Anda di halaman 1dari 46

ANEMIA & LEUKIMIA

Thomas Ari Wibowo, M.Kep.


ANEMIA
Pengertian
• Anemia adalah rendahnya jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin (Hb) dan
Hematokrit dibawh normal.
Etiologi
• Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
• Akibat dari sel darah merah yang prematur atau
penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
• Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
• Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan
nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan
kekurangan zat besi.
• MACAM – MACAM
ANEMIA
Macam-macam anemia:
• Terdiri :
1. Anemia akibat terganggunya
produksi sel darah merah dan atau
hemoglobin
2. Anemia akibat Anormlitas sel darah
merah
Macam-macam anemia:
1. Anemia akibat terganggunya produksi sel
darah merah dan atau hemoglobin
Seperti kita ketahui bahwa seldarah merah
diproduksi oleh sumsum tulang. Proses ini
membutuhkan zat besi, serta vitamin B12 dan
asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang
pembuatan sel darah merah. EPO adalah
hormon yang dibuat oleh ginjal
a. Defisiensi (kekurangan) Zat besi
• Perempuan lebih rentan mengalami kekurangan
zat besi dibanding laki-laki, khususnya saat
menstruasi atau kehamilan .Pada orang dewasa,
kekurangan zat besi sering disebabkan oleh
karena kehilangan darah khronis seperti
menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa
disebabkan oleh karena kanker terutama kanker
pada usus besar.

• Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat


besi biasanya disebabkan karena kurangnya
asupan makanan yang mengandung zat besi
b. Anemia Pernisiosa (Anemia defisensi Vit. B12)
• Anemia yang diakibatkan oleh karena
kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama
anemia pernisiosa
c. Anemia defisiensi Asam Folat
(Anemia Megaloblastik)

• Anemia akibat kekurangan asam folat


biasanya terjadi pada saat kehamilan.
Anemia akibat kekurangan asam folat
disebut anemia

megaloblastik.
Lanjutan Anemia defisiensi Asam Folat (Anemia
Megaloblastik)

• Kekurangan asam folat ini menyebabkan


lambatnya produksi eritroblas dalam tulang
sumsum tulang akibatnya, sel ini tumbuh terlalu
besar dengan bentuknya yang aneh dan disebut
megaloblas. Penderita sariawan usus (intestinal
sprue) dimana asam folat, B 12 dan senyawa
vitamin B lainnya sedikit sekali diabsorbsi,
seringkali mengalami anemia megaloblastik.
Atropi mukosa lambung seperti yang terjadi pada
anemia pernisiosa atau bila seluruh lambung
diangkat melalui gastrektomi total, juga dapat
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik.
d. Anemia Aplastik
• Anemia Aplastik terjadi akibat gangguan pada
fungsi sumsum tulang. Aplasia sumsum tulang
berarti tidak berfungsinya sumsum tulang.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel
darah juga bisa mengalami gangguan,
sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik
dalam menghasilkan sel darah merah yang
berkualitas.
Contohnya pada seseorang yang sering terkena radiasi
sinar gamma akibat ledakan bom atom, cenderung
untuk menderita kerusakan sumsum tulang yang
menyeluruh, dan dalam beberapa minggu kemudian
menjadi anemia yang mematikan, sinar-x secara
berlebihan, bahan-bahan kimia pada industri tertentu
dan pada penderita sensitif bahkan obat-obatan dapat
mengakibatkan efek yang sama

e. Anemia akibat gangguan fungsi Ginjal


• Gangguan atau gagal ginjal kronis dapat menyebabkan
terjadi penurunan dari produksi eritropoetin (EPO),
sehingga produksi sel darah merah pun akan menjadi
turun
2. Anemia akibat Anormalitas sel
darah merah
a. Anemia sel sabit (Sickle cell) adalah kondisi
serius di mana sel-sel darah merah berbentuk
seperti bulan sabit, atau seperti huruf C.
Anemia Sickle Cell merupakan kelainan
herediter atau keturunan
• usia sel darah merah adalah 120 hari dan berbentuk
donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian
tengahnya), sehingga memungkinkan mereka
melewati pembuluh darah dengan mudah dan
memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit
bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk
melewati pembuluh darah terutama di bagian
pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah
merah ini akan tersangkut dan terjadilah
penggumpalan, akibatnya umur sel darah merah
menjadi terlampau pendek, yaitu sekitar 10 - 20 hari,
sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh
akan selalu kekurangan.dan akan menimbulkan rasa
sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.
3. Anemia akibat Pengeluaran Darah
yang Berlebih
• Perdarahan baik akut maupun kronis dapat
mengakibatkan terjadinya anemia. Sebagai contoh
pada perdarahan akut, antara lain dapat
disebabkan oleh trauma, persalinan, kehamilan
ektopik terganggu (KET), tindakan pembedahan,
muntah darah (hematemesis). Sedangkan sebagai
contoh pada perdarahan kronis antara lain, batuk
darah kronis, DUB, menstruasi yang
berkepanjangan, perdarahan pada saluran cerna
akibat tukak lambung atau adanya tumor ganas di
usus, adanya cacing dalam usus, dan lain-lain
4. Anemia akibat dari reaksi Antigen –
Antibodi (Anemia Hemolitik)
Anemia Hemolitik adalah anemia yang
disebabkan oleh karena mudah pecahnya
dinding sel darah merah. Walaupun sel darah
merah yang terbentuk jumlahnya normal atau
bahkan lebih dari normal pada penyakit-
penyakit hemolitik ternyata masa hidup sel
darah merah ini sangat singkat sehingga
mengakibatkan anemia yang parah. Hal ini dapat
terjadi akibat dari kesalahan transfusi dengan
golongan darah yang tidak tepat
Gbr. Anemia Hemolitik
Penanganan
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia
juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya
anemia.
a. Transfusi darah merupakan pilihan utama
untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat. Anemia yang disebabkan oleh perdarahan
pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan
untuk mencegah berlanjutnya anemia.
b. Jika memang diperlukan, operasi dapat
dilakukan pada keadaan tertentu.
c. Suplemen besi diperlukan pada anemia yang
disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan
untuk mengkoreksi anemia pernisiosa
MANISFESTASI KLINIS

Makin cepat berkembangnya


anemia, maka akan makin berat
gejala – gejalanya.
TANDA & GEJALA SECARA UMUM

Kelemahan, Pucat pada kulit


keletihan, dan membran
malaise umum mukosa
GEJALA – GEJALA YG SPESIFIK PADA
KADAR HEMOGLOBIN
1. Sedikit takikardi pada aktifitas (Hb 9 – 11g/dl)
2. Dipsneu pada aktivitas (Hb dibawah 7 g/dl)
3. Kelemahan (Hb dibawah 6 g/dl)
4. Dipsneu pada saat istirahat (Hb dibawah 3
g/dl)
5. Gagal jantung hanya pada kadar yg sangat
rendah misalnya ( 2-2,5 mg/ dl)
MANISFESTASI YANG SERING MUNCUL
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Pretasi kerja fisik/pikiran menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan perifer tidak efektif bd
penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh bd intake yg kurang,
anoreksia
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
4. Resiko infeksi
5. Intoleransi aktivitas
EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah lengkap, aspurasi/ biopsi
sumsum tulang.

PENATALAKSANAAN
Menyingkirkan gejala & menggantikan
kehilangan darah
LEUKIMIA
Leukemia
(Inggris / Kanada Inggris: leukemia) (leukos
Yunani''λευκός'', 'putih';
Pengertian :
Leukimia adlah poliferasi sel leukosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit
yang lain dari pada normal dan dapat
menyebabkan anemia trombositopenia dan
diakhiri dengan kematian.
LEUKIMIA Berdasarkan jenis sel darah
yang terkena
• Dalam leukemia limfositik lymphoblastic atau'''',
perubahan kanker terjadi dalam jenis sel sumsum
yang biasanya terjadi pada limfosit bentuk, yang
melawan infeksi sel sistem kekebalan. Leukemia
limfositik Kebanyakan melibatkan subtipe spesifik
dari limfosit, sel B.
• Pada leukemia myeloid atau myelogenous'''',
perubahan kanker terjadi dalam jenis sel sumsum
yang biasanya berlangsung untuk membentuk sel
darah merah, beberapa jenis sel darah putih
lainnya, dan trombosit.
Empat jenis utama leukemia
Tipe sel Akut Kronis

Lymphocytic leukemia Leukemia limfoblastik Leukemia limfositik


(Atau "lymphoblastic") akut (ALL) kronis (CLL)

Myelogenous
leukemia Myelogenous akut Myelogenous kronis
(Juga "myeloid" atau leukemia (AML) leukemia (CML)
"nonlymphocytic")
1. Leukemia Mielogenus Akut
AML mengenai sel stem hematopeotik
yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit,
eritrosit dan trombosit. Semua kelompok
usia dapat terkena; insidensi meningkat
sesuai bertambahnya usia. Merupakan
leukemia nonlimfositik yang paling sering
terjadi
Lebih sering ditemukan pada orang dewasa
(85%) dari pada anak (15%).
Gejala : rasa lelah, pucat, nafsu makan
menghilang, anemia, petekie (bintik kecil
kemerahan/ keunguan), nyeri tulang,
2. Leukemia Mielogenus Kronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan
sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel
normal dibanding bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan. CML jarang
menyerang individu di bawah 20 tahun.
Manifestasi mirip dengan gambaran AML
tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien
menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-
tahun, peningkatan leukosit kadang sampai
jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3. Luekemia Limfositik Akut
• ALL dianggap sebagai proliferasi ganas
limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-
laki lebih banyak dibanding perempuan,
puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15
ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit
immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer, sehingga mengganggu
perkembangan sel normal.
4. Leukemia Limfositik Kronis
• CLL merupakan kelainan ringan mengenai
individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi
klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit lain
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui :
faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya leukemia yaitu :
1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan
terjadinya perubahan struktur gen ( T cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal,
pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen,
kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti
neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik
seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar
monozigot
6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s,
trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G
(Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s,
Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis
ataksia.
PATOFISIOLOGI
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk
keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan koloni
sel-sel pembentuk sel darah yangtidak terkontrol. Mekanisme
kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik
akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya
Bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan
diferensiasi.Sel-sel leukemia menjalani waktu daur
ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses
pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat
serta dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis
Yang normal.
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis AML (Acute
Myelogenous leukimia)
Terapi induksi dan terapi konsolidasi
a. Terapi induksi (kemoterapi) → untuk
membunuh selleukimia

b. Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin


(daunomycin,cerubidine) atau mitoxantro
ne atau idarubicin, mercaptopurine(puri
nethol)
c. Supportive care (darah dan platelet) untuk
infeksi,perdarahan, mukositis dan diare.

d. Granulocyte growth factor.


Terapi konsolidasi/post remisi (untuk
menghilangkan sisa sel leukimia yang tidak
terdeteksi secara klinis) → Cytarabine
Transplantasi sumsum tulang
Donor sumsum tulang menggantikan produ
ksi sel darah. Sebelumnya dilakukan
kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan
sumsum iskemik. Bisa terjadi resiko penolakan
dan infeksi
2. Penatalaksanaan medis KML (Kronik
Myelogenous leukimia)
a. Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki
kelainan Kromosom.
b. Hydroxyurea atau busulfan (myleran) untuk
mengurangi SDP Leukopheresis : memisahkan
dan membuang leukosit.
c. Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi
SDP secara cepat Fase transformasi Terapi
induksi dan transplantasi sumsum tulang.
3. Penatalaksaan medis ALL (Acute lymphoblastic
leukemia )
a. Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid
dan vinca alkaloid
b. Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai
profilaksis SSP
c. Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3
tahun
d. Anti virus untuk mengurangi efek samping
kortikosteroid
e. Transpalantasi sumsum tulang dapat
menyembuhkan penyakit
4. Penatalaksaan medis KLL (Chronic lymphocytic
leukemia)
a. Koemoterapi dengan kortikosteroid dan
klorambusil (leukeran)
b.Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
c. Imunoglobin IV untuk menangani efek
samping obat seperti infeksi: pneumocystis,
listeria, mikobakteria, virus herpes dan
sitomegalovirus.
Dx yg lazim muncul
1. nyeri
2. resiko infeksi
3. intoleransi aktifitas
4. resiko cedera (trombositopenia)
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai