DENGAN KUNYIT
DISUSUN OLEH :
DEWI ISABELLA PALMA (10)
YOVITA YUANTARI (30)
KELAS :
XI IPA 3
YAYASAN XAVERIUS TANJUNG KARANG
SMA XAVERIUS PRINGSEWU
LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Pringsewu, Maret 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................
.........i
KATA
PENGANTAR..........................................................................
..................ii
DAFTAR
ISI..............................................................................................
...........iii
DAFTAR
GAMBAR..................................................................................
..........iv
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................
..................1
A. Latar
Belakang.....................................................................................
..1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................2
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................
.................3
A. Landasan
Teori.......................................................................................3
B. Alat dan
Bahan.......................................................................................6
C. Cara
Pengolahan.................................................................................
....7
D. Hasil
Penelitian....................................................................................
..8
E. Keunggulan dan
Kelemahan................................................................10
F. Prospek .................................................................................
...............10
G. Analisis dari Segi
Ekonomis................................................................11
BAB III
PENUTUP.................................................................................
.............12
A. Kesimpulan.............................................................................
..............12
B. Saran......................................................................................
...............12
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................
..........13
LAMPIRAN
GAMBAR..................................................................................
.....14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peran bahan tambahan
pangan khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting
sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan
pangan sintesis. Kandungan bahan pengawet sintetis dalam
makanan kini semakin merajalela. Dari pengawet makanan
biasa yang aman untuk dikonsumsi sampai bahan-bahan yang
sengaja digunakan sebagai pengawet yang sebenarnya
berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi. Contohnya saja
pengawet mayat formalin,boraks dan bahan kimia lainnya
banyak dijumpai pada makanan.
Jajanan anak-anak sekolah pun saat ini sudah
terkontaminasi bahan-bahan tersebut. Keracunan makanan
akibat jajanan sehari-hari tanpa mengetahui asal pembuatan
sama saja membeli kucing dalam karung apalagi kalau soal
nyawa. Penggunaan bahan tambahan makanan yang melebihi
batas maksimum penggunaan dan bahan tambahan kimia yang
dilarang penggunaannya sangat berbahaya. Memang efeknya
secara tidak langsung terlihat, tetapi lama kelamaan akan
mengganggu kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.
Hal ini yang menjadi keprihatinan masyarakat. Salah satu
contohnya yakni pada bakso yang ditambahkan boraks
sebagai pengawet. Sudah kita ketahui bahwa bakso
merupakan makanan yang banyak diminati oleh masyarakat
namun ada saja produsen yang melakukan kecurangan
tersebut tanpa memperdulikan dampak yang akan
ditimbulkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan yang terdapat pada bakso?
2. Apa saja kandungan yang terdapat pada boraks?
3. Apa saja kandungan yang terdapat pada kunyit?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada boraks,
bakso dan kunyit.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat
mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks.
3. Dapat mengidentifikasi kandungan boraks pada bakso.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Bakso
Bakso adalah suatu makanan berbentuk bola-bola yang
terbuat dari tepung dan daging. Untuk menambah selera
dan rasa, biasanya makanan ini disajikan dengan tambahan
kuah dan mie(Anonimous, 2012).
Bakso mengandung energi sebesar 190 kilokalori, protein
10,3 gram, karbohidrat 23,1 gram, lemak 6,3 gram, kalsium
35 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 6,75 miligram.
Selain itu di dalam Bakso juga terkandung vitamin A
sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 4
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 250 gram Bakso, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 100 %(Keju, 2012).
2. Boraks
Bahan kimia berbahaya lain yang sering digunakan pada
produk olahan pangan adalah boraks. Boraks merupakan
garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang tidak
merupakan kategori bahan tambahan pangan food grade,
biasanya digunakan dalam industri nonpangan seperti industri
kertas, gelas, keramik, kayu, dan produk antiseptik toilet
(Didinkaem, 2007). Di industri farmasi, boraks digunakan
sebagai ramuan bahan baku obat seperti bedak, larutan
kompres, obat oles mulut, semprot hidung, salep dan pencuci
mata. Bahan industri tersebut tidak boleh diminum karena
beracun (Winarno, 1997).
Asam boraks merupakan asam lemah dengan garam
alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83
berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak
berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks
ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang
menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam
salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga
untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan
solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu
(Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat
atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air (3%)
digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur,
semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak
boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena
beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula
digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering
disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti
bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan
pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga
dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan
memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007).
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk
mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau
tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan
dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan
warna nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui
bahwa serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api
berwarna hijau. Jika sampel yang dibakan menghsilkan warna
nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung
boraks(Yellashakti, 2008).
3. Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma
domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-
rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman
ini kemudian mengalami penyebaran ke
daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir
setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya
pernah mengonsumsitanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau
kunir ini dinamakan "Janar".
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-
jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah
dengan beberapa nama lokal,
seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda),kunyit (Indonesi
a dan
Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), kony
et(Madura).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang
disebut kurkuminoid yang terdiri
dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10%
dan bisdesmetoksikurkuminsebanyak 1-5% dan zat- zat
bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri
dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen
25%, felandren , sabinen , borneol dansineil. Kunyit juga
mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak
3%, protein30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-
garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
4. Dampak mengkonsumsi makanan berboraks
1. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara
langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun
juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam
tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih
dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan
hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga
menganggu alat reproduksi pria.
2. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan
gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan
ginjal, hilang nafsu makan.
3. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan
bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit,
iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram
tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan
kematian.
4. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam
jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat,
menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
5. Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi
dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat).
6. Tanda dan gejala kronis : Nafsu makan menurun,
Gangguan pencernaan, Gangguan SSP : bingung dan bodoh,
Anemia, rambut rontok dan kanker.
C. Cara Pengolahan
Langkah-langkah dalam uji bahan makanan yang
mengandung boraks dengan kunyit sebagai berikut :
1. Haluskan 5 ruas kunyit dengan parut di dalam baskom
kecil.
2. Beri air secukupnya pada kunyit yang telah diparut.
3. Letakkan kertas whatman pada nampan kemudian
masukkan ekstrak kunyit tadi hingga sejajar dengan kertas
whatman.
4. Ambil kertas whatman yang sudah menyerap ekstrak
secara keseluruhan dan letakkan di nampan yang bersih.
5. Kemudian jemur kertas whatman di bawah terik matahari.
F. Prospek
Penelitian boraks dengan kunyit lebih dapat
dikembangkan lagi ke depannya agar masyarakat lebih dapat
mengetahui makanan yang mengandung boraks dan bisa
menghindari makanan-makanan yang mengandung boraks
dari pedagang-pedagang nakal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil uji boraks pada bakso dapat diketahui dengan dua
cara. Cara pertama dengan menggunakan kertas whatman.
Kertas whatman yang telah menyerap ekstrak kunyit diberi
ekstrak bakso. Pada bakso yang mengandung boraks, kertas
whatman yang diberi ekstrak kunyit akan berubah menjadi
coklat.
Cara kedua dengan menggunakan tusuk gigi yang telah
ditusukan pada kunyit. Jika bakso mengandung boraks, maka
tusuk gigi akan mengalami perubahan warna menjadi orange
kemerah-merahan. Hal ini dapat membantu kita untuk
mengetahui makanan yang mengandung boraks,terutama pada
bakso. Ini adalah cara yang paling mudah yang dapat
digunakan tanpa harus uji di laboratorium.
B. Saran
Semoga hasil dari pe nelitian ini bisa dijadikan bahan
pertimbangan bagi masyarakat yang mengkonsumsi makanan
terutama bakso. Diharapkan kita juga bisa lebih berhati-hati
dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jangan
sampai membahayakan tubuh karena kesalahan kita dalam
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia,2016. Kunyit, (online).
( http://id.wikipedia.org/wiki/kunyit, diakses tanggal 09
Maret 2016 )
Keju,2012. Isi Kandungan Gizi Bakso – Komposisi Bakso,
(online).(http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-
gizi-bakso-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html, diakses
tanggal 09 Maret 2016 )
Yellashakti,2008. Uji Nyala Sampel Boraks, (online).
( Yellashakti.wordpress.com/2008/12/17/uji-nyala-sampel-
boraks.html, diakses tanggal 09 Maret 2016 )
Rachmitadewii,2013. Laporan Praktikum Uji Formalin dan
Boraks pada Bakso, (online).
( Rachmitadewii.blogspot.co.id/2013/12/V-
behaviorurldefaultvmlo_7617.html , diakses tanggal 09 Maret
2016 )
BP3Ksukahening,2015. Hati-hati Dampak Negatif Makanan
Mengandung Boraks, (online).
( sukaheningbp3k.blogspot.co.id/2015/06/hati-hati-dampak-
negatif-makan an.html , diakses tanggal 18 Maret 2016 )