KONSEP MEDIK
A. DEFINISI
Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh
hilangnya darah terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel
darah merah (Guyton, 1997:538)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999:569).
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia
menunjukkan suatu status penyakit atau perubahan fungsi tubuh.
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah
normal (Handayani.,Haribowo. 2008).
Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan
kriteria WHO pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut
(Handayani & Andi, 2008):
1. Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3. Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
4. Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
5. Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 gr/dl
B. ETIOLOGI
Penyebab dari anemia antara lain :
1. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;
Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
a. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
b. Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
c. Inflitrasi sum-sum tulang
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan
b. Kronis karena perdarahan
c. Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi
karena;
a. Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
b. Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain
besi, vitamin B12 dan asam folat.
Ada beberapa jenis anemia sesuai dengan penyebabnya:
1. Anemia Pasca Pendarahan Terjadi sebagai akibat perdarahan yang
massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan
atau yang menahun seperti pada penyakit cacingan.
2. Anemia Defisiensi Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel
darah.
3. Anemia Hemolitik Terjadi penghancuran (hemolisis) eritrosit yang
berlebihan karena:
a. Factor Intrasel Misalnya talasemia, hemoglobinopati (talasemia
HbE, sickle cell anemia), sferositas, defisiensi enzim eritrosit
b. Factor Ekstrasel Karena intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis
(inkompatibilitas golongan darah, reaksi hemolitik pada transfuse
darah)
4. Anemia Aplastik Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah sum
sum tulang (kerusakan sumsum tulang).
C. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau
akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi
sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem
fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin
akan berdifusi dalam glomerulus ginjal kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan menganai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang
tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar hitung retikulosit
dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsy, dan ada tidaknya hiperbilirubinemia.
D. PENYIMPANGAN KDM
Hemoglobin berkurang
Anemia
Kebutuhan Oksigen
tidak terpenuhi
INTOLERANSI AKTIVITAS
Asam lambung meningkat
BB menurun
E. TANDA DAN GEJALA
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu,
lelah, lunglai. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada
bagian kelopak mata bawah).
Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat
menimbulkan manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan
timbulnya anemia, usia, mekanisme kompensasi, tingakat aktivitasnya,
keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya anemia. Secara umum
gejala anemia adalah :
1. Gejala anemia yang umum
a. Rasa lelah
b. Kurang bertenaga
c. Kulit yang pucat
d. Pusing dan sakit kepala
2. Gejala enamia yang parah
a. Kedinginan
b. Mati rasa pada tangan dan kaki
c. Sesak napas
d. Denyut jantung yang cepat atau tidak teratur
e. Nyeri dada
F. KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan
komplikasi serius, seperti:
1. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan
2. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan
gagal jantung
3. Gangguan pada paru-paru, seperti hipertensi pulmonal
4. Komplikasi kehamilan, antara lain kelahiran prematur atau bayi
terlahir dengan berat badan rendah
5. Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-
anak atau bayi
6. Rentan terkena infeksi
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges,
1999:572)
1. Tes darah lengkap
Anemia biasanya dideteksi dari tes darah rutin. Tes ini disebut tes
darah lengkap dan akan menghitung jumlah serta proporsi sel darah
dalam pembuluh darah.
Pada penderita anemia, beberapa komponen tes darah lengkap akan
menunjukkan hasil tidak normal. Komponen ini meliputi:
1. Kadar sel darah merah yang rendah
2. Kadar hemoglobin yang rendah
3. Kadar hematokrit yang rendah
4. Indeks sel darah merah yang tidak norma
Indeks sel darah merah terdiri atas mean corpuscular volume
(MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH), dan mean corpuscular
hemoglobin concentration (MCHC)
Indeks sel darah merah dapat memberi gambaran terkait ukuran sel
darah merah dan kadar hemoglobin dalam sel darah merah.
Karakteristik ini akan membantu dokter untuk menentukan jenis
anemia.
2. Apus darah tepi dan hitung jenis
Ketika hasil tes darah lengkap menunjukkan adanya anemia, dokter
akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa apus darah tepi dan hitung
jenis sel darah putih.
Lewat kedua pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bentuk
sel darah merah sekaligus ada tidaknya sel abnormal dalam darah.
3. Hitung kadar retikulosit
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih muda. Pemeriksaan
ini juga bertujuan menentukan penyebab dan jenis anemia. Misalnya,
pasien dengan kadar retikulosit rendah bisa menandakan gangguan
produksi sel darah merah di sumsum tulang belakang.
4. Tes zat besi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis anemia defisiensi
besi. Secara umum, tiga jenis tes zat besi berikut yang bisa dijalani oleh
pasien:
a. Tes besi serum untuk mengukur jumlah zat besi dalam darah.
b. Tes feritin serum untuk mengukur jumlah protein yang membantu
dalam menyimpan zat besi dalam tubuh.
c. Tes transferin untuk memeriksa seberapa baik zat besi diangkut
dalam darah. Tes ini juga dikenal dengan nama total iron-binding
capacity test (TIBC).
5. Hitung kadar vitamin B12 dan asam folat
Vitamin B12 dan B9 (folat) diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah. Jika kadar kedua vitamin ini menunjukan angka di bawah
normal, dokter bisa mendiagnosis pasien dengan anemia defisiensi B12
dan folat.
6. Elektroforesis hemoglobin
Tes elektroforesis hemoglobin dilakukan untuk mengevaluasi
bentuk hemoglobin yang tidak normal. Hal ini ditemukan pada
penderita talasemia dan anemia sel sabit.
Bila hasil pemeriksaan anemia menandakan adanya kelainan, dokter
mungkin bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang lain untuk
memastikan penyebab anemia.
Sebagai contoh, bila perdarahan diyakini sebagai penyebab anemia,
dokter akan melakukan prosedur endoskopi untuk memeriksa tanda-
tanda pendarahan di saluran pencernaan atas.
Kolonoskopi juga mungkin dilakukan guna mencari tanda
perdarahan atau kelainan lain dalam usus besar. Sampel sel dan sumsum
tulang pun dapat diambil untuk memeriksa produksi sel darah.
Andra Saferi, Yessi Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Medical Book
Andrea Saferi Wijaya, dkk. 2013. KMB 2. Yogyakarta : Nuha Medika Nurarif
Amin Huda & Kusuma Hardhi.(2016). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta: Mediaction Publishing
Bakta, I Made.2003.Hematologi Klinik Dasar.Jakarta:EGC
Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski. (2017). Buku Ajar Keperawatan
Dasar Edisi 10 : Jakarta: EGC
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
Edisi 1: Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1: Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
1: Jakarta: DPP PPNI
Profil RM RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo, 2019. Profil Kesehatan. Lampung:
ProvinsiLampung.
Soebroto, Ikhsan. 2010. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta:
Bangkit
Smeltzer, 2013.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Dan Bedah II cetakan 5.
Jakarta.EGC
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta: Trans Info Mediaq
Tjokroprawiro, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Suarabaya: Airlangga
Universitas Press.
Kahsasi,Daniel.2009.AnemiaAcute.http://emedicine.medscape.com/article/
159803-media, emergency_medicine. Diakses pada tanggal 10 Oktober
2011