Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantinatikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Farmakoekonomi dengan judul
“ANALISIS BAHAN BERBAHAYA PADA MAKANAN’’
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sekarang ini banyak produsen bakso yang sering menggunakan bahan pengawet
yang dicampurkan kedalam bahan pembuatan bakso agar bakso dapat menghambat
pertumbuhan dari bakteri sehingga bakso dapat bertahan lebih lama dan untuk
meningkatkan masa simpannya tanpa mempedulikan kandungan gizi dari bakso
tesebut. Telah diketahui formalin dan boraks ditambahkan pada makanan seperti pada
mie basah, bakso, tahu dan ikan asin (Santi, A., U., Parta. 2017)
Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat detergen
dan atiseptic. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak berakibat
buruk secara langsung tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena
diserap dalam tubuh konsumen secara komulatif (Santi, A., U., Parta. 2017)
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1.3. Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari makalah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui efek boraks terhadap tubuh
b. Untuk mengenali makanan yang mengandung boraks
c. Untuk mengetahui analisis kualitiatif dan kuantitatif
d. Untuk mengetahui persamaan reaksi rodamin b, borax, formalin, metanil yellow
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pangan asal hewan seperti daging, susu, dan telur serta hasil olahannya pada umumnya
bersifat mudah rusak dan memiliki potensi mengandung bahaya biologik, kimiawi dan atau
fisik, yang dikenal sebagai potentially hazardous foods (PHF). Bakso merupakan hasil olahan
dari daging, baik daging sapi, ayam, ikan, maupun udang. Bahan Tambahan Pangan (BTP)
dapat memperpanjang umur simpan, dan boraks termasuk bahan beracun apabila digunakan
dalam makanan (Istiqomah, S. 2016)
3
pertumbuhan dari bakteri sehingga bakso dapat bertahan lebih lama dan untuk meningkatkan
masa simpannya tanpa mempedulikan kandungan gizi dari bakso tesebut. (Pandie T dkk. 2014)
Cara untuk mengetahui Bakso yang mengandung boraks yaitu :
4
dalam air dan kelarutannya meningkat seiring dengan meningkatnya suhu air (Suseno,
D. 2019)
Terdeteksinya boraks pada sampel bakso mengindikasikan bahwa masih banyak
pedagang yang menambahkan boraks pada baksonya agar tahan lama dan menjadi lebih
kenyal. Kurangnya edukasi tentang bahayanya boraks menjadi salah satu penyebab
masalah tersebut. Konsentrasi boraks yang dapat menyebabkan keracunan yaitu sekitar
5 – 10 g/kg berat badan. Walaupun konsentrasi boraks pada sampel masih dikatakan
kecil, namun bila ditinjau dalam segi kesehatan itu tetap tidak baik karena jika
terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ. Hal ini dikarenakan
boraks bersifat toksik bagi sel sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia yang
mengonsumsi makanan mengandung boraks (Suseno, D. 2019)
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM), zat pewarna sintesis khususnya yang
illegal seperti rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) dan methanyl yellow, dapat
terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang
menyebabkan kelainan-kelainan pada organ tubuh manusia. Rhodamin B (pewarna merah
berbahaya) bila tertelan dapat mengakibatkan iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati,
dan kanker hati. Untuk methanyl yellow (pewarna kuning berbahaya) bila tertelan dapat
mengakibatkan mual, muntah, sakit perut, dan kanker kandung kemih (Masthura. 2019)
Boraks sejatinya digunakan untuk membuar campuran detergen, glasi enamel gigi
buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu. Demikian pula dengan
formalin, bahan ini biasanya digunakan sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan
kosmetik, perabot kayu, dan desinfektan kuat. Boraks bila tertelan dalam jumlah tinggi dapat
meracuni sel-sel tubuh dan menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal dan otak. Jika dikonsumsi
dalam jangka waktu lama, maka dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker. (Male, Y., T.
Dkk. 2019)
5
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah, S. 2016. Penambahan Boraks dalam Bakso dan Faktor Pendorong Penggunaannya
Bagi Pedagang Bakso di Kota Bengkulu. JURNAL SAIN VETERINER ISSN :
0126 – 0421
Male, Y., T. Dkk. ANALISIS KANDUNGAN BORAKS DAN FORMALIN PADA BAKSO
DI KOTA AMBON. Biofaal Journal; Vol 1, No 1, 37 - 43 ISSN : 2723-4959
Pandie T dkk. 2014. Identifikasi Boraks, Formalin dan Kandungan Gizi serta Nilai Tipe pada
Bakso yang Dijual di Lingkungan Perguruan Tinggi di Kota Kupang. Jurnal
Kajian Veteriner. Vol. 2 No. 2 : 183-192
Santi, A., U., Parta. 2017. ANALISIS KANDUNGAN ZAT PENGAWET BORAKS PADA
JAJANAN SEKOLAH DI SDN SERUA INDAH 1 KOTA CIPUTAT.
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 76151 Volume 1 No.1
Suseno, D. 2019. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Bakso
Menggunakan Kertas Turmerik, FT – IR Spektrometer dan Spektrofotometer Uv
–Vis. Indonesian Journal of Halal. ISSN : 2656-4963