Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

MANFAAT MIKROORGANISME BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Dosen Pembimbing: Aji Tetuko, M.Sc., Apt

Disusun Oleh:
1. Ana Nurul Fitriyani (F120155004)
2. Chaerani Noor Savitri (F120155007)
3. Husna Lathifatu Hilma (F120155010)
4. Sella Ayu Oktarinda (F120155
5. Muhammad Anwar Shidiq (F120155013)
6. Muhammad Junaidi (F1201550)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia
Telp : (0291) 437 218/442993
TAHUN 2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita taufiq dan hidayah-Nya, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih kami ucapkan kepada guru pembimbing serta teman-teman sekalian
yang telah membantu, dengan memberi bantuan berupa moril sehingga pembuatan makalah
Mikrobiologi dan Virologi dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Melalui
makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat mikroorganisme bagi
kehidupan manusia.
Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun penulisan serta penyampaiannya,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Kudus, 16 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manfaat mikroorganisme dari daur ulang elemen-elemen kimia............. 3
2.2 Manfaat Mikroorganisme Dalam Proses Penanganan Limbah................ 8
2.3 Manfaat Mikroorganisme Dari Bioremidiasi........................................... 9
2.4 Manfaat Mikroorganisme Dari Bioaugmentasi........................................ 10
2.5 Manfaat Mikroorganisme Pada Control Hama Tanaman......................... 11
2.6 Manfaat Mikroorganisme Pada Industry Dan Pertambangan.................. 13
2.7 Manfaat Mikroorganisme Dalam Pangan (Yogurt dan Keju).................. 13
2.8 Manfaat Mikroorganisme Dalam Bioteknologi & Rekayasa Genetic...... 14
2.9 Manfaat Mikroorganisme Dalam Bidang Farmasi dan Kesehatan........... 18
BAB III PENUTUP
3.1 Solusi................................................................................................... 19
3.2 Simpulan.............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Saat ini banyak orang menganggap bahwa semua bakteri itu adalah sumber penyakit
bagi manusia. Tentunya anggapan tersebut salah, karena tidak semua bakteri itu adalah
sumber penyakit bagi manusia. Memang, beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, tapi ada kelompok lainnya dapat memberikan manfaat di
bidang pangan, farmasi, kesehatan, industry, dan lain-lain. Selain dapat dimanfaatkan di
bidang pangan, farmasi, kesehatan, dan industry bakteri juga berguna sebagai pengurai untuk
keseimbangan hidup ini. Karena banyaknya bakteri menguntungkan bagi kehidupan, manusia
pun banyak memanfaatkannya. Dalam memanfaatkan bakteri tidak bisa jika asal-asalan
karena harus disertai pengetahuan mengenai bakteri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa manfaat mikroorganisme dari daur ulang elemen-elemen kimia ?
2. Apa manfaat mikroorganisme dalam proses penanganan limbah bagi kehidupan manusia?
3. Apa manfaat mikroorganisme dari bioremidiasi bagi kehidupan manusia ?
4. Apa manfaat mikroorganisme dari bioaugmentasi bagi kehidupan manusia ?
5. Apa manfaat mikroorganisme pada control hama tanaman bagi kehidupan manusia ?
6. Apa manfaat mikroorganisme pada industry dan pertambangan bagi kehidupan manusia ?
7. Apa manfaat mikroorganisme dalam pangan (yogurt dan keju) bagi kehidupan manusia ?
8. Apa manfaat mikroorganisme dalam bioteknologi dan rekayasa genetic bagi kehidupan
manusia ?
9. Apa manfaat mikroorganisme dalam bidang farmasi dan kesehatan bagi kehidupan
manusia ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui manfaat mikroorganisme dari daur ulang elemen-elemen kimia yang penting
bagi kehidupan manusia
2. Mengetahui manfaat mikroorganisme dalam proses penanganan limbah bagi kehidupan
manusia
3. Mengetahui manfaat mikroorganisme dari bioremidiasi bagi kehidupan manusia
4. Mengetahui manfaat mikroorganisme dari bioaugmentasi bagi kehidupan manusia
5. Mengetahui manfaat mikroorganisme pada control hama tanaman bagi kehidupan
manusia
6. Mengetahui manfaat mikroorganisme pada industry dan pertambangan bagi kehidupan
manusia
7. Mengetahui manfaat mikroorganisme dalam pangan (yogurt dan keju) bagi kehidupan
manusia
8. Mengetahui manfaat mikroorganisme dalam bioteknologi dan rekayasa genetic bagi
kehidupan manusia
9. Mengetahui manfaat mikroorganisme dalam bidang farmasi dan kesehatan bagi
kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Mikroorganisme Dari Daur Ulang Elemen-Elemen Kimia


Mikroorganisme berperan mengubah elemen-elemen kimia seperti karbon, nitrogen,
oksigen, sulfur dan fosfor menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh hewan dan tumbuhan.
Elemen-elemen kimia tersebut membentuk suatu siklus atau daur yang terdiri dari Nitrogen,
Fosfor, Karbon, Oksigen, dan Sulfur. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Siklus Nitrogen
Gas Nitrogen merupakan komponen utama dari udara. Nitrogen digunakan oleh
organisme hidup untuk menghasilkan sejumlah molekul organik kompleks seperti asam
amino, protein, dan asam nukleat. Komponen utama dari siklus nitrogen dimulai dengan
unsur nitrogen diudara. Kebanyakan organisme tidak dapat menggunakan nitrogen dalam
bentuk ini. Petir mempunyai energi besar yang bisa digunakan untuk memecah N diatmosfer
sehingga ia dapat bereaksi dengan oksigen dan membentuk Nitrat (NO3). Nitrat (NO3) jatuh
ke tanah bersama air hujan dalam daur air sehingga kemudian menjadi hara penting dalam
menunjang kesuburan tanaman. Tanaman mengambil nitrogen dalam bentuk seperti amonia
(NH3), ion nitrat (NO3). Hewan mendapatkan nitrogen dari tanaman atau hewan yang telah
memakan tanaman. Empat proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk ke
bentuk lainnya. Mikroba memainkan peran utama dalam proses ini.

a) Fiksasi Nitrogen
Fiksasi (pengikatan) nitrogen hanya dapat dilakukan oleh prokariota (bakteri
dan alga) tertentu yang mampu mengikat senyawa nitrogen dalam bentuk N2
(nitrogen anorganik) menjadi nitrogen organik dengan mengubahnya menjadi asam
amino yang merupakan penyusun protein. Keberadaan prokariota pengikat nitrogen
amat penting bagi suatu ekosistem mengingat peranan nitrogen ialah struktural
senyawa protein yang menjalankan banyak fungsi vital di dalam tubuh.
Nitrogen difiksasi oleh bakteri di ekosistem terestrial dan juga bakteri yang
bersimbiosis dengan akar tanaman Leguminoceae, Rhizobium leguminosa.
Sedangkan pada ekosistem akuatik terdapat populasi sianobakteria (alga prokariot)
yang mampu mengikat nitrogen bebas dari atmosfer masuk ke badan air yang dapat
digunakan oleh tmbuhan air dan alga untuk nutrisi pertumbuhan.
Mikroorganisme pengikat nitrogen menggunakan senyawa tersebut untuk
reaksi metabolisme di dalam tubuhnya. Hasil samping dari reaksi fiksasi ini akan
menghasilkan senyawa amoniayang menjadi prekursor pertama kali nitrogen organik
yang dapat digunakan oleh tumbuhan.
b) Nitrifikasi
Merupakan reaksi kimia metabolisme amonium (NH4) oleh bakteri nitrit
(Nitrosomonas, Nitrosococus) yang menghasilkan senyawa nitrit (NO2). Amonia
(NH3) hasil fiksasi N2 yang dibebaskan ke dalam tanah akan bereasi dengan ion
Hidrogen sehingga membentuk senyawa amonium (NH4) yang bersifat asam dan
dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan. Amonia (NH3) merupakan senyawa
nitrogen dalam bentuk gas, sehingga dapat menguap ke atmosfer. Pada saat ini amonia
mampu membentuk amonium dengan berikatan dengan ion hidrogen. Amonium yang
terbentuk di atmosfer akan ikut terbawa dengan aliran hujan yang akan membasahi
bumi. Kandungan amonium ini akan mempengaruhi pH tanah di suatu ekosistem.
Amonium yang terakumulasi ditanah sebagian besar dimanfaatkan oleh
bakteri nitrit untuk menghasilkan energi dan akan menghasilka senyawabuangan
NO2. Selanjutnya senyawa nitrit akan digunakan oleh bakteri nitrat (Nitrobacter)
yang menghasilkan senyawa nitrat (NO3). Senyawa nitrat jauh lebih ramah
dibanding senyawa nitrogen lainnya. Senyawa ini dapat digunakan oleh tumbuhan
secara langsung untuk diasimilasi menjadi senyawa nitrogen organik, asam amino
yang akan menyusun protein. Hewan mendapat asupan nitrogen dengan cara
memakan tumbuhan atau hewan lain melalui rantai makanan pada suatu ekosistem.
c) Denitrifikasi
Adalah suatu reaksi kimia yang merombak senyawa nitrat menjadi senyawa
N2 ke atmosfer. Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikans yang membantu
pengembalian senyawa nitrogen ke atmosfer.
d) Amonifikasi
amonifikasi ialah penguraian nitrat menjadi amoniun (NH4) melalui proses
penguraian yang dibantu oleh dekomposer (bakteri dan jamur). Pembebasan akumulai
nitrogen pada organisme yang telah mati akan sangat lama siklusnya jika tidak
dibantu oleh dekomposer. Sang pengurai menggunakan senyawa nitrogen organik
kompleks (protein/asam amino) untuk memenuhi nutrisinya) dan dalam reaksi ini
mengembalikan senyawa amonium yang akan menggantikan senyawa amonium yang
telah digunakan bai oleh mikroorganisme maupun tumbuhan.

2. Siklus Fosfor

Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan.
Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di dalam tanah.
Contohnya adalah akibat hujan asam. Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam
bentuk biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor
ditambahkan kembali ke tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri penguarai
detritus.
Humus dan partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran air yang
pada akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat pengurasan fosfat di
samping pelapukan batuan yang sejalan dengan hilangnya fosfat.
Fosfat yang berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang
kemudian tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami penurunan atau
dasar laut mengalami kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi bagian dari
ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di antara tanah, tumbuhan, dan
konsumen dalam waktu tertentu.
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2 di udara
berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan
asap pabrik. Karbon dioksida (CO2) di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia
dan hewan untuk ber Respirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02
dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah
sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan
jumlah C02 di air.

4. Siklus Sulfur atau belerang


Siklus sulfur mengandung baik proses atmosfer dan terestrial. Dalam wilayah darat,
siklus dimulai dengan pelapukan batuan, melepaskan sulfur disimpan. Sulfur kemudian
datang ke dalam kontak dengan udara di mana ia diubah menjadi sulfat ( SO4 ). Sulfat ini
diambil oleh tanaman dan mikroorganisme dan diubah menjadi bentuk-bentuk organik,
hewan kemudian mengkonsumsi bentuk-bentuk organik melalui makanan yang mereka
makan, sehingga bergerak sulfur melalui rantai makanan. Sebagai organisme mati dan
membusuk, beberapa sulfur ini kembali dirilis sebagai sulfat dan beberapa memasuki
jaringan mikroorganisme. Ada juga berbagai sumber daya alam yang memancarkan sulfur
langsung ke atmosfer, termasuk letusan gunung berapi, pemecahan bahan organik di
rawa-rawa dan pasang surut, dan penguapan air.
Sulfur akhirnya mengendap kembali ke bumi atau turun dalam curah hujan. Sebuah
kerugian terus menerus belerang dari limpasan ekosistem darat terjadi melalui drainase ke
danau dan sungai, dan akhirnya lautan. Sulfur juga masuk laut melalui dampak dari
atmosfer bumi. Dalam lautan, beberapa siklus sulfur melalui komunitas laut, bergerak
melalui rantai makanan. Sebagian dari sulfur ini dipancarkan kembali ke atmosfer dari
semprot laut. Sisa sulfur yang hilang ke kedalaman laut, menggabungkan dengan besi
untuk membentuk sulfida besi yang bertanggung jawab untuk warna hitam paling
sedimen laut.

2.2 Manfaat Mikroorganisme Dalam Proses Penanganan Limbah


Penggunaan mikroba dalam mengolah limbah organik dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu menjadikannya pupuk organik dan menjadikannya biogas.
a. Produksi pupuk organik
Pupuk organic merupakan hasil penguraian bahan organic oleh jasad renik atau
mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Misal
Kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Kompos atau pupuk kandang sudah cukup
lama dikenal dan dipergunakan, tetapi baru sebatas menggunakan apa adanya, belum
sampai pada usaha untuk meningkatkan kualitas dari kompos dan pupuk kandang
tersebut. Rakitan teknologi pembuatan pupuk alternatif mulai membudaya di masyarakat
kita, yaitu upaya pembuatan kompos.
Pada proses pengomposan terjadi proses biokonversi bahan organik oleh berbagai
kelompok mikroba heterotrof. Mikroba yang berperan dalam proses tersebut adalah
bakteri, jamur actynomycetes dan protozoa. Peranan mikroba yang bersifat selulolitik dan
lignilolitik sangat besar pada proses dekomposisi sisa tanaman yang banyak mengandung
lignoselulosa.
b. Produksi biogas
Limbah-limbah organik dan peternakan yang diuraikan oleh bakteri kelompok
metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar berupa metana. Biogas
(metana) dapat terjadi dari penguraian limbah organik yang mengandung protein, lemak
dan karbohidrat. Penguraian ini dilakukan untuk fermentasi oleh bakteri anaerob sehingga
bejana yang digunakan untuk fermentasi limbah ini harus ditutup.
Bakteri yang berperan dalam perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada
dua macam, yaitu bakteri pembentuk asam dan bakteri pembentuk gas metan. Bakteri
pembentuk asam merombak bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini
dilakukan oleh bakteri-bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes, Escherichia,
dan Aerobacter. Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan dan
menghasilkan gas bio (sebagian besar menghasilkan gas metan). Bakteri-bakteri tersebut
adalah Methanobacterium, Methanosarchina dan Methanococcus. Disamping itu, juga
ada bakteri lain yang memanfaatkan unsur sulfur (S) dan membentuk H 2S yaitu bakteri
Desulvovibrio.

2.3 Manfaat Mikroorganisme Dari Bioremidiasi


Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di
lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah
peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada
biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan
akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien
dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali
dipatenkan adalah bakteri pemakan minyak. Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih
cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di
laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil
dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya
dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-
komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
Teknik bioremediasi menciptakan lingkungan yang terkontrol untuk memproduksi enzim
yang sesuai bagi reaksi terkatalisis yang diinginkan. Kebutuhan dasar dari proses biologis
yaitu :
1. Kehadiran mikroorganisme dengan kemampuan untuk mendegradasi senyawa target.
2. Keberadaan substrat yang dikenali dan dapat digunakan sebagai sumber energi dan
karbon.
3. Adanya pengumpanan yang menyebabkan terjadinya sintesa spesifik untuk senyawa
target.
4. Keberadaan sistem penerima-donor elektron yang sesuai.
5. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk reaksi terkatalisis enzim dengan kelembaban dan
pH yang mendukung.
6. Ketersediaan nutrien untuk mendukung pertumbuhan sel mikroba dan produksi enzim.
7. Suhu yang mendukung aktivitas mikrobial dan reaksi terkatalisis.
8. Ketersediaan bahan atau substansi beracun terhadap mikroorganisme tersebut.
9. Kehadiran organisme untuk mendegradasi produk metabolit.
10. Kehadiran organisme untuk mencegah timbulnya racun antara.
11. Kondisi lingkungan yang meminimumkan organisme kompetitif bagi mikroorganisme
pendegradasi.

2.4 Manfaat Mikroorganisme Dari Bioaugmentasi


Bioaugmentasi adalah penambahan organisme atau enzim pada suatu bahan untuk
menyingkirkan bahan kimia yang tidak diinginkan. Bioaugmentasi digunakan untuk
menyingkirkan produk sampingan dari bahan mentah dan polutan potensial dari limbah.
Organisme yang biasa digunakan dalam proses ini adalah bakteri. Namun, banyak aplikasi
yang berhasil menggunakan tumbuhan untuk menyingkirkan kelebihan nutrien, logam, dan
bakteri pathogen. Penggunaan tumbuhan ini biasa dikenal dengan istilah phytoremediasi.
Pemilihan metode bioremediasi yang cocok dengan kondisi lingkungan diharapkan akan
dapat meningkatkan kecepatan biodegradasi.
Misalnya, Bakteri patogen (penyebab penyakit) diantaranya E. coil (penyebab
penyakit diare), Legionella pneumophilla (penyebab penyakit pernapasan akut), Leptospira
(penyebab penyakit leptospirosis), Shigella (penyebab penyakit disentri) Vibrio cholerae
(penyebab penyakit kolera) dan bakteri penyebab penyakit lainnya. Untuk menghambat
tumbuhnya bakteri-bakteri tersebut di dalam air limbah, maka perlu kita hidupkan bakteri
BIO-TRENT di dalam system. Bakteri Lactobacillus di dalam BIO-TRENT mampu
menghasilkan antibiotik alami (zat) pembunuh bakteri patogen.

2.5 Manfaat Mikroorganisme Pada Control Hama Tanaman


Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah penggunaan
mikroorganisme sebagai pengendali hayati dalam membasmi hama tanaman. Pengendalian
hama dapat digunakan dengan musuh alam; misalnya bakteri di tanah dan tanaman yaitu
Bacillus thuringiensis. Bakteri ini dikembangkan menjadi insektisida mikrobial, yang
menghasilkan protein kristal yang dapat membunuh serangga, yaitu larva atau ulat serangga.
Adapun bacillus thuringiensis sekarang ini dikembangkan dengan campuran tertentu, dapat
sebagai perekat dan langsung disemprotkan pada tanaman pertanian. Pengendalian hama
tanaman dengan menggunakan mikroorganisme yang berperan sebagai insektisida.
Khususnya untuk spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. Larvae, B. Popilliae, dan B.
Thurungiensis).Spesies tersebut menghasilkan protein kristalin yang mematikan larva
lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu loncat), misalnya ulat kubis, ngengat gipsy, dan sarang
ulat. Apabila termakan oleh larva serangga, kristal protein ini akan terurai oleh enzim
protease pada pencernaan serangga menjadi fraksi-fraksi kecil toksik yang akan merusak
pencernaan serangga dan menimbulkan kematian. Sejumlah mikroba telah dilaporkan dalam
berbagai penelitian efektif sebagai agen pengendalian hayati hama dan penyakit tumbuhan
diantaranya adalah dari genus-genus.
1. Agrobacterium, Kelompok bakteri dari Genus Agrobacterium dan Pseudomonas
banyak dimanfaatkan sebagai agen pengendalian biologi. Tidak semua spesies dari
genus Agrobacterium merupakan bakteri patogen. Banyak strain yang diisolasi dari
dalam tanah diketahui merupakan strain antagonis yang dapat menghambat
pertumbuhan strain patogen. Kedua strain ini dapat diketahui apakah bersifat patogen
atau antagonis dengan melakukan uji patogenisitas pada tanaman inang. Di dalam
tanah di sekeliling perakaran tanaman yang sakit, perbandingan kedua strain ini
sangat tinggi tetapi pada perakaran tanaman yang sehat perbandingannya rendah
sekali (Skinner cit. Hinggins, 1985). Bakteri Agrobacterium radiobacter strain K- 84
dapat menghasilkan senyawa antibiotik Agrosin 84 yang mampu menekan
pertumbuhan bakteri patogen Agrobacterium tumefacient penyebabpenyakit Crown
Gall pada tanaman persik dan mawar. Strain K84 ini mengandung plasmid kecil
yang menyandikan produksi agrosindan plasmid besar yang menyandikan
penggunaan nonpalin yang merupakan asam amino tipeopin yang hanya terdapat
dalam jaringan Crown Gall. Dari percobaan laboratorium didapatkan bahwa bakteri
patogen yang resisten terhadap agrosin ini dapat muncul karena adanya konjugasi
antara strain84 dan strain patogen. Selama konjugasi, kedua plasmid dari strain84
berpindah secara bebas, sedangkan plasmid Ti pada patogen, pada sel penerima dapat
muncul atau tidak.
2. Ampelomyces, untuk mengendalikan embun tepung pada berbagai buah-buahan dan
sayuran dan sangat baik digunakan dalam program pengendalian penyakit secara
terpadu.
3. Arthrobotrys, Jamur Arthrobotrys sp untuk mengendalikan Nematoda akar kopi

4. Bacillus thuringiensis, digunakan sebagai pengendali hama karena sifatnya yang


spesifik terhadap hama dan tidak berbahaya bagi manusia, ikan, burung, anijng, babi,
tikus, dll atau hama-hama tanaman lainnya, juga tidak bersifat karsinogenik.
Kemampuannya sebagai pengendali hama disebabkan oleh kristal protein yang
diproduksinya.
5. FusariumOxysporum, merupakan salah satu strain hasil mutasi alamiah dari fusarim
yang digunakan untuk mengendalikan penyakit karena fusarium.
6. Gliocladium sp, Gliocladium Catenulatum, digunakan sebagai fungisida untuk
mengendalikan penyakit pada daun untuk perlindungan pascapanen. G. Virens
dimanfaatkan untuk mengendalikan jamur patogen di dalam tanah.
7. Sphaerellopsis, Untuk mengendalikan penyakit karat pada beberapa tanaman dan
beberapa orang lainnya.
8. Trichoderma, Jamur Trichodermaharzianum dapat mengendalikan penyakit layu
semai pada kacang buncis dan kol pada kondisi rumah kaca, tetapi hasilnya belum
mantap untuk skala lapangan. Jamur Trichoderma hama tumbuhan dilaporkan juga
dapat menghambat serangan jamur Rhizoctoniasolani dan Phytiumsp yang menyerang
persemaian tanaman kapri dan lobak.
9. Verticilliumsp, untuk mengendalikan penyakit bercak daun (Hemilieavastratrix)
pada tanaman kopi dan cacar daun teh (Exobasidiumvexans).
10. Dactylella, dapat mengendalika nnematoda parasit pada tanaman
11. Endothia, untuk mengendalikan penyakit karat pada tanaman kacang
12. Erwinia, dapat mengendalikan penyakit busuk pada tanaman, misalnya tanaman hias

2.6 Manfaat Mikroorganisme Pada Industry Dan Pertambangan


a. Sebagai Pemisah Logam Berat
Bakteri Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans termasuk
khemolitotrof, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan,
peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis logam.Bakteri ini
dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang.Bakteri
ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia
mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di
atmosfer.Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang
diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan
bijihnya.
b. Penghasil Asam Amino
Pada makanan sering ditambahkan monosodium glutamat, yaitu sebagai
penambah cita rasa. Tahukah Anda lebih dari 165.000 ton asam glutamat telah digunakan
untuk pembuatan monosodium glutamat. Asam-asam amino itu antara lain lisin, lisin ini
terdapat pada manusia, hanya tingkatnya rendah. Bakteri yang dapat menghasilkan asam
amino adalah Corinebacterium glutamicum mampu untuk menghasilkan asam
glutamat.Untuk itu mikroorganisme ini digunakan sebagai menjadi produk utama
industri, yaitu penghasil asam amino.
c. Penghasil Alkohol
Banyak sekali manfaat alkohol, di antaranya sebagai bahan bakar mesin karena
mempunyai kelebihan mesin dapat menyala lebih lama, tidak menyebabkan polusi, dan
tidak meningkatkan kadar karbondioksida di atmosfer. Produk lain seperti pada produk
etanol dan spiritus yang mengandung alcohol. Alkohol ini merupakan hasil fermentasi
dari khamir, yaitu Saccharomyces cereviceae. Mikroorganisme tersebut dapat mengubah
karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida.

2.7 Manfaat Mikroorganisme Dalam Pangan (Yogurt dan Keju)


a. Pembuatan Keju
Pada umumnya keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang
diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus
thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk membunuh bakteri
yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan
campuran enzim yang mengandung renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk
lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan bagian yang padat
diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan
mencerna protein dan lemak menjadi asam amino.
Pada umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yang
dihasilkan dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil
dan pemampatannya besar.Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya
makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam. Misalnya, keju romano, parmesan
sebagai keju sangat keras, keju cheddar, swiss sebagai keju keras yang berperan
Propioniobacterium sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium reguerforti sebagai
keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak yang berperan Pennicilium
camemberti.
b. Pembuatan Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan
dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan
usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah
sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Dalam proses pembuatannya, air
susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah
dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38 C 44 C atau selama 12 jam
pada suhu 32 C. Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang
membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa
lain yang diinginkan.

2.8 Manfaat Mikroorganisme Dalam Bioteknologi Dan Rekayasa Genetic


Bioteknologi
Penerapan bioteknologi dalam kehidupan, biasanya menggunakan mikroorganisme.
Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan bioteknologi di
berbagai bidang kehidupan. Peranan mikroorganisme dalam berteknologi adalah sebagai
berikut:
1. Penghasil Makanan atau Minuman
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan,
tuak, cuka, dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara
ilmiah dengan menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk
yang berkualitas, seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan nata de coco.Beberapa jamur
juga dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya jamur Neurospora sitophila
sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk membuat oncom.Bahan
pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik karena
pada umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara lain:
a. Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b. Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco)
c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan tapai)
d. Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e. Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f. Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)
2. Penghasil Protein Sel Tunggal (PST)
Mikroorganisme, seperti ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan
protein.Protein ini berada di dalam sel, bukan merupakan bahan yang disekresikan oleh
sel. PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal ini
disebabkan karena:
1) Secara umum, organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau
limbah organik yang lain.
4) Mikroorganisme fotosintetik seperti ganggang dapat memanfaatkan energi cahaya
untuk digunakan sebagai penghasil PST.
Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.

Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan merupakan tulang punggung dan
pemicu lahirnya bioteknologi molekuler. DNA rekombinan dikonstruksi dengan
menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau melakukan
perubahan secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Rekayasa genetik merupakan
usaha manusia mencari varietas atau galur yang paling sesuai. Banyak kelainan genetik,
komplikasi seperti diabetes, fibrosis kistik telah disembuhkan dengan rekayasa genetika pada
manusia karena melibatkan penghapusan gen yang rusak dan sel-sel memodifikasi untuk
menghasilkan sifat yang diinginkan yang hilang sebelumnya, dengan terapi gen. Insulin dan
hormon pertumbuhan manusia adalah contoh terbaik dimana gen penyandi hormon ini sedang
diubah dalam sel bakteri dalam skala besar untuk meningkatkan produksi hormon.
Hewan kloning dan transformasi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus. Pertama
hewan berhasil mengubah adalah Dolly, lebih dikenal sebagai domba kloning meskipun
masalah etika telah menjadi kendala utama sejauh penelitian yang bersangkutan. Adapun
rekayasa genetika telah digunakan berulang-ulang untuk menghasilkan hama, tanaman yang
tahan penyakit dan juga tanaman bergizi tinggi. Contoh terbaik adalah tanaman kapas Bt
dimana Bacillus thureingiensis telah digunakan untuk memasukkan berbagai hama dan gen
tahan penyakit pada tanaman. Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah membantu
massa dengan jumlah tinggi nutrisi. Beras emas, dan rasa menikmati tomat adalah contoh
terbaik dari rekayasa genetika dalam makanan
Manfaat Rekayasa Genetika :
a) Kloning Manusia: Hampir setiap hari, ilmuwan membuat terobosan baru di bidang
rekayasa manusia. Mamalia telah berhasil dikloning dan proyek genom manusia telah
selesai. Hal ini mendorong para ilmuwan di seluruh dunia untuk penelitian berbagai
aspek yang berbeda dari rekayasa genetika manusia. Penelitian-penelitian telah
memungkinkan pemahaman yang lebih baik DNA dan perannya dalam kedokteran,
farmakologi, teknologi reproduksi dan berbagai bidang lainnya. Para ilmuwan di
Roslin Institute di Skotlandia, kloning salinan dari domba, bernama 'Dolly'. Hewan
yang baru dibuat dengan proses rekayasa genetika yang dikenal sebagai xenographs.
b) Pengobatan: Pada manusia, manfaat yang paling menjanjikan dari rekayasa genetika
adalah terapi gen yang merupakan pengobatan suatu penyakit dimana gen yang cacat
diperbaiki dan diganti atau gen terapeutik diperkenalkan untuk melawan penyakit.
Selama dekade terakhir, banyak penyakit autoimun dan hati telah diobati
menggunakan terapi gen. Penyakit tertentu seperti penyakit Huntington, ALS dan
cystic fibrosis disebabkan oleh gen yang rusak. Ada harapan bahwa obat untuk
penyakit seperti dapat ditemukan dengan baik memasukkan gen dikoreksi atau
memodifikasi gen yang rusak. Akhirnya, harapan adalah untuk sepenuhnya
menghilangkan penyakit genetik dan juga mengobati penyakit non-genetik dengan
terapi gen yang sesuai. Penelitian terbaru di lapangan memungkinkan untuk
memperbaiki atau tumbuh sel-sel otot baru ketika mereka tidak bekerja atau rusak.
c) Kasus Kehamilan: Rekayasa genetika juga merupakan keuntungan bagi wanita hamil
yang dapat memilih untuk memiliki janin mereka diperiksa untuk cacat genetik.
Pemutaran ini dapat membantu orang tua dan dokter mempersiapkan kedatangan anak
yang mungkin memiliki kebutuhan khusus selama atau setelah melahirkan. Satu
manfaat masa depan kemungkinan rekayasa genetika yang sangat ditunggu-tunggu
adalah bahwa janin dengan cacat genetik dapat diobati dengan terapi genetik bahkan
sebelum lahir. Penelitian yang terjadi untuk terapi gen untuk embrio sebelum
ditanamkan ke ibu melalui fertilisasi in-vitro. Istilah terbaru diciptakan adalah
'Designer Babies' dimana pasangan sebenarnya dapat memilih fitur dari bayi yang
akan dilahirkan.
d) Pertanian: Bidang pertanian juga sangat manfaat dari rekayasa genetika yang telah
meningkatkan kebugaran genetik berbagai spesies tanaman. Manfaat umum adalah
peningkatan efisiensi fotosintesis, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
salinitas, kekeringan dan virus dan juga mengurangi kebutuhan tanaman untuk pupuk
nitrogen. Penelitian terbaru di Cornell University adalah untuk memetakan 'Oat'
tanaman sehingga nutrisi tambahan dapat ditambahkan ke urutan dan membuat
tanaman lebih sehat. Penelitian serupa dilakukan dengan 'Soya' tanaman juga.

2.9 Manfaat Mikroorganisme Dalam Bidang Farmasi dan Kesehatan


Peranan mikrobiologi di bidang farmasi cukup besar. Dengan mempelajari
mikrobiologi, ahli farmasi dapat membuat obat yang dapat mencegah, menanggulangi atau
memberantas mikroorganisme penyebab penyakit, sebagai contoh, dengan ditemukannya
antibiotik kemoterapi yang dapat memerangi mikroorganisme penyebab infeksi. Selain itu,
masih ada penisilin, streptomisin dan kloramfenikol yang merupakan antibiotik yang di
produksi melalui mikroorganisme spesifik yang dirangsang pertumbuhannya sehingga dapat
menjadi obat-obat penyelamat jiwa.
1. Produk antibiotik
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi dengan ukuran
besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan dalam 100.000 liter fermentor
selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam
larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 C dan
selanjutnya ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk
mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
2. Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya kortison dan
steroid lain yang serupadiketahui dapat digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan
dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak seimbangan
homonal. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah introduksi atom oksigen pada cincin
steroid nomor 11. Hal ini dapat diatasi dngan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan
mikroorganisme untuk mengganti proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon untuk
membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11.

3. Produksi vaksin
Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting industri farmasi.
Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang memiliki properti antigenic
yang diperlukan untuk meluncurkan respons imun primer.
4. Produksi vitamin dan asam amino
Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin dapat
diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan sebagai suplemen makanan.
Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai produk samping pada fermentasi antibiotik
oleh Streptomyces. Vitamn B12 juga diperoleh dari fermentasi Propionibacteriaum shermanii
atau Paracoccus denitrificans. Riboflavin dapat dihasilkan dari fermentasi berbagai macam
mikrooganisme, misalnya bakteri Clostridium dan fungi Eremothecium ashbyi atau Ashbya
gossypii.
5. Produksi asam organik
Beberapa asam organik seperti asam asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam giberelat, dan
asam laktat dhasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam organik antara lain
digunakan dalam industri makanan, miasalnya sebagai pengawet makanan. Asam glukonat
diperoduksi oleh berbagai bakteri termasuk spesies acetobaterdan oleh beberapa fungsi
seperti penisilium dan aspergillus
8. Produksi protein manusia
Adanya proses rekayasa genetik dengan pemanfaatan mikroorganisme meningkatan peran
industri farmasi dlam memproduksi protein manusia. Perusahaan farmasi Amerika serikat Eli
Lilly, memasarkan produk insulin manusia yang pertama, Humulin pada tahun1982. DNA
manusia yang mengkode insulin dipotong dan disisipkan kedalam fektor ( contohnya
plasmid) yang selanjutnya ditransformasi kedalam sel Escherichia coli sebagai inang. Sel
inang tumbuh dan bereproduksi secara normal, dan karena terdapat DNA manusia yang
disisipkan, maka sel inang tersebut otomatis akan menghasilkan insulinmanusia. Proses yang
serupa juga dilakukan pada produksi interferon, hormon pertumbuhan manusia (tumour
necrosis factor, TNF) dan interleukin-2 ( IL-2 ).

BAB II
PENUTUP

3.1 Solusi

3.2 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

T.pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi farmasi. Erlangga : jogya katarta

Crueger, W., dan Crueger, A., 1988, Bioteknology: Textbook of industrial Mikcrobiology,
Madison Inc., New York

Huga, W.B.,dan Russel, A.D., 2000, Pharmaceutical Microbilogy., Blackwell Scientific


Piblication, London

Anda mungkin juga menyukai