Anda di halaman 1dari 7

1.

Apa yang dimaksud dengan anemia


Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah, yaitu sel darah yang berfungsi
mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Kekurangan suplai oksigen dapat mengganggu
fungsi organ tubuh. Anemia ialah keadaan dimana masa eritrosit dan atau massa
hemoglobin (Hb) yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh.
2. Ada beberapa macam anemia
 Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi besi adalah jenis gangguan darah yang paling umum di seluruh dunia.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya kadar zat besi dalam darah. Tanpa zat besi yang
cukup, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin untuk mengalirkan oksigen ke
seluruh jaringan tubuh.

 Anemia defisiensi vitamin

Anemia defisiensi vitamin B12 atau folat (vitamin B9) adalah kondisi tubuh yang
kekurangan sel darah merah karena kadar vitamin B12 dan B9 yang tidak memadai.
Kedua vitamin tersebut dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah
yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Dalam kondisi anemia defisiensi vitamin
B12 dan folat, sumsum tulang hanya memproduksi sedikit jumlah sel darah merah. 

 Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah kurangnya sel darah merah dalam tubuh akibat sumsum
tulang menghasilkan sel darah merah yang belum matang dengan struktur abnormal dan
berukuran terlalu besar. 

 Anemia aplastik

Anemia aplastik adalah jenis anemia yang cukup serius namun jarang terjadi. Anemia
aplastik terjadi saat tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah merah sehat yang baru.
Kegagalan ini berkembang ketika ada kerusakan atau kelainan pada sumsum tulang.
Sumsum tulang itu sendiri adalah sel induk yang menghasilkan komponen darah, mulai
dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

 Anemia sel sabit

Anemia sel sabit adalah jenis anemia akibat kelainan genetik di mana bentuk sel darah
merah tidak normal sehingga mengakibatkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah
sehat dan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Dalam kondisi normal, bentuk sel
darah merah itu bundar dan lentur sehingga mudah bergerak dalam pembuluh darah,
sedangkan pada anemia sel sabit, sel darah merah berbentuk seperti sabit yang kaku dan
mudah menempel pada pembuluh darah kecil. Akibatnya, aliran sel darah merah yang
mengandung hemoglobin atau protein pembawa oksigen terhambat hingga menimbulkan
nyeri dan kerusakan jaringan.

 Anemia defisiensi glukosa-6-fosfat fehidrogenase (G6PD)

Anemia defisiensi G6PD terjadi ketika sel-sel darah merah kehilangan enzim penting
yang disebut G6PD. Kurangnya enzim G6PD menyebabkan sel-sel darah merah Anda
pecah dan mati ketika bersentuhan dengan zat-zat tertentu dalam aliran darah. Anemia ini
termasuk dalam jenis kekurangan darah akibat keturunan.

 Anemia hemolitik

Anemia hemolitik adalah penyakit kurang darah akibat penghancuran sel darah


merah lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Penyakit ini perlu ditangani agar
tidak terjadi komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal
jantung.

3. Apa faktor penyebab dari masing-masing anemia tersebut?

 Penyebab anemia defisiensi besi adalah tubuh yang tidak memiliki cukup simpanan zat
besi untuk memproduksi hemoglobin. Selain itu Anemia defisiensi besi juga dapat terjadi
jika kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi telah menurun. Trauma yang
menyebabkan Anda kehilangan banyak darah juga dapat menghabiskan simpanan zat besi
di dalam tubuh.

 Penyebab anemia defisiensi vitamin adalah kekurangan vitamin atau zat yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah adalah penyebab utama dari anemia
defisiensi vitamin. Bisa juga, anemia akibat kekurangan vitamin terjadi karena tubuh
tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan yang Anda konsumsi dengan baik. Selain
karena kurang asupan makanan bergizi, anemia defisiensi vitamin juga dapat disebabkan
oleh adanya masalah pada sistem pencernaan atau penyerapan makanan. Tubuh beberapa
orang ditemukan tidak dapat memproses atau menyerap vitamin B12, vitamin C, atau
asam folat dengan baik. Kesulitan ini dapat disebabkan oleh kondisi yang mendasari,
seperti adanya luka (tukak) atau gangguan pada usus. 

 Penyebab anemia megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12 dan vitamin B9 sama


dengan penyebab anemia defisiensi vitamin, akan tetapi pada anemia ini memiliki bentuk
eritrosit yang abnormal. Tubuh membutuhkan asupan vitamin B-12 untuk membuat sel-
sel darah merah yang sehat serta menjaga sistem saraf agar bekerja dengan optimal.

 Penyebab anemia aplastik adalah kerusakan pada sumsum tulang. Kelainan tersebut
mengakibatkan sel pembentuk darah normal (sel punca) tergantikan oleh sel lemak
abnormal. Kerusakan pada sumsum tulang dapat memperlambat atau mematikan
produksi sel darah baru. Akibatnya, tubuh akan kekurangan komponen sel-sel darah
sehat.

 Penyebab anemia sel sabit adalah adanya mutasi gen yang diturunkan dari kedua orang
tua (harus keduanya) atau disebut resesif autosomal. Sedangkan anak yang mewarisi
mutasi gen hanya dari salah satu orang tua hanya jadi pembawa penyakit anemia sel sabit
dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Mutasi gen pada penderita anemia sel sabit
menyebabkan produksi sel darah merah dengan bentuk yang tidak normal, sehingga
menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh.

 Penyebab anemia defisiensi (Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase) adalah kehilangan


enzim penting yang disebut G6PD, ini dapat mengakibatkan kehancuran dini pada sel-sel
darah merah (anemia hemolitik akut atau jenis spherocytosis kronis) ketika pasien
terpapar obat atau bahan kimia tertentu, mengalami infeksi virus atau bakteri tertentu,
dan/atau menghirup serbuk sari dari, atau mengonsumsi, kacang fava (favism) maka
terjadi anemia ini.

 Penyebab anemia hemolitik adalah karena kecepatan proses kematian sel darah merah.
Normalnya sel darah merah akan dihancurkan dalam waktu 120 hari setelah diproduksi.
Namun pada kondisi ini, sel darah merah hancur lebih cepat. Banyak faktor seperti
penyakit, efek samping obat, faktor lingkungan lain yang dapat memicu tubuh untuk
lebih cepat menghancurkan sel-sel darah merah. Selain itu kondisi ini terjadi ketika suatu
obat memicu sistem kekebalan tubuh Anda untuk menyerang sel darah merahnya sendiri.
Bahan kimia dalam obat-obatan (seperti penisilin) dapat menempel pada permukaan sel
darah merah dan menyebabkan pengembangan atau perubahan pada antibodi.

4. Bagaimana cara mencegah anemia?

Pencegahan Anemia

o Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan,
sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
o Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan
berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
o Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
5. Bagaimana cara mengobati anemia?

Pengobatan Anemia
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu
diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain.
Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui
penyebabnya dengan pasti.

Beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan jenisnya adalah:

 Anemia akibat kekurangan zat besi

Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang
parah, diperlukan transfusi darah.

 Anemia defisiensi vitamin

Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang
dosisnya ditentukan oleh dokter.

 Anemia akibat perdarahan

Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan
memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.

 Anemia aplastik

Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi
menghasilkan sel darah merah yang sehat.

 Anemia hemolitik

Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati
infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.

 Anemia akibat penyakit kronis

Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu,
diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel
darah merah.

 Anemia sel sabit


Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan
pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan
obat pereda nyeri dan antibiotik.

 Thalassemia

Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen


asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.

6. apa itu penyakit leukemia dan apa penyebabnya?

Leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Sementara, sel darah putih ini
merupakan sel darah yang dihasilan oleh sumsum tulang belakang dan berfungsi untuk
melindungi tubuh dari infeksi. Pada kondisi normal, sel darah putih akan berkembang ketika
dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah atau memberantas infeksi. Namun, pada penderita
leukimia, sumsum tulang belakang memproduksi banyak sel darah putih abnormal sehingga
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh dalam melawan infeksi. Terlebih lagi, selain
menumpuk di sumsum tulang belakang dan membuat sel-sel darah yang sehat berkurang, sel
darah putih yang berlebih ini juga gapat menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru,
ginjal, limfa, hingga ke otak dan tulang belakang. Penyakit ini dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Beberapa faktor internal yang dapat menyebabkan leukimia di
antaranya seperti kelainan kromosom, keturunan, atau perubahan sel darah putih akibat
faktor gen. Sementara, faktor eksternal yang menyebabkan leukima di antaranya seperti
paparan radiasi, polusi, merokok, atau terpapar zat-zat kimia tertentu yang berbahaya.

7. apakah leukemia bisa sembuh dan bagaimana caranya?

Bisa

Pengobatan Leukemia
Dokter spesialis hematologi onkologi (dokter spesialis darah dan kanker) akan menentukan jenis
pengobatan yang dilakukan berdasarkan jenis leukemia dan kondisi pasien secara keseluruhan.
Berikut ini beberapa metode pengobatan untuk mengatasi leukemia:

 Kemoterapi, yaitu metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk


membunuh sel kanker. Obat dapat berbentuk tablet minum atau suntik infus.
 Terapi imun atau imunoterapi, yaitu pemberian obat-obatan untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan sel kanker. Jenis obat yang digunakan,
misalnya interferon.
 Terapi target, yaitu penggunaan obat-obatan untuk menghambat produksi protein yang
digunakan sel kanker untuk berkembang. Contoh jenis obat yang bisa digunakan
adalah penghambat protein kinase, seperti imatinib.
 Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk menghancurkan dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi.
 Transplantasi sumsum tulang, yaitu prosedur penggantian sumsum tulang yang rusak
dengan sumsum tulang yang sehat.

8. gejala eseorang terkena talasemia?

Gejala mungkin termasuk anemia berat dan masalah kesehatan lainnya, seperti:

 Penampilan pucat dan lesu


 Nafsu makan yang buruk
 Urin gelap (tanda bahwa ada sel-sel darah merah yang rusak)
 Pertumbuhan melambat dan pubertas tertunda
 Penyakit kuning (warna kekuningan pada kulit atau bagian putih mata)
 Membesarnya limpa, hati, atau jantung
 Masalah tulang (terutama dengan tulang di wajah)

9. cara mengatasi talasemia

Transfusi  Darah Berulang
Penderita thalasemia mayor perlu melakukan transfusi darah tiap beberapa minggu. Sebelum
transfusi darah dilakukan, darah penderita dan darah donor akan dicocokkan untuk menghindari
reaksi yang tidak diinginkan. Meskipun diperlukan, transfusi darah yang dilakukan berulang kali
dapat menyebabkan penumpukan zat besi di dalam tubuh. Kondisi ini bisa menimbulkan
komplikasi berupa penyakit liver atau penyakit jantung.
Untuk mencegahnya, penderita perlu mendapatkan terapi kelasi. Obat yang diberikan dalam
terapi ini bisa dalam bentuk tablet maupun suntik, dan berfungsi untuk menarik zat besi dari
dalam tubuh. Contoh obatnya adalah deferiprone, deferasirox, dan deferoxamine. Terapi kelasi
akan dimulai satu atau dua tahun setelah penderita menjalani transfusi darah rutin.

Transplantasi Sumsum Tulang


Prosedur ini dilakukan untuk menggantikan sumsum tulang yang terkena thalasemia. Sumsum
tulang yang akan ditransplantasikan diambil dari pendonor yang sehat dan cocok dengan
penderita, agar sumsum tulang ini dapat menghasilkan sel darah yang normal. Risiko prosedur
ini cukup serius, yaitu penolakan tubuh penderita terhadap sumsum tulang donor. Itulah
sebabnya manfaat dan risiko pengobatan thalasemia dengan transplantasi sumsum tulang perlu
didiskusikan secara mendalam dengan dokter. Prosedur ini biasanya hanya dianjurkan pada
thalasemia yang sudah parah.
Operasi Pengangkatan Limpa
Prosedur operasi pengangkatan limpa (splenektomi) dilakukan jika organ limpa sudah sangat
membesar, karena pembesaran organ limpa (splenomegali) akan memperparah anemia yang
dialami penderita. Namun sebelum operasi, penderita akan diminta untuk melakukan vaksinasi,
seperti vaksinasi untuk penyakit hepatitis B, pneumonia, dan meningitis. Hal ini dilakukan
karena penderita akan lebih berisiko untuk mengalami infeksi setelah organ limpanya diangkat.

Menerapkan Pola Hidup Sehat


Penderita thalasemia perlu menjalani pola hidup sehat, dan dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan rendah lemak, sayuran, dan buah-buahan. Penderita sebaiknya membatasi makanan
yang mengandung zat besi, seperti daging sapi dan ati ayam.

Anda mungkin juga menyukai