Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“MICROBIAL AND NUTRITION IN PLANT”

OLEH :

RIO ANGGORO PRASETYO AJI 1713041042/4A

DEDE ADI CAHYANA 1713041043/4A

I KADEK YOGA ADITYA 1713041039/4A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Microbial and Nutriton in Plant”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Bioteknologi.

Makalah ini dibuat berdasarkan buku dan juga internet sebagai referensi.
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami materi yang
diberikan dalam makalah ini.

Sebagai penulis, tentu kami membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca
karena kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, tentunya agar di masa depan kami dapat
memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata.

Singaraja, 23 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.......................................................................................Latar Belakang
.............................................................................................................1
1.2..................................................................................Rumusan Masalah
.............................................................................................................4
1.3....................................................................................Tujuan Penulisan
.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

2.1.................................................................................................Mikoriza
.............................................................................................................8
2.2...........................................................Ektomikoriza dan Endomikoriza
...........................................................................................................10
2.3.....................................................................................Fiksasi Nitrogen
...........................................................................................................12
2.4....Microbial Pada Tumbuhan Yang Menguntungkan Pada Tumbuhan
...........................................................................................................16
2.5........... Microbial Pada Tumbuhan Yang Merugikan Pada Tumbuhan
..........................................................................................................17
2.6........................................................................ Nutrisi Pada Tumbuhan
..........................................................................................................36

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan…..........................................................................………. 52
3.2 Saran....................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu tentang pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada ilmu biologi semata, tetapi
bioteknologi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bioteknologi dapat dikatakan
sebagai ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa.
Keterkaitan antara bioteknologi dengan dunia pertanian cukup erat.
Melalui bioteknologi terjadi suatu revolusi hijau pada dunia pertanian. Kemajuan
dalam bidang pertanian ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain. Kemajuan ini dapat diterapkan juga di bidang
pangan. Dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan, dan
DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih banyak jika dibandingkan tanaman biasa,
serta lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Dalam budidaya
tanaman, bioteknologi juga mempunyai peranan yang sangat besar terutama
dalam pengembangan dan penyediaan pupuk organik (biofertillizer) dan pestisida

4
(biopestisida), sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman maupun hasil pertanian. Selain itu, bioteknologi pertanian juga dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap konservasi lahan dan
lingkungan. Kemajuan bioteknologi dalam bidang pertanian tidak dapat
terpisahkan dari adanya unsur mikroba yang menjadi kunci dalam pengembangan
bioteknologi.
Mikroba (dikenal juga dengan mikroorganisme) merupakan organisme
uniseluler yang memiliki ukuran sangat kecil (< 1 mm), sehingga dalam
pengamatannya diperlukan alat bantu penglihatan. Keberadaan suatu organisme
dalam lingkungannya dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimiawi. Mikroorganisme
yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan akan mampu
melangsungkan aktivitas hidupnya seperti tumbuh, menghasilkan energi, dan
mengadakan reproduksi.

Mikroorganisme meliputi bakteri, yeast, kapang, jamur, prokariota,


protista, dan alga uniseluler. Salah satu habitat mikrorganisme adalah akar
tanaman (rhizosfer). Rhizosfer tersebut kaya akan eksudat yang dikeluarkan oleh
tanaman melalui proses sekresi akar. Kandungan dalam eksudat yaitu karbohidrat,
asam amino, asam organik, enzim-enzim, dan senyawa-senyawa lain.
Mikroorganisme memanfaatkan eksudat melalui proses yang dikenal sebagai
dekomposisi. Dekomposisi eksudat oleh mikroorganisme menghasilkan energi
dan senyawa prekursor. Senyawa prekursor selanjutnya dapat dimanfaatkan baik
oleh tanaman maupun mikroorganisme itu sendiri. Oleh karena itu, keberadaan
mikroorganisme menjadi salah satu indikator dalam produktivitas tanah. Tanah
yang berada dalam kondisi normal biasanya mengandung berbagai jenis
mikroorganisme.

Mikroorganisme memiliki peranan yang penting dalam kehidupan seperti


dimanfaatkan dalam proses fermentasi (misalnya Aspergillus niger), penghasil
antibiotik, vektor dalam genetika modern, dan sebagai pengikat nitrogen guna
meningkatkan kesuburan tanah. Contoh bakteri pengikat nitrogen yaitu
Azotobacter, Clostridium, Rhodospirilium, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus.
Selain itu, mikroorganisme juga berperan sebagai dekomposer yaitu
mendekomposisi bahan organik menjadi materi anorganik sehingga dapat

5
mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah, dan menyediakan nutrisi bagi
tumbuhan. Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan
tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang
tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan oleh manusia
untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya, sama dengan manusia
memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan secara seimbang
untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang optimal. Pemupukan
seimbang yaitu pupuk yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan
pada tanaman itu sendiri. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman
memiliki perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman
yang sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis
unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur hara
mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg,
S).

Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat menyebabkan


terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala kelebihan unsur hara
pada tanaman dapat dilahat dari gejala fisik pada bagian-bagian tanaman seperti
gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan buah selain itu tanaman juga
akan menunjukkan gejala seperti daun yag terhambat sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil dan perubahan warna pada daun sering disebut sebagai
klorosi. Defisiensi unsur hara pada tanaman dapat terlihat pada daun-daun pada
umumnya. Salah satu contoh kekurangan unsur hara misalnya yaitu kekurangan
unsur hara S, tanaman yang kekurangan unsur S menunjukkan suatu defisiensi
seperti terlihat gejala pada daun tanaman mengunig, dan terkadang disertai dengan
berubahnya warna daun mejadi kemerahan. Sedangkan untuk gejala jika
kelebihan unsur hara mikro yaitu dimana tanaman dapat terjadi keracunan
sehingga menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik. Pentingnya
pengetahuan dalam defisiensi tanaman akibat kekurangan unsur hara dapat
dijadikan suatu pedoman maupun petunjuk yang dapat digunakan oleh peani yang
sedang berbudidaya tanaman dalam melakukan untuk menentukan pemupukan
yang tepat, optimal, jenis pupuk yang harus digunakan. Oleh karena itu perlu

6
adanya pengetahuan tentang defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro pada
tanaman.

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua


faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah.Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklushidupnya dengan sempurna.

Layaknya manusia, tumbuhan juga membutuhkan makanan untuk


pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur makro dan unsur mikro merupakan
makanan bagi tanaman. Bedanya hanya pada takaran yang dipakai oleh tanaman
tersebut. Jika tanaman kekurangan satu unsur hara saja (makro/mikro), walaupun
unsur hara yang lain cukup banyak, maka produktivitas pertumbuhan tanaman
akan terganggu. Kunci nya adalah, pengelompokan kandungan unsur hara makro
dan mikro dalam tanah dapat kita gunakan untuk memperkirakan kebutuhan unsur
hara tanaman. Dengan itu kita dapat memberikan unsur hara (pupuk) dalam
jumlah yang lengkap dan seimbang sehingga kebutuhan sumber hara pada tanah
akan optimal dan terjaga.

Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan mikoriza?


2. Bagaimana perbedaan antara ektomikoriza dan endomikoriza?
3. Apa yang dimaksud dengan fiksasi nitrogen?
4. Apa saja contoh interaksi menguntungkan antara mikroba dengan
tumbuhan?
5. Apa saja contoh interaksi merugikan antara mikroba dengan tumbuhan?
6. Apa saja Nutrisi esensial dan non esensial yang terdapat pada tumbuhan?

7
7. Apa saja pengaruh dari unsur-unsur yang terdapat pada tumbuhan?
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Memahami definisi mikoriza
2. Memahami perbedaan ektomikoriza dan endomikoriza
3. Memahami fiksasi nitrogen
4. Memahami interaksi yang menguntungkan antara mikroba dengan
tumbuhan
5. Memahami interaksi yang merugikan antara mikroba dengan tumbuhan
6. Memahami Nutrisi esensial dan non esensial yang terdapat pada tumbuhan
7. Memahami pengaruh dari unsur-unsur yang terdapat pada tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mikoriza

Mikoriza berasal dari Bahasa Yunani “Mycorrhizae” yang memiliki


arti “fungi akar”. Mikoriza pertama kali ditemukan oleh Albert Bernhard
Frank seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman pada tangal 17 April 1885 dan
berhubungan dengan bentuk hubungan (simbiotik) antara fungi dengan akar
tanaman. Sebagian besar akar tumbuhan mungkin dijumpai dalam bentuk
mikoriza. Dalam hubungan ini, fungi dan akar tanaman terintregasi
membentuk mikoriza. Keduanya mendapat keuntungan dari asosiasi ini. Fungi
mendapatkan nutrien organik dari tanaman, sedangkan tanaman akan
terlindungi dari tanaman patogen lain. Fungi mikoriza memproduksi substansi
allelopathik bersifat toksik yang akan menghambat pertumbuhan tanaman di
sekitar tanaman tersebut sehingga mengurangi kompetisi (Ristiati, 2017).
Selain itu, pertumbuhan tanaman lain (patogen) terhambat karena mikoriza
memanfaatkan kelebihan eksudat dan karbohidrat untuk menciptakan kondisi
yang tidak cocok bagi pertumbuhan tanaman lain (patogen). Mikoriza juga
mengurangi perkembangan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh
Phytopthora cinamomi dan dapat menekan pertumbuhan nematoda. Pada
lingkungan yang basah, mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya

8
ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yang kering atau gersang,
mikoriza membantu pengambilan air, dan peningkatan transpirasi (Ristiati,
2017).

Mikoriza merupakan mahluk hidup, maka sejak berasosiasi dengan


akar tanaman, jamur mikoriza ini terus berkembang dan selama itu juga
berfungsi membantu tanaman. Dengan adanya mikoriza, resitensi (ketahanan)
akar terhadap gerakan air menurun, sehingga transfer air ke akar meningkat.
Keberadaan mikoriza menyebabkan status P (phosphor) tanaman meningkat,
sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula. Hifa
ekternal menyerap unsur P dari dalam tanah dan segera berubah menjadi
senyawa polifosfat. Senyawa ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa dan
dipecah menjadi fosfat organik yang dapat diserap oleh tanaman. Adanya hifa
eksternal juga menyebabkan tanaman bermikoriza lebih mampu mendapatkan
air daripada yang tidak bermikoriza. Hal ini dikarenakan hifa eksternal mampu
menyerap air pada pori-pori tanah ketika akar tidak mampu lagi menyerap air.

Pada tanaman bermikoriza, jumlah air yang dibutuhkan untuk


memproduksi 1 gram bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman
yang tidak bermikoriza. Tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap
kekeringan karena pemakaian air yang lebih ekonomis. Pengaruh tidak
langsung karena adanya miselium eksternal menyebabkan mikoriza efektif
dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan
air meningkat. Aplikasi mikoriza akan membantu proses penyerapan air yang
terikat cukup kuat pada pori mikro tanah, sehingga panjang musim tanam
tanaman pada lahan kering diharapkan dapat terjadi sepanjang tahun. Kondisi
lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji akan mendukung pula
untuk perkecambahan spora mikoriza.

Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis


dan aktivitas enzim, selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa
secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui
epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung
sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur

9
mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk
transportasi karbon dan hara lainnya ke dalam spora, selain fungsinya untuk
menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.

Interaksi mikroba terhadap tumbuhan berupa golongan jamur yang


disebut mikoriza memunculkan adanya potensi biofertilizer (karena mikoriza
mampu menyuplai unsur hara dan air) sehingga dapat meningkatkan
produktivitas budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini
bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara
berkelanjutan. Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesi pada
habitat yang terganggu secara ekstrem. Mikoriza yang menginfeksi akar
tanaman berperan dalam perbaikan nutrisi tanaman dan meningkatkan
pertumbuhan, karena hifa mikoriza mempunyai kemampuan yang tinggi
dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara fosfat, nitrogen, sulfur,
seng, dan unsur esensial lainnya. Dengan adanya mikoriza, laju penyerapan
unsur hara oleh akar bertambah hampir empat kali lipat dibandingkan dengan
perakaran normal, demikian juga luas penyerapan akar makin bertambah
hingga delapan puluh kali. Mikoriza berperan juga sebagai bio-protektor
terhadap patogen tanaman, bio-remediator bagi tanah-tanah yang tercemar,
dan membantu pertumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar.

2.2 Ektomikoriza dan Endomikoriza


Secara umum, mikoriza dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu
endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman
pertanian, ektomikoriza pada jenis tanaman kehutanan, dan ektendomikoriza
(bentuk peralihan antara ektomikoriza dengan endomikoriza). Namun,
berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dibedakan
ektomikoriza (jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman
dan hanya berkembang di antara dinding sel jaringan korteks membentuk
struktur hartig net atau jaring Hartig dan mantel di permukaan akar) dan
mikoriza (jamur yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan sel korteks dan
membentuk struktur khas yang berbentuk oval (vesicle) dan sistem
percabangan hifa yang disebut arbuscule).
1. Ektomikoriza

10
Ektomikoriza tumbuh di sekitar akar tanaman terutama di
ujung akar, selanjutnya melakukan penetrasi ke arah korteks. Jenis
funginya adalah Thelophora terrestris (Ristiati, 2017). Pada umumnya,
ektomikoriza ditemukan pada daerah yang agak dingin (beriklim
sedang), berasosiasi dengan tanaman khusus dan semak-semak.
Ektomikoriza dapat dijumpai pada pohon cemara atau tanaman
berdaun jarum, oak, dan paling banyak tumbuh pada hutan temperata
(tumbuh pada kondisi dingin). Pada ektomikoriza, jamurnya
seluruhnya menyelubungi masing-masing cabang akar dalam selubung
atau mantel hifa. Hifa-hifa tersebut hanya menembus antar sel korteks
akar (interselular) membentuk struktur hartig net atau jaring Hartig.
Fungi yang bersiombiosis dapat berasal dari Basidiomycetes,
Ascomycetes dan Zygomycetes. (Ristiati, 2017). Banyak dari jamur ini
menunjukkan spektrum inang luas (terdapat hubungan yang terbuka
antara fungi dan akar). Hal ini mengandung arti bahwa inang yang
sama mungkin diinfeksi oleh lebih dari satu spesies jamur. Misalnya,
Pinus sylvestris dapat membentuk mikoriza dengan lebih dari 40
spesies fungi. Bila fungi Pisolitus tinctorius diinokulasikan ke dalam
akar tumbuhan, pertumbuhan menjadi lebih cepat dibandingkan
dengan tumbuhan yang tidak diinokulasi dengan fungi tersebut.
Miselium secara luas memanjang ke luar sel sehingga meningkatkan
nutrisi tumbuhan (Ristiati, 2017). Fungi ektomikoriza dapat
ditumbuhkan sebagai biakan murni pada media agar maupun media
cair.
2. Endomikoriza
Pada endomikoriza, hifa fungi tidak membentuk selubung luar,
hifa biasanya masuk ke dalam kortek tanaman dan tumbuh dalam sel
(intraselular) serta membentuk gumpalan (lilitan) sehingga terjadi
pembengkakan. Sebagian hifa akan memperpanjang diri di luar akar
sehingga membentuk hubungan langsung antar sel akar dengan tanah
di sekitarnya. Spora jamur tumbuh pada hifa luar akar tersebut. Akar
fungi pada endomikoriza tidak mungkin untuk berkembang tanpa

11
tumbuhan inang. Endomikoriza dijumpai pada gandum, jagung, jeruk,
buncis, dan rumput. Fungi dalam simbiosis ini biasanya berasal dari
golongan Zygomycetes (Ristiati, 2017). Fungi pada endomikoriza tidak
dapat ditumbuhkan sebagai biakan murni pada media buatan.
Endomikoriza membentuk struktur khas yang berbentuk oval (vesicle)
dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscule. Oleh karena itu,
golongan endomikoriza dikenal sebagai FMA (Fungi Mikoriza
Arbuskula) atau Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Arbuskula
merupakan hifa yang tumbuh dalam sel akar sehingga ukuran sel
menjadi lebih besar daripada sel yang tidak ada arbuskulanya.
Sementara vesikel diduga digunakan sebagai cadangan nutrisi.
Hifa jamur memasuki sel tanaman inang karena menerobos
jaringan inang. Inang yang terlibat dalam asosiasi endotrofik mungkin
termasuk Phycomycetes (memiliki hifa tidak bersekat). Contohnya
pada anggrek. Anggrek memiliki endomikoriza. Contoh spesies angrek
lain dari genus Neottia, Limodorum, Epipogen, Coralliorhiza,
Galeola, Vanilla, Gastrodia, Didymoplexis bergantung dengan jamur,
namun hanya dalam tahap awal kehidupannya. Apabila berkecambah,
biji anggrek menjadi terinfeksi oleh hifa dari dalam tanah. Setelah
penetrasi, jamur muncul dalam sel-sel korteks dalam bentuk kumparan,
menyebabkan pembengkakan dan disorganisasi sel-sel dan akhirnya
mengalami disintegrasi dalam sel-sel inang. Disintegrasi hifa di dalam
sel ini juga disebut “tolifopagi” dan “ptiofopagi” yang merupakan cara
pencernaan oleh inang yang berbeda-beda. Proses ini mungkin terus
berlangsung karena sel inang sudah terinfeksi. Infeksi hanya terbatas
pada sel-sel korteks akar atau pada bagian sistem perakaran. Jamur
dapat memecah lignin dan seluosa dan karena ikut menyumbang dalam
pembusukan bahan organik. Dalam hal ini, jamur tersebut berbeda
dengan jamur ektomikoriza yang tergantung dengan inangnya dalam
hal nutrisi karbonnya.
3. Ektendomikoriza

12
Ektendomikoriza merupakan bentuk intermediet antara ektomikoriza
dan endomikoriza. Golongan ini dikatakan seperti ektomikoriza karena
menghasilkan hartig net dan mantel tetapi hidup dalam sel akar
(intraseluler) yang menjadi ciri dari endomikoriza. Misalnya, Erichoid
dan Orchidaceus.

2.4 Fiksasi Nitrogen

Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di


atmosfir, yang keberadaannya mencapai 78% volume dari atmosfer bumi, dan
sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam
bentuk yang kompleks, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah
larut dalam air.

Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar


nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik
sebagai polutan di lingkungan, dan hanya sebagian kecil yang bisa dimanfaatkan
salah satunya melalui fiksasi nitrogen.

Fiksasi nitrogen adalah proses alami atau industri yang menyebabkan


nitrogen bebas (N2), yang merupakan gas yang tersedia berlimpah di udara, untuk
bergabung secara kimia dengan unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa
nitrogen yang lebih reaktif seperti amonia, nitrat, atau nitrit. Dalam kondisi biasa,
nitrogen tidak bereaksi dengan unsur lainnya. Fiksasi nitrogen ini juga merupakan
proses awal dari siklus nitrogen.

13
Gambar 1. Siklus Nitrogen (www.google.com)

Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan


berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali
memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi
memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung
oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-
bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme.

Fiksasi nitrogen dilakukan secara alami oleh sejumlah prokariota berbeda,


termasuk bakteri. Banyak tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa binatang
(rayap), telah membentuk asosiasi simbiosis dengan mikroorganisme ini.
Contohnya sebagian besar spesies kacang-kacangan, misalnya, menyediakan
habitat bagi bakteri pengikat nitrogen, dan menerima bentuk nitrogen yang dapat
digunakan sebagai timbal baliknya mikroba tersebut dikenal dengan Rhizobium.

Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar   mengambil nitrogen langsung


dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun
menjadi senyawan nitrogen seperti asam amino dan polipeptida yang ditemukan
dalam tumbuhan, bakteri  dan tanah disekitarnya.  Baik bakteri maupun
Leguminoceae tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri bila Rhizobium

14
tidak ada dan apabila nitrogen tidak terdapat dalam tanah leguminoceae tersebut
akan mati, karena nitrogen merupakan unsur yang penting bagi tumbuhan.
            Rhizobium didalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen yaitu
melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH 3). Dalam
sel bakteri ini terdapat unsur yang berperan dalam biokatalis yaitu enzim
nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3
Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase
                

dengan reaksi sebagai berikut:


            N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Adapun tahapan pembentukan nodul akar (bintil akar) pada tanaman
kacang-kacangan akibat interaksi bakteri Rhizobium adalah sebagai berikut :
Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok
bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di
dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi
bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri
dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali
atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan
senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

Terjadinya bintil akar diawali oleh interaksi antara tanaman dan bakteri
Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan sinyal yang akan mengaktifkan ekspresi
gen dari bakteri yang berperan pada nodulasi. Setelah adanya sinyal tadi, bakteri
(Rhizobia) akan mensintesis sinyal yang menginduksi pembentukan meristem
nodul dan memungkinkan bakteri untuk masuk ke dalam meristem tersebut
melalui proses infeksi. Sinyal‐sinyal kimia yang di sintesis oleh bakteri itu pada
dasarnya merupakan asam amino termodifikasi (homoserin lakton) yang
membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang disebut asil homoserin lakton
(AHL). Melalui pendeteksian dan reaksi terhadap senyawa‐senyawa kimia
tersebut sel‐sel tanaman secara individu dapat merasakan berapa banyak sel yang
mengelilingi mereka.

Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya pertukaran sinyal antara


tumbuhan dan bakteri (Rhizobia). tanaman mensekresikan senyawa‐senyawa

15
flavonoid yang gugus fenolnya bersama dengan NodD (protein penggerak) dari
bakteri menginduksi ekspresi dari gen pembentukan noduldari Rhizobia
(nod,nol,noe).Sebagai hasilnya, Rhizobiamemproduksi Nod factors. Induksi Nod
factors direspon oleh tanaman (yang salah satunya) dengan pembentukan nodul.

Proses pembentukan nodul terjadi melalui beberapa tahap perkembangan


yang dimulai dengan kolonisasi bakteri Rhizobia dan lalu menempel pada rambut
akar. Kemudian Rhizobia terjebak di dalam lekukan lipatan rambut akar yang
kemudian mengakibatkan Rhizobia mencoba masuk melalui dinding sel dengan
menyusup dengan membentuk infeksi (luka). Sel kortikoid tertentu dari tanaman
membelah untuk membentuk primordial nodul dan melalui primordial ini
penyusupan sel secara infeksi tumbuh. Pertumbuhan tersebut lebih lanjut akan
membentuk suatu tumor. Di dalam daerah infeksi tersebut bakteri membelah diri
sebelum akhirnya terbentuk nodul dan bakteri tersebut terdiferensiasi menjadi
bakteroid dan mulai mengikat nitrogen

Pada awal respon tanaman terhadap induksi Nod factors, melibatkan aliran
ion yang melewati membran plasma dan berasosiasi di membran, yang diikuti
getaran secara berkala ion kalsium yang diikuti pembentukan ulang rambut akar
dan inisiasi pembelahan sel kortikoid. Pembentkan bintil akar membutuhkan Nod
factors karena apabila Rhizobia tidak memproduksi Nod factors maka tidak akan
terjadi pembentukan Bintil.

2.5 Microbial Yang Menguntungkan Pada Tumbuhan

Berikut ini adalah contoh dampak baik dalam interaksi mikroba dengan tumbuhan
:

1. Fiksasi Nitrogen
Fungsi Rhizobium untuk pertanian  dan  perkebunan adalah untuk
menyuburkan tanah. Bakteri Rhizobium bisa mengikat Nitrogen
dari udara. Contohnya adalah Rhizobium leguminosarum yang
hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan. Selain

16
Rhizobium bakteri dari famili Azotobacteraceae ini merupakan
sebagian besar dari bakteri pemfiksasi nitrogen yang hidup bebas.
Bakteri Azotobacter yang diinokulasi dari tanah atau biji dengan
Azotobacter efektif meningkatkan hasil tanaman budidaya pada
tanah yang dipupuk dengan kandungan bahan organik yang cukup.
Sifat Azotobacter ini dapat menjelaskan pengaruh menguntungkan
yang dapat diamati pada bakteri ini dalam meningkatkan tingkat
perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan
pertumbuhan vegetatif.
2. Menghasilkan Fitohormon
Bakteri ini memiliki kemampuan menambah N2 dan menghasilkan
fitohormon. Fitohormon adalah hormon tumbuhan yang berupa
senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan
kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Fitohormon yang
dihasilkan berupa auksin, giberelin, sitokinin dan etilen.
3. Mengoksidasi Senyawa Amonia
Nitromonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) mengoksidasi
senyawa amonia menjadi ion nitrit, yang dapat dimanfaatkan untuk
menyuburkan tanah.
4. Mengubah Nitrit (NO2)
Nitrobacter (bakteri nitrat)  dapat mengubah Nitrit (NO2) yang
bersifat racun pada tanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh
akar tanaman.
2.6 Microbial Yang Merugikan Pada Tumbuhan

Banyak virus, bakteri, fungi, protozoa, dan metazoa menyebabkan


kerugian yang besar di seluruh dunia. Patogen tanaman menunjukkan gejala dan
simptom yang sangat membantu dalam mendiagnosis penyebab penyakit sehingga
para ahli patologi akan mampu mengobati tanaman tersebut.

17
Gambar 2. Virus dan Bakteri Penyebab Penyakit (Ristiati, 2017)

18
Gambar 3. Fungi Penyebab Penyakit (Ristiati, 2017)

Mikroorganisme dan virus menginfeksi suatu tanaman melalui akar,


batang, dan daun. Kebanyakan virus pada tanaman ditransmisikan atau diinfeksi
melalui vektor insekta yang menggigit daun atau batang dan akhirnya virus masuk
pada sel tanaman. Beberapa virus, menginfeksi akar bila nematoda yang parasit
pada tanaman menggali lubang menuju ke akar, dan virus lain dapat masuk pada
luka tanaman dengam perantaraan ciptaan air hujan dari tanah atau infeksi dari

19
tanaman lain. Berikut akan dijabarkan interaksi beserta gejala dan simptom yang
ditimbulkan :

1. Akar Lunak

Gambar 4. Penyakit akar lunak (www.jitunews.com)


Akar lunak umumnya disebabkan oleh bakteri dan fungi, dapat
menghidrolisis dinding sel. Hidrolisis pada polisakarida dinding sel
menghasilkan lingkungan hipertonik. Kehilangan air menyebabkan
jaringan turunnya turgiditas dan daerah berlendir yang menyebabkan
jaringan tanaman akan mengalami degradasi/penurunan.
2. Wilts (Layu)

Gambar 5. Penyakit Layu (benihpertiwi.co.id)


Wilts biasanya disebabkan oleh bakteri dan fungi yang
menghalangi aliran air dalam tanaman. Bila bagian tanaman tidak
mendapat cukup air, sel mengkerut dan jaringan kehilangan
ketegangannya. Wilts terjadi bila organisme tumbuh dalam
xylem/pembuluh angkut yang mengangkut air dan menyumbat atau
merusak xylem. Beberapa bakteri menghasilkan polisakarida yang
berlendir yang dapat menyumbat pembuluh xylem.

20
Contoh interaksi yang menyebabkan tanaman layu yakni
disebabkan oleh Bakteri Erwinia coratovora. Bakteri ini termasuk ganas,
karena mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat
menyebabkan melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai
perubahan warna menjadi cokelat sambil mengeluarkan bau busuk.
Sedangkan bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan lendir
putih, kental dan lengket.
Pada saat tanaman terluka, otomatis pengaruh cuaca, nematoda dan
hewan lainnya dapat masuk melalui lubang alami dan membawa bakteri
Erwinia carotovora tersebut ke dalam jaringan yang terluka.

Gambar 6. Erwinia carotovora (fineartamerica.com)

Bakteri yang masuk melalui luka ini akan terus berkembang dalam
ruang antar sel serta menghasilkan enzim pektolitik yang dapat mencerna
jaringan tanaman inang. Akibatnya tanaman inang akan mengalami
penurunan dan lama – kelamaan akan mengalami pembusukan.

Dengan didukung kelembaban yang tinggi dan cuaca yang dingin,


perkembangbiakan bakteri akan lebih cepat sehingga patogen akan lebih
cepat menyebar ke seluruh tanaman yang pada akhirnya menyebabkan
busuk pada batang. Bila ini dibiarkan dalam waktu yang tidak lama dan
didukung oleh kondisi yang sesuai untuk perkembangan jamur, maka
perkembangan penyakit tersebut menjadi sangat pesat yang akhirnya
tanaman akan mengalami kematian.
Adapun layu pada tumbuhan dapat disebabkan oleh jamur. Salah
satunya yaitu Fusarium yang menyerang tanaman cabai dan tomat.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Gejala yang

21
ditimbulkan adalah memucatnya tulang daun terutama daun bagian atas
kemudian menggulunggnya daun yang lebih tua dan akhirnya layu secara
keseluruhan. Menggulungnya daun ini mengakibatkan kemampuan daun
menerima cahaya matahari menurun dan berdampak pada laju fotosintesis.
Penurunan laju fotosintesis berberdampak pada produktivitas tanaman
tersebut.
Jamur ini menginfeksi melalui akar, utamanya pada luka akar
akibat dari serangan Nematoda puru akar, pemindahan bibit dari
penyemaian maupun akibat dari munculnya akar lateral. Jamur ini akan
berkembang dan menetap di berkas vaskuler. Jamur ini tidak mengganggu
proses trasportasi di berkas vaksuler karena hifa dari jamur ini tidak cukup
menyumbat aliran air pada jaringan xylem.
Penyebab kelayuan adalah dibentuknya polipeptida yang disebut
likomarasmin, toksin yang dapat mengganggu permeabilitas membrane.
Likomarasmin diangkut dalam badan tumbuhan dengan cepat dan bersifat
toksin. Ini mengubah permeabilitas sel terhadap air dan salah satu
pengaruhnya yaitu transpirasi tumbuhan yang cepat. Laju traNspirasi yang
cepat dan tidak mampu diimbangi oleh laju transportasi, maka akan terjadi
kelayuan baik secara sementara maupun secara permanen. Selain itu jamur
ini juga menghasilkan asam fusarat. Asam fusarat dapat menghambat
pertumbuhan kalus dan tunas. Hal ini diduga karena terganggunya
permeabilitas membran sel, terhambatnya oksidasi sitokrom dan respirasi
pada mitokondria sehingga menghambat sintesis ATP, serta penurunan
aktivitas fenol.
F. oxysporum menghasilkan enzim pektolitik, terutaman pectin-
metil-esterase (PME) dan depolimerase (DP). PME mereduksi etal dari
rantai pectin dan menghasilkan asam pektat. DP memecah rantai asam
pektat menjadi poligalakturonida dengan dengan berbagai berat
molekul.enzim tersebut memecah bahan pectin dalam dinding sel
pembuluh xylem dan pectin pada parenkim xylem. Pemecahan bahan
pectin dari dinding sel mengakibatkan sel kehilangan kekakuannya
sehingga tanaman menjadi layu. Fragmen-fragmen asam pektat masuk ke

22
pembuluh xylem dan membentuk masa koloidal yang mungkin
menggandung bahan nonpektin dan dapat menyumbat pembuluh.
Penyumbatan oleh fragmen asam pektat dapat menghalangi proses
penghantaran air dan nutrisi tanah. Keadaan ini mengakibatkan tanaman
mengalami kekurangan air, terlebih ketika laju transpirasi tinggi.
Kekurangan air mengakibatkan tekanan turgor sel menjadi menurun dan
menjadikan tanaman layu. Jika tidak segera teratasi, tanaman akan
mengalami layu permanen dan mati.
3. Bintik-bintik

Gambar 7. Penyakit Bintik (www.mitrabibit.com)


Bintk-bintik dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan fungi yang
menyebabkan kerusakan yang terbatas pada daun, batang dan kulit biji.
Jeleknya bintik-bintik menyebabkan daun menjadi kuning dan gugur.
Virus menyebabkan bintik-bintik dengan menyerang sel dan
membunuhnya. Bakteri menyebabkan bintik-bintik dengan memproduksi
toksin yang mematikan sel pada tempat infeksi. Fungsi tumbuh pada
tempat infeksi, merusak sel dan terlihat dengan jelas pertumbuhannya pada
jaringan. Infeksi terjadi melalui stomata, tempat luka, gigitan atau proses
enzimatis.
4. Blight

23
Gambar 8. Penyakit hawar daun (antonmhb.lecture.ub.ac.id)
Blight disebabkan bakteri dan fungi yang merusak sebagian
tanaman atau mematikan tanaman. Patogen menginfeksi melalui stomata,
luka atau merusak jaringan tanaman. Bebrapa infeksi bakterial dapat
terjadi melalui asosiasi dengan biji. Kerusakan jaringan diikuti dengan
infeksi awal yang menyebabkan hidrolisis eksoenzim, toksin yang
menghalangi metabolisme atau lendir yang menghambat aliran air dan
nutrien. Layu pada umumnya terjadi beberapa hari sesudah infeksi.
Tanaman yang tampaknya sehat segera berubah menjadi berwarna coklat
dan mati.

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit


penting tanaman padi di negara-negara penghasil padi, termasuk di
Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.
oryzae (Xoo). Patogen ini menginfeksi daun padi pada semua fase
pertumbuhan tanaman, mulai dari pesemaian sampai menjelang panen.
Gejala yang timbul pada tanaman fase vegetatif disebut kresek dan pada
fase generatif disebut hawar.

24
Gambar 9. Xanthomonas oryzae (prgdb.crg.eu)

Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul


akibat serangan hama penggerek batang pada tenaman fase vegetatif umur
1-4 minggu setelah tanam. Mula-mula pada tepi atau bagian daun yang
luka tampak garis bercak kebasahan, kemudian berkembang meluas,
berwarna hijau keabu-abuan, seluruh daun keriput, dan akhirnya layu
seperti tersiram air panas. Gejala yang khas adalah penggulungan helaian
daun dan warna daun menjadi hijau pucat atau ke abu-abuan. Pada
tanaman dewasa umur lebih dari 4 minggu setelah tanam, penyakit HDB
menimbulkan gejala hawar (blight). Gejala diawali berupa bercak
kebasahan berwarna keabu-abuan pada satu atau kedua sisi daun, biasanya
dimulai dari pucuk daun atau beberapa sentimeter dari pucuk daun. Bercak
ini kemudian berkembang meluas ke ujung dan pangkal daun dan melebar.
Bagian daun yang terinfeksi berwarna hijau keabu-abuan dan agak
menggulung, kemudian mengering dan berwarna abu-abu keputihan. Pada
tanaman yang rentan, gejala ini terus berkembang hingga seluruh daun
menjadi kering dan kadang-kadang sampai pelepah. Pada pagi hari saat
cuaca lembap dan berembun, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan
bercak berupa cairan berwarna kuning dan pada siang hari setelah kering
menjadi bulatan kecil berwarna kuning. Eksudat ini merupakan kumpulan
massa bakteri yang mudah jatuh dan tersebar oleh angin dan gesekan daun.
Percikan air hujan menjadi pemicu penularan yang sangat efektif. Gejala
kresek maupun hawar dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan
lama-lama daun menjadi kering. Pada varietas rentan, gejala menjadi
sistemik dan mirip gejala terbakar. Apabila penularan terjadi pada saat
tanaman berbunga maka gabah tidak terisi penuh bahkan hampa.
5. Bisul/Tumor/Gall

25
Gambar 10.Tumor (basicartikel.blogspot.com)

Gambar 11 . Agrobacterium tumafaciens (id.wikipedia.org)

Gambar 12. Crown gall

Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri dan nematoda yang


menyebar dengan cepat pada jaringan tanaman. Nematoda menyebabkan
bisul pada akar dengan tumbuh didalamnya dan merangsang dengan cepat
multiplikasi dalam jaringan tanaman. Agrobacterium tumefaciens bakteri
penyebab crown gall pada tanaman seperti tomat, tembakau, bit, serta
banyak tanaman buah. Bisul adalah tumor yang berkembang pada akar
atau batang di mana Agrobacterium mengadakan penetrasi pada lapisan

26
luar sel. Pertumbuhan gall sering kali menghasilkan pemutarbalikan akar
dan batang. Produktivitas menurun karena gall mengambil banyak nutrien.
Ti-plasmid (Tumor yang disebabkan oleh plasmid) dari
Agrobacterium, melakukan penetrasi pada sel tanaman dan mengadakan
integrasi pada DNA tanaman, bertanggung jawab menghambat diferensiasi
sel dan merangsang multiplikasi sel. Ti-plasmid mengandung gen untuk
sintesis asam indol asetat dan sitokinin. Hormon-hormon ini dipercaya
bertanggung jawab pada multiplikasi dari sel tumor dan kemungkinan
transformasi sel tanaman. Salah satu gen dari Ti-plasmid mengkode enzim
octopine sintase dan nopaline sintase, yang mengkatalisis sintesis asam
amino octopine dan nopaline berturut-turut. Sel tumor yang mengandung
Ti-plasmid mensekresi sejumlah besar satu dari dua asam amino, yang
kemudian digunakan oleh Agrobacterium sebagai sumber karbon dan
energi. Jadi Agrobacterium tumefaciens menyebabkan sel tanaman
memproduksi nutrien khusus yang menyebabkan bakteri yang lain tidak
menggunakannya. Ti-plasmid juga mengkode permease dan enzim
katabolik menyebabkan Agrobacterium menggunakan octopine dan
nopaline sebagai sumber karbon dan energi.
6. Klorosis

Gambar 13. Penyakit Klorosis (guruilmuan.blogspot.com)


Klorosis atau hilangnya warna hijau pada tumbuhan bisa
disebabkan oleh virus, bakteri, fungi, atau nematoda. Hal ini terjadi karena
rusaknya kloroplas. Virus sering menyebabkan belang-belang yang
ekstensif atau menguningnya daun dan batang. Sebagai contoh TMV
(tobacco mozaic virus) menyebabkan nekrosis dan menguningnya daun
tembakau. Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah

27
virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota
suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah
bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV
adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini
dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-
bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia,
pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang
menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring
dengan saringan keramik yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak
dapat menembus dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap
tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang
bertanggung jawab atas gejala tersebut.
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron. Virus ini menginfeksi
tanaman dan berkembang biak dalam jasad inang. Ketika Tembakau
Mosaic Virus menulari tanaman tembakau, virus memasuki mekanis
(Misalnya melalui dinding sel tumbuhan pecah) dan bereplikasi. TMV
menulari tanaman tembakau secara mekanis melalui dinding sel yang
pecah, lalu berreplikasi. Virus yang telah berreplikasi tersebut menyebar
ke sel tetangga melalui plasmodesmata. TMV menghasilkan protein yang
disebut P30, protein ini akan memperbesar plasmodesmata dan virus
tersebut akan bergerak dari sel ke sel sebagai suatu kompleks RNA.

Gambar 14. Tobacco mosaic virus (TMV) (www.google.co.id)

28
Gejala pertama yang terlihat adalah terdapat warna hijau muda
pada urat-urat daun muda. Diikuti oleh adanya “mosaik” atau bintik-bintik
terang dan gelap pada daun. Gejala ini berkembang cepat pada daun muda.
Virus ini menginfeksi pada awal musim sehingga pertumbuhan tanaman
terhambat.
Selain TMV, virus mozaik juga ditemukan pada tomat, mentimun,
dan lada. Selain TMV, virus tungro juga merupakan virus pada tumbuhan.
Virus spesifik ini menyerang padi dan mengakibatkan tanaman padi
mengerdil sehingga produktivitas menurun.
Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun.
Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan
pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat
pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman yang
terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran
daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika
menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya
kerdil. Virus ini mampu menular secara mekanis yakni melalui tangan
manusia saat memetik daun tembakau, perasan air daun tembakau yang
terjangkit dan melalui pembibitan.

7. Daun Keriting dan Cacat pada Buah

Gambar 15. Penyakit Daun Keriting (petanitop.blogspot.com)

29
Daun yang keriting dan buah yang cacat disebabkan oleh virus, bakteri dan fungi.
Organisme menginfeksi daun atau buah dan membunuh sel serta menginduksi
pengerutan atau ekspansi sel yang menyebabkan jaringan mengalami perubahan
bentuk. Gejala yang ditunjukan berupa helai daun mengalami “vein clearing”,
dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas,
tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut dari
geminivirus menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang,
tanaman kerdil dan tidak berbuah.
8. Kanker

Gambar 16. Penyakit Kanker batang (www.flickr.com)


Kanker adalah daerah nekrotik atau mati pada batang disebabkan
oleh eksoenzim dan toksin yang dihasilkan bakteri patogenetik dan fungi.
Bakteri Erwinia amylovora, yang menyebabkan karat pada pear dan apel,
menyebabkan kanker pada cabang dan batang. Asosiasi getah menghambat
aliran air pada tanaman dan menyebabkan tanaman menjadi layu.
9. Mildew

Gambar 17. Daun yang terserang Mildew (http://8villages.com)

30
Mildew disebabkan oleh fungi yang tumbuh pada dan dalam
permukaan daun, batang dan bunga. Pertumbuhan yang ekstensif dari
fungi menyebabkan layu dan kematian tanaman. Gejala penyakit embun
tepung didahului oleh bercak putih pada daun bagian bawah. Bercak putih
tersebut seperti tepung yang merupakan kumpulan konidia dan konidiofor
cendawan penyebabnya. Bercak putih akan meluas ke seluruh daun,
bahkan pada varietas rentan, polong dan batang juga memutih. Penyakit
yang menyerupai tepung tersebut adalah konidifor dan konidia cendawan
penyebab embun tepung. Konidium akan membentuk haustorium yang
berkembang di dalam sel-sel daun, menghisap cairan nutrisi tanaman,
sehingga proses metabolisme terganggu.
Selain itu, konidium dan konidiofor di permukaan atas daun akan
menghambat fotosintesis dan transpirasi (Mignucci and Boyer 1979).
Infeksi yang parah menyebabkan daun mengering dan akhirnya rontok.
Infeksi yang parah sebelum fase pembungaan menyebabkan polong kecil
atau bahkan tidak terbentuk polong sama sekali (Hardaningsih 1987).
Gejala tersebut hampir sama dengan gejala penyakit embun tepung pada
beberapa komoditas lainnya, misalnya kacang buncis, anggur, dan melon
(termasuk tanaman perdu). Berbeda dengan embun tepung pada tanaman
“ek” (pohon “ek”), penghambatan hanya terjadi pada metabolisme primer,
misalnya karbohidrat dan protein (Mignucci dan Boyer 1979). Pada
tanaman kedelai, penghambatan terjadi pada metabolisme primer dan
sekunder (termasuk daya tahan tanaman, misalnya adanya fenol dan
lignin) (Marcais dan Deprez-Loustau, 2012). Menurut Grau (2006),
penyakit embun tepung pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh
cendawan Microsphaera diffusa (Gambar 1C), dan pada kacang hijau yang
disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni (Gambar 1D). Almeida et
al. (2008) menyebutkan bahwa M. diffusa yang menginfeksi tanaman
kedelai merupakan sinonim dari E. diffusa.
10. Pembusukan

31
Gambar 18. Pembusukan pada daun (maulzxxx.wordpress.com)
Pembusukan disebakan oleh bakteri, fungi yang tumbuh pada dan
dalam permukaan biji, akar, batang, dan daun. Pertumbuhan ekstensif
organisme menyebabkan kematian jaringan. Rhizoctonia solani adalah
fungi penyebab penyakit pada tanaman kentang, tomat, kol yang
menyerang bagian biji, batang, dan daun.

Gambar 19. Rhizoctonia Solani

11. Bintik Hitam

Gambar 20. Penyakit Bintik Hitam (kabartani.com)

32
Bintik hitam disebabkan oleh fungi yang hidup pada jaringan
tanaman dan menstimulasi jaringan untuk tumbuh tidak terkontrol.
Terdapat pada bunga, buah, dan batang.

12. Karat

Gambar 21. Penyakit Karat pada daun (m.jitunews.com)


Karat disebabkan oleh fungi yang tumbuh dalam daun atau
jaringan pada batang dan menyebabkan kerusakan jaringan. Contoh
Puccinia graminis, fungi ini menarik sebab siklus hidupnya pada dua
inang yaitu gandum dan barberry.
Seperti Puccinia sp., P.graminis memiliki siklus hidup komplek
yang menampilkan pergantian generasi, cendawan ini juga heteroecious
yang berarti bahwa berbagai tahap siklus hidup memerlukan spesies inang
alternative. Siklus hidup P.graminis komplit/lengkap membutuhkan
spesies barberry serta sereal.
 Pada musim semi dan musim panas, karat batang menginfeksi
tanaman sereal yang menghasilkan urediniospores dikaryotik, dimana
penyebaran dilakukan oleh angin didekat pertanaman sereal, mereka
berkecambah dan menginfeksi sereal dengan menembuh/penetrasi melalui
stomata. Fase aseksual polysiklik (membutuhkan disambiguation) dapat
mempercepat penyebaran infeksi di daerah yang lebih luas. Menjelang

33
akhir musim tanam, karat berubah/mengkonversi ke menghasilkan
teliospore, yang berisi 2 nukleus haploid pada tipe perkawinan
berlawanan. Sebelum musim dingin, nucleus kering untuk membentuk sel
diploid, yang tetap aktif sampai musim semi berikutnya ketika mengalami
meiosis untuk menghasilkan 4 sel haploid yang diketahui sebagai
basidiospores, structure borne disebut basidium. basidiospores selanjutnya
mengalami meiosis didalam nucleus untuk menghasilkan basidiospores
matang yang berisi 2 nukleus haploid pada beberapa tipe
perkawinan/kematangan yang sama. Basidiospores tidak dapat
menginfeksi tanaman sereal, tetapi sebaliknya, dibawa oleh angin dan
menginfeksi daun barberry pada umunya yang muda (Berberis vulgaris),
atau Berberi  yang rentan lainnya,  Mahonia atau spesies Mahoberberi
atau kultivarnya.  Pada Berberis, basidiospores melakukan penetrasi
langsung ke epidermis daun, dan akibat infeksi tersebut menghasilkan
struktur khusus yang disebut pycnia (atau spermagonia).
Pycnia (atau spermagonia) dihasilkan dari infeksi pada daun
muda barberry oleh basidiospores yang terjadi pada tahap seksual dari
siklus hidup cendawan tersebut. Ketika hypa diterima dari satu pycnidium
yang telah dibuahi oleh pycniospores (atau spermatia) dari ipe perkawinan
pycnidium yang compatible, sel-sel haploid tersebut menjadi dikaryotik.
Hifa yang dibuahi membentuk aecium, pada bagian bawah daun barberry,
yang menghasilkan rantai aeciospores yang dikelilingi tampak seperti
bentuk dari sel cendawan. Setiap aeciospores berisi 2 inti yang tampak
seperti urediniospores dan tampak seperti sel-sel aecium. Aeciospores
yang dibawa oleh angin, dan menginfeksi sereal yang menembus melalui
stomata. Setelah tanaman sereal terinfeksi, aeciospores berkembang dan
membentuk uredia dibawah epidermis tanaman, kemudian menghasilkan
urediniospores dikaryotik. Uredia ini akhirnya pecah pada epidermis
tanaman dan kembali menyebar oleh angin ke sekitar tanaman sereal,
melanjutkan siklus hidupnya
 P.gramini  merupakan cendawan heteroecious, macrosiklik,
parasit obligat. Perkembangan tahap 0-1 pada Berberis spp.,

34
Mahonia spp., tahap II-III pada genus yang berbeda yaitu Poaceae.
Species ini meliputi beberapa specials formae dan f.sp.secalis yang
menyebabkan karat batang pada Rye. Infeksi oleh f.sp.secalis juga pada
Hordeum, Elytriga, Bromus, dan lain-lain.  Karat batang pada rye dalam
bentuk pustule yang memanjang yang meletus melalui permukaan jaringan
inang. Pustule mengandung urediniospores berwarna merah bata. Mereka
terutama terbentuk pada batang, tetapi juga dapat terjadi pada daun dan
selubung daun. Urediniospores berbentuk ellipsoidal. Tanaman yang telah
matang, terliospores yang terbentuk berwarna gelap dan mengkilap.
Teliospores berbentuk ellipsoidal, clavate, berbentuk spindle (gelondong).
Telia musim dingin, menyebar sehingga teliospores berkecambah dan
menghasilkan basidiospores haploid, yang menginfeksi inang alternative,
membentuk spermagonia. Kopulasi spermacia dan generasi diploid yang
baru membentuk aecia yang berada disisi bawah daun inang alternative.
Aeciospores menginfeksi rye atau inang gramineous lainnya, uredia
terbentuk dan memulai ke tahap uredinial baru.
Adapun karat daun juga dapat disebabkan oleh jamur Hemileia
vastatrix pada tanaman kopi. Proses infeksi jamur Hemileia vastatrix
dimulai dari adanya jamur Hemileia vastatrix yang melekat pada daun dan
mulai mengeluarkan hifa untik menginfeksi daun. Hifa-hifa yang
dikeluarkan oleh jamur ini terkadang sampai menutup stomata sehingga
mengganggu proses fotosintesis.

13. Busuk coklat pada buah

Gambar 22. Busuk Coklat pada Buah (alamtani.com)

35
Busuk coklat pada buah disebbakan oleh fungi dari genus
Monilinia. Ascospora dari fungi tumbuh pada hifa, yang kemudian tumbuh
pada permukaan dan masuk jaringan pada perkembangan buah.
Pertumbuhan hifa menyebabkan mummifikasi (pengeringan) pada buah.

Gambar 23. Monilinia fructicola

2.6. Nutrisi Pada Tumbuhan

Nutrisi adalah Unsur-unsur hara penyususun tanaman telah dilakukan


penelitian oleh para ahli bahwa tanaman terdiri dari air (± 90%) dan bahan
kering atau dry matter (± 10%). Berdasarkan analisa, ternyata tanaman
terdiri dari sekitar 50 elemen atau unsur. Sedangkan yang dibutuhkan oleh
tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya ada 14 unsur
yang merupakan unsur hara esensial makro dan mikro. Unsur hara makro
adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman relatife dalam jumlah
banyak. Sedangan unsure hara mikro juga sama pentingnya dengan unsur
hara makro hanya kebutuhan tanaman terhadap zat-zat tersebut hanya
sedikit.dan juga terdapat unsur non-esensial artinya jika unsur tersebut tdiak
ada maka tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan tersebut.

1. Unsur Esensial

Suatu unsur dikataka esensial jika tumbuhan takmamapu


menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut, kedua unsur yang
esensial jika unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan
tumbuhan yang esensialbagi tumbuhn tersebut. Adapun kreteria yan ketiga
yang digunakan adalah unsur itu diakatakan esensial maka unsur tersebut
harus secara langsung berperan dalam tumbuhan, dan bukan bagi tanaman

36
menyebabkan unsur unsur lainmenjadi lebih mudah tersedia, atau
melawan efek unsur lain.

Unsur hara makro yang diserap oleh tanaman relatife banyak yang
diperlukan, kekurangan unsur hara makro menimbulkan defisiensi yang
tidak dapat digantikan oleh unsur lain sedangkan kelebihan unsur hara
mikro tidak menimbulkan pengaruh karena akan terlarut ke dalam tanah
atau larut oleh air.

Unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sedikit,


kekurangan unsur hara mikro biasanya dapat digantikan oleh unsur-unsur
hara mikro yang lainnya, sedangkan kelebihan unsur hara mikro dapat
menjadi racun.

Gambar. Unsur hara penyusun Tanaman

37
Atmosfera

Fotosintesa dan
Fiksasi

Hewan Pembakaran
Tanaman

Bahanbakar
Bahan Organik fosil
Mati
Jasad Hidup mikro
Fiksasi

Tanah

Pelapukan Bahan
Induk tanah
Pemupukan
Reduksi Ion
Ion Oksidasi
an organik

Siklus terbentuknya unsur hara

A. Unsur Hara Makro


1. N (Nitrogen)

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman,


yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau
pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan
akar, tetapi apabila terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan
pembuahan pada tanaman.

Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:


a. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

b. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman warnanya lebih


hijau, kekurangan N menyebabkan khlorosis

c. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

38
d. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan
bahan organis.

Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 (Nitrat) dan NH4

(Amonium), akan tetapi nitrat ini segera ter-reduksi menjadi ammonium


melalui enzim yang mengandung molibdinum. Apabila unsur N tersedia
lebih banyak daripada unsur lainnya,akan dapat menghasilkan protein
lebih banyak.

Udara merupakan sumber Nitrogen yang terbesar. Akan tetapi


pemanfaatannya bagi tanaman harus mengalami perubahan terlebih dahulu
dalam bentuk Amoniak, Nitrat dan hal ini dapat dihasilkan oleh

a. Terjadinya halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang


kemudian dibawa air hujan meresap ke bumi

b. Bahan organis dalam bentuk sisa-sisa tanaman dialam terbuka (misalnya


pupuk kandang)

c. Pabrik-pabrik pupuk buatan (seperti Urea, ZA, dll)

d. Oleh bakteri-bakteri

Pemberian zat N terlalu banyak bagi tanaman penghasil buah akan kurang
baik karena:

a. Akan banyak menghasilkan daun dan batang

b. Batang lembek dan mudah rebah

c. Kurang menghasilkan buah

d. Dapat melambatkan masaknya biji atau buah.

2. P (Fosfor)

Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan


bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat

39
penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan
meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah, penyusun protein dan lemak.

Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4 , dan HPO4 .

Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang
terdapat pada : :

a. Dalam bentuk batu kapur-fosfat (misalnya Cirebon fosfat, Muria fosfat,


dll)

b. Dalam bentuk sisa-sisa tanaman dan bahan organik

c. Dalam bentuk pupuk buatan (Superfosfat, Dobel superfosfat, Cirebon


fosfat, dll)

Penyebaran Fosfat anorganik dapat digunakan untuk mengukur tingkat


hancuran iklim. Tanah yang belum mengalami tingkat hancuran iklim
lanjut didominasi oleh fraksi Fosfat Kalsium. Tanah yang sudah
mengalami tingkat hancuran iklim lanjut didominasi oleh fraksi Fosfat
Aluminium - Fosfat Besi.

Pemberian Pupuk P berlebihan, pada tanah liat, pupuk P dapat


berubah menjadi padat, sukar larut dan tidak tersedia, terbentuk fosfat
aluminium dan fosfat besi. Tanah-tanah muda didominasi olah fosfat
Kalsium, sedangkan tanahtanah tua didominasi oleh fosfat Al dan Fe.
Kelarutan fosfat Aluminium lebih besar dari fosfat besi, membuat tanah-
tanah tua didominasi oleh fosfat besi.
Pada tanah berkapur, fosfat diendapkan pada permukaan CaCO 3,
membentuk fosfat Kalsium yang kurang larut. Sama halnya dengan
Nitrogen, bagian terbesar fosfat didalam tanah terdapat dalam bentuk
organis, fosfat didalam tanah sukar larut, sehingga sebagian terbesar tidak
tersedia bagi tanaman.

Tersedianya fosfat sangat dipengaruhi oleh pH tanah, pada pH


rendah ion fosfat membentuk senyawa yang tidak larut dengan Aluminium

40
dan besi. Sedang pada pH tinggi fosfat terikat sebagai senyawa
Kalsium.pH optimum untuk fosfat 6,5.

Pemberian pupuk fosfat, tidak seluruhnya tersedia untuk tanaman,


karena terikat pada partikel tanah. Agar tanaman dapat memperoleh fosfat
sesuai kebutuhan, maka pemberian fosfat harus melampaui daya fiksasi
tanah.

3. K (Kalium)

Kalium sangat penting dalam proses metabolisme tanaman, Kalium


juga penting di dalam proses fotosintesis. Bila Kalium kurang pada daun,
maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun.

Kalium berfungsi:

a. Membantu pembentukan protein dan Karbohidrat

b. Mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman

c. Meningkatkan resisten terhadap penyakit

d. Meningkatkan kualitas biji atau buah. +


Kalium diserap dalam bentuk K (terutama pada tanaman muda).

Menurut penelitian Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian
tanaman yang banyak mengandung protein, inti sel tidak mengandung
kalium.

Sumber-sumber Kalium adalah:

a. Beberapa jenis mineral

b. Sisa-sisa tanaman dan jasad renik

c. Air irigasi serta larutan dalam tanah

d. Abu tanaman dan pupuk buatan.

4. Ca (Kalsium)

41
Kalsium termasuk unsur hara yang esensial, unsur ini diserap dalam
bentuk Ca. Sebagian besar terdapat dalam daun dalam bentuk kalsium
pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat juga pada
batang, berpengaruh baik pada pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu
akar. Kalsium berfungsi sebagai berikut:

a. Ca terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein

b. Ca ada hubungannya dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari
tanaman

c. Ca dapat menetralkan asam-asam organik pada metabolisme

d. Kekurangan Ca pada tanaman gejalanya pada pucuk

e. Ca penting bagi pertumbuhan akar

f. Ca dapat menetralkan tanah asam, dapat menguraikan bahan organik,


tersedianya pH dalam tanah tergantung pada Ca.

Sumber Ca terutama batu-batu kapur dan sisa-sisa tanaman.


Ternyata bahwa banyak tanah yang kekurangan unsur Ca sehingga bagi
tanaman tertentu perlu mendapatkan pengapuran terlebih dahulu, hasilnya
ternyata sangat memuaskan.

5. Mg (Magnesium)

Magnesium diserap dalam bentuk Mg, merupakan bagian dari


khlorofil. Kekurangan zat ini maka akibatnya adalah khlorosis, gejalanya
akan tampak pada permukaan daun sebelah bawah. Mg ini termasuk unsur
yang tidak mobil dalam tanah. Mg merupakan salah satu bagian enzim
yang disebut Organic pyrophosphates dan Carboxy peptisida. Kadar Mg
di dalam bagian-bagian vegetatif dapat dikatakan rendah daripada kadar
Ca, akan tetapi di dalam bagian generatif malah sebaliknya. Mg banyak
terdapat dalam buah dan juga di dalam tanah. Menurut hasil penelitian
ternyata ada beberapa faktor (seperti temperature, kelembaban, pH dan
beberapa faktor lainnya) yang dapat mempengaruhi tersedianya
Magnesium di dalam tanah.

42
6. S ( Belerang)

Sulfur diserap tanaman dalam bentuk SO4-, zat ini merupakan


bagian dari protein yang terdapat dalam bentuk; cystein, methionin serta
thiamine. Belerang yang larut dalam air akan segera diserap akar tanaman,
karena zat ini sangat diperlukan tanaman (terutama tanaman muda) pada
pertumbuhan pemula dan perkembangannya. Selanjutnya dapat diketahui
pula bahwa pada bagian biji tanaman, kandungan zat belerangnya ternyata
cukup banyak yaitu sekitar 50% dari jumlah kandungan unsur fosfat.
Tanaman yang biasanya mempunyai kandungan belerang yang cukup
tinggi ialah jenis legume, lili (seperti misalnya bawang). Pada tanaman
jenis legume sulfur adalah penting untuk pembentukan nodula (bintil-bintil
akar, kekurangan sulfur gejalanya khlorosis, kecuali pada pucuk).

Tentang sumber sulfur, yang terutama sisa-sisa tanaman dan jasad renik
atau serangga. Zat sulfur dari sisa-sisa ini baru terlepas bilamana telah ada
pelapukan khususnya dari zat protein.

Pupuk yang di dalamnya terdapat senyawa belerang yaitu;

a. Amonium sulfat, kandungan S lebih besar dibandingkan kandungan Nnya.

b. Super fosfat, kandungan fosfat dan sulfurnya seimbang.

Bila kita memakai pupuk TSP, TSP mempunyai kandungan fosfat dan
Sulfur kurang lebih berimbang.
B. Unsur Hara Mikro

Unsur-unsur hara mikro merupakan unsur-unsur hara yang sama


pentingnya dengan unsur-unsur hara makro bagi tanaman, walaupun
dalam hal ini kebutuhannya hanya sedikit. Unsur hara mikro biasa juga
disebut unsur hara minor atau trace element. Kalau terdapat dalam jumlah
yang berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman.

Unsur mikro berasal:

a. Mineral-mineral dalam bahan induk tanah

43
b. Bahan organik

Tanah yang kekurangan unsur mikro:

a. Tanah pasir (karena proses pencucian)

b. Tanah organik (tanah gambut)

c. Tanah dengan pH sangat tinggi

d. Tanah yang ditanami sangat intensif, dan hanya dipupuk dengan unsur
makro.

Faktor penentu tersedianya unsur mikro

a. pH rendah unsur mikro larut kecuali Mo, dapat menjadi racun.

b. Drainase Dalam keadaan reduksi (Fe, Mn ) lebih mudah larut, dalam


keadaan oksidasi, unsur-unsur tersebut sukar larut.

c. Jerapan liat

Unsur mikro banyak terdapat pada komplek jerapan, mudah diserap


tanaman. Ikatan dengan bahan organik. Banyak unsur mikro berada dalam
komplek organik, sehingga sukar larut (Cu dan Zn).

1. Fe (Besi)

Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun


(khlorofil), pembentu kan zat karbohidrat, lemak, protein dan enzim. Jadi
jika terjadi kekurangan zat besi akan menghambat pertumbuhan khlorofil.
Tanah yang banyak mengandung zat besi yaitu Khlorit dan Biotit. Jika
dalam tanaman terjadi kekurangan Mn dan K atau kelebihan sulfat akan
mengakibatkan pergerakan Fero terhambat dan Fero tidak sampai ke daun
meskipun pengisapan Fe dalam tanah berlangsung terus.

Zat besi (Fe) terdapat dalam enzim:

a. Catalase

44
b. Peroksidase

c. Prinodic hidrogenase

d. Cytochrom oxidase.

2. Bo (Borium)

Borium diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3 dan berperan dalam
pembentukan atau pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga
dalam pertumbuhan tepung sari, bunga dan akar. Pada legume berperan
dalam pembentukan bintil-bintil akar. Unsur ini dapat memperbanyak
cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah
bakteri parasit.

Kekurangan unsur ini dapat berpengaruh pada kuncup-kuncup dan


pucukpucuk yang tumbuh dan akibatnya dapat mematikan. Juga dalam
pertumbuhan meristem akan terganggu, dapat menyebabkan terjadinya
kelainan-kelainan dalam pembentukan berkas pembuluh. Pengangkutan
makananpun akan terganggu, pembentukan tepung sari juga jelek.
Kekurangan Borium banyak terjadi pada tanah pasir dan tanah-tanah yang
kaya akan kapur.

3. Mn (Mangan)

Mangan diserap tanaman dalam bentuk Mn. Mangan diperlukan oleh


tanaman untuk pembentukan zat protein dan vitamin terutama vitamin C.
Selain itu, Mn penting untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun
pada daun yang tua. Fungsi Mangan yaitu sebagai enzim feroksidase dan
sebagai aktifator macam-macam enzim. Diduga Mn ini berhubungan erat
dengan reaksi Deoksidase dan Dehidroginase.

Tanah yang kekurangan unsur Mn dapat diatasi dengan nennberikan 1%


MnSO4H2O. Pemberian Mn dalam bentuk larutan dapat langsung diisap
oleh tanaman.

45
Tersedianya Mangan bagi tanaman tergantung pada pH tanah. Dimana
pada pH rendah Mangan akan banyak tersedia.

Penyemprotan MnSO4 melalui daun akan lebih efektif daripada melalui

2+ tanah, karena Mn pada tanah akan cepat direduksi.


Kelebihan Mn bias dikurangi dengan jalan menambah zat fosfor dan
kapur.

4. Zn (seng)

Seng atau Zincum (Zn) diserap dalam bentuk Zn . Merupakan bagian


yang penting dari asam Carboxylase, Carbonic anhidrosa. Dalam keadaan
yang sangat sedikit Zn telah dapat memberikan dorongan terhadap
perkembangan-perkembangan, kelebihan sedikit saja dari ketentuan
penggunaannya akan merupakan racun, dapat dikatakan bahwa tanaman
yang tahan dengan larutan makanan yang tercampur dengan Zn 1 mgr/liter
jumlahnya adalah sangat sedikit sekali.

Diperkirakan bahwa persenyawaan-persenyawaan Zn berfungsi pula pada


pembentukan hormone (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
Defisiensi Zn dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif terhambat selain
juga dapat menghambat pertumbuhan biji. Kekurangan Zn sering terjadi
pada daerah-daerah yang lembab serta pada tanah-tanah yang asam sampai
sedikit netral.

5. Cu (Copper/Cuprum/Tembaga)

Unsur tembaga diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu.Tembaga


sangat diperlukan dalam pembentukan macam-macam enzim seperti
berikut:

a. Ascorbic acid oxydase

b. Lacosa

c. Butirid Coenzim A.dehidrosenam

46
Umumnya tanah jarang sekali yang kekurangan Cu, akan tetapi
apabila terjadi kekurangan Cu, maka pengaruhnya terhadap daun yang
dalam hal ini daun menjadi bercoreng-coreng (belang), ujung daun
memutih, keadaan demikian lazim disebut penyakit reklamasi (reclamation
desease). Jika kekurangan Cu berkelanjutan, tanaman akan menjadi layu
dan akhirnya mati. Tembaga (Cu) mempunyai peranan penting dalam
pembentukan hijau daun (khlorofil).

Defisiensi tembaga pada umumnya terjadi pada tanah-tanah gambut yang


mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal (layu dengan
cepat dan batang tanaman melemah). Cu sebagai pupuk digunakan dalam
bentuk CuSO4.5H2O atau Cupri sulfat.

6. Mo (Molybdenum/Molibden)

Mo diserap tanaman dalam bentuk MoO4 (ion Molibdat). Mo mempunyai


peranan dasar dalam fiksasi N oleh mikroba pada leguminosa dan Mo
sebagai katalisator dalam mereduksi N, tanpa bantuan Mo legume tidak
dapat mereduksi unsur metal ini.Mo dalam tanah terdapat dalam bentuk
MoS2. Tersedianya Mo bagi tanaman dipengaruhi oleh pH. Dalam hal ini
apabila pH rendah maka tersedianya Mo bagi tanaman akan berkurang.
Dalam tanaman Mo terdapat dalam bentuk Nitrate reductase. Zat mikro ini
diperlukan tanaman dalam ukuran yang sangat kecil, yang justru dengan
jumlah yang sedikit ini akan sangat efektif. Kelebihan sedikit saja dari
ketentuan ukuran semestinya dapat merupakan racun bagi tanaman.

7. Cl (Clorine/Khlor)

Dari hasil analisa pada tanaman ternyata bahwa Cl banyak terdapat dalam
abu tanaman (relatife besar) dan dari hasil penyelidikan Cl ternyata banyak
terdapat pada tanaman yang mengandung serat, seperti kapas. Bagi
tanaman yang menghasilkan tepung, Cl memberikan pengaruh jelek
terhadap kualitas tepungnya. Pada tanaman tembakau apabila Cl
keadaannya lebih besar maka produksi tembakaunya akan jelek. Bentuk Cl

47
yang beracun pada tanaman tergantung pada iklim, sifat tanah dan lain-
lain. Dari hasil penyelidikan bentuk Cl yang lebih dari 0,1% bagi tanaman
pada umumnya akan menimbulkan keracunan, sedangkan pada padi
timbulnya keracunan apabila bentuk Cl adalah sekitar 0,3%.

8. Co (Cobalt/Kobal)

Unsur Co belum diketahui secara tepat fungsinya bagi proses


pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian unsur ini
sangat diperlukan oleh tanaman tingkat tinggi berdaun hijau. Unsur Co
diperlukan oleh rhizobia untuk mengikat unsur N, sehingga dengan
demikian unsur ini secara praktis mempengaruhi produksi tanaman
kacang-kacangan.Unsur Co ini penting bagi rhizobia untuk membentuk
vitamin B12 (cynocobalamine), yang kemudian diubah menjadi
haemogoblin untuk pengikatan nitrogen.

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa inokulasi rhizobia


pada tanaman kacang-kacangan tidak dapat tumbuh dengan baik karena
kekurangan unsur Co. Unsur Co berperan juga sebagai pengaktif enzim
arginase, lecithinase, oxalacetic decarboxylase, dan malic enzim. Gejala
kekurangan unsur Co belum dapat diidentifikasi dengan jelas.

2. Unsur Hara Non Esensial

Unsur hara non-esensial atau unsur hara fungsional adalah unsur hara


yang belum memenuhi kriteria unsur hara esensial seperti yang disebutkan
diatas. Unsur hara non-esensial tidak diperlukan oleh tanaman atau hanya
memiliki peran pada jenis tanaman tertentu. Unsur hara yang termasuk
hara non-esensial antara lain Al (Aluminium), Si (Silikat), Na (Natrium),
Co (Cobalt). Unsur hara non-esensial meskipun ada yang dibutuhkan oleh
tanaman tetapi sifatnya tidak khas (tidak penting) sebab perannya masih
dapat digantikan oleh unsur hara esensial. Artinya tanpa unsur hara non-
esensial pun tanaman masih dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan
sempurna. Unsur natrium (Na) memiliki peran dalam membantu

48
pembukaan stomata, dalam hal ini unsur Na berperan untuk membantu
fungsi unsur K (Kalium). Tetapi unsur Na tidak dapat menggantikan peran
unsur K, sebaliknya tanpa unsur Na pun kalium dapat berfungsi dengan
baik.

Unsur Al adalah unsur hara non-esensial dan tidak termasuk unsur hara


esensial, sebab unsur ini meskipun jumlahnya banyak dalam tanah tetapi
tidak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keberadaan unsur Al justru
dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat mengikat fosfat
sehingga unsur fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Karena
pengikatan ini tanaman tidak dapat menyerap fosfat yang tersedia didalam
tanah.

Aluminium (Al) dan Silikat (Si) adalah unsur kimia yang selalu terdapat
pada setiap tumbuhan tetapi fungsi dan manfaatnya masih diragukan. Al
dan Si hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh jenis
tanaman tertentu, misalnya unsur Si dibutuhkan oleh tanaman berserat
tetapi bukan untuk tanaman makanan ternak.

3. Penyerapan nutrisi pada tumbuhan

Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas
sel–sel untuk mengambil zat-zatmakanan dari komponen sel itu sendiri
sebagai sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawakimia
yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut
nutrisi.salah satu nutrisi pada tumbuhan yaitu unsur hara. Unsur hara
bermanfaat bagi tanaman apabila tersedia dizona penyerapan tanaman
(sekitar akar dan daun) serta berada dalam bentuk yang dapat diserap.

Kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara sangat spesifik, seperti :

a. Unsur hara Carbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H) dapat diserap
dalam bentuk gas. Ketiga unsur hara ini disebut hara non mineral, karena
tidak berasal dari mineral yang ada didalam tanah. Selain itu unsur C, H, O
juga dapat diserap berbentuk ion dari dalam tanah.

49
b. Unsur mineral sebanyak 13 jenis, yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn,
Cu, Mo, B, Cl, Co diperoleh tanaman dari dalam tanah.

semua unsur mineral ini diserap tanaman dalam bentuk ion, kecuali B
diserap dalam bentuk asam borat. Dalam tumbuh dan kembang tanaman,
16 unsur hara diatas disebut unsur hara essensial, artinya tumbuh dan
kembang tanaman akan berjalan baik dan sehat apabila 16 unsur hara ini
bisa tercukupi. Secara total ada 118 unsur kimia yang diketahui.

Keberadaan unsur hara dalam tanaman bervariasi.95% biomassa


tanaman dibentuk oleh 3 unsur hara saja, yaitu Carbon (C), Oksigen (O)
dan Hidrogen (H). Ketiga unsur hara ini tidak menjadi perhatian dalam
analisa nutrisi tanaman karena selalu tersedia dan dalam bentuk dapat
diserap tanaman, khususnya untuk proses fotosintesis.

Keberadaan unsur hara mineral hanya 5% dalam biomassa tanaman,


terdiri dari :

a. Unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) sebesar 0,1% – 5%.


b. Unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl) sebesar <0,025%.

Unsur hara yang berada didalam tanah baru dapat diserap tanaman apabila
terjadi kontak dengan akar tanaman.

Secara umum, mekanisme gerakan unsur hara dari larutan tanah ke


permukaan akar dikelompokkan menjadi 3 model, yaitu :

1. Intersepsi Akar

Yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan menerobos partikel-


partikel tanah, sehingga terjadi kontak akar dengan hara yang ada dilarutan
tanah maupun hara dibagian tanah yang lain.

 Unsur haranya dalam kondisi statis, akar tanamannya aktif.

50
 Makin luas cakupan keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas
permukaan bidang serapan akar terhadap unsur hara.
 Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).
 Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza,
simbiosis jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar
bila tanaman tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur (Comerford
2005; Havlin et al. 2005 dalam Munawar 2011).

Unsur hara yang dapat diserap melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg).

2. Aliran Massa

Yaitu pergerakan hara didalam tanah ke permukaan akar tanaman yang


terangkut oleh aliran konvektif air akibat penyerapan air oleh tanaman atau
sebagai air transpirasi.

 Jumlah hara yang bergerak dengan model aliran masa, sebanding dengan
jumlah air yang diserap tanaman dan konsentrasi hara didalam air tersebut.
 Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya pasif.
 Lokasi unsur hara agak jauh dari permukaan akar.
 Kekeringan akan mengakibatkan penurunan jumlah hara yang bergerak
dengan model aliran massa.

Unsur hara yang diserap melalui model ini adalah N (dalam bentuk NO3-),
Ca2+, Mg2+, H3BO3 dan sulfur.

3. Difusi

Yaitu proses pergerakan hara didalam larutan tanah dari bagian yang
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.

 Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya pasif.


 Lokasi unsur hara sangat dekat dengan permukaan akar.

51
 Bagian tanah yang banyak unsur hara = konsentrasi tinggi.

Bagian permukaan akar tanaman = konsentrasi rendah.Sehingga melalui


model difusi, hara bergerak dari lokasi yang jauh dari akar menuju ke
permukaan akar dibantu oleh adanya larutan tanah.Unsur hara yang
diserap melalui model ini adalah P, K, Cu, Fe, Mn dan Zn.

Setelah bersentuhan dengan permukaan akar, unsur hara masuk kedalam


bagian akar tanaman melalui mekanisme pertukaran ion. Permukaan akar
memiliki muatan negatif, berasal terutama dari gugus karboksil pada
membran akar.

COOH —> COO– + H+. Ion H+ dapat digantikan oleh ion pada unsur hara.

Setelah unsur hara memasuki jaringan akar tanaman, maka unsur hara ini
diangkut melalui xylem dari akar ke daun. Pergerakan unsur hara dari akar
ke daun dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu :

 Daya dorong akar.


 Daya tarik daun.
 Sifat kapilaritas pembuluh.

Dengan adanya ketiga kondisi ini maka sampaikan unsur hara kedaun,
kemudian bereaksi dengan glukosa hasil fotosintesis, dan diedarkan ke
seluruh bagian tanam melalui pembuluh floem.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Adapun dari penjabaran materi diatas, dapat disimpulkan bahwa :

52
1. Bentuk-bentuk interaksi antar makhluk hidup adalah netralisme,
mutualisme, komensalisme, parasitisme, aantagonism sinergisme, dan
kompetisi.
2. Mikoriza adalah asosiasi mutualistik antara fungi dengan akar tanaman.
3. Ektomikoriza berbeda dengan endomikoriza dalam hal cara infeksi,
struktur, jenis fungi, tanaman asosiasi, dan ekologi mikroba.
4. Fiksasi nitrogen adalah proses alami atau industri yang menyebabkan
nitrogen bebas (N2), yang merupakan gas yang tersedia berlimpah di
udara, untuk bergabung secara kimia dengan unsur-unsur lain untuk
membentuk senyawa nitrogen yang lebih reaktif seperti amonia, nitrat,
atau nitrit.
5. Contoh interaksi menguntungkan antara mikroba dan tanaman adalah
fiksasi nitrogen, menghasilkan fitohormon, mengoksidasi senyawa
ammonia, dan juga mengubah senyawa Nitrit yang beracun.
6. Contoh interaksi yg merugikan antara mikroba dangan tanaman
disebabkan oleh serangan patogen (penyebab penyakit) kepada inang
(host). Pada interaksi ini pihak tumbuhan (inang) lebih dirugikan oleh
patogen. Adapun penyakit yang ditimbulkan dari serangan patogen ini
yaitu akar lunak, wilts, bintik-bintik, blight, bisul/tumor/gall, klorosis,
daun keriting dan cacat buah, kanker, mildew, pembusukan, bintik hitam,
karat, dan busuk coklat pada buah.
7. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan adalah unsur esensial yang dibagi
menjadi unsur esensial mikro dan mikro. Unsur hara makro (N, P, K, Ca,
Mg, S) sebesar 0,1% – 5%..Unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl)
sebesar <0,025%.
8. Nutrisi yang tidak dibutuhkan oleh tumbuhan adalah unsur non-esensial
artinya walaupun unsur tersebut tidak terdapat namun tumbuhan tersebut
masih dapat hidup karena terdapat unsur lain yang mengantikan

3.2 Saran

Adapun dari interaksi yang terjadi antara mikroba dengan


tumbuhan menimbulkan dampak yang positif dan dampak negatif.

53
Dampak positifnya memberikan keuntungan kepada kedua organisme
sementara dampak negatif hanya menguntungkan salah satu organisme
dan yang lainnya dirugikan. Hendaknya untuk mengurangi dampak negatif
perlunya kesadaran manusia untuk menjaga dan merawat tumbuhan.
Dengan begitu dampak negatif dan kerugian dapat dikurangi. Unsur
esensial dan unsur non-esensial sangat mempengaruhi pertumbuhan dari
tanaman, Kalau unsur esensial mikro terdapat dalam jumlah yang
berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Makanya perlu dipahami
agar penggunaan unsur non esensial yang tidak berlebihan agar tidak
menimbulkan keracunan pada tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, L. 2015. “Makalah Mikologi (Pemanfaatan Mikoriza dalam Bidang
Pertanian)”. Dalam http://www.academia.edu/16149026/MAKALAH_
PEMANFAATAN_MIKORIZA_DALAM_PERTANIAN. Diakses 22
April 2019.
Babyzazzle, A. 2016. “Mycorrhiza”. Dalam https://slideplayer.info/slide/3128320/
Diakses 22 April 2019.

Jerry, R.T. 2015. Hubungan Antara Miroba dengan Tumbuhan. Dikases tanggal
23 April 2019

Julian,P.2016. Interaksi Mikroba dengan Tanaman. Diakses tanggal 22 April


2019 pada www. Academia.edu

Mokhammad. 2018. “Macam-Macam Simbiosis dan Contoh Lengkapnya”. Dalam


https://www.haruspintar.com/macam-macam-simbiosis/. Diakses 22 April
2019.

Negara, P. K. 2015. “Macam-Macam Simbiosis dan Contohnya”. Dalam http://


www.Ebiologi.net/2015/12/macam-macam-simbiosis-dan-contohnya.html.
Diakses 22 April 2019.

Pramana, A. I. 2018. “Macam-Macam Interaksi Mikroba. Dalam https://

54
miklinguinsgd01.wordpress.com/2018/03/04/macam-macam-interaksi-
mikroba/. Diakses 22 April 2019.

Ramadhan, J. T. 2015. “Makalah Mikrobiologi (Hubungan antara


Mikroorganisme dengan Tanaman). Dalam http://www.academia.edu/
16528912/Makalah_Mikrobiologi_HUBUNGAN_MIKROORGANISME
_DENGAN_TANAMAN. Diakses 22 April

Ristiati, N. P. 2017. Mikrobiologi Terapan. Depok : PT Rajagrafinfi Persada.

Sudir. B. N. 2015. Epidemiologi, Patotipe, dam Strategi Pengendalian Penyakit


Hawar Daun Bakteri Pada Tanaman Padi. Diambil dari :
pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-Sudir.pdf (22 April 2019)

Suharyanto. 2015. “Macam-Macam Simbiosis dan Contohnya. Dalam


https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/macam-macam-simbiosis.
Diakses 2 Maret 2019.

Zuroaidah. 2012. Penyakit Karat Daun. Diambil dari :


http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/pudeskripsi-
penyakit-karat-daun-(puccinia-spp.)-2.html ( 22 April 2019)

Saadah, N. 2016. “Laporan Praktikum Mikologi Pertanian (Mikoriza)”. Dalam


https://www.academia.edu/28382900/laporan_mikoriza.doc. Diakses 22
April 2019.
Ilhamzen. 2013.” Unsur Hara Esensial
“https://freelearningji.wordpress.com/2013/05/01/unsur-hara-esensial/.
Diakses 22 April 219

55

Anda mungkin juga menyukai