NIM: 01071220299
Dosen Pengampu: dr. Cindy Claudia Pandoyo Putri
FMS 1, Week 2
3. Cari penjelasan dari Hbg, WBC, MCV, MCH, MCHC, dan apa perbedaan dari
pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap (blood smear)
A. Hbg, Tes hemoglobin dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Jika kadar hemoglobin tidak normal, itu mungkin merupakan
tanda bahwa terdapat kelainan darah dalam tubuh.
Kadar hemoglobin rendah, bisa menjadi tanda:
- Different types of anemia
- Thalassemia
- Iron deficiency
- Liver disease
- Cancer and other diseases
Kadar hemoglobin tinggi, bisa menjadi tanda
- Lung disease
- Heart disease
- Polycythemia vera, gangguan di mana tubuh Anda membuat terlalu banyak sel darah
merah. Ini dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sesak napas.
B. WBC (White Blood Cell) count, untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam darah.
Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih
membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lainnya. Terdapat 5 jenis utama sel
darah putih, yaitu Neutrophils, Lymphocytes, Monocytes, Eosinophils, dan Basophils.
WBC mengukur jumlah total sel-sel tersebut dalam darah kita. Ada tes lain, yang
disebut “blood differential” untuk mengukur jumlah setiap jenis sel darah putih.
Di atas normal:
- Inflammatory diseases, seperti rheumatoid arthritis
- Kerusakan jaringan, seperti luka bakar atau operasi
- Infeksi bakteri atau virus
- Kanker, seperti leukemia dan Hodgkin Disease
- Reaksi Alergi
Di bawah normal:
- HIV/AIDS
- Kerusakan sumsum tulang. Ini mungkin disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau
perawatan seperti kemoterapi.
- Kanker yang mempengaruhi sumsum tulang, seperti Lymphoma.
- Autoimmune disorder, seperti lupus (or SLE)
- Penyakit pada hati atau limpa
C. MCV (Mean Corpuscular Volume), yaitu tes darah untuk menghitung ukuran rata-rata
sel darah merah. Tes MCV saja tidak dapat mendiagnosis suatu penyakit, masih harus
membutuhkan hasil MCV, hasil tes lainnya, dan riwayat kesehatan untuk membuat
diagnosis. MCV dinyatakan dalam femtoliters (10^-15 ; fL) atau mikro kubik (μm^3).
Hasil di bawah normal, bisa menjadi tanda untuk: Beberapa jenis anemia,
termasuk iron-deficiency anemia (yang paling umum), Thalassemia
Hasil di atas normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Anemia pernisiosa
- Kekurangan Vitamin B12
- Penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan vitamin B12,
seperti penyakit autoimun tertentu, penyakit celiac, atau penyakit Crohn.
- Liver disease
- Anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat
D. MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), untuk mengukur jumlah hemoglobin per sel
darah merah.
Hasil tes di bawah normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Iron deficiency anemia
- Thalassemia
Hasil tes di atas normal, bisa menjadi tanda untuk:
- Nilai MCH yang tinggi seringkali dapat disebabkan oleh anemia karena kekurangan
vitamin B, khususnya B-12 dan folat.
E. MCHC (Mean corpuscular hemoglobin concentration), untuk mengukur jumlah
hemoglobin per satuan volume
The most common cause of low MCHC:
- Anemia.
- Hypochromic microcytic anemia, kondisi ini berarti sel darah merah Anda
lebih kecil dari biasanya dan memiliki kadar hemoglobin yang menurun. Jenis
anemia mikrositik ini dapat disebabkan oleh:
- lack of iron, ketidakmampuan tubuh Anda untuk menyerap zat besi,
yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti penyakit celiac, penyakit
Crohn, dan operasi bypass lambung, kehilangan darah kronis tingkat
rendah dari waktu ke waktu karena siklus menstruasi yang panjang
atau tukak lambung
- hemolysis, atau penghancuran dini sel darah merah dari waktu ke
waktu.
Dalam kasus yang lebih jarang, MCHC rendah dan anemia mikrositik hipokromik dapat
disebabkan oleh:
- kanker, termasuk kanker yang menyebabkan kehilangan darah internal
- infeksi parasit seperti infeksi cacing tambang
- keracunan timbal
Perbedaan dari pemeriksaan darah rutin dan lengkap
Hitung darah lengkap, atau CBC, adalah tes darah yang mengukur berbagai bagian dan fitur
darah Anda, termasuk:
- Sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru Anda ke seluruh tubuh Anda.
- Sel darah putih, yang melawan infeksi dan penyakit lainnya. Ada lima jenis utama sel
darah putih. Tes CBC mengukur jumlah total sel darah putih dalam darah Anda. Tes
berbeda yang disebut CBC dengan diferensial mengukur jumlah setiap jenis sel darah
putih ini.
- Trombosit, yang menghentikan pendarahan dengan membantu darah Anda
menggumpal.
- Hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru
Anda ke seluruh tubuh Anda.
- Hematokrit, ukuran seberapa banyak darah Anda terdiri dari sel darah merah.
- Mean corpuscular volume (MCV), ukuran rata-rata ukuran sel darah merah Anda.
- Blood Smear, apusan darah adalah sampel darah yang dioleskan pada kaca objek yang
diberi pewarna khusus. Di masa lalu, semua apusan darah diperiksa di bawah
mikroskop oleh para profesional laboratorium. Sekarang sistem digital otomatis dapat
digunakan untuk membantu pemeriksaan apusan darah. Tujuan pemeriksaan apusan
darah adalah untuk memeriksa ukuran, bentuk, dan jumlah tiga jenis sel darah:
- Sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru Anda ke seluruh tubuh Anda
- Sel darah putih, yang melawan infeksi
- Trombosit, yang membantu darah Anda menggumpal
2. Beta thalassemia
Beta-thalassemia adalah kelainan genetik di mana ada kekurangan dalam
produksi rantai -globin hemoglobin, yang merupakan protein pembawa oksigen dalam
sel darah merah - atau disingkat sel darah merah. Biasanya, hemoglobin terdiri dari
empat rantai globin, masing-masing terikat pada kelompok heme. Ada empat jenis
rantai globin utama - alfa (α), beta (β), gamma (γ), dan delta (δ). Keempat rantai
globin ini bergabung dengan cara yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis
hemoglobin. Dan paling sering, mutasi ini terjadi di dua wilayah gen yang disebut
sekuens promotor dan situs splice, yang memengaruhi cara mRNA dibaca. Hasilnya
adalah sintesis rantai globin beta yang berkurang, atau sama sekali tidak ada. Dan
karena ini adalah penyakit resesif autosomal, dua salinan gen yang bermutasi, satu
dari setiap orang tua, diperlukan untuk mengembangkan penyakit. Jika orang tersebut
hanya memiliki satu gen bermutasi yang mengkode penurunan produksi atau tidak
adanya produksi rantai globin beta, maka mereka menderita beta thalassemia minor.
Jika orang tersebut memiliki dua gen bermutasi yang mengkode pengurangan
sintesis rantai globin beta, maka mereka dikatakan menderita beta thalassemia
intermedia.
Jika orang tersebut memiliki dua mutasi 0 maka tidak ada rantai globin beta yang
diproduksi, dan mereka dikatakan menderita beta thalassemia mayor.
Ketika ada kekurangan rantai -globin, rantai bebas menumpuk di dalam sel darah
merah, dan mereka mengumpul untuk membentuk inklusi intraseluler, yang merusak
membran sel darah merah. Hal ini menyebabkan hemolisis, atau kerusakan sel darah
merah di sumsum tulang; atau hemolisis ekstravaskular, ketika sel darah merah
dihancurkan oleh makrofag di limpa.
8. Gen itu apa, terbentuk dari apa? Kromosom itu apa, komposisinya apa?
Gen adalah asam deoksiribonukleat (DNA), gen terbentuk dari kombinasi
panjang empat basa nukleotida yang berbeda dengan untaian nukleotidanya yaitu
(adenin, A; timin, T; sitosin, C dan guanin, G) yang urutannya menentukan urutan 20
asam amino dalam protein. Protein pada gilirannya menentukan kimia sel dengan
mengkatalisis reaksi serta membentuk sebagian besar struktur sel. Produksi protein
terdiri dari dua langkah: (1) Transkripsi, menyalin urutan nukleotida gen ke dalam
pesan asam ribonukleat (mRNA) dan (2) Translasi, menggunakan pesan dalam
mRNA untuk mengarahkan sintesis protein.
Kromosom adalah sekumpulan molekul DNA yang dikemas ke dalam struktur
sehingga membentuk seperti benang. Komposisi kromosom terdiri dari DNA yang
melingkar rapat berkali-kali di sekitar protein yang disebut histon yang mendukung
strukturnya.
https://medlineplus.gov/genetics/understanding/basics/chromosome/#:~:text=Each%20chrom
osome%20is%20made%20up,histones%20that%20support%20its%20structure.
Weekly Objective:
a. Describe the Nucleus and its contents
Nukleus adalah organel yang tertutup membran di dalam sel yang berisi kromosom.
Pada nukleus terdapat serangkaian lubang, atau pori-pori di membran inti yang
memungkinkan lewatnya molekul tertentu secara selektif (seperti protein dan asam
nukleat), masuk dan keluar dari nukleus. Nukleus mengontrol dan mengatur aktivitas
sel (misalnya, pertumbuhan dan metabolisme) dan membawa gen, struktur yang berisi
informasi herediter.
content of nucleus:
1. Nuclear envelope/selubung inti
Membran berlapis ganda yang membungkus isi nukleus selama
sebagian besar siklus hidup sel. Ruang antara lapisan disebut ruang
perinuklear dan terhubung dengan bagian kasar dari retikulum endoplasma.
Selubung inti memiliki lubang-lubang kecil yang disebut nuclear pore. nuclear
pore mengatur perjalanan molekul antara nukleus dan sitoplasma sehingga
memungkinkan beberapa melewati membran, tetapi tidak bagi molekul yang
lain.
3. Nucleolus/nukleolus
Organel tanpa membran di dalam nukleus yang memproduksi ribosom,
struktur penghasil protein sel. Melalui mikroskop, nukleolus tampak seperti
bintik hitam besar di dalam nukleus.
Expresi gen dilakukan dilakukan melalui dua tahap yaitu transkripsi dan translasi. Proses
transkripsi terjadi di dalam inti sel, sedangkan translasi berlangsung di sitoplasma, sehingga
RNA harus dikeluarkan dari inti sel ke sitoplasma. Gene expession adalah proses penentuan
sifat dari suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang di miliki oleh suatu organisme
merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Proses metabolisme dapat
berlangsung karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia.
Enzim dan protein lainnya ditranslasikan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA. mRNA ini disentesis berdasarkan atas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul
DNA sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.
https://medlineplus.gov/genetics/understanding/basics/dna/
RNA terdiri dari empat basa nitrogen: adenin, sitosin, urasil, dan guanin. Urasil adalah
pirimidin yang secara struktural mirip dengan timin, pirimidin lain yang ditemukan dalam
DNA. Seperti timin, urasil dapat berpasangan dengan adenin
d. Describe Transcription and DNA formation
Basa DNA berpasangan satu sama lain, A dengan T dan C dengan G, untuk membentuk unit
yang disebut pasangan basa. Setiap basa juga terikat pada molekul gula dan molekul fosfat.
Bersama-sama, basa, gula, dan fosfat disebut nukleotida. Nukleotida tersusun dalam dua
untaian panjang yang membentuk spiral yang disebut heliks ganda. Struktur heliks ganda
agak seperti tangga, dengan pasangan basa membentuk anak tangga dan molekul gula dan
fosfat membentuk sidepieces of the ladder.
DNA Formation
- Replikasi DNA semi-konservatif: terjadi selama interfase. DNA memisahkan menjadi
dua untai dan setiap untai bertindak sebagai template. Setiap molekul DNA baru
terdiri dari satu untai lama dan untai baru yang saling melengkapi.
- Heliks ganda DNA terlepas dan 'membuka ritsleting' saat ikatan hidrogen antara basa
putus oleh helikase.
- Di dalam nukleus, ada nukleotida yang ditambahkan dua fosfat ekstra untuk
mengaktifkan nukleotida, memungkinkan mereka untuk mengambil bagian dalam
reaksi.
- Setiap basa nukleotida yang diaktifkan berpasangan dengan basa komplementernya
pada setiap untai DNA lama, DNA polimerase memastikan hal ini dan
menghubungkan nukleotida yang berdekatan satu sama lain dengan mengkatalisis
ikatan fosfodiester. Dua fosfat ekstra dipecah dan dilepaskan ke dalam nukleus.
3. What's Mutasi
Mutasi adalah perubahan permanen dalam urutan basa nitrogen dari molekul DNA. Hasil
mutasi umumnya merupakan perubahan produk akhir yang ditentukan oleh gen tersebut.
Dalam beberapa kasus, mutasi dapat bermanfaat jika aktivitas metabolisme baru muncul
dalam mikroorganisme, atau dapat merugikan jika aktivitas metabolisme hilang. Mutasi bisa
spontan, atau diinduksi oleh mutagen di lingkungan. Mutasi berkisar dari perubahan single-
basepair hingga deletions, insertions, duplications, dan inversions megabasepair.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6443146/
https://eujournal.org/index.php/esj/article/download/2518/2391
4. Kromosom 16
Kromosom 16 adalah 1 dari 23 kromosom yang mencakup lebih dari 90 juta blok bangunan
DNA (pasangan basa) dan mewakili hampir 3 persen dari total DNA dalam sel.
Mengidentifikasi gen pada setiap kromosom adalah bidang penelitian genetik yang aktif.
Karena peneliti menggunakan pendekatan yang berbeda untuk memprediksi jumlah gen pada
setiap kromosom, perkiraan jumlah gen bervariasi. Kromosom 16 kemungkinan mengandung
800 hingga 900 gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein. Protein ini
melakukan berbagai peran yang
berbeda dalam tubuh.
5. Cari tentang Spektrum genetik
a. Mendelian Disorder:
Mendelian disorder adalah jenis kelainan genetik yang disebabkan oleh
perubahan pada satu gen atau sebagai akibat dari kelainan pada genom. Kondisi
seperti itu dapat dilihat sejak lahir dan disimpulkan berdasarkan riwayat keluarga
dengan menggunakan silsilah keluarga. Analisis yang dilakukan disebut sebagai
analisis silsilah.Kelainan genetik ini cukup langka dan dapat mempengaruhi satu dari
setiap seribu atau satu juta orang. Kelainan genetik mungkin atau mungkin tidak
diwariskan. Kelainan genetik yang diturunkan biasanya terjadi pada sel germinal,
sedangkan pada kelainan genetik yang tidak dapat diturunkan, cacat umumnya
disebabkan oleh mutasi baru atau karena beberapa perubahan pada DNA. Misalnya,
kanker dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang diturunkan, atau oleh mutasi baru
yang disebabkan oleh penyebab lingkungan atau sebaliknya.
b. Kromosom Disorder:
Kromosom disorder disebabkan karena adanya perubahan struktur atau
perubahan numerik pada kromosom. Gangguan Kromosom Karena Abnormalitas
Numerik Kelainan kromosom disebabkan karena perubahan jumlah kromosom yang
ada. Ini dapat dikategorikan ke dalam berbagai jenis:
- Aneuploidi: hilangnya atau bertambahnya kromosom yang terjadi karena non-
disjunction chromatid ketika chromatid gagal berpisah selama pembelahan sel. Ini
menghasilkan satu gamet yang memiliki dua salinan dari satu kromosom dan yang
lainnya tidak memiliki kromosom.
- Trisomi: Sel memiliki satu kromosom ekstra (2n+1)
- Monosomi: Sel memiliki satu kromosom lebih sedikit (2n-1) Aneuploidi dapat
disebabkan oleh nondisjungsi autosom yaitu kromosom 1-22 atau kromosom seks.
Gangguan Kromosom Karena Aneuploidi: Ini adalah penyebab sebagian besar
kelainan yang diturunkan secara genetik dan aborsi selama kehamilan
- Gangguan Kromosom Karena Abnormalitas Struktural, ini terjadi ketika satu set gen
yang terlalu besar dihapus, diduplikasi atau diatur ulang yang menyebabkan
perubahan struktural di dalam kromosom. Kelainan struktural dapat disebabkan oleh:
- Penghapusan: Sebagian dari kromosom hilang selama pembelahan sel. Sebagian dari
kromosom tanpa sentromer tertinggal selama gerakan anafase dan hilang dari
reorganisasi inti atau dicerna oleh nuklease. Kromosom yang dihasilkan tidak
memiliki gen tertentu yang diwarisi oleh keturunan. Kondisi ini biasanya mematikan
karena gen yang hilang. Penghapusan seringkali bersifat terminal, di mana bagian
terminal dari kromosom putus yang mengarah ke satu pemutusan penghapusan
interkalar, di mana bagian perantara hilang akibat dua jeda, yang menghasilkan 3
bagian. Bagian tengah hilang dan dua bagian lainnya bergabung kembali.
- Duplikasi: Kehadiran bagian dari kromosom secara berlebihan dikenal sebagai
duplikasi. Jika duplikasi hanya ada pada salah satu pasangan kromosom homolog,
bagian yang diduplikasi membuat loop untuk memaksimalkan penjajaran daerah
homolog selama pemasangan. Segmen ekstra sering diatur dalam banyak cara:
A. Duplikasi tandem, di mana wilayah yang digandakan hadir berdampingan
(ABCDEF→ABCDEF)
B. Tandem terbalik, di sini daerah duplikat hanyalah kebalikan dari urutan
tradisional (ABCDEF→ABCDEF)
C. Duplikasi yang dipindahkan, di sini daerah yang digandakan tidak terletak
berdekatan dengan urutan tradisional.
D. Duplikasi yang ditransposisikan adalah cara di mana bagian yang digandakan
menjadi melekat pada kromosom non-homolog.
E. Duplikasi ekstra-kromosom, di sini bagian yang digandakan bertindak sebagai
kromosom independen dengan adanya sentromer.
Contoh gangguan akibat duplikasi: Fragile X, Mempengaruhi 1:1500 pria dan
1:2500 wanita. Ini adalah bentuk paling umum dari keterbelakangan mental. Banyak
orang memiliki sekitar 29 pengulangan di ujung kromosom X.
- Inversi: hasil inversi dari kerusakan dan reuni bagian dari kromosom berputar 180°
pada porosnya sendiri. Sehingga terjadilah penataan ulang gen. Efeknya tidak separah
pada cacat struktural lainnya.
- Translokasi: Pergeseran atau transfer satu set gen atau bagian dari kromosom ke yang
non-homolog dikenal sebagai translokasi. Tidak ada penambahan atau kehilangan
gen, hanya terjadi penataan ulang. Penataan ulang ini dapat menyebabkan perubahan
fenotipe yang berkaitan dengan lingkungan baru. Hal ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam perkembangan telur, sperma atau zigot. Ini sering mengakibatkan
keguguran dan anak-anak yang lahir cacat.
c. Multifactorial Disorder
Kondisi yang disebabkan oleh banyak faktor yang berkontribusi disebut
gangguan kompleks atau multifaktorial. Meskipun gangguan kompleks sering
mengelompok dalam keluarga, mereka tidak memiliki pola pewarisan yang jelas.
Mungkin sulit untuk mengidentifikasi peran genetika dalam gangguan ini, terutama
karena keluarga sering juga berbagi lingkungan dan mungkin memiliki gaya hidup
yang serupa. Hal ini membuat sulit untuk menentukan risiko seseorang mewarisi atau
mewariskan gangguan ini.
d. Somatik Genetik Disorder
Gangguan gejala somatik ditandai dengan fokus ekstrim pada gejala fisik
seperti rasa sakit atau kelelahan yang menyebabkan tekanan emosional yang besar
dan masalah fungsi. Anda mungkin tidak memiliki kondisi medis lain yang
didiagnosis terkait dengan gejala-gejala ini, tetapi reaksi pasien terhadap gejala
tersebut tidak normal. Jika Anda memiliki gangguan gejala somatik, Anda mungkin
mengalami tekanan emosional dan fisik yang signifikan. Perawatan dapat membantu
meringankan gejala, membantu mengatasi dan meningkatkan kualitas hidup.
e. Mitochondrial Disorder
Gangguan mitokondria primer adalah sekelompok kesalahan metabolisme
bawaan (IEM) yang bervariasi secara klinis dan heterogen, yang dihasilkan dari cacat
pada energi seluler, dan dapat mempengaruhi setiap sistem organ tubuh. Presentasi
klinis bervariasi dan mungkin termasuk gejala kelelahan, kelemahan otot rangka,
intoleransi olahraga, perawakan pendek, gagal tumbuh, kebutaan, ptosis dan
oftalmoplegia, nistagmus, gangguan pendengaran, hipoglikemia, diabetes mellitus,
kesulitan belajar, cacat intelektual, kejang, stroke- seperti episode, spastisitas,
distonia, hipotonia, nyeri, gejala neuropsikiatri, refluks gastrointestinal, dismotilitas,
pseudo-obstruksi gastrointestinal, kardiomiopati, defek konduksi jantung, dan
masalah endokrin, ginjal, jantung, dan hati lainnya.
8. Thalassemia mutation
- Alpha-thalassemia
Alpha thalassemia adalah kelainan darah yang mengurangi produksi
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh. Pada orang dengan ciri khas thalassemia alfa,
penurunan jumlah hemoglobin mencegah cukup oksigen mencapai jaringan tubuh.
Thalassemia alfa biasanya hasil dari penghapusan yang melibatkan gen HBA1 dan
HBA2. Kedua gen ini memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut
alpha-globin, yang merupakan komponen (subunit) hemoglobin.
a. Deletion mutation: jenis mutasi yang melibatkan hilangnya satu atau lebih nukleotida
dari segmen DNA. Penghapusan dapat melibatkan hilangnya sejumlah nukleotida,
dari satu nukleotida ke seluruh bagian kromosom. Penghapusan mengubah urutan
DNA dengan menghapus setidaknya satu nukleotida dalam gen. Penghapusan kecil
menghapus satu atau beberapa nukleotida dalam gen, sementara penghapusan yang
lebih besar dapat menghapus seluruh gen atau beberapa gen tetangga. DNA yang
dihapus dapat mengubah fungsi protein atau protein yang terpengaruh.
Hal ini disebabkan oleh penghapusan gen alfa-globin yang mengakibatkan
berkurangnya atau tidak adanya produksi rantai alfa-globin. Gen alfa globin memiliki
4 alel dan tingkat keparahan penyakit berkisar dari ringan hingga berat tergantung
pada jumlah penghapusan alel. Penghapusan empat alel adalah bentuk paling parah di
mana tidak ada globin alfa yang diproduksi dan rantai gamma berlebih (ada selama
periode janin) membentuk tetramer.
Orang memiliki dua salinan gen HBA1 dan dua salinan gen HBA2 di setiap
sel. Setiap salinan disebut alel. Untuk setiap gen, satu alel diwarisi dari ayah
seseorang, dan yang lainnya diwarisi dari ibu seseorang. Akibatnya, ada empat alel
yang menghasilkan alfa-globin. Berbagai jenis thalassemia alfa dihasilkan dari
hilangnya beberapa atau semua alel ini.
Sindrom Hb Bart = hilangnya keempat alel alfa-globin.
HbH disease = a loss of three of the four alpha-globin alleles.
Dalam dua kondisi ini, kekurangan alpha-globin mencegah sel membuat
hemoglobin normal. Sebaliknya, sel menghasilkan bentuk hemoglobin abnormal yang
disebut hemoglobin Bart (Hb Bart) atau hemoglobin H (HbH). Molekul hemoglobin
abnormal ini tidak dapat secara efektif membawa oksigen ke jaringan tubuh.
- Beta-thalassemia
Beta thalassemia hasil dari mutasi titik pada gen beta-globin. Mutasi titik
(mutasi substitusi) terjadi pada genom ketika pasangan basa tunggal ditambahkan,
dihapus atau diubah. Sementara sebagian besar mutasi titik bersifat jinak, mereka juga
dapat memiliki berbagai konsekuensi fungsional, termasuk perubahan ekspresi gen
atau perubahan protein yang dikodekan.
*3 jenis utama mutasi titik.
a. Missense mutation→ perubahan urutan asam amino dalam protein
menyebabkan perubahan fungsional
b. Non-sense mutation→ menciptakan kodon stop prematur yang menyebabkan
protein tidak dibuat sama sekali
c. Silence mutation→ perubahan urutan basa, tetapi tidak menghasilkan
perubahan dalam struktur protein (sel tetap berfungsi dengan baik meskipun
terjadi mutasi)
Ini dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan zigositas mutasi gen beta.
- A heterozygous mutation (beta-plus thalassemia) = beta-thalassemia
minor di mana rantai beta kurang diproduksi. Ini ringan dan biasanya
tanpa gejala.
- A homozygous mutation (beta-zero thalassemia) = beta thalassemia
utama yang melibatkan gen beta-globin, mengakibatkan tidak adanya
total rantai beta. Ini bermanifestasi secara klinis sebagai penyakit
kuning, retardasi pertumbuhan, hepatosplenomegali, kelainan
endokrin, dan anemia berat yang membutuhkan transfusi darah seumur
hidup. Kondisi di antara kedua jenis ini disebut beta-thalassemia
intermedia dengan gejala klinis ringan hingga sedang.
https://medlineplus.gov/genetics/condition/alpha-thalassemia/#references
https://medlineplus.gov/genetics/understanding/mutationsanddisorders/possiblemutations/
https://www.genome.gov/genetics-glossary/Deletion
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31424735/
https://www.genome.gov/genetics-glossary/Point-Mutation
9. Karyotype 46XX
Karyotype 46XX atau 46XX testicular DSD (disorder of sex development) adalah suatu
kondisi di mana individu dengan dua kromosom X di setiap sel, pola yang biasanya
ditemukan pada wanita, memiliki penampilan pria. Orang dengan kondisi ini memiliki alat
kelamin luar laki-laki. Sejumlah kecil orang yang terkena memiliki alat kelamin luar yang
tidak terlihat jelas laki-laki atau perempuan (alat kelamin ambigu). Anak-anak yang terkena
biasanya dibesarkan sebagai laki-laki dan mengembangkan identitas gender laki-laki.
80% orang dengan 46XX testicular DSD disebabkan oleh pertukaran materi genetik yang
tidak normal antara kromosom (translokasi). Pertukaran ini terjadi sebagai peristiwa acak
selama pembentukan sel sperma di ayah orang yang terkena. Translokasi menyebabkan gen
SRY (sex-determining region Y) salah tempat, hampir selalu pada kromosom X. Jika janin
dikandung dari sel sperma dengan kromosom X yang membawa gen SRY, ia akan
berkembang sebagai laki-laki meskipun tidak memiliki kromosom Y. Bentuk kondisi ini
disebut SRY-positif 46,XX testicular DSD dengan perbedaan perkembangan kelamin. 20%
orang dengan 46XX testicular DSD tidak memiliki SRY gen dan kondisi ini disebut SRY-
negatif 46,XX testicular DSD. Penyebab kondisi pada individu ini seringkali tidak diketahui,
meskipun perubahan yang mempengaruhi gen lain yang terlibat dalam pengembangan
karakteristik seks telah diidentifikasi pada sejumlah kecil orang dengan kondisi tersebut.
Individu dengan perbedaan perkembangan jenis kelamin SRY-negatif 46,XX testicular DSD
lebih cenderung memiliki genitalia ambigu daripada orang dengan bentuk SRY-positif.
SRY-positif 46, XX testicular DSD hampir tidak pernah diwariskan. Kondisi ini terjadi akibat
translokasi segmen kromosom Y yang mengandung gen SRY selama pembentukan sperma
(spermatogenesis). Orang yang terkena biasanya tidak memiliki riwayat kondisi tersebut
dalam keluarga mereka dan tidak dapat menularkan kondisi tersebut karena mereka tidak
subur. Tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, gen SRY dapat mengalami salah penempatan
ke kromosom selain kromosom X. Translokasi ini dapat dibawa oleh ayah yang tidak
terpengaruh dan diturunkan ke anak dengan dua kromosom X sehingga menghasilkan
perbedaan perkembangan jenis kelamin 46,XX testicular. Dalam situasi lain yang sangat
jarang, laki-laki dapat membawa gen SRY pada kromosom X dan Y; seorang anak yang
mewarisi kromosom X akan mengembangkan karakteristik seks pria meskipun tidak
memiliki kromosom Y.
Pada orang yang terkena dengan penyebab genetik yang diketahui, kondisi ini sering
mengikuti pola pewarisan dominan autosomal yang berarti satu salinan gen yang diubah di
setiap sel cukup untuk menyebabkan kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, varian genetik
(juga dikenal sebagai mutasi) diwarisi dari orang tua yang tidak terpengaruh. Biasanya,
varian diwarisi dari ayah yang tidak terpengaruh. Terkadang, varian diwarisi dari ibu yang
tidak terpengaruh. Ketika beberapa orang dengan varian tidak mengembangkan efek dari
kondisi tersebut, dikatakan telah mengurangi (atau tidak lengkap) penetrasi.
Pola pewarisan SRY-negatif 46, XX testicular DSD tanpa penyebab genetik yang
teridentifikasi tidak diketahui. Beberapa keluarga dengan orang tua yang tidak terpengaruh
memiliki lebih dari satu anak dengan kondisi tersebut, menunjukkan kemungkinan pewarisan
resesif autosomal. Resesif autosomal berarti kedua salinan gen di setiap sel memiliki varian.
Orang tua dari individu dengan kondisi resesif autosomal masing-masing membawa satu
salinan gen yang diubah, tetapi mereka biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala kondisi
tersebut.
k. Describe and interpret the studies for diagnosis of hemoglobin disorders. How may
thalassemia be distinguished?
B-thalassemia
- Umumnya jumlah RBC meningkat, namun Hb, MCV dan MCH↓
- Disertai dengan microcytosis, hypochromia, dan variasi dari anisopoikilocytosis
seperti target cells.
- Kadar HbA2 ↑ sebanyak 4-6% dari umumnya
- HbF mungkin mengalami peningkatan sebanyak 1-3% dalam 30% carrier
M. Delta-beta thalassemia
- Terjadi akibat adanya mutasi pada gen delta dan - beta globin, dapat dibagi kembali
jadi banyak jenis penyakit, seperti:
a. Hb Lepore
- Penyilangan gen pada beta dan delta sehingga menyebabkan untai hybrid antara delta
dan beta.
- Kadar HbA2 ↓ sekitar 2%, HbF ↑ sebanyak 2-5%
- Terdapat anemia ringan Hb (11-13g/dl)
- Microcytosis dan hypochromia
b. Corfu delta-beta – thalassemia
- Terjadi akibat adanya delesi pada gen delta dan IVSI-5 G -> A
- Memiliki diagnosis yang sama, namun jumlah HbA2 nya normal atau hanya
berkurang sedikit
c. Sardinian delta-beta thalassemia
- Dikarakteristikan dengan substitusi C->T pada gen alpha-gamma globin di nukleotida
ke 196.
- Menunjukkan gejala thalassemia ringan, kadar HbA2 yang normal namun
peningkatan HbF sebanyak 10-20%Alpha thalassemia -> mutasi pada gen yang
mengkontrol pembuatan alpha globin.
N. Alpha thalasemmia
- mutasi pada gen yang mengkontrol pembuatan alpha globin.
a. α+-thalassemia (α-thalassemia-2)
- merupakan pasien yang menjadi carrier, namun tidak menunjukkan adanya gejala.
b. α0-thalassemia (α-thalassemia-1)
- kadar Hb, MCV, MCH ↓
- mengalami hypochromia, microcytosis dan anisopoikilocytosis
- kadar HbA2 ↓
O. HbS syndrome
- mutasi yang membuat RBC berubah bentuk menjadi sickle cell. Umumnya hanya
terjadi bila ditemukan salinan yang homozygous atau ditemiani dengan berbagai
penyakit seperti beta-thalassemia.
- Terdapat RBC yang berbentuk seperti bulan sabit
P. HbE syndrome
- Terjadi akibat adanya subtitusi dari lysine menjadi glutamic acid - diposisi 26 dari gen
beta-globin
a. Pada pasien dengan salinan heterozigot, terdapat perubahan yang minimal pada RBC
pasien. Morfologi dari RBC mereka terdapat sel yang sedikit mikrositil, dan beberapa
target sel mungkin hadir ketika dilakukan darah apusan.
b. Pada pasien homozigot, mereka memiliki nilai Hb yang normal, tidak menunjukkan
adanya gejala, namun ditemukan 20-80% dari RBC berbentuk target sel.
Dengan demikian, thalassemia dapat dibagi menjadi 3, dan hampir setiap dari pasien yang
mengalami thalassemia umumnya mengalami Hb, MCV, dan MCH yang menurun, dan
morfologi dari sel darah merahnya mengalami microcytosis, hypochromia, dan
anisopoikilocytosis, seperti target cells, dan elliptocytes.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK190467/