Anda di halaman 1dari 17

UJI BAKSO YANG MENGANDUNG BORAKS

DENGAN KUNYIT

DISUSUN OLEH :
ZAHRA FITRI YANI

KELAS :
XII KEPERAWATAN 1
SMK TERPADU GEMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu bentuk Makalah penelitian ini berjudul “ Uji Bakso yang Mengandung
Boraks dengan Kunyit.”
Penulis menyadari keterbatasan akan pengetahuan dan pengalaman menyusun
makalah penelitian ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun dan memotivasi. Penulis juga berharap makalah
penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

                                                                                    Bukittinggi, 02 Desember 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A.    Latar Belakang........................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................2
C.     Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A.    Landasan Teori........................................................................................................3
B.     Alat dan Bahan........................................................................................................6
C.     Cara Pengolahan.....................................................................................................7
D.    Hasil Penelitian.......................................................................................................8
E.     Keunggulan dan Kelemahan.................................................................................10
F.      Prospek ................................................................................................................10
G.    Analisis dari Segi Ekonomis.................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 12
B.     Saran...................................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peran bahan tambahan pangan khususnya
bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi
produksi bahan tambahan pangan sintesis. Kandungan bahan pengawet sintetis dalam
makanan kini semakin merajalela. Dari pengawet makanan biasa yang aman untuk
dikonsumsi sampai bahan-bahan yang sengaja digunakan sebagai pengawet yang
sebenarnya berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi. Contohnya saja pengawet mayat
formalin,boraks dan bahan kimia lainnya banyak dijumpai pada makanan.
Jajanan anak-anak sekolah pun saat ini sudah terkontaminasi bahan-bahan
tersebut. Keracunan makanan akibat jajanan sehari-hari tanpa mengetahui asal
pembuatan sama saja membeli kucing dalam karung apalagi kalau soal nyawa.
Penggunaan bahan tambahan makanan yang melebihi batas maksimum penggunaan
dan bahan tambahan kimia yang dilarang penggunaannya sangat berbahaya. Memang
efeknya secara tidak langsung terlihat, tetapi lama kelamaan akan mengganggu
kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini yang menjadi keprihatinan
masyarakat. Salah satu contohnya yakni pada bakso yang ditambahkan boraks
sebagai pengawet. Sudah kita ketahui bahwa bakso merupakan makanan yang banyak
diminati oleh masyarakat namun ada saja produsen yang melakukan kecurangan
tersebut tanpa memperdulikan dampak yang akan ditimbulkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja kandungan yang terdapat pada bakso?
2.      Apa saja kandungan yang terdapat pada boraks?
3.      Apa saja kandungan yang terdapat pada kunyit?
4.      Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada boraks, bakso dan kunyit.
2.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks.
3.      Dapat mengidentifikasi kandungan boraks pada bakso.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Teori
1.      Bakso
Bakso adalah suatu makanan berbentuk bola-bola yang terbuat dari
tepung dan daging. Untuk menambah selera dan rasa, biasanya makanan ini disajikan
dengan tambahan kuah dan mie(Anonimous, 2012).
Bakso mengandung energi sebesar 190 kilokalori, protein 10,3 gram,
karbohidrat 23,1 gram, lemak 6,3 gram, kalsium 35 miligram, fosfor 0 miligram, dan
zat besi 6,75 miligram.  Selain itu di dalam Bakso juga terkandung vitamin A
sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 4 miligram.  Hasil tersebut
didapat dari melakukan penelitian terhadap 250 gram Bakso, dengan jumlah yang
dapat dimakan sebanyak 100 %(Keju, 2012).

2.        Boraks
Bahan kimia berbahaya lain yang sering digunakan pada produk olahan
pangan adalah boraks. Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam
borat yang tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan food grade, biasanya
digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik, kayu, dan
produk antiseptik toilet (Didinkaem, 2007). Di industri farmasi, boraks digunakan
sebagai ramuan bahan baku obat seperti bedak, larutan kompres, obat oles mulut,
semprot hidung, salep dan pencuci mata. Bahan industri tersebut tidak boleh diminum
karena beracun (Winarno, 1997).
Asam boraks merupakan asam lemah dengan garam alkalinya  bersifat
basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau
granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks ataupun asam
borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks
juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik
kayu (Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida
pada boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang
dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan
pada bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu,
1994).

Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan


sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan
berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat
dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur
makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati,
2007).
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah
dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang
digunakan dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala
boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa serbuk boraks murni dibakar
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakan menghsilkan
warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks(Yellashakti,
2008).

3.      Kunyit

Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.),


adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke
daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap
orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan.

Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal


di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal,
seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan
Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).

4.      Dampak mengkonsumsi makanan berboraks


Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat
sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
a. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
b. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi
saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10
gram tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian.
c. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati,
lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria
(tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan
depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan
kematian.
d. Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan
Syaraf Pusat).
e. Tanda dan gejala kronis : Nafsu makan menurun, Gangguan pencernaan,
Gangguan SSP : bingung dan bodoh, Anemia, rambut rontok dan kanker.
B.   Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
-          Pisau
-          Gelas
-          Sendok
-          Tusuk Gigi
-          Kertas Whatman(kertas uji)
-          Talenan
-          Parut
-          Cobek
-          Pipet
-          Nampan

2.      Bahan
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
-          Kunyit
-          Bakso
-          Air Mineral

C.     Cara Pengolahan
Langkah-langkah dalam uji bahan makanan yang mengandung boraks dengan
kunyit sebagai berikut :
1.      Haluskan  5 ruas kunyit dengan parut di dalam baskom kecil.
2.      Beri air secukupnya pada kunyit yang telah diparut.
3.      Letakkan kertas whatman pada nampan kemudian masukkan ekstrak kunyit
tadi hingga sejajar dengan kertas whatman.
4.       Ambil kertas whatman yang sudah menyerap ekstrak secara keseluruhan dan
letakkan di nampan yang bersih.
5.      Kemudian jemur kertas whatman di bawah terik matahari.
Cara uji kandungan boraks sebagai berikut :
1.      Dengan menggunakan kertas whatman
Bakso yang sudah disiapkan ditumbuk hingga menjadi ekstrak dengan diberi
sedikit air. Air ekstrak tersebut kemudian diteteskan pada kertas whatman
tadi. Jika kertas whatman berubah menjadi warna coklat maka bakso tersebut
mengandung boraks.

2.      Dengan menggunakan tusuk gigi


a.       Tusukkan tusuk gigi pada kunyit terlebih dahulu.
b.      Kemudian tusukkan pada bakso yang akan diuji. 
c.       Setelah sekitar 5 detik, maka akan terlihat apakah bakso tersebut
mengandung boraks atau tidak. Tandanya, jika bakso tersebut
mengandung boraks, maka tusuk gigi akan berwarna orange kemerah-merahan. Hal
ini disebabkan karena kunyit akan bereaksi terhadap bahan kimia, termasuk boraks.

D.    Hasil Penelitian
1.      Pada kertas whatman.
No Sampel Perlakuan Reaksi Keterangan
. Bakso Uji
1. Sampel I Kertas Terjadi Positif
whatman perubahan warna
ditetesi dari kertas
ekstrak whatman yang
bakso. mengandung
ekstrak kunyit
yang sebelumnya
berwarna kuning
berubah menjadi
coklat.

2. Sampel II Kertas Terjadi Positif


whatman perubahan warna
ditetesi dari kertas
ekstrak whatman yang
bakso. mengandung
ekstrak kunyit
yang sebelumnya
berwarna kuning
berubah menjadi
coklat.

3. Sampel III Kertas Tidak terjadi Negatif


whatman perubahan warna
ditetesi pada kertas
ekstrak whatman yang
bakso. mengandung
ekstrak kunyit.

2.      Pada tusuk gigi.


No. Sampel Perlakuan Uji Reaksi Keterangan
Bakso
1. Sampel I Tusuk gigi Terjadi Positif
yang telah perubahan warna
ditusukkan pada tusuk gigi
pada kunyit dari warna
dimasukkan kuning menjadi
ke dalam orange kemerah-
ekstrak merahan.
bakso.
2. Sampel II Tusuk gigi Terjadi Positif
yang telah perubahan warna
ditusukkan pada tusuk gigi
pada kunyit dari warna
dimasukkan kuning menjadi
ke dalam orange kemerah-
ekstrak merahan.
bakso.
3. Sampel III Tusuk gigi Tidak terjadi Negatif
yang telah perubahan warna
ditusukkan pada tusuk gigi.
pada kunyit
dimasukkan
ke dalam
ekstrak
bakso.
Pada makanan yang mengandung boraks, warna yang dihasilkan saat bereaksi
tergantung banyak atau tidaknya pemakaian boraks pada makanan tersebut. Semakin
banyak boraks yang dipakai maka reaksi tersebut warnanya semakin gelap pekat
( orange-merah-coklat).
Bakso (Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks, Bila digigit akan kembali
ke bentuk semula, Tahan lama atau awet beberapa hari, Warnanya tampak lebih
putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di
pinggir maupun tengah, Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. Bila
dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel).

E.     Keunggulan dan Kelemahan


Dengan penelitian ini, kita dapat terbantu dalam mengetahui ada tidaknya
kandungan boraks pada bakso. Cara ini dapat dilakukan dengan mudah dan praktis
karena tidak perlu dilakukan di laboratorium. Tetapi, kita dapat melakukannya di
rumah.
Namun, kita harus lebih teliti dalam melihat perubahan warna yang terjadi
pada tusuk gigi. Terkadang, warna pada kunyit yang lebih pekat menyusahkan kita
dalam melihat perubahan warna setelah bereaksi.

F.      Prospek
Penelitian boraks dengan kunyit lebih dapat dikembangkan lagi ke depannya
agar masyarakat lebih dapat mengetahui makanan yang mengandung boraks dan bisa
menghindari makanan-makanan yang mengandung boraks dari pedagang-pedagang
nakal.

G.    Analisis dari Segi Ekonomis


Perkiraan Perhitungan Biaya untuk Penelitian Uji Kandungan pada Makanan
yang mengandung Boraks
Biaya untuk penelitian relatif terjangkau karena alat ini bisa dipakai terus
menerus. Rincian biaya untuk pembuatan alat ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari segi teknis ekonomis penelitian ini hanya memakan biaya yang
terjangkau seperti yang telah di uraikan pada tabel tersebut. Selanjutnya, bahan-bahan
lain dapat diperoleh dari alat-alat rumah tangga yang dapat digunakan secara terus-
menerus.

 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hasil uji boraks pada bakso dapat diketahui dengan dua cara. Cara pertama
dengan menggunakan kertas whatman. Kertas whatman yang telah menyerap ekstrak
kunyit diberi ekstrak bakso. Pada bakso yang mengandung boraks, kertas whatman
yang diberi ekstrak kunyit akan berubah menjadi coklat.
Cara kedua dengan menggunakan tusuk gigi yang telah ditusukan pada kunyit.
Jika bakso mengandung boraks, maka tusuk gigi akan mengalami perubahan warna
menjadi orange kemerah-merahan. Hal ini dapat membantu kita untuk mengetahui
makanan yang mengandung boraks,terutama pada bakso. Ini adalah cara yang paling
mudah yang dapat digunakan tanpa harus uji di laboratorium.

B.     Saran
Semoga hasil dari penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi
masyarakat yang mengkonsumsi makanan terutama bakso. Diharapkan kita juga bisa
lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jangan sampai
membahayakan tubuh karena kesalahan kita dalam  mengkonsumsi makanan yang
tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia,2016. Kunyit, (online).( http://id.wikipedia.org/wiki/kunyit, diakses   
tanggal 09 Maret 2016 )
Keju,2012. Isi Kandungan Gizi Bakso – Komposisi Bakso,(online).
( http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-bakso-komposisi-nutrisi-
bahan-makanan.html , diakses tanggal 09 Maret 2016 )
Yellashakti,2008. Uji Nyala Sampel Boraks, (online).
( Yellashakti.wordpress.com/2008/12/17/uji-nyala-sampel-boraks.html, diakses
tanggal 09 Maret 2016 )
Rachmitadewii,2013. Laporan Praktikum Uji Formalin dan Boraks pada Bakso,
(online). ( Rachmitadewii.blogspot.co.id/2013/12/V-
behaviorurldefaultvmlo_7617.html , diakses tanggal 09 Maret 2016 )
BP3Ksukahening,2015. Hati-hati Dampak Negatif Makanan Mengandung Boraks,
(online). ( sukaheningbp3k.blogspot.co.id/2015/06/hati-hati-dampak-negatif-
makanan.html , diakses tanggal 18 Maret 2016 )

    

Anda mungkin juga menyukai