Nutrisi Tanaman
OLEH :
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Hubungan Hara dengan Bakteri Azotobacter ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Rahmansyah selaku dosen mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah
memberikan tugas ini kepada kami serta teman-teman kami yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan
khususnya bagi kami sendiri untuk menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai hubungan hara dengan bakteri Azotobacter. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempuma tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
III. KESIMPULAN....................................................................................... 9
iii
I. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hara ?
2. Apa yang dimaksud dengan bakteri Azotobacter ?
3. Apa manfaat bakteri Azotobacter ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penambatan bakteri Azotobacter ?
5. Bagaimana cara mengisolasi bakteri Azotobacter ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hara.
2. Untuk mengetahui definisi bakteri Azotobacter.
3. Untuk mengetahui manfaat bakteri Azotobacter.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penambatan bakteri
Azotobacter ?
5. Untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri Azotobacter.
2
II. ISI
3
Menurut Hamastuti dkk (2012), Azotobacter sp. sensitif terhadap asam,
konsentrasi garam yang tinggi dan temperatur di atas 35oC. Terdapat empat
spesies penting dari Azotobacter yaitu Azotobacter chroococcum, Azotobacter
agilis, Azotobacter paspali dan Azotobacter vinelandii dimana Azotobacter
chroococum adalah spesies yang paling sering ditemui di dalam kandungan tanah.
Azotobacter mempunyai sifat aerobik maka dari itu bakteri ini memerlukan oksige
nsehingga dengan adanya aerasi, pertumbuhan dari Azotobacter dapat
ditingkatkan.
Azotobacter hidup bebas sebagai saprofit di tanah, air tawar, lingkungan laut
dan habitat alam lainnya dan telah digunakan sebagai inokulum efektif untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan pengendalian hama (Nurmas dkk,
2014).
2.3 Manfaat Bakteri Azotobacter
Bakteri Azotobacter memiliki manfaat yaitu sebagai spesies rizobakteri
yang dikenal sebagai agen penambat nitrogen yang mengkonversi dinitrogen (N2)
ke dalam bentuk ammonium (NH3), yang mampu menambat nitrogen dalam
jumlah yang cukup tinggi. Pada medium yang sesuai, Azotobacter mampu
menambat 10-20 mg nitrogen/g gula. Azotobacter diketahui pula mampu
mensintesis substansi yang secara biologis aktif dapat meningkatkan
perkecambahan biji, tegakan dan pertumbuhan tanaman seperti vitamin B, asam
indol asetat, giberelin, dan sitokinin. Selain itu, Azotobacter juga memiliki
kemampuan dalam metabolisme senyawa fenol , halogen, hidrokarbon, dan juga
berbagai jenis pestisida.
Azotobacter merupakan bakteri pemfiksasi nitrogen heterotrof yang hidup
bebas dan banyak ditemukan pada tanah yang asam menuju netral. Pemupukan
dengan NPK dapat meningkatkan Azotobacter, tetapi apabila dilakukan
pemupukan dengan pupuk anorganik secara terus-menerus akan menurunkan
tingkat kesuburan tanah, karena unsur K merupakan salah satu unsur hara yang
mudah tercuci, sehingga tanah akan kekurangan unsur K yang dapat menurunkan
kesuburan tanah. Azotobacter mempunyai pengaruh yang menguntungkan dalam
tingkat perkembangan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman dan
4
pertumbuhan vegetatif. Sehingga dengan peningkatan Azotobacter, dapat
meningkatkan hasil tanaman budidaya.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penambatan Bakteri Azotobacter
Faktor-faktor yang mempengaruhi penambatan nitrogen non simbiotik
adalah faktor lingkungan, terutama ciri kimia dan fisika habitatnya. Faktor-faktor
tersebut meliputi :
a. Ketersediaan senyawa nitrogen
Jazad mikropenambat N2 pada umumnya juga mampu menggunakan
amonium, nitrat, dan senyawa nitroge organik. Amonium lebih disukai dan
bersama-sama dengan senyawa-senyawa yang dapat diubah menjadi amonium
(seperti urea dan nitrat) merupakan penghambat penambatan nitrogen yang paling
efektif.
b. Kesediaan nutrien anorganik
Bila jazad mikro penambatan nitrogen ditumbuhkan pada media yang
mengandung garam-garam amonium dan senyawa nitrogen lainnya, beberapa
nutrien anorganik diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daipada medium tersebut
bebas dari nitrogen. Dalam penambatan nutrigen diperlukan molibdenum, besi,
calsium dan kobalt dalam jumlah yang cukup.
c. Macam sumber energi yang tersedia
Bagi jazad heterotrof, tersedianya sumber energi merupakan faktor utama
yang membatasi laju dan besarnya asimilasi N2. Penambatan gula sederhana,
selulosa, jerami, atau sisa-sisa tanaman dengan nisbah C/N yang tinggi
seringsekali meningkatkan dengan nyata transformasi N.
d. pH
pH mempunyai pengaruh yang nyata, Azotobacter dan Sianobakteri
tergolong sangat peka pada tanah-tanah dengan pH kurang dari 6,0 sedangkan
Beijerinckia tidak peka dan dapat tumbuh dan menambat N2 pada pH 3-9.
e. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah sering kali menentukan laju penambatan nitrogen dan
kandungan air optimum tergantung pada tanah yang bersangkutan dan jumlah
5
bahan organik yang tersedia. Bila kelembaban terlalu tinggi maka keadaan aerobik
berubah menjadi anaerobik.
f. Suhu
Suhu optimum bagi penambatan nitrogen adalah suhu sedang. Penambatan
terhenti pada suhu beberapa derajat di atas suhu optimum. Di beberapa daerah
beriklim sedang bagian Utara didapati bahwa penambatan nitrogen masih
berlangsung sekalipun pada musim dingin. Jazad mikro pelakunya diperkirakan
algae atau lumut kerak.
2.5 Isolasi Bakteri Azotobacter
Nurmas, dkk (2014) dalam Ponmurugan, dkk (2012) mengatakan bahwa
bakteri penambat nitrogen Azotobacter diisolasi dari sampel tanah dengan cara
memasukkan suspensi tanah ke dalam media Jensens (mengandung Sukrosa,
K2HPO4, MgSO4, NaCl, K2SO4, Na2MoO4, dengan pH 6,9), lalu diinkubasi
selama satu minggu. Setelah periode inkubasi, bakteri yang tumbuh di kultur pada
media Ashbys dan diinkubasi selama satu minggu dan dilakukan karakterisasi
morfologi secara langsung pada medium tersebut.
Isolasi Azotobacter penambat nitrogen bebas dari atmosfir dilakukan
dengan menggunakan media selekstif yaitu media Jensens. Dari hasil seleksi
pada medium Asbhy diperoleh 135 isolat yang tumbuh dan diduga merupakan
bakteri penambat N dari kelompok Azotobacter sp. dengan karakter morfologi
berbentuk bulat, cembung dan berwarna putih keruh. Selanjutnya dilakukan
pengukuran Optical Density (OD) pada panjang gelobang 550 nm menggunakan
spektrofotometer. Semakin tinggi nilai OD diduga semakin tinggi populasi bakteri
dalam medium. Hal tersebut mengindikasikan kemampuan isolat Azotobacter
semakin tinggi dalam menambat nitrogen dari udara bebas.
Hasil pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 550 nm terpilih 21
isolat yang memiliki nilai OD0,1 ke-21 isolat tersebut beserta asal geografis dan
tanaman inangnya disajikan pada Tabel 1
6
(Nurmas, dkk. 2014)
Berdasarkan Tabel 1. sumber isolat yang digunakan yaitu pupuk hayati
komersial (tiga jenis bentuk cair dan satu jenis bentuk padat), serta tanah sawah
Kebun Percobaan Sawah Baru. Media tumbuh yang digunakan untuk mikroba
adalah nitrogen free mannitol (NFM) dan nitrogen free bromthymol blue (NFB),
nutrient agar (NA).
Azotobacter-like diisolasi menggunakan metode cawan hitung pada media
NFM, sedangkan Azospirillumlike menggunakan metode enrichment pada media
NFB. Seleksi kemampuan penambatan N dilakukan berdasarkan pengukuran
kelarutan amonium berdasarkan metode destilasi dan titrasi. Uji antagonistik
dilakukan pada isolat Azotobacter-like dan Azospirillum-like dengan
menumbuhkan bersama dalam satu cawan pada media NA. Berdasarkan hasil uji
yang telah dilakukan dipilih 1 bakteri Azotobacter-like dan Azospirillum-like,
yaitu At523 dan Ap533 yang keduanya tidak saling antagonis dan daya
tumbuhnya cepat. Mekanisme antagonis meliputi kompetisi nutrisi, antibiosis
sebagai hasil pelepasan antibiotika atau senyawa kimia, dan predasi. Populasi total
isolat yang diinokulasikan adalah 7.88x109 cfu ml-1 m-2 untuk Azotobacter-like
dan 7.95x109 cfu ml-1 m-2 untuk Azospirillum-like disajikan pada Tabel 2.
7
Tabel 2. Informasi Sumber dan Aktifitas Isolat Bakteri Aplikasi
8
III. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10