OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Microbial and Nutriton in Plant”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Bioteknologi.
Makalah ini dibuat berdasarkan buku dan juga internet sebagai referensi.
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami materi yang
diberikan dalam makalah ini.
Sebagai penulis, tentu kami membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca
karena kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, tentunya agar di masa depan kami dapat
memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.......................................................................................Latar Belakang
.............................................................................................................1
1.2..................................................................................Rumusan Masalah
.............................................................................................................4
1.3....................................................................................Tujuan Penulisan
.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1.................................................................................................Mikoriza
.............................................................................................................8
2.2...........................................................Ektomikoriza dan Endomikoriza
...........................................................................................................10
2.3.....................................................................................Fiksasi Nitrogen
...........................................................................................................12
2.4....Microbial Pada Tumbuhan Yang Menguntungkan Pada Tumbuhan
...........................................................................................................16
2.5........... Microbial Pada Tumbuhan Yang Merugikan Pada Tumbuhan
..........................................................................................................17
2.6........................................................................ Nutrisi Pada Tumbuhan
..........................................................................................................36
3.1 Simpulan…..........................................................................………. 52
3.2 Saran....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
(biopestisida), sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman maupun hasil pertanian. Selain itu, bioteknologi pertanian juga dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap konservasi lahan dan
lingkungan. Kemajuan bioteknologi dalam bidang pertanian tidak dapat
terpisahkan dari adanya unsur mikroba yang menjadi kunci dalam pengembangan
bioteknologi.
Mikroba (dikenal juga dengan mikroorganisme) merupakan organisme
uniseluler yang memiliki ukuran sangat kecil (< 1 mm), sehingga dalam
pengamatannya diperlukan alat bantu penglihatan. Keberadaan suatu organisme
dalam lingkungannya dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimiawi. Mikroorganisme
yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan akan mampu
melangsungkan aktivitas hidupnya seperti tumbuh, menghasilkan energi, dan
mengadakan reproduksi.
5
mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah, dan menyediakan nutrisi bagi
tumbuhan. Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan
tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang
tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan oleh manusia
untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya, sama dengan manusia
memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan secara seimbang
untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang optimal. Pemupukan
seimbang yaitu pupuk yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan
pada tanaman itu sendiri. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman
memiliki perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman
yang sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis
unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur hara
mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg,
S).
6
adanya pengetahuan tentang defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro pada
tanaman.
Rumusan Masalah
7
7. Apa saja pengaruh dari unsur-unsur yang terdapat pada tumbuhan?
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Memahami definisi mikoriza
2. Memahami perbedaan ektomikoriza dan endomikoriza
3. Memahami fiksasi nitrogen
4. Memahami interaksi yang menguntungkan antara mikroba dengan
tumbuhan
5. Memahami interaksi yang merugikan antara mikroba dengan tumbuhan
6. Memahami Nutrisi esensial dan non esensial yang terdapat pada tumbuhan
7. Memahami pengaruh dari unsur-unsur yang terdapat pada tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mikoriza
8
ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yang kering atau gersang,
mikoriza membantu pengambilan air, dan peningkatan transpirasi (Ristiati,
2017).
9
mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk
transportasi karbon dan hara lainnya ke dalam spora, selain fungsinya untuk
menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
10
Ektomikoriza tumbuh di sekitar akar tanaman terutama di
ujung akar, selanjutnya melakukan penetrasi ke arah korteks. Jenis
funginya adalah Thelophora terrestris (Ristiati, 2017). Pada umumnya,
ektomikoriza ditemukan pada daerah yang agak dingin (beriklim
sedang), berasosiasi dengan tanaman khusus dan semak-semak.
Ektomikoriza dapat dijumpai pada pohon cemara atau tanaman
berdaun jarum, oak, dan paling banyak tumbuh pada hutan temperata
(tumbuh pada kondisi dingin). Pada ektomikoriza, jamurnya
seluruhnya menyelubungi masing-masing cabang akar dalam selubung
atau mantel hifa. Hifa-hifa tersebut hanya menembus antar sel korteks
akar (interselular) membentuk struktur hartig net atau jaring Hartig.
Fungi yang bersiombiosis dapat berasal dari Basidiomycetes,
Ascomycetes dan Zygomycetes. (Ristiati, 2017). Banyak dari jamur ini
menunjukkan spektrum inang luas (terdapat hubungan yang terbuka
antara fungi dan akar). Hal ini mengandung arti bahwa inang yang
sama mungkin diinfeksi oleh lebih dari satu spesies jamur. Misalnya,
Pinus sylvestris dapat membentuk mikoriza dengan lebih dari 40
spesies fungi. Bila fungi Pisolitus tinctorius diinokulasikan ke dalam
akar tumbuhan, pertumbuhan menjadi lebih cepat dibandingkan
dengan tumbuhan yang tidak diinokulasi dengan fungi tersebut.
Miselium secara luas memanjang ke luar sel sehingga meningkatkan
nutrisi tumbuhan (Ristiati, 2017). Fungi ektomikoriza dapat
ditumbuhkan sebagai biakan murni pada media agar maupun media
cair.
2. Endomikoriza
Pada endomikoriza, hifa fungi tidak membentuk selubung luar,
hifa biasanya masuk ke dalam kortek tanaman dan tumbuh dalam sel
(intraselular) serta membentuk gumpalan (lilitan) sehingga terjadi
pembengkakan. Sebagian hifa akan memperpanjang diri di luar akar
sehingga membentuk hubungan langsung antar sel akar dengan tanah
di sekitarnya. Spora jamur tumbuh pada hifa luar akar tersebut. Akar
fungi pada endomikoriza tidak mungkin untuk berkembang tanpa
11
tumbuhan inang. Endomikoriza dijumpai pada gandum, jagung, jeruk,
buncis, dan rumput. Fungi dalam simbiosis ini biasanya berasal dari
golongan Zygomycetes (Ristiati, 2017). Fungi pada endomikoriza tidak
dapat ditumbuhkan sebagai biakan murni pada media buatan.
Endomikoriza membentuk struktur khas yang berbentuk oval (vesicle)
dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscule. Oleh karena itu,
golongan endomikoriza dikenal sebagai FMA (Fungi Mikoriza
Arbuskula) atau Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Arbuskula
merupakan hifa yang tumbuh dalam sel akar sehingga ukuran sel
menjadi lebih besar daripada sel yang tidak ada arbuskulanya.
Sementara vesikel diduga digunakan sebagai cadangan nutrisi.
Hifa jamur memasuki sel tanaman inang karena menerobos
jaringan inang. Inang yang terlibat dalam asosiasi endotrofik mungkin
termasuk Phycomycetes (memiliki hifa tidak bersekat). Contohnya
pada anggrek. Anggrek memiliki endomikoriza. Contoh spesies angrek
lain dari genus Neottia, Limodorum, Epipogen, Coralliorhiza,
Galeola, Vanilla, Gastrodia, Didymoplexis bergantung dengan jamur,
namun hanya dalam tahap awal kehidupannya. Apabila berkecambah,
biji anggrek menjadi terinfeksi oleh hifa dari dalam tanah. Setelah
penetrasi, jamur muncul dalam sel-sel korteks dalam bentuk kumparan,
menyebabkan pembengkakan dan disorganisasi sel-sel dan akhirnya
mengalami disintegrasi dalam sel-sel inang. Disintegrasi hifa di dalam
sel ini juga disebut “tolifopagi” dan “ptiofopagi” yang merupakan cara
pencernaan oleh inang yang berbeda-beda. Proses ini mungkin terus
berlangsung karena sel inang sudah terinfeksi. Infeksi hanya terbatas
pada sel-sel korteks akar atau pada bagian sistem perakaran. Jamur
dapat memecah lignin dan seluosa dan karena ikut menyumbang dalam
pembusukan bahan organik. Dalam hal ini, jamur tersebut berbeda
dengan jamur ektomikoriza yang tergantung dengan inangnya dalam
hal nutrisi karbonnya.
3. Ektendomikoriza
12
Ektendomikoriza merupakan bentuk intermediet antara ektomikoriza
dan endomikoriza. Golongan ini dikatakan seperti ektomikoriza karena
menghasilkan hartig net dan mantel tetapi hidup dalam sel akar
(intraseluler) yang menjadi ciri dari endomikoriza. Misalnya, Erichoid
dan Orchidaceus.
13
Gambar 1. Siklus Nitrogen (www.google.com)
14
tidak ada dan apabila nitrogen tidak terdapat dalam tanah leguminoceae tersebut
akan mati, karena nitrogen merupakan unsur yang penting bagi tumbuhan.
Rhizobium didalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen yaitu
melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH 3). Dalam
sel bakteri ini terdapat unsur yang berperan dalam biokatalis yaitu enzim
nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3
Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase
Terjadinya bintil akar diawali oleh interaksi antara tanaman dan bakteri
Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan sinyal yang akan mengaktifkan ekspresi
gen dari bakteri yang berperan pada nodulasi. Setelah adanya sinyal tadi, bakteri
(Rhizobia) akan mensintesis sinyal yang menginduksi pembentukan meristem
nodul dan memungkinkan bakteri untuk masuk ke dalam meristem tersebut
melalui proses infeksi. Sinyal‐sinyal kimia yang di sintesis oleh bakteri itu pada
dasarnya merupakan asam amino termodifikasi (homoserin lakton) yang
membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang disebut asil homoserin lakton
(AHL). Melalui pendeteksian dan reaksi terhadap senyawa‐senyawa kimia
tersebut sel‐sel tanaman secara individu dapat merasakan berapa banyak sel yang
mengelilingi mereka.
15
flavonoid yang gugus fenolnya bersama dengan NodD (protein penggerak) dari
bakteri menginduksi ekspresi dari gen pembentukan noduldari Rhizobia
(nod,nol,noe).Sebagai hasilnya, Rhizobiamemproduksi Nod factors. Induksi Nod
factors direspon oleh tanaman (yang salah satunya) dengan pembentukan nodul.
Pada awal respon tanaman terhadap induksi Nod factors, melibatkan aliran
ion yang melewati membran plasma dan berasosiasi di membran, yang diikuti
getaran secara berkala ion kalsium yang diikuti pembentukan ulang rambut akar
dan inisiasi pembelahan sel kortikoid. Pembentkan bintil akar membutuhkan Nod
factors karena apabila Rhizobia tidak memproduksi Nod factors maka tidak akan
terjadi pembentukan Bintil.
Berikut ini adalah contoh dampak baik dalam interaksi mikroba dengan tumbuhan
:
1. Fiksasi Nitrogen
Fungsi Rhizobium untuk pertanian dan perkebunan adalah untuk
menyuburkan tanah. Bakteri Rhizobium bisa mengikat Nitrogen
dari udara. Contohnya adalah Rhizobium leguminosarum yang
hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan. Selain
16
Rhizobium bakteri dari famili Azotobacteraceae ini merupakan
sebagian besar dari bakteri pemfiksasi nitrogen yang hidup bebas.
Bakteri Azotobacter yang diinokulasi dari tanah atau biji dengan
Azotobacter efektif meningkatkan hasil tanaman budidaya pada
tanah yang dipupuk dengan kandungan bahan organik yang cukup.
Sifat Azotobacter ini dapat menjelaskan pengaruh menguntungkan
yang dapat diamati pada bakteri ini dalam meningkatkan tingkat
perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan
pertumbuhan vegetatif.
2. Menghasilkan Fitohormon
Bakteri ini memiliki kemampuan menambah N2 dan menghasilkan
fitohormon. Fitohormon adalah hormon tumbuhan yang berupa
senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan
kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Fitohormon yang
dihasilkan berupa auksin, giberelin, sitokinin dan etilen.
3. Mengoksidasi Senyawa Amonia
Nitromonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) mengoksidasi
senyawa amonia menjadi ion nitrit, yang dapat dimanfaatkan untuk
menyuburkan tanah.
4. Mengubah Nitrit (NO2)
Nitrobacter (bakteri nitrat) dapat mengubah Nitrit (NO2) yang
bersifat racun pada tanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh
akar tanaman.
2.6 Microbial Yang Merugikan Pada Tumbuhan
17
Gambar 2. Virus dan Bakteri Penyebab Penyakit (Ristiati, 2017)
18
Gambar 3. Fungi Penyebab Penyakit (Ristiati, 2017)
19
tanaman lain. Berikut akan dijabarkan interaksi beserta gejala dan simptom yang
ditimbulkan :
1. Akar Lunak
20
Contoh interaksi yang menyebabkan tanaman layu yakni
disebabkan oleh Bakteri Erwinia coratovora. Bakteri ini termasuk ganas,
karena mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat
menyebabkan melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai
perubahan warna menjadi cokelat sambil mengeluarkan bau busuk.
Sedangkan bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan lendir
putih, kental dan lengket.
Pada saat tanaman terluka, otomatis pengaruh cuaca, nematoda dan
hewan lainnya dapat masuk melalui lubang alami dan membawa bakteri
Erwinia carotovora tersebut ke dalam jaringan yang terluka.
Bakteri yang masuk melalui luka ini akan terus berkembang dalam
ruang antar sel serta menghasilkan enzim pektolitik yang dapat mencerna
jaringan tanaman inang. Akibatnya tanaman inang akan mengalami
penurunan dan lama – kelamaan akan mengalami pembusukan.
21
ditimbulkan adalah memucatnya tulang daun terutama daun bagian atas
kemudian menggulunggnya daun yang lebih tua dan akhirnya layu secara
keseluruhan. Menggulungnya daun ini mengakibatkan kemampuan daun
menerima cahaya matahari menurun dan berdampak pada laju fotosintesis.
Penurunan laju fotosintesis berberdampak pada produktivitas tanaman
tersebut.
Jamur ini menginfeksi melalui akar, utamanya pada luka akar
akibat dari serangan Nematoda puru akar, pemindahan bibit dari
penyemaian maupun akibat dari munculnya akar lateral. Jamur ini akan
berkembang dan menetap di berkas vaskuler. Jamur ini tidak mengganggu
proses trasportasi di berkas vaksuler karena hifa dari jamur ini tidak cukup
menyumbat aliran air pada jaringan xylem.
Penyebab kelayuan adalah dibentuknya polipeptida yang disebut
likomarasmin, toksin yang dapat mengganggu permeabilitas membrane.
Likomarasmin diangkut dalam badan tumbuhan dengan cepat dan bersifat
toksin. Ini mengubah permeabilitas sel terhadap air dan salah satu
pengaruhnya yaitu transpirasi tumbuhan yang cepat. Laju traNspirasi yang
cepat dan tidak mampu diimbangi oleh laju transportasi, maka akan terjadi
kelayuan baik secara sementara maupun secara permanen. Selain itu jamur
ini juga menghasilkan asam fusarat. Asam fusarat dapat menghambat
pertumbuhan kalus dan tunas. Hal ini diduga karena terganggunya
permeabilitas membran sel, terhambatnya oksidasi sitokrom dan respirasi
pada mitokondria sehingga menghambat sintesis ATP, serta penurunan
aktivitas fenol.
F. oxysporum menghasilkan enzim pektolitik, terutaman pectin-
metil-esterase (PME) dan depolimerase (DP). PME mereduksi etal dari
rantai pectin dan menghasilkan asam pektat. DP memecah rantai asam
pektat menjadi poligalakturonida dengan dengan berbagai berat
molekul.enzim tersebut memecah bahan pectin dalam dinding sel
pembuluh xylem dan pectin pada parenkim xylem. Pemecahan bahan
pectin dari dinding sel mengakibatkan sel kehilangan kekakuannya
sehingga tanaman menjadi layu. Fragmen-fragmen asam pektat masuk ke
22
pembuluh xylem dan membentuk masa koloidal yang mungkin
menggandung bahan nonpektin dan dapat menyumbat pembuluh.
Penyumbatan oleh fragmen asam pektat dapat menghalangi proses
penghantaran air dan nutrisi tanah. Keadaan ini mengakibatkan tanaman
mengalami kekurangan air, terlebih ketika laju transpirasi tinggi.
Kekurangan air mengakibatkan tekanan turgor sel menjadi menurun dan
menjadikan tanaman layu. Jika tidak segera teratasi, tanaman akan
mengalami layu permanen dan mati.
3. Bintik-bintik
23
Gambar 8. Penyakit hawar daun (antonmhb.lecture.ub.ac.id)
Blight disebabkan bakteri dan fungi yang merusak sebagian
tanaman atau mematikan tanaman. Patogen menginfeksi melalui stomata,
luka atau merusak jaringan tanaman. Bebrapa infeksi bakterial dapat
terjadi melalui asosiasi dengan biji. Kerusakan jaringan diikuti dengan
infeksi awal yang menyebabkan hidrolisis eksoenzim, toksin yang
menghalangi metabolisme atau lendir yang menghambat aliran air dan
nutrien. Layu pada umumnya terjadi beberapa hari sesudah infeksi.
Tanaman yang tampaknya sehat segera berubah menjadi berwarna coklat
dan mati.
24
Gambar 9. Xanthomonas oryzae (prgdb.crg.eu)
25
Gambar 10.Tumor (basicartikel.blogspot.com)
26
luar sel. Pertumbuhan gall sering kali menghasilkan pemutarbalikan akar
dan batang. Produktivitas menurun karena gall mengambil banyak nutrien.
Ti-plasmid (Tumor yang disebabkan oleh plasmid) dari
Agrobacterium, melakukan penetrasi pada sel tanaman dan mengadakan
integrasi pada DNA tanaman, bertanggung jawab menghambat diferensiasi
sel dan merangsang multiplikasi sel. Ti-plasmid mengandung gen untuk
sintesis asam indol asetat dan sitokinin. Hormon-hormon ini dipercaya
bertanggung jawab pada multiplikasi dari sel tumor dan kemungkinan
transformasi sel tanaman. Salah satu gen dari Ti-plasmid mengkode enzim
octopine sintase dan nopaline sintase, yang mengkatalisis sintesis asam
amino octopine dan nopaline berturut-turut. Sel tumor yang mengandung
Ti-plasmid mensekresi sejumlah besar satu dari dua asam amino, yang
kemudian digunakan oleh Agrobacterium sebagai sumber karbon dan
energi. Jadi Agrobacterium tumefaciens menyebabkan sel tanaman
memproduksi nutrien khusus yang menyebabkan bakteri yang lain tidak
menggunakannya. Ti-plasmid juga mengkode permease dan enzim
katabolik menyebabkan Agrobacterium menggunakan octopine dan
nopaline sebagai sumber karbon dan energi.
6. Klorosis
27
virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota
suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah
bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV
adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini
dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-
bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia,
pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang
menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring
dengan saringan keramik yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak
dapat menembus dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap
tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang
bertanggung jawab atas gejala tersebut.
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron. Virus ini menginfeksi
tanaman dan berkembang biak dalam jasad inang. Ketika Tembakau
Mosaic Virus menulari tanaman tembakau, virus memasuki mekanis
(Misalnya melalui dinding sel tumbuhan pecah) dan bereplikasi. TMV
menulari tanaman tembakau secara mekanis melalui dinding sel yang
pecah, lalu berreplikasi. Virus yang telah berreplikasi tersebut menyebar
ke sel tetangga melalui plasmodesmata. TMV menghasilkan protein yang
disebut P30, protein ini akan memperbesar plasmodesmata dan virus
tersebut akan bergerak dari sel ke sel sebagai suatu kompleks RNA.
28
Gejala pertama yang terlihat adalah terdapat warna hijau muda
pada urat-urat daun muda. Diikuti oleh adanya “mosaik” atau bintik-bintik
terang dan gelap pada daun. Gejala ini berkembang cepat pada daun muda.
Virus ini menginfeksi pada awal musim sehingga pertumbuhan tanaman
terhambat.
Selain TMV, virus mozaik juga ditemukan pada tomat, mentimun,
dan lada. Selain TMV, virus tungro juga merupakan virus pada tumbuhan.
Virus spesifik ini menyerang padi dan mengakibatkan tanaman padi
mengerdil sehingga produktivitas menurun.
Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun.
Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan
pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat
pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman yang
terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran
daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika
menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya
kerdil. Virus ini mampu menular secara mekanis yakni melalui tangan
manusia saat memetik daun tembakau, perasan air daun tembakau yang
terjangkit dan melalui pembibitan.
29
Daun yang keriting dan buah yang cacat disebabkan oleh virus, bakteri dan fungi.
Organisme menginfeksi daun atau buah dan membunuh sel serta menginduksi
pengerutan atau ekspansi sel yang menyebabkan jaringan mengalami perubahan
bentuk. Gejala yang ditunjukan berupa helai daun mengalami “vein clearing”,
dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas,
tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut dari
geminivirus menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang,
tanaman kerdil dan tidak berbuah.
8. Kanker
30
Mildew disebabkan oleh fungi yang tumbuh pada dan dalam
permukaan daun, batang dan bunga. Pertumbuhan yang ekstensif dari
fungi menyebabkan layu dan kematian tanaman. Gejala penyakit embun
tepung didahului oleh bercak putih pada daun bagian bawah. Bercak putih
tersebut seperti tepung yang merupakan kumpulan konidia dan konidiofor
cendawan penyebabnya. Bercak putih akan meluas ke seluruh daun,
bahkan pada varietas rentan, polong dan batang juga memutih. Penyakit
yang menyerupai tepung tersebut adalah konidifor dan konidia cendawan
penyebab embun tepung. Konidium akan membentuk haustorium yang
berkembang di dalam sel-sel daun, menghisap cairan nutrisi tanaman,
sehingga proses metabolisme terganggu.
Selain itu, konidium dan konidiofor di permukaan atas daun akan
menghambat fotosintesis dan transpirasi (Mignucci and Boyer 1979).
Infeksi yang parah menyebabkan daun mengering dan akhirnya rontok.
Infeksi yang parah sebelum fase pembungaan menyebabkan polong kecil
atau bahkan tidak terbentuk polong sama sekali (Hardaningsih 1987).
Gejala tersebut hampir sama dengan gejala penyakit embun tepung pada
beberapa komoditas lainnya, misalnya kacang buncis, anggur, dan melon
(termasuk tanaman perdu). Berbeda dengan embun tepung pada tanaman
“ek” (pohon “ek”), penghambatan hanya terjadi pada metabolisme primer,
misalnya karbohidrat dan protein (Mignucci dan Boyer 1979). Pada
tanaman kedelai, penghambatan terjadi pada metabolisme primer dan
sekunder (termasuk daya tahan tanaman, misalnya adanya fenol dan
lignin) (Marcais dan Deprez-Loustau, 2012). Menurut Grau (2006),
penyakit embun tepung pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh
cendawan Microsphaera diffusa (Gambar 1C), dan pada kacang hijau yang
disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni (Gambar 1D). Almeida et
al. (2008) menyebutkan bahwa M. diffusa yang menginfeksi tanaman
kedelai merupakan sinonim dari E. diffusa.
10. Pembusukan
31
Gambar 18. Pembusukan pada daun (maulzxxx.wordpress.com)
Pembusukan disebakan oleh bakteri, fungi yang tumbuh pada dan
dalam permukaan biji, akar, batang, dan daun. Pertumbuhan ekstensif
organisme menyebabkan kematian jaringan. Rhizoctonia solani adalah
fungi penyebab penyakit pada tanaman kentang, tomat, kol yang
menyerang bagian biji, batang, dan daun.
32
Bintik hitam disebabkan oleh fungi yang hidup pada jaringan
tanaman dan menstimulasi jaringan untuk tumbuh tidak terkontrol.
Terdapat pada bunga, buah, dan batang.
12. Karat
33
akhir musim tanam, karat berubah/mengkonversi ke menghasilkan
teliospore, yang berisi 2 nukleus haploid pada tipe perkawinan
berlawanan. Sebelum musim dingin, nucleus kering untuk membentuk sel
diploid, yang tetap aktif sampai musim semi berikutnya ketika mengalami
meiosis untuk menghasilkan 4 sel haploid yang diketahui sebagai
basidiospores, structure borne disebut basidium. basidiospores selanjutnya
mengalami meiosis didalam nucleus untuk menghasilkan basidiospores
matang yang berisi 2 nukleus haploid pada beberapa tipe
perkawinan/kematangan yang sama. Basidiospores tidak dapat
menginfeksi tanaman sereal, tetapi sebaliknya, dibawa oleh angin dan
menginfeksi daun barberry pada umunya yang muda (Berberis vulgaris),
atau Berberi yang rentan lainnya, Mahonia atau spesies Mahoberberi
atau kultivarnya. Pada Berberis, basidiospores melakukan penetrasi
langsung ke epidermis daun, dan akibat infeksi tersebut menghasilkan
struktur khusus yang disebut pycnia (atau spermagonia).
Pycnia (atau spermagonia) dihasilkan dari infeksi pada daun
muda barberry oleh basidiospores yang terjadi pada tahap seksual dari
siklus hidup cendawan tersebut. Ketika hypa diterima dari satu pycnidium
yang telah dibuahi oleh pycniospores (atau spermatia) dari ipe perkawinan
pycnidium yang compatible, sel-sel haploid tersebut menjadi dikaryotik.
Hifa yang dibuahi membentuk aecium, pada bagian bawah daun barberry,
yang menghasilkan rantai aeciospores yang dikelilingi tampak seperti
bentuk dari sel cendawan. Setiap aeciospores berisi 2 inti yang tampak
seperti urediniospores dan tampak seperti sel-sel aecium. Aeciospores
yang dibawa oleh angin, dan menginfeksi sereal yang menembus melalui
stomata. Setelah tanaman sereal terinfeksi, aeciospores berkembang dan
membentuk uredia dibawah epidermis tanaman, kemudian menghasilkan
urediniospores dikaryotik. Uredia ini akhirnya pecah pada epidermis
tanaman dan kembali menyebar oleh angin ke sekitar tanaman sereal,
melanjutkan siklus hidupnya
P.gramini merupakan cendawan heteroecious, macrosiklik,
parasit obligat. Perkembangan tahap 0-1 pada Berberis spp.,
34
Mahonia spp., tahap II-III pada genus yang berbeda yaitu Poaceae.
Species ini meliputi beberapa specials formae dan f.sp.secalis yang
menyebabkan karat batang pada Rye. Infeksi oleh f.sp.secalis juga pada
Hordeum, Elytriga, Bromus, dan lain-lain. Karat batang pada rye dalam
bentuk pustule yang memanjang yang meletus melalui permukaan jaringan
inang. Pustule mengandung urediniospores berwarna merah bata. Mereka
terutama terbentuk pada batang, tetapi juga dapat terjadi pada daun dan
selubung daun. Urediniospores berbentuk ellipsoidal. Tanaman yang telah
matang, terliospores yang terbentuk berwarna gelap dan mengkilap.
Teliospores berbentuk ellipsoidal, clavate, berbentuk spindle (gelondong).
Telia musim dingin, menyebar sehingga teliospores berkecambah dan
menghasilkan basidiospores haploid, yang menginfeksi inang alternative,
membentuk spermagonia. Kopulasi spermacia dan generasi diploid yang
baru membentuk aecia yang berada disisi bawah daun inang alternative.
Aeciospores menginfeksi rye atau inang gramineous lainnya, uredia
terbentuk dan memulai ke tahap uredinial baru.
Adapun karat daun juga dapat disebabkan oleh jamur Hemileia
vastatrix pada tanaman kopi. Proses infeksi jamur Hemileia vastatrix
dimulai dari adanya jamur Hemileia vastatrix yang melekat pada daun dan
mulai mengeluarkan hifa untik menginfeksi daun. Hifa-hifa yang
dikeluarkan oleh jamur ini terkadang sampai menutup stomata sehingga
mengganggu proses fotosintesis.
35
Busuk coklat pada buah disebbakan oleh fungi dari genus
Monilinia. Ascospora dari fungi tumbuh pada hifa, yang kemudian tumbuh
pada permukaan dan masuk jaringan pada perkembangan buah.
Pertumbuhan hifa menyebabkan mummifikasi (pengeringan) pada buah.
1. Unsur Esensial
36
menyebabkan unsur unsur lainmenjadi lebih mudah tersedia, atau
melawan efek unsur lain.
Unsur hara makro yang diserap oleh tanaman relatife banyak yang
diperlukan, kekurangan unsur hara makro menimbulkan defisiensi yang
tidak dapat digantikan oleh unsur lain sedangkan kelebihan unsur hara
mikro tidak menimbulkan pengaruh karena akan terlarut ke dalam tanah
atau larut oleh air.
37
Atmosfera
Fotosintesa dan
Fiksasi
Hewan Pembakaran
Tanaman
Bahanbakar
Bahan Organik fosil
Mati
Jasad Hidup mikro
Fiksasi
Tanah
Pelapukan Bahan
Induk tanah
Pemupukan
Reduksi Ion
Ion Oksidasi
an organik
38
d. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan
bahan organis.
Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 (Nitrat) dan NH4
d. Oleh bakteri-bakteri
Pemberian zat N terlalu banyak bagi tanaman penghasil buah akan kurang
baik karena:
2. P (Fosfor)
39
penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan
meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah, penyusun protein dan lemak.
Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang
terdapat pada : :
40
dan besi. Sedang pada pH tinggi fosfat terikat sebagai senyawa
Kalsium.pH optimum untuk fosfat 6,5.
3. K (Kalium)
Kalium berfungsi:
Menurut penelitian Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian
tanaman yang banyak mengandung protein, inti sel tidak mengandung
kalium.
4. Ca (Kalsium)
41
Kalsium termasuk unsur hara yang esensial, unsur ini diserap dalam
bentuk Ca. Sebagian besar terdapat dalam daun dalam bentuk kalsium
pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat juga pada
batang, berpengaruh baik pada pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu
akar. Kalsium berfungsi sebagai berikut:
b. Ca ada hubungannya dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari
tanaman
5. Mg (Magnesium)
42
6. S ( Belerang)
Tentang sumber sulfur, yang terutama sisa-sisa tanaman dan jasad renik
atau serangga. Zat sulfur dari sisa-sisa ini baru terlepas bilamana telah ada
pelapukan khususnya dari zat protein.
Bila kita memakai pupuk TSP, TSP mempunyai kandungan fosfat dan
Sulfur kurang lebih berimbang.
B. Unsur Hara Mikro
43
b. Bahan organik
d. Tanah yang ditanami sangat intensif, dan hanya dipupuk dengan unsur
makro.
c. Jerapan liat
1. Fe (Besi)
a. Catalase
44
b. Peroksidase
c. Prinodic hidrogenase
d. Cytochrom oxidase.
2. Bo (Borium)
Borium diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3 dan berperan dalam
pembentukan atau pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga
dalam pertumbuhan tepung sari, bunga dan akar. Pada legume berperan
dalam pembentukan bintil-bintil akar. Unsur ini dapat memperbanyak
cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah
bakteri parasit.
3. Mn (Mangan)
45
Tersedianya Mangan bagi tanaman tergantung pada pH tanah. Dimana
pada pH rendah Mangan akan banyak tersedia.
4. Zn (seng)
5. Cu (Copper/Cuprum/Tembaga)
b. Lacosa
46
Umumnya tanah jarang sekali yang kekurangan Cu, akan tetapi
apabila terjadi kekurangan Cu, maka pengaruhnya terhadap daun yang
dalam hal ini daun menjadi bercoreng-coreng (belang), ujung daun
memutih, keadaan demikian lazim disebut penyakit reklamasi (reclamation
desease). Jika kekurangan Cu berkelanjutan, tanaman akan menjadi layu
dan akhirnya mati. Tembaga (Cu) mempunyai peranan penting dalam
pembentukan hijau daun (khlorofil).
6. Mo (Molybdenum/Molibden)
7. Cl (Clorine/Khlor)
Dari hasil analisa pada tanaman ternyata bahwa Cl banyak terdapat dalam
abu tanaman (relatife besar) dan dari hasil penyelidikan Cl ternyata banyak
terdapat pada tanaman yang mengandung serat, seperti kapas. Bagi
tanaman yang menghasilkan tepung, Cl memberikan pengaruh jelek
terhadap kualitas tepungnya. Pada tanaman tembakau apabila Cl
keadaannya lebih besar maka produksi tembakaunya akan jelek. Bentuk Cl
47
yang beracun pada tanaman tergantung pada iklim, sifat tanah dan lain-
lain. Dari hasil penyelidikan bentuk Cl yang lebih dari 0,1% bagi tanaman
pada umumnya akan menimbulkan keracunan, sedangkan pada padi
timbulnya keracunan apabila bentuk Cl adalah sekitar 0,3%.
8. Co (Cobalt/Kobal)
48
pembukaan stomata, dalam hal ini unsur Na berperan untuk membantu
fungsi unsur K (Kalium). Tetapi unsur Na tidak dapat menggantikan peran
unsur K, sebaliknya tanpa unsur Na pun kalium dapat berfungsi dengan
baik.
Aluminium (Al) dan Silikat (Si) adalah unsur kimia yang selalu terdapat
pada setiap tumbuhan tetapi fungsi dan manfaatnya masih diragukan. Al
dan Si hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh jenis
tanaman tertentu, misalnya unsur Si dibutuhkan oleh tanaman berserat
tetapi bukan untuk tanaman makanan ternak.
Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas
sel–sel untuk mengambil zat-zatmakanan dari komponen sel itu sendiri
sebagai sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawakimia
yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut
nutrisi.salah satu nutrisi pada tumbuhan yaitu unsur hara. Unsur hara
bermanfaat bagi tanaman apabila tersedia dizona penyerapan tanaman
(sekitar akar dan daun) serta berada dalam bentuk yang dapat diserap.
a. Unsur hara Carbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H) dapat diserap
dalam bentuk gas. Ketiga unsur hara ini disebut hara non mineral, karena
tidak berasal dari mineral yang ada didalam tanah. Selain itu unsur C, H, O
juga dapat diserap berbentuk ion dari dalam tanah.
49
b. Unsur mineral sebanyak 13 jenis, yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn,
Cu, Mo, B, Cl, Co diperoleh tanaman dari dalam tanah.
semua unsur mineral ini diserap tanaman dalam bentuk ion, kecuali B
diserap dalam bentuk asam borat. Dalam tumbuh dan kembang tanaman,
16 unsur hara diatas disebut unsur hara essensial, artinya tumbuh dan
kembang tanaman akan berjalan baik dan sehat apabila 16 unsur hara ini
bisa tercukupi. Secara total ada 118 unsur kimia yang diketahui.
Unsur hara yang berada didalam tanah baru dapat diserap tanaman apabila
terjadi kontak dengan akar tanaman.
1. Intersepsi Akar
50
Makin luas cakupan keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas
permukaan bidang serapan akar terhadap unsur hara.
Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).
Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza,
simbiosis jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar
bila tanaman tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur (Comerford
2005; Havlin et al. 2005 dalam Munawar 2011).
Unsur hara yang dapat diserap melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg).
2. Aliran Massa
Jumlah hara yang bergerak dengan model aliran masa, sebanding dengan
jumlah air yang diserap tanaman dan konsentrasi hara didalam air tersebut.
Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya pasif.
Lokasi unsur hara agak jauh dari permukaan akar.
Kekeringan akan mengakibatkan penurunan jumlah hara yang bergerak
dengan model aliran massa.
Unsur hara yang diserap melalui model ini adalah N (dalam bentuk NO3-),
Ca2+, Mg2+, H3BO3 dan sulfur.
3. Difusi
Yaitu proses pergerakan hara didalam larutan tanah dari bagian yang
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
51
Bagian tanah yang banyak unsur hara = konsentrasi tinggi.
COOH —> COO– + H+. Ion H+ dapat digantikan oleh ion pada unsur hara.
Setelah unsur hara memasuki jaringan akar tanaman, maka unsur hara ini
diangkut melalui xylem dari akar ke daun. Pergerakan unsur hara dari akar
ke daun dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu :
Dengan adanya ketiga kondisi ini maka sampaikan unsur hara kedaun,
kemudian bereaksi dengan glukosa hasil fotosintesis, dan diedarkan ke
seluruh bagian tanam melalui pembuluh floem.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
52
1. Bentuk-bentuk interaksi antar makhluk hidup adalah netralisme,
mutualisme, komensalisme, parasitisme, aantagonism sinergisme, dan
kompetisi.
2. Mikoriza adalah asosiasi mutualistik antara fungi dengan akar tanaman.
3. Ektomikoriza berbeda dengan endomikoriza dalam hal cara infeksi,
struktur, jenis fungi, tanaman asosiasi, dan ekologi mikroba.
4. Fiksasi nitrogen adalah proses alami atau industri yang menyebabkan
nitrogen bebas (N2), yang merupakan gas yang tersedia berlimpah di
udara, untuk bergabung secara kimia dengan unsur-unsur lain untuk
membentuk senyawa nitrogen yang lebih reaktif seperti amonia, nitrat,
atau nitrit.
5. Contoh interaksi menguntungkan antara mikroba dan tanaman adalah
fiksasi nitrogen, menghasilkan fitohormon, mengoksidasi senyawa
ammonia, dan juga mengubah senyawa Nitrit yang beracun.
6. Contoh interaksi yg merugikan antara mikroba dangan tanaman
disebabkan oleh serangan patogen (penyebab penyakit) kepada inang
(host). Pada interaksi ini pihak tumbuhan (inang) lebih dirugikan oleh
patogen. Adapun penyakit yang ditimbulkan dari serangan patogen ini
yaitu akar lunak, wilts, bintik-bintik, blight, bisul/tumor/gall, klorosis,
daun keriting dan cacat buah, kanker, mildew, pembusukan, bintik hitam,
karat, dan busuk coklat pada buah.
7. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan adalah unsur esensial yang dibagi
menjadi unsur esensial mikro dan mikro. Unsur hara makro (N, P, K, Ca,
Mg, S) sebesar 0,1% – 5%..Unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl)
sebesar <0,025%.
8. Nutrisi yang tidak dibutuhkan oleh tumbuhan adalah unsur non-esensial
artinya walaupun unsur tersebut tidak terdapat namun tumbuhan tersebut
masih dapat hidup karena terdapat unsur lain yang mengantikan
3.2 Saran
53
Dampak positifnya memberikan keuntungan kepada kedua organisme
sementara dampak negatif hanya menguntungkan salah satu organisme
dan yang lainnya dirugikan. Hendaknya untuk mengurangi dampak negatif
perlunya kesadaran manusia untuk menjaga dan merawat tumbuhan.
Dengan begitu dampak negatif dan kerugian dapat dikurangi. Unsur
esensial dan unsur non-esensial sangat mempengaruhi pertumbuhan dari
tanaman, Kalau unsur esensial mikro terdapat dalam jumlah yang
berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Makanya perlu dipahami
agar penggunaan unsur non esensial yang tidak berlebihan agar tidak
menimbulkan keracunan pada tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, L. 2015. “Makalah Mikologi (Pemanfaatan Mikoriza dalam Bidang
Pertanian)”. Dalam http://www.academia.edu/16149026/MAKALAH_
PEMANFAATAN_MIKORIZA_DALAM_PERTANIAN. Diakses 22
April 2019.
Babyzazzle, A. 2016. “Mycorrhiza”. Dalam https://slideplayer.info/slide/3128320/
Diakses 22 April 2019.
Jerry, R.T. 2015. Hubungan Antara Miroba dengan Tumbuhan. Dikases tanggal
23 April 2019
54
miklinguinsgd01.wordpress.com/2018/03/04/macam-macam-interaksi-
mikroba/. Diakses 22 April 2019.
55