang ada di dalam gangguan keseimbangan
si tranfusi tubuh elektrolit
3. Tranfusi 1 Pasien yang mengalami Demam, alergi, gatal,
PRC Kolf/hari anemia dengan defisiensi kemerahan di kulit.
sampai hanya pada sel darah
HB> 10 merah 

6
4. Asam 300 mg Untuk mengobati atau Kardiovaskular :
Traneksamat tiap 8 jam mencegah kehilangan hipotensi (akibat injeksi
darah yang berlebihan dari terlalu cepat)
trauma besar, Sistem saraf pusat :
pusing, nyeri kepala,
demam
Gastrointestinal : diare,
mual, muntah, nyeri
perut

5. Lanzoprazole Untuk mengatasi kondisi mual, perut kembung,


yang berkaitan dengan sakit perut, sembelit
peningkatan asam lambung atau malah diare, sakit
kepala, atau pusing.
6. Ferrous 3 x 200 Untuk mengatasi anemia sakit perut, mual dan
sulphate mg akibat kekurangan zat besi muntah, sembelit, diare,
dalam darah serta feses berwarna
hitam
7. Vitamin C 1x100 mg Membantu penyerapan zat dapat meningkatkan
besi kadar hemoglobin,
kekurangan vitamin C
mengakibatkan
kemampuan tubuh
dalam menyerap zat besi
berkurang

E. ANALISIS DATA
Hari/Tanggal Analisa Data Etiologi Problem
Selasa, 27 DS : Penurunan Perfusi Perifer Tidak
Desember 2022 - Pasien mengatakan konsentrasi Efektif (D.0009)
pusing hemoglobin
DO :
- TD: 100/70 mmHg

7
- S: 37oC
- Nadi: 75 x/menit
- RR 20x/menit
- Hemoglobin 4,2
mg/dl
Selasa, 27 DS: Agen pencedera Nyeri Akut (D.0077)
Desember 2022 - Pasien fisiologis
mengeluhkan nyeri
perut sejak 2
minggu.
- Nyeri perut
dirasakan seperti
melilit di perut
bagian atas.
- Nyeri perut
dirasakan terus
menerus dan
memberat pada
malam hari.
- P: klien
mengatakan nyeri
di perut bagian atas
Q: nyeri terasa
memberat pada
malam hari dan
tidak membaik
dengan perubahan
posisi
R: di perut
S: numeric rating
scale/NRS 4
T: sebelum masuk
IGD pasien sudah

8
merasakan nyeri,
nyeri dirasakan
seperti melilit,
nyeri terus
menerus
DO:
- Pasien tampak
meringis
Selasa, 27 DS: Kelemahan Intoleransi Aktivitas
Desember 2022 - Pasien merasa (D.0056)
lemas sejak 2
minggu.
- Lemas dirasakan
diseluruh tubuh
dan terus menerus
hingga
mengganggu
kegiatan pasien
sehari-hari.
- Lemas tidak
membaik dengan
istirahat.

DO :
- Pasien tampak
lemas

G. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Hari/Tanggal : 27 Desember 2022
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi haemoglobin
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

9
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI Rasionalisasi
1. Perfusi Setelah dilakukan tindakan Transfusi Darah - Untuk
perifer keperawatan selama 1x24 (I.02089) menjelaska
tidak jam diharapkan Tingkat n
Observasi:
efektif Perdarahan (L.02017) mengenai
b.d menurun. rencana
- Identifikasi rencana
penuru Kriteria hasil : tranfusi
transfusi.
nan Indikator : darah
- Monitor TTV
konsent  Hemoglobin - Memonitor
sebelum, selama
rasi membaik TTV
dan setelah
hemogl - Untuk
transfusi.
obin mencegah
- Monitor reaksi
adanya
transfusi.
kesalahan
Terapeutik: dalam
identitas
- Lakukan
- Untuk
pengecekan ganda
memantau
pada label darah
pemberian
(golongan darah,
tranfusi
rhesus, tanggal
darah
kadaluawarsa,
nomor seri, jumlah
dan identitas
pasien).
- Periksa kepatenan
akses intravena,
flebitis dan tanda
infeksi local.
- Berikan Nacl 0,9%,
50-100 ml sebelum
transfuse

10
dilakukan.
- Berikan transfusi
maksimal 4 jam.
- Hentikan transfusi
jika terdapat reaksi
transfusi.
- Dokumentasi
tanggal, waktu,
jumlah darah,
durasi, dan respon
transfusi.

Edukasi:

- Jelaskan tujuan dan


prosedur transfusi.
- Jelaskan tanda dan
gejala reaksi
transfusi (gatal,
pusing, sesak nafas,
dan nyeri dada).

2. Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. - Untuk


akut b.d keperawatan selama 2x24 08238) mengetahui
agen jam diharapkan Tingkat 1) Observasi tindakan apa yang
penced Nyeri (L.08066) dapat a. Identifikasi selanjutnya akan
era menurun. lokasi, dilakukan
fisiolog Kriteria hasil : karakeristik, - Untuk
is Indikator : durasi, mengetahui tingkat
(D.007  Kemampuan frekuensi, nyeri
7) menuntaskan kualitas, - Untuk
aktivitas meningkat intensitas nyeri. mengetahui apa
 Keluhan nyeri b. Identifikasi saja yang
menurun skala nyeri. memperburuk dan

11
 Meringis menurun c. Identifikasi memperingan
faktor yang keadaan nyerinya
memperberat - Untuk
dan mengurangi nyeri
memperingan - Untuk
nyeri. memberikan
2) Terapeutik pemahaman agar
a. Berikan teknik pasien tidak
nonfarmakologi gelisah saat nyeri
s untuk timbul
mengurangi - Agar pasien dan
rasa nyeri keluarga secara
(teknik mandiri dapat
imajinasi meringankan nyeri
terbimbing, - Pasien dapat
3) Edukasi. mengetahui sendiri
1. Menjelaskan karakteristik,
penyebab, periode, penyebab, lokasi
dan pemicu nyeri. saat nyeri
2. Ajarkan teknik - Untuk
nonfarmakologi meringankan nyeri
s untuk - Untuk
mengurangi menghilangkan
rasa nyeri nyeri
4) Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
3. Intolera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi - Penggunaa
nsi keperawatan selama 2x24 (I.05178) n energi
aktivita jam diharapkan Toleransi 1. Observasi untuk
s b.d Aktivitas (L.05047) dapat a. Identifikasi gangguan mengatasi/
kelema meningkat fungsi tubuh yang mencegah

12
han Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan kelelahan
Indikator : b. Monitor lokasi dan - Untuk
 Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama mengetahui
melakukan aktivitas melakukan aktivitas lokasi dan
sehari-hari 2. Terapeutik tingkat
meningkat a. Berikan aktivitas ketidaknya
 Keluhan lelah distraksi yang manan
menurun menenangkan pasien
3. Edukasi selama
a. Anjurkan tirah baring melakukan
4. Kolaborasi aktivitas
a. Kolaborasi dengan ahli - Untuk
gizi tentang cara mengalihka
meningkatkan asupan n rasa
makanan ketidaknya
manan
yang
dialami
pasien
- Untuk
memberika
n rasa
nyaman
bagi pasien
- Untuk
memaksim
alkan
proses
penyembuh
an pasien

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN/PELAKSANAAN

13
No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Respon Paraf
Tanggal
1 Selasa, 27 Perfusi 09.00 - Mengidentifika DS:
Desember perifer WIB si rencana
- Pasien
2022 tidak transfusi
mengata
efektif b.d - Memonitor
kan
penuruna tanda tanda
bersedia
n vital sebelum
untuk
konsentra tranfusi darah
dilakuka
si (tekanan darah,
n tranfusi
hemoglob suhu, nadi, dan
darah
in frekuensi
- Pasien
nafas)
mengata
11.00
- Melakukan kan tidak
WIB
pengecekan ada

ganda pada alergi

label darah yang

(golongan muncul.

darah, rhesus,
DO :
tanggal
kadaluawarsa,
- Pasien
nomor seri,
menerim
jumlah dan
a
identitas
tindakan
pasien).
keperawa
- Berikan Nacl
tan
0,9%, 50-100
- TD :
ml sebelum
100/70
transfuse
mmHg
dilakukan.
Nadi : 75
- Memberikan
x/menit
Tranfusi
RR:20
- Monitor reaksi

14
transfusi. x/menit
15.00 Suhu: 37
WIB o
C
- Mendokument
- Pasien
asi tanggal,
tampak
waktu, jumlah
tidak ada
darah, durasi,
pembeng
dan respon
kakan di
transfusi.
tangan.

2 Selasa, 27 Nyeri 07.30 - Memonitor DS :


Desember akut b.d WIB skala nyeri - Pasien
2022 agen - Memonitor mengelu
pencedera faktor yang h nyeri di
fisiologis memperberat perut
dan bagian
memperingan atas
nyeri - Pasien
- Memberikan mengata
tekhnik kan
nonfarmakolog nyaman
is untuk dengan
mengurangi teknik
rasa nyeri relaksasi
- Memberikan
obat DO :
lanzoprazole - Pasien
16.00 menerima
WIB - Memonitor tindakan
skala nyeri keperawa
tan
- Memonitor
- Pasien
faktor yang
tampak
memperberat
menahan
dan

15
memperingan sakit
nyeri

- Menganjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
3 Selasa, 27 Intolerans 08.00 - Mengidentifika DS:
Desember i aktivitas WIB si gangguan
- Pasien
2022 b.d fungsi tubuh
mengatak
kelemaha yang
an
n mengakibatkan
merasa
kelelahan
lemas
- Memonitor
- Pasien
lokasi dan
mengatak
ketidak
an
nyamanan
ketidakny
selama
amanan
melakukan
selama
aktivitas
aktivitas
- Memberikan
- Pasien
aktivitas
mengatak
distraksi yang
an
menenangkan
17.00 nyaman
WIB - Menganjurkan jika

tirah baring sesudah

- Melakukan dilakukan

kolaborasi distraksi.

dengan ahli DO:

gizi cara
- Pasien
meningkatkan
masih
asupan
tampak
makanan

16
lemas

F. EVALUASI
No Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)
1 Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien mengatakan pusing
2022
O:
09.00 WIB

- TD : 100/70 mmHg
Nadi : 75 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37 oC

- Kesadaran composmentis
- Hemoglobin 4,2 g/dL
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien mengatakan masih pusing
2022
O:
11.00 WIB

- Pasien tampak pucat


- Pasien diberi tranfusi PRC 1 kolf
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
Selasa, 27 S :
Desember
- Pasien mengatakan pusingnya sudah berkurang
2022
O:
15.00

- TD : 102/70 mmHg
Nadi : 77 x/menit
RR : 21 x/menit

17
Suhu : 37 oC

- Hemoglobin 5 g/dL
A: Masalah keperawatan teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor TTV sebelum dan setelah transfusi.
- Monitor reaksi transfusi.
- Berikan transfusi maksimal 4 jam.

2 Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien merasa nyeri pada perut bagian atas, dengan skala 4
2022
O:
07.30

- Kesadaran compos mentis


- Klien tampak meringis
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Selasa, 27 S:
Desember - Pasien masih merasa nyeri
2022
O:
16.00
- Kesadaran Compos mentis
A: Masalah keperawatan teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor skala nyeri
3 Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien mengatakan merasa tubuhnya lemas
2022
O:
08.00

- Pasien tampak pucat


A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Selasa, 27 S:
Desember

18
2022
- Pasien mengatakan tubuh lemas
17.00
O:

- Pasien masih tampak pucat


A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
- berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- anjurkan tirah baring

19
DAFTAR PUSTAKA

Nurbadriyah, W. D. (2019). Anemia Defisiensi Besi. Deepublish.

Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan tatalaksana anemia defisiensi besi.
Jurnal Majority, 5(5), 166-169.

Natiqotul Fatkhiyah.2018.Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (Studi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Slawi Kab. Tegal).Indonesia Jurnal Kebidanan 2 (2), 86-91,

Raka, T. P. A. U., & Zuraida, R. (2020). Penatalaksanaan Anemia Defisiensi Besi Pada Laki-
laki Usia 46 Tahun Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga. Medical Profession
Journal of Lampung, 10(1), 121-128

Amalia, Ajeng, and Agustyas Tjiptaningrum. "Diagnosis dan tatalaksana anemia defisiensi
besi." Jurnal Majority 5.5 (2016): 166-169.

20

Anda mungkin juga menyukai