Anda di halaman 1dari 8

Definisi Anemia

Anemia—suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin (Hb) dan/atau jumlah sel darah merah (RBC)
lebih rendah dari normal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis seseorang. 
Ini didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin darah di bawah normal untuk usia dan jenis
kelamin. Meskipun nilai normal dapat bervariasi antar laboratorium, nilai tipikal akan kurang dari 135g/L
pada pria dewasa dan kurang dari 115g/L pada wanita dewasa. Dari usia 2 tahun sampai pubertas,
kurang dari 110 g/L menunjukkan anemia. Sebagai bayi baru lahir memiliki kadar hemoglobin yang
tinggi, 140g/L diambil sebagai batas bawah saat lahir.

Klasifikasi Anemia
Klasifikasi Anemia Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin
yang dikandungnya.
1. Anemia Makrositik 
Pada anemia makrositik ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah hemoglobin
tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik yaitu : 
1) Anemia Megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat dan gangguan sintesis
DNA.
2) Anemia Non Megaloblastik adalah eritropolesis yang dipercepat dan peningkatan luas
permukaan membran. 

2. Anemia Mikrositik 
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi besi, gangguan
sintesis globin, porfirin dan heme serta gangguan metabolisme besi lainnya. 

3. Anemia Normositik 
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah, ini disebabkan kehilangan
darah yang parah, meningkatnya volume plasma secara berlebihan, penyakit-penyakit
hemolitik, gangguan endokrin, ginjal, dan hati.
Jenis-Jenis Anemia 
Jenis- jenis anemia diantaranya sebagai berikut : 
a. Anemia Defisiensi Besi 
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia dan terutama sering
dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi
dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Menurut Almatsier anemia defisiensi besi
atau anemia zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang berperan
dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan
absorpsi
b.  Anemia Defisiensi Vitamin C 
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu lama.
Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari.
Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat, brokoli, lobak
hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu
penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang
diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia
c.  Anemia Makrositik 
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang diperlukan dalam
proses pembentukan dan pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet. Kekurangan
vitamin B12 dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya adalah karena kegagalan usus
untuk menyerap vitamin B12 dengan optimal
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.
Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau karena salah satu dari beberapa penyakit,
termasuk leukemia dan kanker lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan,
dan hipertensi berat
e. Anemia Aplastik 
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di sumsum
tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik
dapat kongenital, idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-
penyebab industri atau virus

Penyebab Anemia 
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 
1. Gangguan pembentukan eritrosit
Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu seperti
mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum
tulang. 
2. Perdarahan 
Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam
sirkulasi. 
3. Hemolisis 
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.

Gejala Anemia
Gejala klinis anemia dapat berupa :
1. Lesu
2. Lemah
3. Pusing
4. Mata berkunang-kunang, 
5. Wajah pucat

Anemia hemolitik
Anemia hemolitik didefinisikan sebagai anemia yang diakibatkan oleh peningkatan kecepatan
penghancuran sel darah merah. Karena hiperplasia eritropoietik dan perluasan anatomis sumsum
tulang, kerusakan sel darah merah dapat meningkat beberapa kali lipat sebelum pasien menjadi
penyakit hemolitik terkompensasi anemia. Sumsum orang dewasa normal, setelah ekspansi penuh,
mampu menghasilkan sel darah merah pada 6-8 kali tingkat normal. Ini mengarah ke retikulositosis yang
ditandai. Karena itu, anemia karena hemolisis mungkin tidak terlihat sampai sel darah merah umur
kurang dari 30 hari.

Gejala Anemia Hemolitik


Beberapa gejala dari Anemia Hemolitik yaitu sebagai berikut :
1. Menunjukkan pucat pada embrane mukosa
2. Kekuningan ringan 
3. Splenomegali
Klasifikasi Anemia Hemolitik

Hereditery Spherocytosis
Hereditery Spherocytosis, sejenis anemia hemolitik kongenital, adalah penyebab paling umum dari
anemia hemolitik karena membran sel darah merah yang abnormal. Eritrosit atipikal ini tidak dapat
mempertahankan bentuk bikonkaf normalnya karena mutasi genetik pada protein membrane  atau
sitoskeletal yang berperan dalam stabilitas morfologi struktural.
Eritrosit tidak dapat mempertahankan bentuk bikonkaf normalnya karena mutasi genetik pada protein
membran/sitoskeletal yang berperan dalam stabilitas morfologi struktural. Protein yang kurang atau
abnormal dapat mencakup spektrin, ankyrin, pita 3, dan pita 4.2, yang dikodekan oleh gen yang berbeda
Perawatan hereditary spherosytosis (HS) tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan
rekomendasinya sedikit berbeda dalam literatur medis. Secara umum, terapi folat (sejenis vitamin B
untuk mendukung produksi sel darah merah) direkomendasikan untuk mereka yang menderita anemia
sedang hingga berat, meskipun beberapa dokter mungkin juga merekomendasikannya untuk mereka
yang menderita anemia ringan. Transfusi sel darah merah mungkin diperlukan pada kasus anemia yang
parah, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan atau selama infeksi dan kehamilan. Jika transfusi
sel darah merah diperlukan berulang kali, terapi pengkhelat besi mungkin diperlukan untuk mengurangi
kelebihan zat besi.

OFT
Osmotic Fragility Test merupakan tes darah yang berfungsi untuk melihat apakah sel darah merah
cenderung mudah pecah. 
Referensi :
Hoffbrand’s Essential Haematology A. Victor Hoffbrand Paul A. H. Moss Seventh Edition
https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/9765/7782 
http://journals.stikim.ac.id/index.php/jiiki/article/download/183/169 
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23/22 
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539797/ 

Definisi

Penurunan konsentrasi eritrosit atau haemoglobin dalam darah di bawah darah normal,diukur
per mm atau volume sel darah merah per 100 mL darah.
Kamus dorland ed.32
Anemia secara umum didefinisikan sebagai berkurangnya konsentrasi hemoglobin didalam
tubuh.
Schwart E. Iron deficiency anemia

Penyebab  Anemia pada Perempuan


1.Pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan
tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2.Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan.
3.Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi, khususnya melalui feses (tinja).
4.Remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga kehilangan zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria.
Penyebab anemia hemolitik
Kelainan Intrinsik sel darah merah
•Kelainan  membran ( Hereditary Spherocyte)
•Kelainan enzim (G6PD = Glukosa 6 phospat dehidrogenase)
•Kelainan Hb (Sickle cell)
Kelainan Ekstrinsik sel darah merah
•Imun
•Autoimun (obat,virus,kelainan limfoid)
•Alloimun (Karena transfusi darah)
•Infeksi (malaria)
•Zat kimia (bisa ular)
•dll
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerapuhan Osmotik
 Faktor utama yang mempengaruhi uji kerapuhan osmotik adalah bentuk sel darah merah → tergantung
pada :
1.Volume
2. Luas permukaan
3.Keadaan fungsional membran sel darah merah

Prosedur
1.Susun 12 tabung di rak. Labeli semua set tabung lunak 1 hingga 12.
2. Isi masing-masing tabung dengan larutan NaCl 1% lalu tambahkan air suling ke dalam sesuai skema
berikut:
3.  Campur isian masing-masing tabung secara menyeluruh dengan menutupnya dengan parafilm dan
membaliknya beberapa kali.
4. Ambil darah ke dalam tabung yang berisi heparin. Segera tambahkan 50 L darah ke dalam setiap
tabung. Darah harus langsung jatuh ke dalam larutan. Jangan biarkan darah jatuh kesisi tabung lunak.
5. Inkubasikan tabung pada suhu kamar selama setengah jam.
6. Campur secara perlahan dan sentrifugasi pada 2000 rpm selama5 menit.
7. Hasilnya: perhatikan tabung mana yang menunjukkan hemolisis awal dan lengkap. Hemolisis awal
dikenali oleh supernatan merah muda samar dan endapan sel di bagian bawah tabung. Hemolisis
lengkap terlihat sebagai supernatan merah dengan tidak adanya endapan sel.

Direct & Indirect Coomb Test


Test yang bertujuan untuk menemukan antibodi didalam tubuh seseorang yang bisa merusak sel darah
merah (RBC)
•Indirect : Mendeteksi adanya antibodi dalam cairan darah
•Direct : Mendeteksi antibodi secara langsung dari permukaan ertitrosit
•Negative : Tidak ada kelainan antibodi
Sumber

•http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-1-
2018_ttg_Pedoman_Nasional_Pelayanan_Kedokteran_Tata_Laksana_AnemiaHemolitik_.pdf
•https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11427698/
•Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi. Dalam: Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG,
Windiastuti E, Abdul salam M, penyunting. Buku ajar hematologi Onkologi Anak.
Jakarta:BPIDAI;2005.hal.30-43.
•Karp G.Celullar and Molecular Biology Concepts and
Experiment.8thed.USA:JohnWilleyandSons,Inc.;2016.
•MescherAL.Junqueira`sBasicHistologyTextandAtlas.13thEdition.NewYork.McGrawHill;2013
•Kamus dorland ed.32
•http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2349/3/BAB%20II.pdf
•https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7844997/
•LuxIVSE.Anatomyoftheredcellmembraneskeleton:unansweredquestions.Blood.2016;127(2):187-199
•YeagerA.HowRedBloodCellsGetTheirDimplesMyosinproteinstugonthecellmembrane,givinganerythrocyt
eitsdistinctshape. TheScientists;2018.
•https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/944/777
•Kim j, Lee H, and Shin S. Advances in the measurement of red blood cell deformability: A brief review.
Journal of Cellular Biotechnology.2015;1:63–79.

Anda mungkin juga menyukai