Disusun Oleh :
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
TINJAUAN MEDIS..........................................................................................................1
A. Pengertian................................................................................................................1
B. Etiologi....................................................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................................................5
D. Pathways..................................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis....................................................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................7
TINJAUAN KEPERAWATAN........................................................................................8
A. Pengkajian...............................................................................................................8
B. Daftar Diagnosa Keperawatan.................................................................................9
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................10
D. Implementasi Keperawatan.....................................................................................14
E. Evaluasi...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
i
A. PENGERTIAN
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umunya terjadi ketika kadar sel
darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi semakin rendah. Hal ini bisa
menyebabkan masalah bagi kesehatan karena sel darah merah mengandung
haemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia sendiri dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ tubuh
(Proverawati, 2018). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah
merah atau haemoglobin kurang dari normal. Kadar haemoglobin normal umumnya
berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria anemia biasanya didefinisikan
sebagai kadar hemoglibin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai
haemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2018).
Menurut WHO dikatakan anemia bila :
Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl
Wanita dewasa tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl
Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl
Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12g/dl
Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl
Kriteria klinik : untuk alasan praktis maka kriteria anemia klinik (di
rumah sakit atau praktek klinik) pada umumnya disepakati adalah : 1.
Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hematokrit < 30 % 3. Eritrosit < 2,8 juta/mm³
B. ETIOLOGI
Terdapat dua pendekatan untuk menentukan penyebab anemia:
Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3 mekanisme independen:
a) Berkurangnya produksi sel darah merah
Anemia disebabkan karena kecepatan produksi sel darah merah lebih
rendah dari destruksinya. Penyebab berkurangnya produksi sel darah
merah:
Kekurangan nutrisi: Fe, B12, atau folat; dapat disebabkan oleh
kekurangan diet, malaborpsi (anemia pernisiosa, sprue) atau
kehilangan darah (dei siensi Fe)
Kelainan sumsum tulang (anemia aplastik, pure red cell aplasia,
mielodisplasia, inl itrasi tumor)
2
Supresi sumsum tulang (obat, kemoterapi, radiasi)
Anemia penyakit kronis/anemia inl amasi, yaitu anemia dengan
karakteristik berkurangnya Fe yang efektif untuk eritropoiesis
karena berkurangnya absorpsi Fe dari traktus gastrointestinal
dan berkurangnya pelepasan Fe dari ma-krofag, berkurangnya
kadar eritropoietin (relatif) dan sedikit berkurangnya masa
hidup erirosit.
b) Meningkatnya destruksi sel darah merah
Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena
berkurangnya masa hidup sel darah merah (kurang dari 100 hari). Pada
keadaan normal, umur sel darah merah 110- 120 hari. Anemia
hemolitik terjadi bila sumsum tulang tidak dapat mengatasi kebutuhan
untuk menggganti lebih dari 5% sel darah merah/hari yang
berhubungan dengan masa hidup sel darah merah kira-kira 20 hari.
c) Kehilangan darah.
Anemia makrositik
Anemia makrositik merupakan anemia dengan karakteristik MCV di atas
100 fL. Anemia makrositik dapat disebabkan oleh:
a. Peningkatan retikulosit Peningkatan MCV merupakan karakteristik
normal retikulosit. Semua keadaan yang menyebabkan peningkatan
retikulosit akan memberikan gambaran peningkat-an MCV
b. Gangguan maturasi sel darah merah (sindrom mielodisplasia,
leukemia akut)
Anemia mikrositik
Anemia mikrositik merupakan anemia dengan karakteristik sel darah merah
yang kecil (MCV kurang dari 80 fL). Anemia mikrositik biasanya disertai
penurunan hemoglobin dalam eritrosit. Dengan penurunan MCH (mean
concentration hemoglobin) dan MCV, akan didapatkan gambaran
mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab anemia mikrositik
hipokrom:
3
a. Berkurangnya Fe: anemia dei siensi Fe, anemia penyakit
kronis/anemia inl amasi, dei siensi tembaga.
b. Berkurangnya sintesis heme: keracunan logam, anemia
sideroblastik kongenital dan didapat.
c. Berkurangnya sintesis globin: talasemia dan hemoglobinopati.
Anemia normositik
Anemia normositik adalah anemia dengan MCV normal (antara 80-100 fL).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh1-3:
a. Anemia pada penyakit ginjal kronik.
b. Sindrom anemia kardiorenal: anemia, gagal jantung, dan penyakit
ginjal kronik.
Anemia hemolitik
Anemia hemolitik karena kelainan intrinsik sel darah merah: Kelainan
membran (sferositosis herediter), kelainan enzim (dei siensi G6PD),
kelainan hemoglobin (penyakit sickle cell). Anemia hemolitik karena
kelainan ekstrinsik sel darah merah: imun, autoimun (obat, virus,
berhubungan dengan kelainan limfoid, idiopatik), alloimun (reaksi
transfusi akut dan lambat, anemia hemolitik neonatal.
4
lambung. Ganggguan penyerapan besi dapat dijumpai pada pasien dengan
sindrom malabsorbsi seperti gastrectomy, gastric bypass, celiac disease.
C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga
kelompok:
a) Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel
darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat
adanya abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang
dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi
yang mengakibatkan anemia ini antara lain Sickle cell anemia, gangguan sumsum
tulang dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta
gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan
untuk proses eritropoesis.
b) Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan
terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur lebih cepat sehingga
menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui atara
lain:
Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapajenis
makanan
Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
Autoimun
c) Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada
perdarahan yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis
umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal (misal ulkus, hemoroid,
gastritis, atau kanker saluran pencernaan.
5
D. PATHWAYS
Ulkus peptikum
Anemia
Lemas Kadar Hb
Gangguan perfusi
jaringan
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya
anemia, juga kebutuhan oksigen penderita. Gejala akan lebih ringan pada anemia
6
yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan bagi mekanisme homeostatik
untuk menyesuaikan dengan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
Gejala anemia disebabkan oleh 2 faktor:
• Berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan
• Adanya hipovolemia (pada penderita dengan perdarahan akut dan masif)
Tanda dan Gejala ADB secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian utama
yang terdiri dari gejala umum, gejala khas, dan gejala lainnya.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan darah hemotologi (hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit, MCV,
MCH, MCHC, RDW-CV)
7
Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2022
Ruang : Melati
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien:
Nama : Tn. B
Usia : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pedagang
Status : Menikah
Alamat : Kebumen, Jawa Tengah
Diagnosa Medis : Melena et causa Ulkus peptikum dan Anemia Berat et Causa
Anemia Defisiensi Besi (ADB).
3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mengeluh BAB hitam sejak satu minggu
Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan eritrosit sebanyak 2.50 x106 μL,
Hemoglobin 4,2 g/dL, MCV 59.1 fL, MCH 16,9 pg, dan MCHC 28,6 g/dL.
RDW-CV 19.4%. Leukosit dan trombosit dalam batas normal.
P: klien mengatakan nyeri di perut bagian atas
Q: nyeri terasa memberat pada malam hari dan tidak membaik dengan perubahan
posisi
R: di perut
S: numeric rating scale/NRS 4
T: sebelum masuk IGD pasien sudah merasakan nyeri, nyeri dirasakan seperti
melilit, nyeri terus menerus
5. Genogram
9
10
Keterangan :
: Pasien (Tn.B)
2. Pola Nutrisi
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan makan 3x sehari tanpa dibatasi diet, pasien tidak
mengalami gangguan makan dan minum air bening 7-8 gelas per hari.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan hanya mampu menghabiskan ½ porsi makan dengan menu
yang disiapkan Rumah Sakit, minum air bening 6-7 gelas/hari
3. Pola Eliminasi
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi padat, warna kuning,
BAK dengan frekuensi 5-7 x/hari dengan warna kuning terang.
Saat dikaji :
1
Pasien mengatakan BAB selama di rumah sakit 1x/hari dengan konsistensi
lembek dan warna hitam seperti aspal dirasakan terus menerus. Sedangkan
untuk BAK frekuensi 4x/hari dengan warna kuning terang.
4. Pola Aktivitas
Sebelum dikaji :
Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari harinya dengan normal
Setelah dikaji :
Pasien mengatakan aktifitasnya terganggu karena lemas yang dirasakan
6. Pola Berpakaian
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan dapat berpakaian dan melepas pakaian sendiri tanpa
bantuan.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan dapat berpakaian dan melepas pakaian sendiri tapi
terkadang dengan dibantu oleh keluarganya.
2
Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun, keramas 2
hari sekali, dan selalu menggosok gigi.
Saat dikaji :
Pasien mengatakan sikat gigi 2x sehari, tidak bisa mandi sendiri, tidak
keramas, diseka 2x sehari dengan dibantu Ibunya.
Q: nyeri terasa memberat pada malam hari dan tidak membaik dengan
perubahan posisi
R: di perut
T: sebelum masuk IGD pasien sudah merasakan nyeri, nyeri dirasakan seperti
melilit, nyeri terus menerus
3
Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu di tempat tidur dengan
keadaan berbaring.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TD : 100/70 mmHg
d. Nadi : 75 x/menit
e. RR : 20 x/menit
4
f. Suhu : 37 oC
Jantung
Inspeksi : Tidak nampak ictus cordis .
Palpasi : Ictus cordis teraba pada intercostal ke lima.
i. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, terlihat melilit
Auskltasi : Bising usus terdengar.
5
j. Ekstremitas : Ekstermitas atas kiri terpasang IVFD RL 20 tpm
Ekstermitas bawah kanan-kiri ada kelemahan dalam
beraktivitas
k. Genetalia : Tidak terpasang kateter.
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Kesimpulan
Hemoglobin 4,2 g/dL 12-14 g/dL Rendah
Leukosit 8,8 103/µl 5-10 103/µl Normal
Eritrosit 2.50 x106 μL 4,3–5,6 x106 μL Rendah
Trombosit 277 103/µl 150-400 103/µl Normal
MCV 59.1 fL 80-96 fl Rendah
MCH 16,9 pg 27-31 pg Rendah
MCHC 28,6 g/dL 32-36 g/dL Rendah
RDW-CV 19.4% 11,5%-14,5% Tinggi
4. Terapi Obat
Data Pengobatan
No Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping
1. IVFD RL 20 tpm Untuk mengembalikan Nyeri dada, detak
cairan tubuh setelah jantung abnormal,
kehilangan dara penurunan tekanan
darah, kesulitan
bernapas.
2. Furosemid 20 mg Mengatasi penumpukan hipotensi ortostatik,
premedika cairan yang ada di dalam gangguan keseimbangan
si tranfusi tubuh elektrolit
3. Tranfusi 1 Pasien yang mengalami Demam, alergi, gatal,
PRC Kolf/hari anemia dengan defisiensi kemerahan di kulit.
sampai hanya pada sel darah
HB> 10 merah
6
4. Asam 300 mg Untuk mengobati atau Kardiovaskular :
Traneksamat tiap 8 jam mencegah kehilangan hipotensi (akibat injeksi
darah yang berlebihan dari terlalu cepat)
trauma besar, Sistem saraf pusat :
pusing, nyeri kepala,
demam
Gastrointestinal : diare,
mual, muntah, nyeri
perut
E. ANALISIS DATA
Hari/Tanggal Analisa Data Etiologi Problem
Selasa, 27 DS : Penurunan Perfusi Perifer Tidak
Desember 2022 - Pasien mengatakan konsentrasi Efektif (D.0009)
pusing hemoglobin
DO :
- TD: 100/70 mmHg
7
- S: 37oC
- Nadi: 75 x/menit
- RR 20x/menit
- Hemoglobin 4,2
mg/dl
Selasa, 27 DS: Agen pencedera Nyeri Akut (D.0077)
Desember 2022 - Pasien fisiologis
mengeluhkan nyeri
perut sejak 2
minggu.
- Nyeri perut
dirasakan seperti
melilit di perut
bagian atas.
- Nyeri perut
dirasakan terus
menerus dan
memberat pada
malam hari.
- P: klien
mengatakan nyeri
di perut bagian atas
Q: nyeri terasa
memberat pada
malam hari dan
tidak membaik
dengan perubahan
posisi
R: di perut
S: numeric rating
scale/NRS 4
T: sebelum masuk
IGD pasien sudah
8
merasakan nyeri,
nyeri dirasakan
seperti melilit,
nyeri terus
menerus
DO:
- Pasien tampak
meringis
Selasa, 27 DS: Kelemahan Intoleransi Aktivitas
Desember 2022 - Pasien merasa (D.0056)
lemas sejak 2
minggu.
- Lemas dirasakan
diseluruh tubuh
dan terus menerus
hingga
mengganggu
kegiatan pasien
sehari-hari.
- Lemas tidak
membaik dengan
istirahat.
DO :
- Pasien tampak
lemas
9
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI Rasionalisasi
1. Perfusi Setelah dilakukan tindakan Transfusi Darah - Untuk
perifer keperawatan selama 1x24 (I.02089) menjelaska
tidak jam diharapkan Tingkat n
Observasi:
efektif Perdarahan (L.02017) mengenai
b.d menurun. rencana
- Identifikasi rencana
penuru Kriteria hasil : tranfusi
transfusi.
nan Indikator : darah
- Monitor TTV
konsent Hemoglobin - Memonitor
sebelum, selama
rasi membaik TTV
dan setelah
hemogl - Untuk
transfusi.
obin mencegah
- Monitor reaksi
adanya
transfusi.
kesalahan
Terapeutik: dalam
identitas
- Lakukan
- Untuk
pengecekan ganda
memantau
pada label darah
pemberian
(golongan darah,
tranfusi
rhesus, tanggal
darah
kadaluawarsa,
nomor seri, jumlah
dan identitas
pasien).
- Periksa kepatenan
akses intravena,
flebitis dan tanda
infeksi local.
- Berikan Nacl 0,9%,
50-100 ml sebelum
transfuse
10
dilakukan.
- Berikan transfusi
maksimal 4 jam.
- Hentikan transfusi
jika terdapat reaksi
transfusi.
- Dokumentasi
tanggal, waktu,
jumlah darah,
durasi, dan respon
transfusi.
Edukasi:
11
Meringis menurun c. Identifikasi memperingan
faktor yang keadaan nyerinya
memperberat - Untuk
dan mengurangi nyeri
memperingan - Untuk
nyeri. memberikan
2) Terapeutik pemahaman agar
a. Berikan teknik pasien tidak
nonfarmakologi gelisah saat nyeri
s untuk timbul
mengurangi - Agar pasien dan
rasa nyeri keluarga secara
(teknik mandiri dapat
imajinasi meringankan nyeri
terbimbing, - Pasien dapat
3) Edukasi. mengetahui sendiri
1. Menjelaskan karakteristik,
penyebab, periode, penyebab, lokasi
dan pemicu nyeri. saat nyeri
2. Ajarkan teknik - Untuk
nonfarmakologi meringankan nyeri
s untuk - Untuk
mengurangi menghilangkan
rasa nyeri nyeri
4) Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
3. Intolera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi - Penggunaa
nsi keperawatan selama 2x24 (I.05178) n energi
aktivita jam diharapkan Toleransi 1. Observasi untuk
s b.d Aktivitas (L.05047) dapat a. Identifikasi gangguan mengatasi/
kelema meningkat fungsi tubuh yang mencegah
12
han Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan kelelahan
Indikator : b. Monitor lokasi dan - Untuk
Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama mengetahui
melakukan aktivitas melakukan aktivitas lokasi dan
sehari-hari 2. Terapeutik tingkat
meningkat a. Berikan aktivitas ketidaknya
Keluhan lelah distraksi yang manan
menurun menenangkan pasien
3. Edukasi selama
a. Anjurkan tirah baring melakukan
4. Kolaborasi aktivitas
a. Kolaborasi dengan ahli - Untuk
gizi tentang cara mengalihka
meningkatkan asupan n rasa
makanan ketidaknya
manan
yang
dialami
pasien
- Untuk
memberika
n rasa
nyaman
bagi pasien
- Untuk
memaksim
alkan
proses
penyembuh
an pasien
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN/PELAKSANAAN
13
No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Respon Paraf
Tanggal
1 Selasa, 27 Perfusi 09.00 - Mengidentifika DS:
Desember perifer WIB si rencana
- Pasien
2022 tidak transfusi
mengata
efektif b.d - Memonitor
kan
penuruna tanda tanda
bersedia
n vital sebelum
untuk
konsentra tranfusi darah
dilakuka
si (tekanan darah,
n tranfusi
hemoglob suhu, nadi, dan
darah
in frekuensi
- Pasien
nafas)
mengata
11.00
- Melakukan kan tidak
WIB
pengecekan ada
(golongan muncul.
darah, rhesus,
DO :
tanggal
kadaluawarsa,
- Pasien
nomor seri,
menerim
jumlah dan
a
identitas
tindakan
pasien).
keperawa
- Berikan Nacl
tan
0,9%, 50-100
- TD :
ml sebelum
100/70
transfuse
mmHg
dilakukan.
Nadi : 75
- Memberikan
x/menit
Tranfusi
RR:20
- Monitor reaksi
14
transfusi. x/menit
15.00 Suhu: 37
WIB o
C
- Mendokument
- Pasien
asi tanggal,
tampak
waktu, jumlah
tidak ada
darah, durasi,
pembeng
dan respon
kakan di
transfusi.
tangan.
15
memperingan sakit
nyeri
- Menganjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
3 Selasa, 27 Intolerans 08.00 - Mengidentifika DS:
Desember i aktivitas WIB si gangguan
- Pasien
2022 b.d fungsi tubuh
mengatak
kelemaha yang
an
n mengakibatkan
merasa
kelelahan
lemas
- Memonitor
- Pasien
lokasi dan
mengatak
ketidak
an
nyamanan
ketidakny
selama
amanan
melakukan
selama
aktivitas
aktivitas
- Memberikan
- Pasien
aktivitas
mengatak
distraksi yang
an
menenangkan
17.00 nyaman
WIB - Menganjurkan jika
- Melakukan dilakukan
kolaborasi distraksi.
gizi cara
- Pasien
meningkatkan
masih
asupan
tampak
makanan
16
lemas
F. EVALUASI
No Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)
1 Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien mengatakan pusing
2022
O:
09.00 WIB
- TD : 100/70 mmHg
Nadi : 75 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37 oC
- Kesadaran composmentis
- Hemoglobin 4,2 g/dL
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien mengatakan masih pusing
2022
O:
11.00 WIB
- TD : 102/70 mmHg
Nadi : 77 x/menit
RR : 21 x/menit
17
Suhu : 37 oC
- Hemoglobin 5 g/dL
A: Masalah keperawatan teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor TTV sebelum dan setelah transfusi.
- Monitor reaksi transfusi.
- Berikan transfusi maksimal 4 jam.
2 Selasa, 27 S:
Desember
- Pasien merasa nyeri pada perut bagian atas, dengan skala 4
2022
O:
07.30
18
2022
- Pasien mengatakan tubuh lemas
17.00
O:
19
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan tatalaksana anemia defisiensi besi.
Jurnal Majority, 5(5), 166-169.
Natiqotul Fatkhiyah.2018.Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (Studi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Slawi Kab. Tegal).Indonesia Jurnal Kebidanan 2 (2), 86-91,
Raka, T. P. A. U., & Zuraida, R. (2020). Penatalaksanaan Anemia Defisiensi Besi Pada Laki-
laki Usia 46 Tahun Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga. Medical Profession
Journal of Lampung, 10(1), 121-128
Amalia, Ajeng, and Agustyas Tjiptaningrum. "Diagnosis dan tatalaksana anemia defisiensi
besi." Jurnal Majority 5.5 (2016): 166-169.
20