Anda di halaman 1dari 37

Nama: Yudi Kelsi Kaharap

NIM: 01071220299
Dosen Pengampu: dr. Cindy Claudia Pandoyo Putri
FMS 1, Week 2

10/10/22. Learning Objective:


1. Jelaskan struktur dan fungsi hemoglobin
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, pada
mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju
paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Dalam pembentukan hemoglobin, terdapat zat
besi yang merupakan pendukung utama produksi sel darah merah dalam tubuh. Zat mineral
ini membentuk hemoglobin yang bermanfaat mengikat oksigen agar darah bersih dan kaya
nutrisi selalu tersedia. Hemoglobin disintesis pada stadium eritroblast (sel berinti yang
terdapat dalam sumsum tulang) sebanyak 65% dan pada stadium retikulosit (sel eritrosit yang
belum matang) sebanyak 35%. Sintesis hemoglobin banyak terjadi dalam mitokondria
Untuk pembentukan Hb tergantung dari pembentukan sel darah merah, pembentukan
sel darah merah berada di daerah sumsung tulang belakang. Apabila tulang belakang
berfungsi baik maka pembentukan sel darah merah dan eritrosit membutuhkan waktu sekitar
5-9 hari, dan umur sel arah merah dan Hb adalah sekitar 120 hari.
Fungsi Hemoglobin yaitu:
- Pembawa pernapasan dua arah
- Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
- Memfasilitasi transportasi kembali karbon dioksida
Dalam sirkulasi arteri, hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) tinggi terhadap oksigen
dan afinitas rendah terhadap karbon dioksida, fosfat organik, dan ion hidrogen dan klorida.
2. Klasifikasikan anemia pada bayi yang baru lahir
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi.
Kondisi ini terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi, yaitu komponen penting dalam
pembentukan sel darah merah. Sejumlah kondisi bisa menyebabkan anemia defisiensi
besi, termasuk pola makan rendah zat besi, kehamilan, perdarahan kronis seperti
akibat luka di saluran cerna atau menstruasi, gangguan penyerapan zat besi, efek
samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti kanker, radang usus, dan
miom. Kondisi umumnya ditangani dengan konsumsi suplemen zat besi dan
menjalani pola makan tinggi zat besi. Selain itu, penyebab anemia defisiensi besi juga
perlu diatasi.
b. Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat
Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk membuat sel
darah merah baru. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin tersebut bisa
menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat. Jenis anemia ini dapat terjadi
akibat pola makan rendah kandungan kedua vitamin tersebut. Selain itu, anemia
kekurangan vitamin juga bisa terjadi karena tubuh sulit atau gagal menyerap folat
ataupun vitamin B12. Kondisi ini juga disebut anemia pernisiosa. Penanganan anemia
ini umumnya berupa perubahan pola makan, serta pemberian suplemen vitamin B12
dan asam folat untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan kedua asupan tersebut.
c. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi saat kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat
daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan sel darah sehat yang baru.
Penyebab anemia hemolitik cukup beragam, mulai dari penyakit keturunan, seperti
thalasemia dan G6PD, penyakit autoimun, infeksi, efek samping obat, hingga
gangguan pada katup jantung. Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan
dan penyebab terjadinya anemia hemolitik. Penanganan yang diberikan bisa berupa
transfusi darah, pemberian obat-obatan kortikosteroid, atau operasi.
d. Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena berisiko
tinggi mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan sel
darah merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di sumsum tulang, yaitu produsen
sel darah di dalam tubuh. Anemia aplastik dapat diturunkan dari orang tua, namun
bisa juga terjadi akibat infeksi, efek samping obat-obatan, penyakit autoimun. Kondisi
ini umumnya diatasi dengan pemberian antibiotik dan antivirus jika terdapat infeksi,
transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, atau pemberian obat penekan daya tahan
tubuh.
e. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah
merah berbentuk seperti sabit. Sel- sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak
pernah memiliki sel darah merah yang cukup. Selain itu, bentuk sel darah abnormal
ini juga membuatnya lebih kaku dan lengket sehingga bisa menghalangi aliran darah.
Pemberian obat dapat dilakukan untuk mencegah kondisi bertambah parah. Namun,
satu-satunya cara mengatasi anemia jenis ini adalah dengan transplantasi sumsum
tulang. Beberapa jenis anemia ini ada yang dapat dicegah, namun ada pula yang tidak
dapat dicegah (anemia yang diturunkan dari orang tua ke anak).

3. Cari penjelasan dari Hbg, WBC, MCV, MCH, MCHC, dan apa perbedaan dari
pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap (blood smear)
A. Hbg, Tes hemoglobin dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Jika kadar hemoglobin tidak normal, itu mungkin merupakan
tanda bahwa terdapat kelainan darah dalam tubuh.
Kadar hemoglobin rendah, bisa menjadi tanda:
- Different types of anemia
- Thalassemia
- Iron deficiency
- Liver disease
- Cancer and other diseases
Kadar hemoglobin tinggi, bisa menjadi tanda
- Lung disease
- Heart disease
- Polycythemia vera, gangguan di mana tubuh Anda membuat terlalu banyak sel darah
merah. Ini dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sesak napas.
B. WBC (White Blood Cell) count, untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam darah.
Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih
membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lainnya. Terdapat 5 jenis utama sel
darah putih, yaitu Neutrophils, Lymphocytes, Monocytes, Eosinophils, dan Basophils.
WBC mengukur jumlah total sel-sel tersebut dalam darah kita. Ada tes lain, yang
disebut “blood differential” untuk mengukur jumlah setiap jenis sel darah putih.
Di atas normal:
- Inflammatory diseases, seperti rheumatoid arthritis
- Kerusakan jaringan, seperti luka bakar atau operasi
- Infeksi bakteri atau virus
- Kanker, seperti leukemia dan Hodgkin Disease
- Reaksi Alergi
Di bawah normal:
- HIV/AIDS
- Kerusakan sumsum tulang. Ini mungkin disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau
perawatan seperti kemoterapi.
- Kanker yang mempengaruhi sumsum tulang, seperti Lymphoma.
- Autoimmune disorder, seperti lupus (or SLE)
- Penyakit pada hati atau limpa

C. MCV (Mean Corpuscular Volume), yaitu tes darah untuk menghitung ukuran rata-rata
sel darah merah. Tes MCV saja tidak dapat mendiagnosis suatu penyakit, masih harus
membutuhkan hasil MCV, hasil tes lainnya, dan riwayat kesehatan untuk membuat
diagnosis. MCV dinyatakan dalam femtoliters (10^-15 ; fL) atau mikro kubik (μm^3).
Hasil di bawah normal, bisa menjadi tanda untuk: Beberapa jenis anemia,
termasuk iron-deficiency anemia (yang paling umum), Thalassemia
Hasil di atas normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Anemia pernisiosa
- Kekurangan Vitamin B12
- Penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan vitamin B12,
seperti penyakit autoimun tertentu, penyakit celiac, atau penyakit Crohn.
- Liver disease
- Anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat
D. MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), untuk mengukur jumlah hemoglobin per sel
darah merah.
Hasil tes di bawah normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Iron deficiency anemia
- Thalassemia
Hasil tes di atas normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Nilai MCH yang tinggi seringkali dapat disebabkan oleh anemia karena kekurangan
vitamin B, khususnya B-12 dan folat.
E. MCHC (Mean corpuscular hemoglobin concentration), untuk mengukur jumlah
hemoglobin per satuan volume
The most common cause of low MCHC:
- Anemia.
- Hypochromic microcytic anemia, kondisi ini berarti sel darah merah Anda
lebih kecil dari biasanya dan memiliki kadar hemoglobin yang menurun. Jenis
anemia mikrositik ini dapat disebabkan oleh:
- lack of iron, ketidakmampuan tubuh Anda untuk menyerap zat besi,
yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti penyakit celiac, penyakit
Crohn, dan operasi bypass lambung, kehilangan darah kronis tingkat
rendah dari waktu ke waktu karena siklus menstruasi yang panjang
atau tukak lambung
- hemolysis, atau penghancuran dini sel darah merah dari waktu ke
waktu.
Dalam kasus yang lebih jarang, MCHC rendah dan anemia mikrositik hipokromik dapat
disebabkan oleh:
- kanker, termasuk kanker yang menyebabkan kehilangan darah internal
- infeksi parasit seperti infeksi cacing tambang
- keracunan timbal
Perbedaan dari pemeriksaan darah rutin dan lengkap
Hitung darah lengkap, atau CBC, adalah tes darah yang mengukur berbagai bagian dan fitur
darah Anda, termasuk:
- Sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru Anda ke seluruh tubuh Anda.
- Sel darah putih, yang melawan infeksi dan penyakit lainnya. Ada lima jenis utama sel
darah putih. Tes CBC mengukur jumlah total sel darah putih dalam darah Anda. Tes
berbeda yang disebut CBC dengan diferensial mengukur jumlah setiap jenis sel darah
putih ini.
- Trombosit, yang menghentikan pendarahan dengan membantu darah Anda
menggumpal.
- Hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru
Anda ke seluruh tubuh Anda.
- Hematokrit, ukuran seberapa banyak darah Anda terdiri dari sel darah merah.
- Mean corpuscular volume (MCV), ukuran rata-rata ukuran sel darah merah Anda.
- Blood Smear, apusan darah adalah sampel darah yang dioleskan pada kaca objek yang
diberi pewarna khusus. Di masa lalu, semua apusan darah diperiksa di bawah
mikroskop oleh para profesional laboratorium. Sekarang sistem digital otomatis dapat
digunakan untuk membantu pemeriksaan apusan darah. Tujuan pemeriksaan apusan
darah adalah untuk memeriksa ukuran, bentuk, dan jumlah tiga jenis sel darah:
- Sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru Anda ke seluruh tubuh Anda
- Sel darah putih, yang melawan infeksi
- Trombosit, yang membantu darah Anda menggumpal

4. Apa pemeriksaan lain untuk memeriksa anemia selain pemeriksaan darah?


- Tes urin: untuk mendeteksi darah dalam urin
- Gastroskopi atau kolonoskopi: mencari tanda-tanda perdarahan
- O Blood Smear : petugas laboratorium memeriksa slide di bawah mikroskop dan
melihat ukuran, bentuk, dan jumlah berbagai jenis sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit.
- Bone Marrow Test: untuk melihat apakah sumsum tulang Anda bekerja dengan benar
dan membuat jumlah sel darah yang normal. Tes dapat membantu mendiagnosis dan
memantau berbagai kelainan sumsum tulang, kelainan darah, dan jenis kanker
tertentu. Ada 2 jenis, Aspirasi dan Biopsi.
- iron test: Tes zat besi mengukur berbagai zat dalam darah untuk memeriksa kadar zat
besi dalam tubuh. Kadar zat besi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
- Haptoglobin (HP) Test : Tes ini mengukur jumlah haptoglobin dalam darah.
Haptoglobin yang rendah dapat menjadi tanda anemia dan kadar haptoglobin yang
tinggi dapat menjadi tanda penyakit inflamasi. (Haptoglobin adalah protein yang
dibuat oleh hati. Ini menempel pada jenis hemoglobin tertentu. Haptoglobin mengikat
hemoglobin dalam aliran darah.)
- Ferritin blood test : Tes darah feritin mengukur tingkat feritin dalam darah. Ferritin
adalah protein yang menyimpan zat besi di dalam sel.
5. Cari penjelasan RBC morphology (hypochromia, anisocytosis, microcytosis,
elliptocytes)
Sel darah merah merupakan komponen esensial pada tubuh manusia yang
pada keadaan normal selalu berbentuk bikonkaf, tak berinti dan berfungsi sebagai
pembawa oksigen. Normal tidaknya sel darah merah dapat dilihat dari morfologi sel
dalam proses analisis darah untuk pendeteksian penyakit. Salah satu Penyakit yang
ditandai dengan perubahan morfologi adalah anemia defisiensi besi yaitu anemia yang
tergolong sebagai anemia mikrositik. Proses deteksi manual anemia defisiensi besi
dengan memeriksa gambaran darah tepi menggunakan mikroskop di laboraturium
dapat memakan waktu yang cukup lama tanpa ukuran dan batasan yang riil. Penelitian
ini melakukan segmentasi citra sel darah merah untuk membantu proses diagnosa
anemia defisiensi besi berdasarkan ciri morfologi bentuk dan ukuran untuk mengatasi
kendala tersebut.
- Hipokromia berarti sel darah merah memiliki warna kurang dari biasanya ketika
diperiksa di bawah mikroskop.
- Anisositosis adalah suatu kondisi ketika sel darah merah tidak sama ukurannya.
"Aniso" berarti tidak sama, dan "sitosis" mengacu pada pergerakan, fitur, atau jumlah
sel.
- Mikrositosis adalah istilah deskriptif untuk ukuran sel darah merah yang lebih kecil
dari kisaran normal. Penyebabnya banyak, dan evaluasi tergantung pada sintesis
informasi klinis dan laboratorium.
- Elliptositosis adalah kelainan herediter sel darah merah (eritrosit). Dalam kondisi ini,
sel darah merah mengasumsikan bentuk elips, bukan bentuk bulat yang khas. Darah
terdiri dari sel darah merah, trombosit, dan berbagai sel darah putih. Elliptositosis
adalah kelainan herediter sel darah merah (eritrosit).

6. Apa hubungan unconjugated bilirubin dengan anemia?


Bilirubin adalah bahan kimia kuning dalam hemoglobin, zat yang membawa
oksigen dalam sel darah merah. Saat sel darah merah rusak, tubuh membangun sel
baru untuk menggantiknnya dan sel yang lama akan diproses oleh organ hati. Kondisi
yang membuat sel darah merah rusak lebih cepat, seperti anemia sel sabit dan anemia
hemolitik, bisa menyebabkan jumlah bilirubin meningkat drastis. Bilirubin indirect
(tak terkonjugasi) adalah bilirubin yang berikatan dengan protein albumin dan belum
terkonjugasi dengan asam glukoronat didalam hati. kadar albumin yang rendah dapat
menjadi prediktor kadar hemoglobin yang rendah hal ini dikarenakan semakin
rendahnya kadar albumin di darah, maka dapat menandakan kerusakan fungsi ginjal
yang semakin berat, dan memengaruhi pembentukan sel darah merah di ginjal yang
juga buruk.

7. Cari tahu tentang thalassemia


Thalassemia adalah penyakit hemolitik kongenital yang disebabkan oleh
gangguan sintesis globin yang mengakibatkan penurunan jumlah rantai globin.
Penyakit ini menyebabkan hemoglobin tidak terbentuk sempurna dan tubuh tidak
mampu membentuk sel darah merah yang normal sehingga sel darah merah pun
mudah rusak atau berumur pendek (kurang dari 120 hari) dan terjadilah anemia.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18511163/

Thalassemia adalah suatu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit


keturunan yang diturunkan secara autosomal. Penyakit ini diakibatkan oleh kegagalan
pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin,
sehingga Heard from your parents you need morehemoglobin tidak terbentuk
sempurna. Tubuh tidak mampu membentuk sel darah merah yang normal sehingga sel
darah merah pun mudah rusak atau berumur pendek (kurang dari 120 hari) dan
terjadilah anemia. Berdasarkan kelainan gen, ada 2 tipe yaitu thalassemia alpha dan
beta.
1. Alpha thalassemia
Alpha-thalassemia adalah kelainan genetik di mana ada kekurangan dalam
produksi rantai globin alfa hemoglobin, yang merupakan protein pembawa oksigen
dalam sel darah merah. Sintesis rantai alfa dikendalikan oleh empat gen alfa, dua pada
setiap salinan kromosom 16. Thalassemia alfa disebabkan oleh mutasi pada gen alfa,
paling sering adalah delesi gen. Mutasi diwariskan dalam pola resesif autosomal, yang
berarti membutuhkan gen yang bermutasi dari kedua orang tua untuk mendapatkan
penyakit. Jika seseorang memiliki satu gen alfa yang rusak, mereka disebut pembawa
diam, karena mereka tidak memiliki gejala, tetapi masih dapat mewariskan gen
tersebut kepada anak-anak mereka. Jika seseorang memiliki dua gen alfa yang rusak,
orang tersebut menderita talasemia alfa minor, yang menyebabkan gejala ringan.

2. Beta thalassemia
Beta-thalassemia adalah kelainan genetik di mana ada kekurangan dalam
produksi rantai -globin hemoglobin, yang merupakan protein pembawa oksigen dalam
sel darah merah - atau disingkat sel darah merah. Biasanya, hemoglobin terdiri dari
empat rantai globin, masing-masing terikat pada kelompok heme. Ada empat jenis
rantai globin utama - alfa (α), beta (β), gamma (γ), dan delta (δ). Keempat rantai
globin ini bergabung dengan cara yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis
hemoglobin. Dan paling sering, mutasi ini terjadi di dua wilayah gen yang disebut
sekuens promotor dan situs splice, yang memengaruhi cara mRNA dibaca. Hasilnya
adalah sintesis rantai globin beta yang berkurang, atau sama sekali tidak ada. Dan
karena ini adalah penyakit resesif autosomal, dua salinan gen yang bermutasi, satu
dari setiap orang tua, diperlukan untuk mengembangkan penyakit. Jika orang tersebut
hanya memiliki satu gen bermutasi yang mengkode penurunan produksi atau tidak
adanya produksi rantai globin beta, maka mereka menderita beta thalassemia minor.

Jika orang tersebut memiliki dua gen bermutasi yang mengkode pengurangan
sintesis rantai globin beta, maka mereka dikatakan menderita beta thalassemia
intermedia.
Jika orang tersebut memiliki dua mutasi 0 maka tidak ada rantai globin beta yang
diproduksi, dan mereka dikatakan menderita beta thalassemia mayor.
Ketika ada kekurangan rantai -globin, rantai bebas menumpuk di dalam sel darah
merah, dan mereka mengumpul untuk membentuk inklusi intraseluler, yang merusak
membran sel darah merah. Hal ini menyebabkan hemolisis, atau kerusakan sel darah
merah di sumsum tulang; atau hemolisis ekstravaskular, ketika sel darah merah
dihancurkan oleh makrofag di limpa.

Hemolisis menyebabkan hemoglobin keluar langsung ke dalam plasma, di


mana heme didaur ulang menjadi besi dan bilirubin tak terkonjugasi. Seiring waktu,
kelebihan bilirubin tak terkonjugasi menyebabkan penyakit kuning, dan kelebihan
deposit besi menyebabkan hemokromatosis sekunder. Pada saat yang sama, hemolisis
menyebabkan hipoksia, karena ada lebih sedikit sel darah merah untuk membawa
oksigen ke organ dan jaringan. Dan konsekuensi dari hipoksia adalah bahwa ia
memberi sinyal pada sumsum tulang, dan jaringan ekstrameduler seperti hati dan
limpa, untuk meningkatkan produksi sel darah merah, yang dapat menyebabkan
sumsum tulang yang mengandung tulang, seperti yang ada di tengkorak dan wajah,
serta hati. dan limpa, untuk memperbesar.

Beta thalasemmia minor biasanya asimtomatik. Di sisi lain, dengan beta


thalassemia mayor, gejala tidak berkembang sampai 3 sampai 6 bulan pertama
kehidupan. Itu karena selama 3 sampai 6 bulan pertama kehidupan, hemoglobin janin
masih diproduksi, dan proses itu menggunakan beberapa rantai bebas. Tanda dan
gejala utama beta thalassemia yang umum termasuk gejala anemia seperti pucat, sesak
napas, dan mudah lelah; penyakit kuning, perut bengkak karena pembesaran hati dan
limpa, hepatosplenomegali; dan retardasi pertumbuhan (Beta-thalassemia, 2021).
Kelainan-kelainan anemia:
- Congenital pernicious anemia: kelainan darah langka yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan vitamin B12 dengan baik, yang
penting untuk perkembangan sel darah merah.
- Anemia Fanconi: Kelainan ini sering dikaitkan dengan defisiensi progresif
semua produksi sel darah sumsum tulang, sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit. Individu yang terkena memiliki peningkatan risiko
mengembangkan kanker sel pembentuk darah di sumsum tulang yang disebut
leukemia myeloid akut (AML), atau tumor kepala, leher, kulit, sistem
pencernaan, atau saluran genital.
- Sferositosis herediter: penyakit bawaan yang mempengaruhi sel darah merah.
Gejala khas HS adalah penghancuran sel darah merah di limpa dan
pengangkatannya dari aliran darah (anemia hemolitik), warna kuning pada
kulit (jaundice), dan pembesaran limpa (splenomegali).

8. Gen itu apa, terbentuk dari apa? Kromosom itu apa, komposisinya apa?
Gen adalah asam deoksiribonukleat (DNA), gen terbentuk dari kombinasi
panjang empat basa nukleotida yang berbeda dengan untaian nukleotidanya yaitu
(adenin, A; timin, T; sitosin, C dan guanin, G) yang urutannya menentukan urutan 20
asam amino dalam protein. Protein pada gilirannya menentukan kimia sel dengan
mengkatalisis reaksi serta membentuk sebagian besar struktur sel. Produksi protein
terdiri dari dua langkah: (1) Transkripsi, menyalin urutan nukleotida gen ke dalam
pesan asam ribonukleat (mRNA) dan (2) Translasi, menggunakan pesan dalam
mRNA untuk mengarahkan sintesis protein.
Kromosom adalah sekumpulan molekul DNA yang dikemas ke dalam struktur
sehingga membentuk seperti benang. Komposisi kromosom terdiri dari DNA yang
melingkar rapat berkali-kali di sekitar protein yang disebut histon yang mendukung
strukturnya.

https://medlineplus.gov/genetics/understanding/basics/chromosome/#:~:text=Each%20chrom
osome%20is%20made%20up,histones%20that%20support%20its%20structure.

9. Cari tahu tentang electrophoresis hemoglobin


Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen
dari paru-paru Anda ke seluruh tubuh Anda. Elektroforesis hemoglobin adalah tes
yang mengukur berbagai jenis hemoglobin dalam darah. Ini juga mencari jenis
hemoglobin yang tidak normal.
Jenis hemoglobin normal meliputi:
- Hemoglobin (Hgb) A, jenis hemoglobin yang paling umum pada orang
dewasa yang sehat
- Hemoglobin (Hgb) F, hemoglobin janin. Jenis hemoglobin ini ditemukan pada
bayi yang belum lahir dan bayi baru lahir. HgbF digantikan oleh HgbA segera
setelah lahir.
- Jika kadar HgbA atau HgbF terlalu tinggi atau terlalu rendah, ini dapat
mengindikasikan jenis anemia tertentu.
Jenis hemoglobin abnormal meilputi:
- Hemoglobin (Hgb) S. Jenis hemoglobin ini ditemukan pada penyakit sel sabit.
Penyakit sel sabit adalah kelainan bawaan yang menyebabkan tubuh membuat
sel darah merah kaku berbentuk sabit. Sel darah merah yang sehat bersifat
fleksibel sehingga dapat bergerak dengan mudah melalui pembuluh darah. Sel
sabit dapat tersangkut di pembuluh darah, menyebabkan rasa sakit yang parah
dan kronis, infeksi, dan komplikasi lainnya.
- Hemoglobin (Hgb) C. Hemoglobin jenis ini tidak membawa oksigen dengan
baik. Ini dapat menyebabkan bentuk anemia ringan.
- Hemoglobin (Hgb) E. Jenis hemoglobin ini banyak ditemukan pada orang-
orang keturunan Asia Tenggara. Orang dengan HgbE biasanya tidak memiliki
gejala atau gejala ringan anemia.

Tes elektroforesis hemoglobin menerapkan arus listrik ke sampel


darah. Ini memisahkan jenis hemoglobin normal dan abnormal. Setiap jenis
hemoglobin kemudian dapat diukur secara individual.
Nama lain:
Elektroforesis Hb, evaluasi hemoglobin, evaluasi hemoglobinopati, fraksinasi
hemoglobin, Hb ELP, layar sel sabit
Fungsi:
Elektroforesis hemoglobin mengukur kadar hemoglobin dan mencari jenis
hemoglobin yang abnormal. Ini paling sering digunakan untuk membantu
mendiagnosis anemia, penyakit sel sabit, dan gangguan hemoglobin lainnya.
Cara elektroforesis hemoglobin pada bayi:
Untuk menguji bayi baru lahir, penyedia layanan kesehatan akan membersihkan tumit
bayi Anda dengan alkohol dan menusuk tumit dengan jarum kecil. Penyedia akan
mengumpulkan beberapa tetes darah dan membalut situs tersebut.
Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berarti:
- Thalassemia, suatu kondisi yang mempengaruhi produksi hemoglobin.
Gejalanya berkisar dari ringan hingga berat.
- Sifat sel sabit. Dalam kondisi ini, Orang memiliki satu gen sel sabit dan satu
gen normal. Kebanyakan orang dengan sifat sel sabit tidak memiliki masalah
kesehatan.
- Penyakit sel sabit, penyakit hemoglobin C, suatu kondisi yang menyebabkan
anemia ringan dan terkadang pembesaran limpa dan nyeri sendi
- Penyakit hemoglobin S-C, suatu kondisi yang menyebabkan penyakit sel sabit
ringan atau sedang

10. Apa itu HbA1c?


Defisiensi antitripsin alfa 1
Alpha 1-antitrypsin adalah protease inhibitor yang menonaktifkan elastase
yang merupakan jenis protease enzim yang memecah protein lain. Sejak alpha 1-
antitrypsin menonaktifkan elastase, elastase tidak dapat memecah elastin sehingga
defisiensi alpha 1-antitrypsin mengarah ke kasus sebaliknya. kerusakan elastin yang
terutama mempengaruhi paru-paru selain itu alpha 1-antitrypsin yang rusak dapat
menyebabkan kerusakan pada hati.
11. Pemeriksaan kadar iron/zat besi dalam darah namanya apa?
- Tes zat besi serum (serum iron test), yang mengukur jumlah zat besi dalam darah
- Tes transferrin (Transferrin test), yang mengukur transferin, protein yang
menggerakkan zat besi ke seluruh tubuh
- Kapasitas pengikatan besi total (TIBC), yang mengukur seberapa baik besi menempel
pada transferin dan protein lain dalam darah
- Tes darah ferritin ( ferritin blood test), yang mengukur berapa banyak zat besi yang
disimpan dalam tubuh, digunakan untuk membantu memeriksa kadar zat besi Anda.
Tes darah feritin mengukur tingkat ferritin dalam darah. Ferritin adalah protein yang
menyimpan zat besi di dalam sel. Manusia membutuhkan zat besi untuk membuat sel
darah merah yang sehat. Sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru Anda ke
seluruh tubuh. Zat besi juga penting untuk kesehatan otot, sumsum tulang, dan organ
tubuh, termasuk perkembangan otak pada anak. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat
besi dalam tubuh Anda dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak
diobati. Tes darah feritin dapat menunjukkan berapa banyak zat besi yang Anda
simpan dalam tubuh.
https://medlineplus.gov/lab-tests/ferritin-blood-test/
https://medlineplus.gov/lab-tests/iron-tests/
12. Pemeriksaan genetik thalasemia namanya apa?
- Carrier screening
- MCV (Mean Corpuscular Volume), CBC (Complete Blood
Count). If the MCV is 80 or less, and not iron deficient, can indicated have thalassemia trait.
Other blood tests, called a hemoglobin electrophoresis and a quantification of hemoglobin A2
and hemoglobin F, can then verify trait status.

Weekly Objective:
a. Describe the Nucleus and its contents
Nukleus adalah organel yang tertutup membran di dalam sel yang berisi kromosom.
Pada nukleus terdapat serangkaian lubang, atau pori-pori di membran inti yang
memungkinkan lewatnya molekul tertentu secara selektif (seperti protein dan asam
nukleat), masuk dan keluar dari nukleus. Nukleus mengontrol dan mengatur aktivitas
sel (misalnya, pertumbuhan dan metabolisme) dan membawa gen, struktur yang berisi
informasi herediter.
content of nucleus:
1. Nuclear envelope/selubung inti
Membran berlapis ganda yang membungkus isi nukleus selama
sebagian besar siklus hidup sel. Ruang antara lapisan disebut ruang
perinuklear dan terhubung dengan bagian kasar dari retikulum endoplasma.
Selubung inti memiliki lubang-lubang kecil yang disebut nuclear pore. nuclear
pore mengatur perjalanan molekul antara nukleus dan sitoplasma sehingga
memungkinkan beberapa melewati membran, tetapi tidak bagi molekul yang
lain.

2. Nuclear Pore/pori inti


Nuclear pore mengatur perjalanan molekul antara nukleus dan
sitoplasma, memungkinkan beberapa melewati membran, tetapi tidak bagi
molekul yang lain. Blok bangunan untuk membangun DNA dan RNA
diizinkan masuk ke dalam nukleus serta molekul yang menyediakan energi
untuk membangun materi genetik.

3. Nucleolus/nukleolus
Organel tanpa membran di dalam nukleus yang memproduksi ribosom,
struktur penghasil protein sel. Melalui mikroskop, nukleolus tampak seperti
bintik hitam besar di dalam nukleus.

4. Chromatin and Chromosomes/kromatin dan kromosom


Kromatin adalah zat molekul kromosom. Ini terdiri dari kompleksi
DNA, RNA dan protein dalam sel eukariotik. Kromatin dikemas di dalam inti
setiap sel manusia dengan panjang hampir 6 kaki DNA, yang dibagi menjadi
46 molekul individu, satu untuk setiap kromosom dan masing-masing
panjangnya sekitar 1,5 inci.

5. Endoplasmic reticulum/retikulum endoplasma


Retikulum endoplasma adalah jaringan membran di dalam sel tempat
protein dan molekul lain bergerak. Pada endoplasma retikulum terdapat
ribosom yang berfungsi untuk mensintesis protein sehingga retikulum
endoplasma dan ribosom berfungsi bersama untuk menghasilkan protein dan
mengangkutnya ke tujuan akhir.

b. Describe chromosomes and Genes and Describe regulation of gene expression


Kromosom adalah struktur nukleoprotein yang membawa informasi genetik. Struktur ini
terketak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom. Pada organisme terdapat dua
macam kromosom yaitu autosome and sex chromosome. Kromosom pada makhluk hidup
biasanya ditemukan dalam keadaan berpasang-pasangan, maka dari itu disebut diploid.
Kromosom diploid dipertahankan dari generasi ke generasi dengan pembelahan mitosis.
Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog) memiliki bentuk, ukuran dan komposisi
yang sama.

Expresi gen dilakukan dilakukan melalui dua tahap yaitu transkripsi dan translasi. Proses
transkripsi terjadi di dalam inti sel, sedangkan translasi berlangsung di sitoplasma, sehingga
RNA harus dikeluarkan dari inti sel ke sitoplasma. Gene expession adalah proses penentuan
sifat dari suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang di miliki oleh suatu organisme
merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Proses metabolisme dapat
berlangsung karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia.
Enzim dan protein lainnya ditranslasikan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA. mRNA ini disentesis berdasarkan atas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul
DNA sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.

C. Describe DNA/RNA structure


Informasi dalam DNA disimpan sebagai kode yang terdiri dari empat basa kimia: adenin (A),
guanin (G), sitosin (C), dan timin (T). DNA manusia terdiri dari sekitar 3 miliar basa, dan
lebih dari 99 persen basa itu sama pada semua orang. Urutan, atau urutan, dari basis ini
menentukan informasi yang tersedia untuk membangun dan memelihara suatu organisme,
mirip dengan cara huruf alfabet muncul dalam urutan tertentu untuk membentuk kata dan
kalimat. Basa DNA berpasangan satu sama lain, A dengan T dan C dengan G, untuk
membentuk unit yang disebut pasangan basa. Setiap basa juga terikat pada molekul gula dan
molekul fosfat. Bersama-sama, basa, gula, dan fosfat disebut nukleotida. Nukleotida tersusun
dalam dua untaian panjang yang membentuk spiral yang disebut heliks ganda. Struktur heliks
ganda agak seperti tangga, dengan pasangan basa membentuk anak tangga dan molekul gula
dan fosfat membentuk side pieces vertikal tangga.

https://medlineplus.gov/genetics/understanding/basics/dna/

RNA terdiri dari empat basa nitrogen: adenin, sitosin, urasil, dan guanin. Urasil adalah
pirimidin yang secara struktural mirip dengan timin, pirimidin lain yang ditemukan dalam
DNA. Seperti timin, urasil dapat berpasangan dengan adenin
d. Describe Transcription and DNA formation
Basa DNA berpasangan satu sama lain, A dengan T dan C dengan G, untuk membentuk unit
yang disebut pasangan basa. Setiap basa juga terikat pada molekul gula dan molekul fosfat.
Bersama-sama, basa, gula, dan fosfat disebut nukleotida. Nukleotida tersusun dalam dua
untaian panjang yang membentuk spiral yang disebut heliks ganda. Struktur heliks ganda
agak seperti tangga, dengan pasangan basa membentuk anak tangga dan molekul gula dan
fosfat membentuk sidepieces of the ladder.
DNA Formation
- Replikasi DNA semi-konservatif: terjadi selama interfase. DNA memisahkan menjadi
dua untai dan setiap untai bertindak sebagai template. Setiap molekul DNA baru
terdiri dari satu untai lama dan untai baru yang saling melengkapi.
- Heliks ganda DNA terlepas dan 'membuka ritsleting' saat ikatan hidrogen antara basa
putus oleh helikase.
- Di dalam nukleus, ada nukleotida yang ditambahkan dua fosfat ekstra untuk
mengaktifkan nukleotida, memungkinkan mereka untuk mengambil bagian dalam
reaksi.
- Setiap basa nukleotida yang diaktifkan berpasangan dengan basa komplementernya
pada setiap untai DNA lama, DNA polimerase memastikan hal ini dan
menghubungkan nukleotida yang berdekatan satu sama lain dengan mengkatalisis
ikatan fosfodiester. Dua fosfat ekstra dipecah dan dilepaskan ke dalam nukleus.

e. Describe Replication meiosis


Meiosis adalah pembelahan sel khusus yang melibatkan replikasi kromosom, dua putaran
pemisahan kromosom dan menghasilkan pembentukan gamet. Replikasi DNA meiotik
umumnya mendahului pasangan kromosom, rekombinasi dan sinapsis pada eukariota yang
berkembang secara seksual.
Meosis: Meosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel gonad yang memproduksi
gamet yang bersifat haploid.
Meiosis 1:
- Dimulai pada fase profase 1, dimana kromosom memendek dan menebal, dimana
nuclear envelope dan nucleoli menghilang dan spindle mitotic terbentuk. Setelah itu,
sister chromatid dari setiap pasang homolog bercampur silang, dan kejadian yang
disebut sebagai sinapsis, sehingga membentuk struktur dengan empat kromatid yang
disebut tetrad. Setelah itu terjadi proses penyilangan (cross-over), dan gen dapat
bersilang antar satu kromosom dengan kromosom lainnya yang homolog.
- Pada metaphase 1, tetrad yang terbentuk akan membentuk barisan sepanjang lempeng
metaphase sel
- Pada anaphase 1, tetrad tersebut akan dipisah dan ditarik ke ujung dari sel oleh
sentromer. Tetrad yang terpisah menjadi sepasang kromatid menetap bersama dengan
sentromer
- Pada telophase 1, kromosom di sel mulai lepas dan balik kepada struktur menyerupai
kromatin. Setelah itu, nuclear envelope mulai muncul disekitar kromatin, dan nucleoli
mulai muncul kembali, serta mitotic spindlenya putus.
- Pada cytokinesis, terbentuk semacam indentasi (cleavage furrow) di plasma membran
diantara sentromer, yang terbentuk setelah proses anaphase awal selesai.
Mikrofilamen aktid yang ada di plasma membran akan membentuk cincin kontraktil
yang menarik plasma membran secara progressive kearah dalam. Cincin ini akan
berkonstriksi ekarah tengah sel, dan pada akhirnya akan membelah sel tersebut
menjadi dua.
Meiosis 2:
- Dimulai kembali pada tahap profase 2, dimana kromatin akan menembal dan
memendek menjadi kromosom dan benang mitotic akan muncul
- Pada tahap metaphase 2, mikrotubulus dari benang mitotic akan membariskan
kromosom ditengah sel, pada lempeng metaphase.
- Pada tahap anaphase 2, sentromer yang telah berpisah akan masing-masing menarik
kromatid dari kromosom. Pada fase akhir dari anaphase, telah terbentuk cleavage
furrow.
- Pada fase telophase 2, kromosom di sel mulai lepas dan balik kepada struktur
menyerupai kromatin. Setelah itu, nuclear envelope mulai muncul disekitar kromatin,
dan nucleoli mulai muncul kembali, serta mitotic spindlenya putus.
- Terakhir cytokinesis, terjadi hal yang sama seperti pada fase meiosis 1.
Replication:
DNA, dengan bantuan enzim topoisomerase, dibuat menjadi tidak mudah menyatu dengan
sisa DNA dengan terlalu ketat.
Rantai DNA kemudian dipisah menjadi dua melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai
enzim helicase. Pemisahan dua rantai DNA ini akan membentuk struktur Y, yang biasa
dikenal sebagai garpu replikasi. DNA yang memiliki ujung 3’ ke 5’ disebut sebagai leading
strand, sementara ujung rantai yang dimulai dari 5’ ke 3’ dikenal sebagai lagging strand.

*Pada Leading strand


Sebuah potongan RNA kecil disebut sebagai primer dari enzim primase akan datang dan
berikatan dengan ujung 3’ pada leading strand. Primer ini menjadi titik mulai dari replikasi
DNA. DNA polymerase kemudian akan datang dan berikatan pada ujung leading strand, dan
mulai menambakan nukleotida komplementer, melengkapi leading strand sehingga leading
strand memiliki 2 rantai DNA. Polymerase ini bergerak dari arah 5’ ke 3’.
*Pada Lagging strand
DNA primase akan menempel pada ujung dekat dengan helicase pada bagian lagging strand.
DNA primase ini akan membuat RNA primer terikat pada lagging strand pada beberapa titik
sepanjang proses replikasi.
DNA polymerase akan kemudian memulai dari ujung primer tersebut dan memulai
penambahan nukleotida secara terpotong-potong. Potongan dari hasil DNA ini disebut
sebagai okazaki fragment. Ketika DNA sudah selesai melengkapi DNA, bagian primer yang
dipasang oleh primase akan dihapus oleh enzim exonuclease, dan tempat kosong tersebut
akan kembali diisi oleh enzim DNA polymerase
*Pada keduanya
Bila keduanya telah selesai, maka enzim ligase akan menyegel rantai DNA tersebut dan
akhirnya terbentuk rantai DNA yang baru.

f. Describe and define Mendelian patterns of inheritance.


- Autosomal dominant, pola penurunan karakteristik pada penyakit genetik, dimana
hadirnya salah satu autosom sudah dapat mengekspresikan penyakit ini pada manusia.
Contohnya adalah huntington disease, dimana pada gen HTT yang berfungsi untuk
membentuk protein huntingtin yang berperan di sel saraf.
- Autosomal recessive, pola penurunan karakteristik pada autosom dimana diperlukan
dua Salinan dari autosom ini untuk mengekspresikan penyakit pada manusia.
Contohnya adalah pada pasien cystic fibrosis, dimana terjadi mutasi pada gen CTFR,
yakni cystic fibrosis transmembrane conductance regulator, yang berperan untuk
meregulasi air dan garam di paru-paru. Tidak adanya protein CTFR akan membuat
paru-paru mudah terkena infeksi.
- X-linked dominant, gangguan dominan terkait-X disebabkan oleh varian gen pada
kromosom X. Pada laki-laki (yang hanya memiliki satu kromosom X), varian pada
satu-satunya salinan gen di setiap sel menyebabkan kelainan tersebut. Pada wanita
(yang memiliki dua kromosom X), varian pada salah satu dari dua salinan gen di
setiap sel cukup untuk menyebabkan kelainan tersebut. adapun penyakit yang
disebabkan karena x-linked dominant ini contohnya adalah fragile x syndrome.
- X- linked recessive, gangguan resesif terkait-X juga disebabkan oleh varian gen pada
kromosom X. Pada pria (yang hanya memiliki satu kromosom X), satu salinan gen
yang diubah di setiap sel cukup untuk menyebabkan kondisi tersebut. Pada wanita
(yang memiliki dua kromosom X), varian harus terjadi pada kedua salinan gen untuk
menyebabkan kelainan tersebut. Karena tidak mungkin bahwa perempuan akan
memiliki dua salinan gen yang berubah, laki-laki lebih sering terkena gangguan
resesif terkait-X daripada perempuan. Contoh penyakit dari X-linked recessive adalah
haemophilia.
- Y-linked, suatu kondisi dianggap terkait-Y jika gen yang berubah yang menyebabkan
kelainan tersebut terletak pada kromosom Y, salah satu dari dua kromosom seks di
setiap sel pria. Karena hanya laki-laki yang memiliki kromosom Y, dalam pewarisan
terkait-Y, varian hanya dapat diturunkan dari ayah ke anak. Salah satu contoh dari
penyakit dari Y-linked adalah Y chromosome infertility.
- Codominant, dalam pewarisan kodominan dua versi (alel) gen yang berbeda
diekspresikan, dan setiap versi membuat protein yang sedikit berbeda. Kedua alel
mempengaruhi sifat genetik atau menentukan karakteristik kondisi genetik. Salah satu
contoh penyakitnya adalah alpha 1-antitrypsin
- Mitochondrial, warisan mitokondria, juga dikenal sebagai warisan ibu, berlaku untuk
gen dalam DNA mitokondria. Karena hanya sel telur yang menyumbangkan
mitokondria pada embrio yang sedang berkembang, hanya wanita yang dapat
mewariskan varian mitokondria kepada anak-anak mereka. Kondisi yang dihasilkan
dari varian DNA mitokondria dapat muncul di setiap generasi keluarga dan dapat
mempengaruhi laki-laki dan perempuan, tetapi ayah tidak mewariskan kelainan ini
kepada anak perempuan atau anak laki-laki mereka. Contoh dari penyakit
mitochondrial adalah Leber’s Hereditary optic neuropathy (LHON).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK132145/ https://www.genome.gov/genetics-
glossary/Autosomal-Dominant
https://medlineplus.gov/genetics/condition/huntington-disease/

g. Describe the genetics of normal hemoglobin production


Konsentrasi hemoglobin normal adalah sekitar 13,5 hingga 18,0 gram per desiliter pada pria
dan 11,5 hingga 16,0 gram per desiliter pada wanita.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536912/#:~:text=Normal%20hemoglobin%20conc
entrations%20are%20approximately,grams%20per%20deciliter%20in%20women.
h. Describe what thalassemia is and what is the genetic pattern of Inheritance?
Thalassemia : penyakit resesif autosomal. Masalah di globin.
- Terjadi ketika subunit protein tidak disintesis atau diproduksi dengan benar
(abnormal).
- Tanda: splenomegali (penghancuran sel darah merah dalam jumlah besar), kelebihan
zat besi (penurunan rbc kemudian deposit zat besi di otot jantung yang menyebabkan
gagal jantung), kelainan bentuk tulang (hiperaktivitas sumsum tulang -> tulang
melebar), tingkat pertumbuhan melambat
- Diagnosa : cbc
- Pengobatan: splenectomy, chelation therapy, rbc transfusion
- Alfa : kromosom 16. HbH , Hb bart
- Beta : kromosom 11. Penurunan HbA, peningkatan HbA2, hbF
Either partial/complete Beta - Defisiensi rantai globin karena mutasi titik (nukleotida tunggal
dalam DNA diganti dengan nukleotida lain).
- Mutasi titik terjadi di urutan promotor dan situs splice : efek pembacaan RNA. Hasil:
sintesis rantai Beta berkurang atau tidak ada
Types:
- Minor: asimtomatik. (tidak perlu pengobatan)
- Intermediate: gejala tidak berkembang dalam 3-6 bulan kehidupan karena hemoglobin
janin masih memproduksi dan menggunakan rantai alfa bebas.
- Treatment: transfusi darah berkala (dapat mengembangkan kelebihan zat besi,
sehingga dapat memperburuk hemochromatosis) disertai dengan agen pengkelat besi
(deferoxamine) dan splenektomi (diberikan ketika splenomegali menyebabkan
hemolisis ekstra)
*iron chelating agent:
Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan secara perlahan di bawah kulit, biasanya
dengan pompa portabel kecil yang digunakan semalaman. Terapi ini membutuhkan waktu
dan bisa sedikit menyakitkan. Efek samping termasuk masalah dengan penglihatan dan
pendengaran.
Deferasirox adalah pil yang diminum sekali sehari. Efek samping termasuk sakit kepala, mual
(merasa sakit perut), muntah, diare, nyeri sendi, dan kelelahan.
- Major: Anemia (pucat, sesak napas, mudah lelah, sakit kuning, perut bengkak)
hepatosplenomegali, retardasi pertumbuhan
Apa yang terjadi? Rantai alfa bebas terakumulasi dalam RBC-> inklusi (merusak membran
sel RBC)
a. Hemolysis (RBC rusak di sumsum tulang) menyebabkan hemoglobin tumpah
langsung ke plasma. Heme didaur ulang menjadi besi dan bilirubin tak terkonjugasi.
Hal ini menyebabkan 2 Hemo-kromatosis dan Jaundice. Pada saat yang sama ini
menyebabkan, Hipoksia (karena lebih sedikit sel darah merah untuk membawa
oksigen dan jaringan) -> memberi sinyal pada sumsum tulang dan hati dan limpa
untuk meningkatkan produksi sel darah merah -> pembesaran tengkorak, wajah, hati,
limpa.
b. Hemolisis ekstravaskular (RBC dihancurkan oleh makrofag di limpa).

i. Describe the concepts of mutations, Translocations their expression and inheritance


Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada urutan DNA kita, baik karena kesalahan ketika
DNA disalin atau sebagai akibat dari faktor lingkungan seperti sinar UV dan asap rokok.

12/10/22. Learning Objective:


1. Polyposis coli
Suatu kelainan bawaan yang langka pada usus besar di mana antara 100 dan 1000 polip
terjadi pada lapisan usus besar dan rektum. Perubahan kanker pada beberapa di antaranya
hampir tidak dapat dihindari pada usia 40 tahun dan biasanya dilakukan pengangkatan usus
besar, dan terkadang rektum, untuk mencegah hal ini.

Collins Dictionary of Medicine © Robert M. Youngson 2004, 2005


2. Colon Polyps
Polip kolon adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kelainan jelas yang menonjol
di atas permukaan mukosa kolon yang mengelilinginya. Colon polyps jenis adenoma adalah
jenis colon polyps yang paling sering berpotensi untuk berkembang menjadi kanker
kolorektal. Polip ini biasanya untuk gejala sendiri jarang dikeluhkan oleh penderitanya dan
yang menjadi faktor risiko dari terjadinya kanker kolorektal ini adalah colon polyps yang
tidak terdeteksi dan ditatalaksana dengan tepat.

3. What's Mutasi
Mutasi adalah perubahan permanen dalam urutan basa nitrogen dari molekul DNA. Hasil
mutasi umumnya merupakan perubahan produk akhir yang ditentukan oleh gen tersebut.
Dalam beberapa kasus, mutasi dapat bermanfaat jika aktivitas metabolisme baru muncul
dalam mikroorganisme, atau dapat merugikan jika aktivitas metabolisme hilang. Mutasi bisa
spontan, atau diinduksi oleh mutagen di lingkungan. Mutasi berkisar dari perubahan single-
basepair hingga deletions, insertions, duplications, dan inversions megabasepair.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6443146/
https://eujournal.org/index.php/esj/article/download/2518/2391

4. Kromosom 16
Kromosom 16 adalah 1 dari 23 kromosom yang mencakup lebih dari 90 juta blok bangunan
DNA (pasangan basa) dan mewakili hampir 3 persen dari total DNA dalam sel.
Mengidentifikasi gen pada setiap kromosom adalah bidang penelitian genetik yang aktif.
Karena peneliti menggunakan pendekatan yang berbeda untuk memprediksi jumlah gen pada
setiap kromosom, perkiraan jumlah gen bervariasi. Kromosom 16 kemungkinan mengandung
800 hingga 900 gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein. Protein ini
melakukan berbagai peran yang
berbeda dalam tubuh.
5. Cari tentang Spektrum genetik
a. Mendelian Disorder:
Mendelian disorder adalah jenis kelainan genetik yang disebabkan oleh
perubahan pada satu gen atau sebagai akibat dari kelainan pada genom. Kondisi
seperti itu dapat dilihat sejak lahir dan disimpulkan berdasarkan riwayat keluarga
dengan menggunakan silsilah keluarga. Analisis yang dilakukan disebut sebagai
analisis silsilah.Kelainan genetik ini cukup langka dan dapat mempengaruhi satu dari
setiap seribu atau satu juta orang. Kelainan genetik mungkin atau mungkin tidak
diwariskan. Kelainan genetik yang diturunkan biasanya terjadi pada sel germinal,
sedangkan pada kelainan genetik yang tidak dapat diturunkan, cacat umumnya
disebabkan oleh mutasi baru atau karena beberapa perubahan pada DNA. Misalnya,
kanker dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang diturunkan, atau oleh mutasi baru
yang disebabkan oleh penyebab lingkungan atau sebaliknya.
b. Kromosom Disorder:
Kromosom disorder disebabkan karena adanya perubahan struktur atau
perubahan numerik pada kromosom. Gangguan Kromosom Karena Abnormalitas
Numerik Kelainan kromosom disebabkan karena perubahan jumlah kromosom yang
ada. Ini dapat dikategorikan ke dalam berbagai jenis:
- Aneuploidi: hilangnya atau bertambahnya kromosom yang terjadi karena non-
disjunction chromatid ketika chromatid gagal berpisah selama pembelahan sel. Ini
menghasilkan satu gamet yang memiliki dua salinan dari satu kromosom dan yang
lainnya tidak memiliki kromosom.
- Trisomi: Sel memiliki satu kromosom ekstra (2n+1)
- Monosomi: Sel memiliki satu kromosom lebih sedikit (2n-1) Aneuploidi dapat
disebabkan oleh nondisjungsi autosom yaitu kromosom 1-22 atau kromosom seks.
Gangguan Kromosom Karena Aneuploidi: Ini adalah penyebab sebagian besar
kelainan yang diturunkan secara genetik dan aborsi selama kehamilan
- Gangguan Kromosom Karena Abnormalitas Struktural, ini terjadi ketika satu set gen
yang terlalu besar dihapus, diduplikasi atau diatur ulang yang menyebabkan
perubahan struktural di dalam kromosom. Kelainan struktural dapat disebabkan oleh:
- Penghapusan: Sebagian dari kromosom hilang selama pembelahan sel. Sebagian dari
kromosom tanpa sentromer tertinggal selama gerakan anafase dan hilang dari
reorganisasi inti atau dicerna oleh nuklease. Kromosom yang dihasilkan tidak
memiliki gen tertentu yang diwarisi oleh keturunan. Kondisi ini biasanya mematikan
karena gen yang hilang. Penghapusan seringkali bersifat terminal, di mana bagian
terminal dari kromosom putus yang mengarah ke satu pemutusan penghapusan
interkalar, di mana bagian perantara hilang akibat dua jeda, yang menghasilkan 3
bagian. Bagian tengah hilang dan dua bagian lainnya bergabung kembali.
- Duplikasi: Kehadiran bagian dari kromosom secara berlebihan dikenal sebagai
duplikasi. Jika duplikasi hanya ada pada salah satu pasangan kromosom homolog,
bagian yang diduplikasi membuat loop untuk memaksimalkan penjajaran daerah
homolog selama pemasangan. Segmen ekstra sering diatur dalam banyak cara:
A. Duplikasi tandem, di mana wilayah yang digandakan hadir berdampingan
(ABCDEF→ABCDEF)
B. Tandem terbalik, di sini daerah duplikat hanyalah kebalikan dari urutan
tradisional (ABCDEF→ABCDEF)
C. Duplikasi yang dipindahkan, di sini daerah yang digandakan tidak terletak
berdekatan dengan urutan tradisional.
D. Duplikasi yang ditransposisikan adalah cara di mana bagian yang digandakan
menjadi melekat pada kromosom non-homolog.
E. Duplikasi ekstra-kromosom, di sini bagian yang digandakan bertindak sebagai
kromosom independen dengan adanya sentromer.
Contoh gangguan akibat duplikasi: Fragile X, Mempengaruhi 1:1500 pria dan
1:2500 wanita. Ini adalah bentuk paling umum dari keterbelakangan mental. Banyak
orang memiliki sekitar 29 pengulangan di ujung kromosom X.
- Inversi: hasil inversi dari kerusakan dan reuni bagian dari kromosom berputar 180°
pada porosnya sendiri. Sehingga terjadilah penataan ulang gen. Efeknya tidak separah
pada cacat struktural lainnya.
- Translokasi: Pergeseran atau transfer satu set gen atau bagian dari kromosom ke yang
non-homolog dikenal sebagai translokasi. Tidak ada penambahan atau kehilangan
gen, hanya terjadi penataan ulang. Penataan ulang ini dapat menyebabkan perubahan
fenotipe yang berkaitan dengan lingkungan baru. Hal ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam perkembangan telur, sperma atau zigot. Ini sering mengakibatkan
keguguran dan anak-anak yang lahir cacat.
c. Multifactorial Disorder
Kondisi yang disebabkan oleh banyak faktor yang berkontribusi disebut
gangguan kompleks atau multifaktorial. Meskipun gangguan kompleks sering
mengelompok dalam keluarga, mereka tidak memiliki pola pewarisan yang jelas.
Mungkin sulit untuk mengidentifikasi peran genetika dalam gangguan ini, terutama
karena keluarga sering juga berbagi lingkungan dan mungkin memiliki gaya hidup
yang serupa. Hal ini membuat sulit untuk menentukan risiko seseorang mewarisi atau
mewariskan gangguan ini.
d. Somatik Genetik Disorder
Gangguan gejala somatik ditandai dengan fokus ekstrim pada gejala fisik
seperti rasa sakit atau kelelahan yang menyebabkan tekanan emosional yang besar
dan masalah fungsi. Anda mungkin tidak memiliki kondisi medis lain yang
didiagnosis terkait dengan gejala-gejala ini, tetapi reaksi pasien terhadap gejala
tersebut tidak normal. Jika Anda memiliki gangguan gejala somatik, Anda mungkin
mengalami tekanan emosional dan fisik yang signifikan. Perawatan dapat membantu
meringankan gejala, membantu mengatasi dan meningkatkan kualitas hidup.
e. Mitochondrial Disorder
Gangguan mitokondria primer adalah sekelompok kesalahan metabolisme
bawaan (IEM) yang bervariasi secara klinis dan heterogen, yang dihasilkan dari cacat
pada energi seluler, dan dapat mempengaruhi setiap sistem organ tubuh. Presentasi
klinis bervariasi dan mungkin termasuk gejala kelelahan, kelemahan otot rangka,
intoleransi olahraga, perawakan pendek, gagal tumbuh, kebutaan, ptosis dan
oftalmoplegia, nistagmus, gangguan pendengaran, hipoglikemia, diabetes mellitus,
kesulitan belajar, cacat intelektual, kejang, stroke- seperti episode, spastisitas,
distonia, hipotonia, nyeri, gejala neuropsikiatri, refluks gastrointestinal, dismotilitas,
pseudo-obstruksi gastrointestinal, kardiomiopati, defek konduksi jantung, dan
masalah endokrin, ginjal, jantung, dan hati lainnya.

6. Mutasi B-Thalassemia Q39X (HBBg 248 C >T)


Q39X adalah gen beta-globin, di mana satu mutasi pada gen ini dapat menyebabkan
terjadinya beta-thalassemia. Mutasi ini mengubah kodon beta-39 dari glutamin menjadi
kodon. Penyakit ini merupakan kelainan genetik gen tunggal yang diturunkan secara
autosomal resesif. Defek pada mutasi ini menyebabkan ketidakseimbangan rantai globin α
dan β didalam eritrosit, sehingga mengakibatkan pembentukan agregasi globin α yang akan
mempengaruhi plastisitas membran eritrosit.

7. What's Amplified by PCR


Reaksi berantai polimerase (disingkat PCR) adalah teknik laboratorium untuk memproduksi
(menguatkan) jutaan hingga milyaran salinan segmen DNA tertentu dengan cepat, yang
kemudian dapat dipelajari secara lebih rinci. PCR melibatkan penggunaan fragmen DNA
sintetik pendek yang disebut primer untuk memilih segmen genom yang akan diamplifikasi,
dan kemudian beberapa putaran sintesis DNA untuk mengamplifikasi segmen tersebut. PCR
didasarkan pada penggunaan kemampuan DNA polimerase untuk sintesis untai DNA baru
yang melengkapi untai template yang ditawarkan. PCR adalah teknik yang digunakan untuk
mengamplifikasi (menyalin) segmen DNA tertentu atau menyediakan cara untuk membuat
lebih banyak salinan DNA .
Material yang dibutuhkan:
- Sampel DNA
- Primer DNA (enzim pembangun untuk mengetahui dari mana harus memulai)
- Nukleotida mentah (untuk membangun DNA polimerase)
- DNA polimerase (jenis DNA polimerase tahan panas karena PCR menggunakan
panas)
- solusi stabil
Cara Kerja:
1. Denaturasi
Solusinya dipanaskan memungkinkan untai DNA komplementer untuk
terpisah sehingga semua DNA dalam larutan adalah untai tunggal
2. Annealing
Larutan didinginkan sehingga primer DNA dapat berikatan dengan daerah
spesifik DNA
3. Ekstensi/Sintesis
Suhu dinaikkan sehingga DNA polimerase dapat mengikat dan melakukan
operasi yang diperlukan untuk sintesis untai DNA baru. Siklus ini diulang sekitar tiga
puluh waktu memakan waktu sekitar 3 jam dan dapat membuat lebih dari 1 miliar
eksemplar
Penggunaan PCR untuk:
- Pemetaan DNA (seperti dalam proyek genom manusia)
- Tes genetik ( untuk menentukan kelainan potensial)
- Tes DNA pribadi
- Forensik (dengan memperkuat DNA dan membandingkannya dengan DNA
tersangka)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/probe/docs/techpcr/

8. Thalassemia mutation
- Alpha-thalassemia
Alpha thalassemia adalah kelainan darah yang mengurangi produksi
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh. Pada orang dengan ciri khas thalassemia alfa,
penurunan jumlah hemoglobin mencegah cukup oksigen mencapai jaringan tubuh.
Thalassemia alfa biasanya hasil dari penghapusan yang melibatkan gen HBA1 dan
HBA2. Kedua gen ini memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut
alpha-globin, yang merupakan komponen (subunit) hemoglobin.
a. Deletion mutation: jenis mutasi yang melibatkan hilangnya satu atau lebih nukleotida
dari segmen DNA. Penghapusan dapat melibatkan hilangnya sejumlah nukleotida,
dari satu nukleotida ke seluruh bagian kromosom. Penghapusan mengubah urutan
DNA dengan menghapus setidaknya satu nukleotida dalam gen. Penghapusan kecil
menghapus satu atau beberapa nukleotida dalam gen, sementara penghapusan yang
lebih besar dapat menghapus seluruh gen atau beberapa gen tetangga. DNA yang
dihapus dapat mengubah fungsi protein atau protein yang terpengaruh.
Hal ini disebabkan oleh penghapusan gen alfa-globin yang mengakibatkan
berkurangnya atau tidak adanya produksi rantai alfa-globin. Gen alfa globin memiliki
4 alel dan tingkat keparahan penyakit berkisar dari ringan hingga berat tergantung
pada jumlah penghapusan alel. Penghapusan empat alel adalah bentuk paling parah di
mana tidak ada globin alfa yang diproduksi dan rantai gamma berlebih (ada selama
periode janin) membentuk tetramer.
Orang memiliki dua salinan gen HBA1 dan dua salinan gen HBA2 di setiap
sel. Setiap salinan disebut alel. Untuk setiap gen, satu alel diwarisi dari ayah
seseorang, dan yang lainnya diwarisi dari ibu seseorang. Akibatnya, ada empat alel
yang menghasilkan alfa-globin. Berbagai jenis thalassemia alfa dihasilkan dari
hilangnya beberapa atau semua alel ini.
Sindrom Hb Bart = hilangnya keempat alel alfa-globin.
HbH disease = a loss of three of the four alpha-globin alleles.
Dalam dua kondisi ini, kekurangan alpha-globin mencegah sel membuat
hemoglobin normal. Sebaliknya, sel menghasilkan bentuk hemoglobin abnormal yang
disebut hemoglobin Bart (Hb Bart) atau hemoglobin H (HbH). Molekul hemoglobin
abnormal ini tidak dapat secara efektif membawa oksigen ke jaringan tubuh.
- Beta-thalassemia
Beta thalassemia hasil dari mutasi titik pada gen beta-globin. Mutasi titik
(mutasi substitusi) terjadi pada genom ketika pasangan basa tunggal ditambahkan,
dihapus atau diubah. Sementara sebagian besar mutasi titik bersifat jinak, mereka juga
dapat memiliki berbagai konsekuensi fungsional, termasuk perubahan ekspresi gen
atau perubahan protein yang dikodekan.
*3 jenis utama mutasi titik.
a. Missense mutation→ perubahan urutan asam amino dalam protein
menyebabkan perubahan fungsional
b. Non-sense mutation→ menciptakan kodon stop prematur yang menyebabkan
protein tidak dibuat sama sekali
c. Silence mutation→ perubahan urutan basa, tetapi tidak menghasilkan
perubahan dalam struktur protein (sel tetap berfungsi dengan baik meskipun
terjadi mutasi)
Ini dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan zigositas mutasi gen beta.
- A heterozygous mutation (beta-plus thalassemia) = beta-thalassemia
minor di mana rantai beta kurang diproduksi. Ini ringan dan biasanya
tanpa gejala.
- A homozygous mutation (beta-zero thalassemia) = beta thalassemia
utama yang melibatkan gen beta-globin, mengakibatkan tidak adanya
total rantai beta. Ini bermanifestasi secara klinis sebagai penyakit
kuning, retardasi pertumbuhan, hepatosplenomegali, kelainan
endokrin, dan anemia berat yang membutuhkan transfusi darah seumur
hidup. Kondisi di antara kedua jenis ini disebut beta-thalassemia
intermedia dengan gejala klinis ringan hingga sedang.

https://medlineplus.gov/genetics/condition/alpha-thalassemia/#references
https://medlineplus.gov/genetics/understanding/mutationsanddisorders/possiblemutations/
https://www.genome.gov/genetics-glossary/Deletion
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31424735/
https://www.genome.gov/genetics-glossary/Point-Mutation

9. Karyotype 46XX
Karyotype 46XX atau 46XX testicular DSD (disorder of sex development) adalah suatu
kondisi di mana individu dengan dua kromosom X di setiap sel, pola yang biasanya
ditemukan pada wanita, memiliki penampilan pria. Orang dengan kondisi ini memiliki alat
kelamin luar laki-laki. Sejumlah kecil orang yang terkena memiliki alat kelamin luar yang
tidak terlihat jelas laki-laki atau perempuan (alat kelamin ambigu). Anak-anak yang terkena
biasanya dibesarkan sebagai laki-laki dan mengembangkan identitas gender laki-laki.

80% orang dengan 46XX testicular DSD disebabkan oleh pertukaran materi genetik yang
tidak normal antara kromosom (translokasi). Pertukaran ini terjadi sebagai peristiwa acak
selama pembentukan sel sperma di ayah orang yang terkena. Translokasi menyebabkan gen
SRY (sex-determining region Y) salah tempat, hampir selalu pada kromosom X. Jika janin
dikandung dari sel sperma dengan kromosom X yang membawa gen SRY, ia akan
berkembang sebagai laki-laki meskipun tidak memiliki kromosom Y. Bentuk kondisi ini
disebut SRY-positif 46,XX testicular DSD dengan perbedaan perkembangan kelamin. 20%
orang dengan 46XX testicular DSD tidak memiliki SRY gen dan kondisi ini disebut SRY-
negatif 46,XX testicular DSD. Penyebab kondisi pada individu ini seringkali tidak diketahui,
meskipun perubahan yang mempengaruhi gen lain yang terlibat dalam pengembangan
karakteristik seks telah diidentifikasi pada sejumlah kecil orang dengan kondisi tersebut.
Individu dengan perbedaan perkembangan jenis kelamin SRY-negatif 46,XX testicular DSD
lebih cenderung memiliki genitalia ambigu daripada orang dengan bentuk SRY-positif.
SRY-positif 46, XX testicular DSD hampir tidak pernah diwariskan. Kondisi ini terjadi akibat
translokasi segmen kromosom Y yang mengandung gen SRY selama pembentukan sperma
(spermatogenesis). Orang yang terkena biasanya tidak memiliki riwayat kondisi tersebut
dalam keluarga mereka dan tidak dapat menularkan kondisi tersebut karena mereka tidak
subur. Tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, gen SRY dapat mengalami salah penempatan
ke kromosom selain kromosom X. Translokasi ini dapat dibawa oleh ayah yang tidak
terpengaruh dan diturunkan ke anak dengan dua kromosom X sehingga menghasilkan
perbedaan perkembangan jenis kelamin 46,XX testicular. Dalam situasi lain yang sangat
jarang, laki-laki dapat membawa gen SRY pada kromosom X dan Y; seorang anak yang
mewarisi kromosom X akan mengembangkan karakteristik seks pria meskipun tidak
memiliki kromosom Y.

Pada orang yang terkena dengan penyebab genetik yang diketahui, kondisi ini sering
mengikuti pola pewarisan dominan autosomal yang berarti satu salinan gen yang diubah di
setiap sel cukup untuk menyebabkan kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, varian genetik
(juga dikenal sebagai mutasi) diwarisi dari orang tua yang tidak terpengaruh. Biasanya,
varian diwarisi dari ayah yang tidak terpengaruh. Terkadang, varian diwarisi dari ibu yang
tidak terpengaruh. Ketika beberapa orang dengan varian tidak mengembangkan efek dari
kondisi tersebut, dikatakan telah mengurangi (atau tidak lengkap) penetrasi.

Pola pewarisan SRY-negatif 46, XX testicular DSD tanpa penyebab genetik yang
teridentifikasi tidak diketahui. Beberapa keluarga dengan orang tua yang tidak terpengaruh
memiliki lebih dari satu anak dengan kondisi tersebut, menunjukkan kemungkinan pewarisan
resesif autosomal. Resesif autosomal berarti kedua salinan gen di setiap sel memiliki varian.
Orang tua dari individu dengan kondisi resesif autosomal masing-masing membawa satu
salinan gen yang diubah, tetapi mereka biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala kondisi
tersebut.

SRY: sex-determining region Y gene


DSD: disorder of sex development
https://medlineplus.gov/genetics/condition/46xx-testicular-difference-of-sex-
development/#resources
Weekly Objective:
j. Describe hemoglobinopathies and their major clinical features.
Hemoglobinopathies
A. Definition
- Hemoglobinopathies adalah kelainan yang mempengaruhi struktur, fungsi, atau produksi
hemoglobin. Kondisi ini biasanya diturunkan dan tingkat keparahannya berkisar dari kelainan
laboratorium tanpa gejala hingga kematian dalam kandungan.
- Kelarutan dan pengikatan oksigen reversibel adalah sifat utama yang menyebabkan
gangguan pada hemoglobinopathies.
- Hemoglobinopathies terjadi ketika mutasi mengubah urutan asam amino dari rantai globin,
mengubah sifat fisiologis varian hemoglobin dan menghasilkan kelainan klinis yang khas.
B. Heme’s/Globin’s problems
Kelainan klinis disebabkan oleh suplai hemoglobin yang tidak memadai dan
ketidakseimbangan dalam produksi rantai globin individu, yang menyebabkan kerusakan dini
eritroblas dan sel darah merah.
C. Disease
a. Abnormal hemoglobin polymerization
- Hbs
- Hemoglobin sickling
b. Cause of High Affinity
- Polycythemia : peningkatan konsentrasi eritrosit
c. Cause of Low Affinity
- Cyanosis : warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir akibat peningkatan jumlah
hemoglobin tereduksi (yaitu, hemoglobin terdeoksigenasi) atau turunan hemoglobin
(e.g., methemoglobin or sulfhemoglobin) dalam pembuluh darah kecil dari jaringan
tersebut.
- Pseudoanemia : Pada tekanan oksigen kapiler, mereka kehilangan jumlah oksigen
yang cukup untuk mempertahankan homeostasis pada hematokrit yang rendah.
a. Unstable Hemoglobins
- Hemolytic anemia
- Jaundice
b. M Hemoglobins
- Methemoglobinemia : Oxidation of the heme iron moieties to the ferric state, causing
a characteristic bluish-brown muddy color resembling cyanosis. Methemoglobin has
such high oxygen affinity that virtually no oxygen is delivered.
- Cyanosis
c. Thalassemia
- α thalassemia
- β thalassemia
- δβ, γδβ, αβ thalassemia
d. Acquired
- Methemoglobin due to toxic exposures
- Sulfhemoglobin due to toxic exposures
- Carboxyhemoglobin
- HbH in erythroleukemia
- Elevated HbF in states of erythroid stress and bone marrow dysplasia

k. Describe and interpret the studies for diagnosis of hemoglobin disorders. How may
thalassemia be distinguished?
B-thalassemia
- Umumnya jumlah RBC meningkat, namun Hb, MCV dan MCH↓
- Disertai dengan microcytosis, hypochromia, dan variasi dari anisopoikilocytosis
seperti target cells.
- Kadar HbA2 ↑ sebanyak 4-6% dari umumnya
- HbF mungkin mengalami peningkatan sebanyak 1-3% dalam 30% carrier

M. Delta-beta thalassemia
- Terjadi akibat adanya mutasi pada gen delta dan - beta globin, dapat dibagi kembali
jadi banyak jenis penyakit, seperti:
a. Hb Lepore
- Penyilangan gen pada beta dan delta sehingga menyebabkan untai hybrid antara delta
dan beta.
- Kadar HbA2 ↓ sekitar 2%, HbF ↑ sebanyak 2-5%
- Terdapat anemia ringan Hb (11-13g/dl)
- Microcytosis dan hypochromia
b. Corfu delta-beta – thalassemia
- Terjadi akibat adanya delesi pada gen delta dan IVSI-5 G -> A
- Memiliki diagnosis yang sama, namun jumlah HbA2 nya normal atau hanya
berkurang sedikit
c. Sardinian delta-beta thalassemia
- Dikarakteristikan dengan substitusi C->T pada gen alpha-gamma globin di nukleotida
ke 196.
- Menunjukkan gejala thalassemia ringan, kadar HbA2 yang normal namun
peningkatan HbF sebanyak 10-20%Alpha thalassemia -> mutasi pada gen yang
mengkontrol pembuatan alpha globin.
N. Alpha thalasemmia
- mutasi pada gen yang mengkontrol pembuatan alpha globin.
a. α+-thalassemia (α-thalassemia-2)
- merupakan pasien yang menjadi carrier, namun tidak menunjukkan adanya gejala.
b. α0-thalassemia (α-thalassemia-1)
- kadar Hb, MCV, MCH ↓
- mengalami hypochromia, microcytosis dan anisopoikilocytosis
- kadar HbA2 ↓
O. HbS syndrome
- mutasi yang membuat RBC berubah bentuk menjadi sickle cell. Umumnya hanya
terjadi bila ditemukan salinan yang homozygous atau ditemiani dengan berbagai
penyakit seperti beta-thalassemia.
- Terdapat RBC yang berbentuk seperti bulan sabit
P. HbE syndrome
- Terjadi akibat adanya subtitusi dari lysine menjadi glutamic acid - diposisi 26 dari gen
beta-globin
a. Pada pasien dengan salinan heterozigot, terdapat perubahan yang minimal pada RBC
pasien. Morfologi dari RBC mereka terdapat sel yang sedikit mikrositil, dan beberapa
target sel mungkin hadir ketika dilakukan darah apusan.
b. Pada pasien homozigot, mereka memiliki nilai Hb yang normal, tidak menunjukkan
adanya gejala, namun ditemukan 20-80% dari RBC berbentuk target sel.

Dengan demikian, thalassemia dapat dibagi menjadi 3, dan hampir setiap dari pasien yang
mengalami thalassemia umumnya mengalami Hb, MCV, dan MCH yang menurun, dan
morfologi dari sel darah merahnya mengalami microcytosis, hypochromia, dan
anisopoikilocytosis, seperti target cells, dan elliptocytes.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK190467/

l. Discuss the genetic counseling need of families affected.


Konseling genetik tidak dapat dipisahkan dari diagnosis genetik, bertujuan untuk
menggantikan kesalahpahaman tentang penyebab dengan informasi yang benar dan untuk
meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan mereka sendiri dan keluarga mereka
dengan menginformasikan mereka tentang sumber daya yang tersedia untuk diagnosis,
pengobatan dan pencegahan.
Berfungsi untuk:
- Penjelasan tentang sifat dan prognosis gangguan dan pengobatan yang tersedia dan di
mana menemukannya.
- Estimasi risiko genetik untuk orang tua dan anggota keluarga.
- Komunikasi tentang risiko genetik dan pilihan untuk menghindarinya termasuk
kemungkinan orang tua dan anggota keluarga lainnya mewariskan kelainan tersebut
kepada anak-anak mereka.
- Pilihan untuk menghindari anak-anak yang terkena dampak lebih lanjut juga harus
ditangani, termasuk teknik diagnosis prenatal dan masalah terkait. Mendukung
individu atau pasangan dalam membuat keputusan yang tepat bagi mereka juga
merupakan bagian dari konseling. Dokter memberikan konseling genetik yang
memadai dan mendiskusikan masalah kompleks dengan pasien dan orang tua mereka
untuk membantu mereka mencapai keputusan mereka sendiri. Diagnosis genetik
seringkali sulit mengingat keragaman besar kondisi yang terlibat dan kesalahan
diagnosis dan informasi yang salah dapat memiliki konsekuensi bencana bagi individu
dan keluarga mereka. Seorang konselor genetik harus memiliki pengetahuan dalam
genetika molekuler thalassemia. Misalnya, ketika kedua pasangan membawa mutasi
talasemia yang menghasilkan fenotip klinis ringan talasemia E-beta ringan, atau
talasemia intermedia ringan menimbulkan dilema etika sejauh menyangkut
penghentian kehamilan. Memodifikasi fenotipe co-warisan alpha-thalassemia adalah
faktor lain. Konselor harus memiliki pengalaman dan keahlian yang ini yang
diperlukan cukup untuk mengomunikasikan informasi ini dan kemungkinan hasilnya
kepada pasien. Memang, diagnosis prenatal tidak harus dipertimbangkan pada banyak
pasien tersebut.
m. Discuss strategies to prevent thalassemia disease?
Thalassemia tidak dapat dicegah karena merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan
dari orang tua ke anak sehingga cara yang efektif yang dapat dilakukan adalah dengan
Screening dan diagnosis prenatal untuk mencegah kelahiran janin dengan thalasemia berat.
- Diagnosis prenatal adalah teknik diagnostik untuk menentukan kondisi fetus yang
belum lahir apakah memiliki kelainan genetik ataupun kelainan lainnya. Teknik ini
umumnya dilakukan pada penyakit genetik yang tidak dapat diobati di mana terminasi
menjadi bahan pertimbangan seperti thalassemia. Diagnosis prenatal dapat dilakukan
dengan metode invasif dan noninvasif. Metode Invasif adalah suatu tindakan medis
yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh seperti amniocentesis
dan biopsi villi korialis (CVS). Namun, metode ini kurang dianjurkan karena
memiliki resiko menimbulkan kecacatan bahkan kematian fetus. Metode non-invasif
adalah tindakan medis yang tidak menimbulkan resiko ataupun rasa sakit pada ibu dan
dilakukan diluar tubuh. Pendekatan non invasif dilakukan dengan bantuan USG dan
pengambilan sampel DNA dan mRNA fetus yang terdapat dalam sirkulasi darah
maternal.
- Skrining Talasemia
pengetahuan tentang pola perkawinan yang dapat menyebabkan timbulnya
Thalasemia mayor pada keturunan, memberikan pemahaman bahwa upaya
pencegahan dapat dimaksimalkan dengan mengetahui status gen mutan pada individu.
Kegiatan skrining ideal dilakukan sebelum seseorang memiliki anak, bahkan sejak
awal disarankan individu sehat mengetahui status karier Thalasemia pada tubuhnya.
Sasaran skrining dapat dibagi dalam urutan skala prioritas sebagai berikut:
A. Ring I atau extended family adalah keluarga inti dari pengidap thalasemia.
Kakak, adik, adalah anggota keluarga yang harus mendapatkan akses skrining
gen mutan/pembawa sifat Talasemia. Extended family juga dapat diartikan
keseluruhan keluarga dekat termasuk, paman, tante, sepupu, cucu, dan
sebagainya. Ibu-ibu hamil. Ibu hamil dari kalangan umum, apalagi dari
keluarga dengan salah satu keluarga status pengidap Thalasemia dapat
melakukan skrining pada saat antenatal care (ANC). Jika pada saat
pemeriksaan skrining diketahui adalah pembawa sifat Talasemia, maka
pemeriksaan selanjutnya dilakukan kepada suaminya.
- Skrining premarital (skrining sebelum menikah)
Pemeriksaan skrining sebelum menikah dapat dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan syarat-syarat pernikahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasangan dapat menjalani pemeriksaan skrining pembawa sifat Talasemia di pusat
kesehatan masyarakat atau rumah sakit. Skrining premarital tetap mengedepankan hak
asasi dan kebebasan individu untuk menentukan pilihannya. Konsultasi genetik
mengenai hasil pemeriksaan skrining premarital ini menjadi bagian penting yang
harus disediakan untuk menunjang keberhasilan program.
- Skrining populasi
Skrining pada populasi menjadi bagian integral dalam program pencegahan.
Masyarakat yang telah tereduksi dengan baik dapat melakukan skrining pada berbagai
fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun laboratorium-laboratorium swasta
secara mandiri. Konseling terhadap hasil pemeriksaan difasilitasi oleh laboratorium,
dimana masyarakat melakukan skrining. Penemuan status karier Thalasemia pada
individu dari populasi umum ini dapat dilanjutkan dengan keluarga lain. Skrining
populasi dapat juga menyasar komunitas pelajar SMP atau SMA atau mahasiswa.
Hasil dari skrining dapat dimanfaatkan oleh mereka untuk persiapan ketika mencari
pasangan kelak.

Anda mungkin juga menyukai