Anda di halaman 1dari 4

TERAPI HERBAL PADA ANEMIA

Oleh :
1. Eka Kartika Astri Handayani (1601100047)
2. Putri Ayu Amalia (1601100058)

1. Pengertian Anemia
Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah Anda lebih rendah
dari jumlah normal. Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah.
Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen.
Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain,
seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Menurut Muhlisin A (2016). Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel
darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai
normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi
mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal,
maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah
gejala anemia.
2. Gejala Anemia
Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang
mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia
dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah.
Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah, sedangkan anemia adalah kurangnya sel
darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Anemia dapat dikenali dari gejala-
gejala berikut ini:
a. Badan terasa lemas dan cepat lelah.
b. Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
c. Detak jantung tidak beraturan.
d. Napas pendek.
e. Pusing dan berkunang-kunang.
f. Nyeri dada.
g. Tangan dan kaki terasa dingin.
h. Sakit kepala.
i. Sulit Berkonsentrasi.
j. Insomnia.
k. Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan
semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter
sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas.
3. Penyebab Anemia
Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung
hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang dan
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.
b. Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding
kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.
c. Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.
4. Jenis – jenis Anemia
Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi di
seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia dikarenakan
sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada
wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi
pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat
pereda nyeri seperti aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan
zat besi adalah:
a. Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi ini
dinamakan pica).
b. Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
c. Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan
vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi
tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah
cukup sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung
tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan
anemia pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan
vitamin B-12 dan asam folat adalah:
a. Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
b. Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
c. Sulit berjalan.
d. Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
e. Mengalami demensia.
Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena
terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Contoh-
contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal,
penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul pada kasus
anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
a. Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.
b. Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.
c. Borok pada kaki.
d. Gejala batu empedu.
e. Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.
Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun berbahaya
bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah
dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, penyakit
autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau
mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan
anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh
tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses
dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik
atau bisa juga didapat setelah lahir.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk
hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan
sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki
waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang dialami oleh penderita
anemia sel sabit adalah:
a. Kelelahan.
b. Mudah terkena infeksi.
c. Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.
d. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
e. Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.
Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri
seseorang adalah:
1. Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang rendah
vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena anemia.
2. Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan penyakit
celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga meningkatkan
risiko terkena anemia.
3. Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko terkena
anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau pria. Hal
tersebut disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.
4. Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah
cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Muhlisin A. 2016. Penyakit Anemia Pengertian, Penyebab, dan Gejala. Daring
(https://mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-gejala-anemia). Diakses pada
28 Oktober 2018.
Samiadi AL. 2016. Anemia. Daring (https://hellosehat.com/penyakit/anemia/). Diakses Pada 28
Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai