Anda di halaman 1dari 12

PAPER

KENALI DAN CEGAH ANEMIA DENGAN PERBAIKAN ASUPAN GIZI

DISUSUN OLEH :
NAMA: WARLA
NIM : C19018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA BANGSA MAJENE


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar hb normal adalah 12-
16% dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita
anemia, kadar hb kuran dari normal.
Anemia, yang dalam bahasa yunani berarti tanpa darah, adalah penyakit kuran darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kuran dari 14g/ dan eritosit kuran dari
41% pada pria, maka pria tersebut dikakatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12g/ dl dan eritosik kurang dari
37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Berikut ini kategori tinkat keparahan pada
anemia.
 Kadar hb 10garam sampai 8garam disebut anemia ringan
 Kadar hb 8garam sampai 5garam disebut anemia sedan.
 Kadar hb kuran dari 5 gram disebut anemia berat
.karena hemogolobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah, baik ukuran maupun jumlahnya, dapat
meyebabkan terjadinya anemia. Ganguang tersebut dapat terjadi di “ pabrik”
pembuatan sel daerah merah(sumsum tulan) maupun ganguang
karenakekurangan komponen penting seperti sat besi,asam polat,maupun
vitaminb12.

Penyebab anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh pendarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat menyebabkan seseorang dapat
mengalami kekurangan darah. Demikin juga pada wanita hamil atau menyusui,
jika asupan zat besih berkuran, besar kemunkinan terjadi anemia. Pendarahan di
seluruh pencernaan kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlebihan,serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat memiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
perdarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak. Transfusi darah
merupakan tindakan penanganan utama jika terjadi perdarahan akut. Perdarahan
tersebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlansgung

2
sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama, berikut ini tiga kemungkinan
dasar penyebab anemia

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan


Biasa disebut anemia hemolitik, muncul saat sel darah merah normal
(umur sel darah merah normalnya 120 hari, pada anemia hemolitik umur
sel darah merah lebih pendek ). Sumsum tulan penhasil sel darah merah
tidak dapat memenuhikebutuhan tubuh akan sel dara merah.hal ini dapat
disebabkan penyebab,kadang kala infeksi dan obat obatan(antibiotik dan
antikejang) dapat sebagai penyebab.pada anemia hemolitik
autoimun,sistem kekebalan tubuh dapat salah mengirah bahwa sel darah
merah juga dapat menyebabkan anemia seperti anemia sel
sabit,thalasemia,defisiensig glukosa -6- fosfat
dehidroginase(g6pd),sferositosis herediter
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.
Kehilangan darah sedikit dalam jangka lama seperti perdarahan dari
inflammatory bowel disease(IBD) juga dapat menyebabkan anemia.
Kehilangan darh yang banyak karena menstrusi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia. Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tumbuh akan zat besi,karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah
dalam jumlah cukup.Ini dapat akibat inveksi virus, paparan terhadap
kimia beracun ,radiasi ,atau obat-obatan (antibiotik,antikejang atau obat
kanker).
Pada bayi baru lahir dapat terjadi anemia fisiologis ,hal ini normal saat
hemoglobin bayi turun pada usia 2 bulan. Hal ini dianggapnormal dan
tidak memerlukan pengobatan karena bayi akan mulai memproduksi sel
darah merahnya sendiri.anemia dapat terjadi saat tubuh tidak dapat
membentuk sel darah merah yang sehat karena defisiensi zat besi. Besi

3
sangat penting dalam pembentukan hemoglobin dan kekurangan besi
dapat berakibat anemia defisiensi besi.

Gejala anemia
Memang gejala anemia kadang membuat kita semua menjadi bingung.gejala-
gejala yang di sebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini
bervariasi. anemia bisa menyebabkan kelelahan,kelemahan,kurang tenaga,dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung.
Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia diantaranya :
 Lemah,letih,lesu mudah lelah,lunglai
 Wajah tambah pucat,
 Mata berkunang-kunang,
 Nafsu makan berkurang,
 Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
 Sering sakit
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapat terjadi
perlahan-lahan sehingga sulit di sadari,
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah, maka
terdapat gejala lain seperti jaundic, warna kuning pada bagian putih mata ;
pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.
Jika anda mengalami gejala-gejala tersebut, berhati-hatilah karna itu adalah
awal terkena anemia. Segera periksakan kadar hemoglobin dalam darah. Anemia
dapat menimbulkan dampak negatif yang nantinya berpengaruh pada aktivitas
sehari-hari seperti:
 Berkurangnya daya fikir dan konsentrasi.
 Berkurangnya prestasi
 Berkurangnya semangat belajar dan bekerja,
 Menurunnya produktifitas kerja,
 Menurunnya kebugaran tubuh,
 Mudah terserang penyakit,

4
 Dapat mengakibatkan kelahiran bayi prematur atau bayi lahir dengan berat badan
rendah,
 Pada bayi dan batita, anemia devisiensi besi dapat mengakibatkan gangguan
perkembangan dan prilaku seperti penurunan aktifitas motorik, interaksi sosial,
dan konsentrasi.

Mendiagnosis anemia
Dalam mendiagnosis anemia tidak hanya berdasarkan gejala-gejala yang
dikeluhkan pasien, namun juga dari pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
dokter. Terlebih lagi penyebab anemia bisa bermacam-macam. Dokter
memerlukan bantuan tes laboratorium yselain pemeriksaan fisik untuk
menegakkan diagnosis anemia untuk lebih jelasnya, biasanya dokter meminta
dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan asupan darah tepi untuk
melihat sel darah merah (ukuran,bentuk, dan lain-lain). Tes darah lengkap dapat
memperlihatkan sel darahmerah kurang dari normal.
Dokter biasanya mempertimbangkan anemia sebagai pertanda adanya kondisi
lain dalam tubuh penderita. Teknik diagnosisnya tegantung pada penyebab
anemia.misalnya , pada kasus anemia defisiensi zat besi ,proses diagnosisnya
dengan melakukantes darah. Saat dokter menduga bahwa anemia yang diderita
pasien berhubungan dengan kondisi yang lebih serius ,proses diagnosis yang
dilakukan akan lebih mendalam.
Langkah pertama untuk mendiagnosis anemia adalah mempelajari riwayat
kesehatan pasien. Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai kondisi dan
gejala yang dialami oleh pasien. Setelah itu, dokter akanmelakukan pemeriksaan
fisik.
Dokter kemudian akan melakukan tes darah lengkap,yaitu pemeriksaan yang
dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk
darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengsn menggunakan mesin
khusus.komponen pembentuk darah antara lain:
 Sel darah merah (RBC)
 Hematokrit,
 Hemoglobin,
 Sel darah putih (WBC)

5
 Komponen sel darah putih
 Trombosit/platelet.
Hanya tiga teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi
terjadinya anemia.
Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu
militer darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam
tubuhnya. Perhitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel
darah merah rendah (anemia) atau tinggi ( polisitemia).
Pada perhitungan sel darah merah,akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah
merah. Bentuk sel darah merahpun akan dievaluasi dibawah mikroskop. Segala informasi
mulai dari jumlah,ukuran,dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam
mendiagnosis suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia
berikut kemungkinan penyebabnya.
Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan
apakah jumlah sel, darah merah terlalu tinggi,terlalu rendah atau normal. Hematokrit
sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah
dalam satu militer darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah
dengan komponen darah yang lain.
Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau
diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan. Sel darah merah yang terdapat
dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat
sentrifugal. Endapan ini kemudian dipresentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah
yang terdapat dalam tabung,nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
Berikut ini pemeriksaan lain yang biasa dilakukan dokter untuk menegakkan
diagnosis anemia:
 Apusan darah tepi: darah diapus diatas kaca gelas untuk dilihat dibawah mikroskop
untuk menemukan penyebab anemia.
 Tes kadar zat besi: termasuk kadar zat besi dalam tubuh dan feritin,dapat membantu
menentukan apakah anemia karena defisiensi besi atau bukan.
 Hemoglobin elektroforesis: digunakan untuk mendeteksi hemoglobin yang abnormal
dalam darah dan untuk mendiagnosis anemia sel sabit,talasemia,dan anemia bawaaan
lainnya

6
 Biopsi dan aspirasi sumsum tulang: membantu menentukan apakah sumsum tulang
memproduksi sel darah merah. Ini satu-satunya cara mendiagnosis anemia aplastik
dan penyakit yang mempengaruhi sumsum tulang (seperti leukemia) sebagai
penyebab anemia.
 Hitung retikulosit: menghitung sel darah merah muda,membantu menentukan apakah
produksi sel darah merah ada pada kadar normal.

Pencegahan
Anemia dapat dicegah tergantung kepada penyebabnya. Anemia karena gangguan
genetik tidak dapat dicegah.namun,anda dapat mencegah defisiensi besi sebagai bentuk
anemia yang paling sering terjadi.
Ada dua jenis pendekatan yang dapat dilakukan guna mengatasi dan mencegah
anemia.pertama,pendekatan berbasis medis,yakni dengan suplementasi.kedua, pendekatan
berbasis pangan yakni dengan perbaikan gizi
Penanganan melalui suplementasi tablet zat besi merupakan cara yang paling efektif
untuk meningkatkan kadar zat besi dalam jangka pendek.suplementasi biasanya ditujukan
pada golongan yang rawan mengalami defisiensi besi,seperti ibu hamil dan ibu menyusui.
Pebaikan gizi guna menanggulangi anemia dapat dilakukan dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung zat besi tinggi yang terdapat pada sayur-sayuran segar seperti
bayam,daun singkong,dan kankung.zat besi dapat juga anda temukan pada buah-
buahan ,kacang-kacangan(kedelai dan kacang merah),serta makanan hewani
(daging,telur,limpa dan hati).selain itu,kurangi mengonsumsi teh dan kopi karena kedua
hal tersebut dapat menghambat penyerapan zat besi.
Contoh menu gizi seimbang untuk mencegah anemia
Sarapan pagi
 Telur matang 1 buah
 Susu rendah lemak 200 ml(1 gelas)
 Selingan: bubur kacang hijau 1 mangkuk
Makan siang
 Nasi 2x ¾ gelas belimbing (200 gram)
 Tumis kangkung
 Semur daging kentang (1 potong sapi 50 gram)
7
 Sup kacang merah 1 mangkuk
 Air jeruk 1 gelas
 Selingan sore: kue sus 1 buah
Makan malam
 Nasi 2x ¾ gelas belimbing (200 gram)
 Capcay 1 mangkuk kecil
 Ayam angkak (2 potong ayam)
 Sapo tahu 1 mangkuk kecil
 Juice strowbery 1 gelas
 Sebelum tidur : susu rendah lemak 1 gelas (200 ml)

Perawatan
Perlu diketahui ,anemia hanyalah sebuah gejala yang menemukan penyebabnyaadalah
langka penting dalam penanganan anemia. Pada dasarnya perawatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia. Pada anemia defisiensi zat besi misalnya disamping
memberi perawatan terhadap gejala yang dialaminya, ia diharuskan untuk menerapkan
pola makan yang kaya akan zat besi.
Untuk anemia bawaan, penderita diharuskan memperoleh perawatan seumur hidupnya
sesuai dengan jenis anemia yang dideritanya.
Anemia dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis ,yang berbeda cara mendiagnosisnya
dan berbeda pula pengobatannya.berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai jenis anemia.
A. Anemia defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kekurangan zat besi.zat besi
merupakan bagian dari molekul hemoglobin.oleh sebab itu,ketika tubuh kekurangan zat
besi,produksi hemoglobinpun akan menurun.meskipun demikian,penurunan hemoglobin
sebetulnya baru akan baru akan terjadi jika cadangan zat besi(fe) dalam tubuh sudah
benar-benar habis.kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak
hal.kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas,atau bayi tersebut
lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.pada anak-anak,mungkin
disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi. Sedangkan pada
orang dewasa ,kukurangan zat besi pada prinsipnya hamoir selalu disebabkan oleh
perdarahan menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan dibandingkan
8
dengan kaum pria. Cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit dari pada pria,
sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggi. Setiap harinya seorang wanita akan
kehilangan sekitar 1- 2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal. Pada saat menstruasi,
kehilangan zat besi bisa bertambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat saat hamil dan melahirkan. Ketika
Hamil, seorang ibu tidak saja di tuntut memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya, tetapi
juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Selain itu,
perdarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan lebih banyak
lagi zat besi. Karna alasan tersebut, setiap ibu hamil di sarankan untuk mengonsumsi
suplemen zat besi.
Faktor lain yang menyebabkan wanita rentan mengalami anemia adalah pola makan.
Dengan alasan takut gemuk, terkadang wanita melakukan diet secara membabi buta. Para
Wanita cendrung makan dalam jumlah yang kurang dan tidak mau mengonsumsi daging.
Tanpa disadari, diet yang belum tentu membuat berat badan turun itu justru dapat
menyebabkan kurangnya asupan zat besi dari makanan.
B. Anemia Defisiensi vitamin C
Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang terjadi,
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu lama.
Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
banyak di temukan pada cabai hijau, buah sitrus (jeruk,lemon), stroberi, tomat,
brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya serta semangka.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika
terjadi kekurangan citamin c, maka jumlah zat besi yang di serap akan berkurang dan
bisa terjadi anemia.
Vitamin c harus di konsumsi setiap hari karena tidak larut dalam lemak sehingga
tidak dapat di simpan untuk di gunakan di kemuadian hari.
Vitamin c adalah vitamin yang larut dalam air, karena itu akan di buang dari tubuh
secara rutin melalui air seni. Kekurangan vitamin c juga bisa menyebabkan scurvy.
Untuk mendiagnosis penyakit ini di lakukan pengukuran kadar vitamin c dalam
darah. Pada anemia jenis ini, sum-sum tulang menghasilkan sel darah merah
berkurang kecil.
Untuk pencegahannya diberikan tambahan asupan vitamin c dalam makanan
sehari-hari. Untuk pengamatannya diberikan 1 tablet vitamin c 1 kali sehari.

9
C. Anemia Makrositik
Anemia jenis ini di tandai dengan ukuran sel darah yang lebih besar dari normal.
Anemia ini di sebabkan karena kekurangan vitamin b12 atau asam folat yang di perlukan
dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet.
Sekitar 90 % anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain memngganggu proses pembentukan sel darahj merah, kekurangan vitamin
B12 juga memengaruhi sistem saraf sehingga penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan di tangan dan kaki, tungkai, kaki dan tangan seolah mati rasa, serta kaku
dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat di antaranya adalah buta warna tertentu,
temasuk warna kuning dan biru, luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar,
penurunan berat badan, warna kulit menjadi lebih gelap, linglung, depresi, dan penurunan
fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia. Pada contoh darah yang diperiksa di bawah mikroskop, tampak sel darah
merah berukuran besar. Juga dapat dilihat perubahan sela darah putih trombosit, terutama
jika penderita telah menderita anemia dalam jangka waktu yang lama. Jika di duga terjadi
kekurangan, maka di lakukan pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah. Jika sudah
pasti terjadi kekurangan vitamin B12 dalam darah. Jika sudah pasti terjadi kekurangan
vitamin B12, bisa di lakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya. Biasanya
pemeriksaan di pusatkan kepada faktor intrinsik dengan cara :
1. Contoh darah di ambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinmsik.
Biasanya antibodi ini di temukan pada 60-90 % penderita anemia pernisiosa.
2. Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisis lambung.
Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasograstik) melalui hidung, melewati
tenggorokan, dan masuk ke dalam lambung. Lalu di suntikkan pentagastrin (hormon
yang merangsang pelepasan faktor intrinsik) ke dalam vena. Selanjutnya di ambil
contoh cairan lambung dan di periksa untuk menemukan adanya faktor intrinsik.
Jika penyebabnya masih belum pasti, bisa di lakukan tes schilling.
Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (di telan) dan di ukur
penyerapannya. Kemudian di berikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu
penyerapannya di ukur kembali. Jika vitamin B12 di serap dengan faktor intrinsik,
tetapi tidak di serap tanpa faktor intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia
pernisiosa.

10
Penyebab
Kekurangan vitaminB12 dapat terjadi karena berbagai hal.salah satunya
adalah karena kegagalan usus untuk menyerap vitamin B12 dengan optimal. Supaya
dapat diserap ,vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik ,yaitu suatu
protein yang dibuat dilambung yang mengangkut vitamin ini ke ilium,menembus
dindingnya dan masuk kedalam aliran darah.
pencegahan
jika penyebabnya adalah asupan yang kurang maka anemia ini bisa dicegah
melalui pola makanan yang seimbang.
D. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepat
dari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari.pada anemia hemolitik ,umur
sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah
tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
Penyebab
Penyebabnya karena keturunan atau karena salah satu dari beberapa
penyakit,termasuk leukemia dan kangker lainnya,fungsi limpa yang tidak
normal,gangguan kekebalan,dan hipertensi berat.
E. Anemia sel sabit

Anemia sel sabit (sickle cell anemia)suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit,kaku,dan anemia hemolitik kronik.pada
penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen)
yang bentuknya abnormal ,sehingga mengurangi jumlah oksigen didalam sel dan
menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk sabit akan
menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa,ginjal,otak,tulang,dan
organ lainnya; dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.sel
sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,menyebabkan
anemia berat,penyumbatan aliran darah,kerusakan organ,bahkan sampai pada
kematian.

F. Anemia aplastik
Anemia aplastik Terjadi bila pabrik pembuatan darah merah terganggu.
Analoginya mirip kejadian pemogokan dipabrik tekstil.yang disebut pabrik

11
pembuatan darah adalah sumsum tulang.analogi dari tekstil yang dihasilkan
pabrik adalah sel darah yang dihasilkan,baik sel darah merah(eritrosit)
leukosit(sel darah putih),maupun trombosit. Pada anemia aplastik ,terjadi
penurunan ketiga produk sumsum tulang tersebut,yaitu kekurangan sel darah
merah (anemia),kekurangan sel darah putih(leukopemia),dan kekurangan
trombosit (trombositopenia).

12

Anda mungkin juga menyukai