Anda di halaman 1dari 19

Anemia

1. Siti fitriana 2125050032


2. Dita cahyani 2125050009
3. Varisa melanie 2125050034
4. Ayu anggita 2125050026
5. Muhammad amar mah rufi 2125050008
Definisi Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah
keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah sesuai yang diperlukan tubuh
• Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah eritrosit lebih
rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang
dari 41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari 37% pada
wanita. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal. 547)

• Anemia adalah suatu penurunan dari normal terhadap eritrosit, jumlah haemoglobin dan
hematokrit yang disebabkan oleh perdarahan, berkurangnya produksi eritrosit atau
peningkatan penghancuran sel darah merah.

• Nilai Hb normal
Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
• Nilai Hb anemia
Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)
Klasifikasi anemia
● Anemia defisiensi besi ● Anemia megaloblastik
Anemia jenis ini berbentuk normositik Anemia ini berbentuk makrositik,
dan hipokromik di sebabkan oleh penyebabnya adalah kekurangan asam folat
dan kekurangan vitamin B12 tetapi jarang
kurang gizi (malnutrisi), kurang zat
terjadi.
besi dalam diet, malabsorpsi,
kehilangan darah yang banyak
(persalinan yang lalu, haid, dll)
Klasifikasi anemia
● Anemia anemia hipoblastik ● Anemia hemolitik
Anemia jenis ini di sebabkan oleh Anemia jenis ini di sebabkan
hipofungsi sumsum tulang, penghancuran/pemecahan sel darah nerah
yang lebih cepat dari pembuatannya.
membentuk sel-sel darah merah baru.
Klasifikasi anemia
● Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat ● Berdasarkan klasifikasi WHO kadar
dilakukan dengan menggunakan alat hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi
sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002):
1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%
dapat digolongkan sebagai berikut:
2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr 3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%
%
b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%
c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%
d) Anemia berat dengan Hb kurang dari
7gr%
Klasifikasi anemia
Anemia sel sabit
Adalah kelainan genetic bentuk sel darah merah yang normalnya berbentuk
seperti cakram menjadi bentuk seperti bulan sabit.
Sel-sel ini mati dini, menyebabkan berkurangnya sel darah merah yang sehat
(sel sabit anemia), dan dapat memblokir aliran darah sehingga menyebabkan
nyeri (krisis sel sabit crisis).
Etiologi anemia
Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)
1. Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah) bias disebabkan karena
beberapa hal berikut :
• Kekurangan zat besi
• Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang mengakibatkan
tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
• Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia Tenggara)
• Keracuanan timah
• Penyakit kronis (infeksi, tumor)
2. Anemia normositik (ukuran sel darah merah abnormal)
• Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
Kehilangan sel darah merah akut.
• Gangguan hemolysis (pecahnya) darah
a) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
b) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
c) Anemia hemolitik (efek samping obat) Karena obat obatan tertentu dapat menimbulkan
hemalisis atau toksisitas sumsum tulang belakang
d) Anemia hemolisis autoimun
3.

Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)
Kekurangan vitamin B12
Etiologi


Kekurangan asam folat
Hipotiroid
anemia
• Kecanduan alkohol
• Penyakit hati dan ginjal kronis
4. Penyebab anemia pada kehamilan , dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti
gangguan fungsi otak, terutama terhadap fungsi neutransmitter (pengantar syaraf).
Akibatnya, kepekaan syaraf berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor
terswbut. Daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas
rasa sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh juga
menurun bhakan juga menyebabkan keguguran (Almatsier, 2009).
• Anemia defisiensi besi
• Anemia akibat kehilangan darah akut
• Anemia pada peradangan atau keganasan
• Anemia megaloblastik, defisiensi B12 dan asam folat
• Anemia hemolitik
• Anemia aplastic, gangguan pada sumsum tulang belakang sebagai produsen sel darah
merah
• Anemia Hipoplastik
MANIFESTASI KLINIS

1. Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.


2. Wajah tampak pucat.
3. Mata berkunang-kunang.
4. Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
5. Sering sakit.
6. Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah
kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
7. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah
merah ,maka terdapat gejala lain seperyi jaundice (kulit kuning karena
terjadi penumpukan bilirubin di darah),warna kuning pada bagian putih
mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.
Pencegahan primer pada anemia
a)Pendidikan, Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet
yang diberikan. Mis, (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.
b) Pola istirahat, Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko terkena
anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang
dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.
c) Pola Aktifitas, Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain
besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
d) Melakukan tes laboratorium, Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia
biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat
dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
PATOFISIOLOGI
Anemia gizi besi terjadi ketika pasokan zat besi tidak
mencukupi untuk pembentukan sel darah merah optimal,
sehingga sel sel darah merah yang terbentuk berukuran
lebih kecil (mikrositik), warna lebih muda (hipokromik).
Simpanan besi dalam tubuh termasuk besi plasma akan
habis terpakai lalu konsentrasi transferin serum mengikat
besi untuk transportasinya akan menurun. Simpanan zat
besi yang kurang akan menyebabkan deplesi zat massa sel
darah merah dengan hemoglobin yang di bawah normal,
setelah itu pengangkutan darah ke sel-sel di berbagai bagian
tubuh juga berada di bawah kondisi normal (Irianto, 2014).
Penatalaksanaan
● Anemia defisiensi zat besi dengan ● Anemia hemolotik dan anemia
cara pemberian zat besi melalui hipoplastik dilakukan dengan
per oral ataupun parenteral melakukan transfuse darah
● Anemia megaloblastik dengan
cara pemberian asam folat dan vit
B12 per oral, pada kasus berat dan
pengobatan per oral lambat maka
dapat diberikan melaui transfuse
darah
Komplikasi anemia
● Pada remaja
1. Pertumbuhan teganggu
2. Kemampuan motoric melemah
3. Kecerdasan dan kemampuan
kognitif menurun

● Pada ibu hamil


1. Komplikasi kehamilan
2. Gangguan pertumbuhan janin
3. Stunting
Pemeriksaan Penunjang Pada Anemia

1. Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis, kulit pucat, 5L lemah letih lesu lelah dan lunglai
2. Pemeriksaan darah lengkap : Hb. MVC(mean corpuscular volume), MHC(mean
corpuscular hemoglobin concentration) atau MCHC
3. pemeriksaan rutin : retikulosit dan periksa sumsum tulang dengan biopsi
4. Asam folat dan vit B12 pada anemia megaloblastik
PATHWAY DAN ASKEP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai