Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH BORAKS DALAM MAKANAN

TERHADAP BERAT BADAN DAN TUKAK LAMBUNG

Ditulis oleh :
Kelompok 6 XII MIPA 6

SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya


Jalan M. Jasin Polisi Istimewa 7 Surabaya 60265
Tahun Ajaran 2022/2023
PENGARUH BORAKS DALAM MAKANAN

TERHADAP BERAT BADAN DAN TUKAK LAMBUNG

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Nilai Akhir Tahun Seluruh Mata Pelajaran
Kelas XII SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

Disusun oleh :
Kelompok 6 XII MIPA 6
Felicia Ailine /08

Jeannice Felyana /16

Jovianne Vevina /18

William Reiner /36

SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya


Jalan M. Jasin Polisi Istimewa 7 Surabaya 60265
Tahun Ajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah tentang kandungan zat
aditif boraks dalam makanan dan dampaknya bagi tubuh dalam laporan yang berjudul
“Pengaruh Boraks dalam Makanan terhadap Berat Badan dan Tukak Lambung”. Tim
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru yang telah membimbing
kami selama penyusunan laporan ini.

1. Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. selaku kepala SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya.
2. Drh. Anna Suryani. selaku Pembimbing Satu Karya Tulis Ilmiah.
3. Budi Sutrisno Atmadjaja, B.TCFL, M.TCSOL. Pembimbing Dua Karya Tulis Ilmiah.
4. Antonius Raharjo Yuwono, ST., M.Si. sebagai Pengawas Praktikum Ujian Praktek.
5. Maria Anita Kurniyasih, S.Si. sebagai Guru Bidang Studi Biologi.
6. F.X. Novan Ali, ST sebagai Guru Bidang Studi Kimia.
7. Yohanes Deni Kristanto, S.Pd. sebagai Guru Bidang Studi Bahasa Inggris.
8. Yohanna Murniasih, S.Pd. sebagai Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia.
9. Stephanus Riyo Harsandi A.Md sebagai Laboran Biologi.
10. Semua Pihak yang mendukung jalannya penelitian ini.

Laporan ini disusun untuk mendapatkan nilai akhir tahun seluruh mata pelajaran.
Dalam penelitian ini, penulis berharap mampu mendeskripsikan prosedur pengujian boraks
dalam makanan dengan ekstrak kunyit dan pengaruhnya bagi berat badan dan tukak
lambung sehingga dapat diterima dengan mudah oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun begitu diharapkan demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhir kata, tim penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 5 Maret 2022

Tim Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Karya Tulis Ilmiah bidang Biologi dan Kimia berjudul “Pengaruh Boraks
dalam Makanan terhadap Berat Badan dan Tukak Lambung” yang disusun oleh:

1. Felicia Ailine XII MIPA 6/08

2. Jeannice Felyana XII MIPA 6/16

3. Jovianne Vevina XII MIPA 6/18

4. William Reiner XII MIPA 6/36

telah disetujui dan disahkan pada tanggal …

Guru Pembimbing Tanda Tangan

drh. Anna Suryani

Budi Sutrisno Atmadjaja B. TCFL, M. TCSOL

Mengetahui,

Kepala SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

Dra. Sri Wahjoeni Hadi, S.

iii i
BORAX AND FORMALIN EFFECTS

IN PROCESSED FOOD AGAINST HUMAN HEALTH

Ailine, F. 1), Felyana, J. 2), Vevina J. 3), Reiner, W. 4)

ABSTRACT

The additives borax is added in food in order to maintain the food quality from
microorganisms and fungi that can provide molten to the food. Borax are classified as toxic
materials which could cause several health problems. Consuming borax may cause nausea,
vomiting, diarrhea, and gastric problems. The aim of this study is to acknowledge the
effects of consuming foods or drinks containing borax to body weight and gastric ulcers.
Experiment is done by grouping 24 wistar rats (Rattus norvegicus) into four groups and
provide different treatments to each groups.The rats were given borax (0mg/ml, 5mg/ml,
10mg/ml, 15mg/ml, dan 30mg/ml) dissolved into 1 ml of water. The solution is given
intragastric using sonde in rats and observed for eight weeks. Results showed the
decreasing of body weight in all groups of rats. Gastric ulcers were found in groups with
higher doses of borax.

Keywords : borax, body weight, gastric ulcers

iv i
PENGARUH BORAKS DALAM MAKANAN

TERHADAP BERAT BADAN DAN TUKAK LAMBUNG

Ailine, F. 1), Felyana, J. 2), Vevina J. 3), Reiner, W. 4)

ABSTRAK

Zat aditif boraks seringkali ditambahkan ke dalam bahan makanan dengan tujuan
mempertahankan kualitas makanan dari mikroorganisme dan jamur yang dapat
menyebabkan makanan basi. Boraks tergolong sebagai bahan toksik yang dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Konsumsi boraks dapat menyebabkan muak,
muntah, diare, dan kerusakan gaster. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
makanan yang mengandung boraks terhadap berat badan dan tukak lambung. Uji ini
dilakukan dengan mengelompokkan 24 ekor tikus wistar (Rattus norvegicus) menjadi
empat kelompok dan memberikan perlakuan yang berbeda-beda. Tikus diberikan air (1 ml)
yang dicampurkan dengan boraks (0mg/ml, 5mg/ml, 10mg/ml, 15mg/ml, dan 30mg/ml).
Air ini diberikan secara intragastrik melalui teknik sonde dan diamati selama delapan bulan.
Hasil menunjukkan konsumsi boraks menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan
pada seluruh kelompok. Pembentukan ulkus pada gaster terjadi pada kelompok tikus yang
diberikan dosis boraks lebih tinggi.

Keywords : boraks, berat badan, tukak lambung

v i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….……………....i
KATA PENGANTAR …………………………………………………….…….…....…...ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………….iii
ABSTRACT………………………………………...………………………..….……........iv
ABSTRAK………………………………………...………………………..….……...........v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………..…..ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….………….………1
A. Latar Belakang……………………………….…..........……………………..1
B. Rumusan Masalah..……..………………………..….........……………….....2
C. Tujuan Penelitian………………………………..……………………...........2
D. Manfaat Penelitian………..………………………………………….............3
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………............4
A. Tinjauan Pustaka...…………….…………………………….………………...4
1. Boraks.………………….…………………………….……………..........4
2. Boron….……………….……………………………………………........6
3. Kunyit…………………….………………………………………...….....7
4. Kurkumin……………….………………………………………...….......9
5. Tukak Lambung…………………………………………………............11
6. Berat Badan……………..……….……………………………………....15
7. Gaster……………..……….………………………………....…….........18
8. Mie kuning………..…………….……………………………....……….22
9. Mie putih………..…………….…………………………………...…….23
10. Sosis ………..…………….…………………………………...…..…….23
11. Kerupuk………..…………….…………………………………….…….24
B. Hipotesis……………………….……………………….………...…….…….25

vi
BAB III METODE PENELITIAN………………………………….………….…..........26
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………..26
B. Variabel Penelitian…………..……………………...………………..............26
C. Teknik Pengambilan Data………...…………………...………………..........26
D. Teknik Analisis Data……...…………………...………………......................28
E. Alat dan Bahan……...…………………...………………...............................29
F. Cara Kerja……………………….............................................................……30
BAB IV HASIL PEMBAHASAN…………………………………………….…............31
A. Hasil Pengamatan……………………...........………………………………..31
B. Pembahasan……………………...........……………………..……………….32
1. Identifikasi Kuantitatif Kandungan Boraks dalam Bahan Makanan…....32
2. Pengaruh Konsumsi Boraks Terhadap Berat Badan.................................33
3. Pengaruh Konsumsi Boraks Terhadap Tukak Lambung.........…….…….34
BAB V PENUTUP…………………............................………………………..................38
A. Kesimpulan……………………...........………………...…..……….……….38
B. Saran………………...……………………………………………………….38
LAMPIRAN……...........……………………..………..……..…...................................….39
DAFTAR PUSTAKA…………………………...........……………………..…………….40

vii v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Kimia Boraks………………………………………………...................4


Gambar 2 Struktur Atom Boron……………………………………………………………..6
Gambar 3 Kunyit…………………………………………………………………………....8
Gambar 4 Struktur Bangun Kurkumin……………………………………………..............10
Gambar 5 Lambung.……………………………………………………………………......11
Gambar 6 Histologi Mukosa Tikus………………………………………………...........…36
Gambar 7 Lembar Kerja Uji Makanan yang Mengandung Boraks......................................39

8
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Penelitian Kualitatif Kandungan Boraks dalam Bahan Makanan………..…31


Tabel 2 Distribusi Berat Badan Tikus………………………………………………….….33
Tabel 3 Distribusi Skor Tukak pada Tikus secara Mikroskopis…………………………...35

9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan sehat adalah berat badan yang memiliki keseimbangan proporsi
dengan tinggi badan. Perhitungan berat badan ideal dapat dilakukan dengan rumus
indeks massa tubuh (Body Mass Index). Berat badan yang ideal disertai dengan
asupan gizi yang seimbang. Asupan gizi diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
sehari-hari. Empat komponen utama bahan makanan sebagai sumber gizi, yaitu air,
karbohidrat, protein, dan lemak. Air mempengaruhi tekstur, wujud, dan cita rasa.
Karbohidrat adalah sumber kalori utama bagi manusia. Protein berfungsi sebagai
bahan bakar, zat pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh. Lemak berfungsi
sebagai sumber energi cadangan bagi tubuh dan pelarut vitamin A, D, E, K sehingga
mudah diserap oleh usus halus.
Gaster merupakan salah satu bagian dari saluran pencernaan yang berfungsi
sebagai menyimpan dan mencampurkan makanan. Dinding gaster terdiri atas empat
lapisan umum saluran pencernaan yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna
dan serosa. Mukosa lambung ditutupi oleh lapis mukus pelumas yang melindungi
epitel terhadap abrasi oleh makanan. Kerusakan pada gaster menyebabkan tukak
lambung, yaitu luka terbuka pada lambung. Tukak lambung disebabkan oleh infeksi,
cedera, penggunaan rutin pil pereda nyeri yang disebut NSAID. Tukak lambung
juga dapat disebabkan karena senyawa boraks.
Boraks adalah garam mineral basa yang berbentuk bubuk berwarna putih.

Boraks tersusun atas unsur boron dengan rumus kimia Na2[B4O5(OH)4]·8H2O.

Senyawa ini memiliki nama lain sodium borate, sodium tetraborate, atau disodium
tetraborate. Boraks adalah senyawa toksin yang sering kali digunakan sebagai
pestisida, bahan pemutih gigi, deterjen, bahan tahan api, pembersih alat rumah. Hal
ini dikarenakan boraks memiliki kemampuan menghilangkan noda dan mengurangi
kandungan minyak.

1
Pada kenyataannya, boraks sering disalahgunakan dan dicampurkan ke
dalam makanan guna mengawetkan dan menjaga bentuk makanan. Penelitian oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan menemukan adanya kandungan boraks dalam
7200 sampel jajanan buka puasa pada pusat penjualan makanan di berbagai kota.
Dalam pengawasan pangan hilan Maret hingga Mei 2022 kemarin, sebanyak 109
sampel makanan mengandung 1,51% bahan yang dilarang digunakan untuk
makanan. Bahan tersebut didominasi oleh formalin (0,72%), diikuti dengan
Rhodamin B (0,45%) dan boraks (0,34%). Penelitian yang dilakukan pada tahun
2011 di Turki, ditemukan korelasi antara boraks, penurunan berat badan, dan tukak
lambung. Penelitian menunjukkan penurunan berat badan pada sampel tikus yang
diberi campuran air boraks dan kerusakan pada gaster.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, para siswa SMA Katolik St. Louis 1
Surabaya meneliti akibat yang ditimbulkan ketika mengkonsumsi makanan atau
minuman yang mengandung boraks dengan berat badan dan kesehatan gaster. Para
siswa diharapkan dapat mengetahui hubungan antara boraks, berat badan, dan gaster.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung boraks
dapat menyebabkan penurunan berat badan?
2. Bagaimana mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung boraks
dapat menyebabkan tukak pada lambung?
3. Bagaimana hubungan antara mengkonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung boraks, berat badan, dan tukak pada lambung?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi pengaruh konsumsi boraks terhadap penurunan berat badan.
2. Mengidentifikasi pengaruh konsumsi boraks terhadap tukak pada lambung.
3. Mengidentifikasi hubungan antara boraks, berat badan, dan tukak lambung.

2
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat penelitian bagi peneliti adalah mendapatkan nilai praktikum dalam
bidang Biologi dan Kimia serta nilai akhir tahun seluruh mata pelajaran.
2. Manfaat penelitian bagi pembaca adalah mendapat wawasan mengenai
hubungan dan pengaruh antara mengkonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung boraks dengan penurunan berat badan dan tukak pada lambung.
3. Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah meningkatkan waspada dan
pengetahuan mengenai dampak boraks bagi kesehatan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Boraks
a. Pengertian Boraks
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat yang
berbentuk kristal lunak boraks. Zat pengawet ini juga dikenal di
masyarakat dengan nama bleng. Menurut Kamus Kedokteran Dorland,
boraks dikenal sebagai bahan pembasa preparat farmasi. Boraks berupa
bubuk putih yang terdiri dari kristal-kristal tak berwarna dan mudah larut
dalam air. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium
hidroksida dan asam borat. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks
antara lain teksturnya sangat kenyal,dan tidak mudah hancur. Makanan
yang mengandung boraks antara lain lontong,kue lapis, dan lainnya.

b. Sifat Kimia Boraks


Rumus kimia dari boraks adalah Na2B4O7·10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]·8H2O. Bahan kimia ini dapat dengan mudah larut dalam
air, Gliserol (Glycerol) dan Alkohol (Alcohol), tetapi tidak larut dalam
asam. Jika larut dalam air akan menjadi Natrium hidroksida (Sodium
hydroxide) dan asam borat (H3BO3).

Gambar 1 Struktur kimia boraks


(Sumber: https://urip.files.wordpress.com/2012/10/boraks121.jpg)

4
c. Kegunaan Boraks
Boraks mempunyai berbagai macam manfaat, antara lain.
1) Sebagai cairan pembersih yang digunakan untuk membersihkan meja
dapur, lantai, jendela, dan perangkat elektronik
2) Sebagai bahan campuran pembuatan gelas
3) Sebagai bahan untuk pengawet kayu, salep kulit, boraks
gliserin,plastik, dan antiseptik
4) Berperan sebagai pengusir semut dengan mencampurkan boraks dan
gula putih.
5) Berperan sebagai pencegahan jamur di kamar mandi. Hal tersebut
bisa dilakukan dengan cara melarutkan 1 cangkir boraks dalam wadah
berisi air hangat. Untuk membersihkan noda jamur, tuangkan larutan
tersebut ke dalam botol semprot, semprotkan ke lantai kamar mandi,
lalu diamkan selama setengah jam.

d. Dampak Boraks bagi Kesehatan


Boraks biasanya disalahgunakan pada bahan pangan antara lain
sebagai pengenyal pada pangan seperti bakso, mie, kerupuk dan empek-
empek. Gejala yang dirasakan ketika mengkonsumsi boraks adalah sakit
kepala, demam, diare, kejang, gelisah, urine berkurang, dan muntah warna
biru kehijauan. Bahaya boraks bagi kesehatan antara lain sebagai berikut.
1) Gangguan susunan saraf pusat
2) Gagal ginjal akut
3) Kerusakan hati
4) Kanker hati dan kanker usus besar
5) Masalah pencernaan, seperti diare dan muntah
6) Iritasi pada mata
7) Demam
8) Radang kulit (dermatitis)
9) Radang cabang tenggorokan (bronkitis)

5
2. Boron
a. Pengertian Boron
Boron pertama kali diisolasi oleh Joseph Louis Gay Lussac dan
Jacques Thenard serta Sir Humphry Davy dengan memanaskan boron
oksida (B2O3) dengan logam kalium. Boron adalah satu-satunya unsur
non logam dari golongan 13 tabel periodik. Boron kehilangan elektronnya
sehingga membentuk orbital-p kosong. Bentuk boron yang paling umu
adalah boron amorf. Boron amorf berupa bubuk gelap, tidak reaktif
terhadap oksigen, air, asam dan basa. Boron ini dapat bereaksi dengan
logam untuk membentuk borida. Boron adalah penyusun senyawa seperti
boraks, kernite, dan tincalconite (natrium borat terhidrasi),

b. Sifat Boron
Boron kristal murni berwarna hitam. Boron adalah unsur yang kuat
dan tahan panas. Dalam bentuk kristalnya, boron memiliki titik leleh yang
sangat tinggi (4000oC). Boron adalah semikonduktor yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik di suhu yang tinggi, tetapi menjadi
isolator di suhu yang rendah. Boron tidak membuat ikatan ionik,
melainkan ikatan kovalen yang stabil dan dapat memancarkan sinar
inframerah.

Gambar 2 Struktur atom Boron


(Sumber:https://i0.wp.com/www.bladjar.com/wp-content/uploads/2021/08/Boron-
B-Fakta-Sifat-Kegunaan-Efek-Kesehatannya.jpg?fit=970%2C485&ssl=1 )

6
c. Produksi Boron
Boron tidak murni dapat ditemukan secara natural di alam. Untuk
mendapatkan tingkat kemurnian lebih tinggi, boron didapatkan dengan
cara mereduksi boron triklorida atau tribromida dengan hidrogen dalam
pemanasan listrik.

d. Kegunaan Boron
Boron adalah unsur kimia dengan lambang B dan nomor atom 5
yang bermanfaat untuk mengatasi kekurangan boron dalam tubuh, karena
kurangnya asupan dari makanan. Selain itu, boron juga berperan dalam
proses pertumbuhan tulang, pembangunan otot, pembentukan hormon
reproduksi, serta metabolisme energi. Boron mempengaruhi metabolisme
mineral, seperti kalsium, magnesium, dan fosfor. Mineral boron secara
alami terdapat di dalam sayuran, buah, atau kacang. Misalnya, pada
alpukat raisin, kesemek, pir, apel, anggur, jeruk, brokoli, wortel, kacang
polong, kacang tanah, dan selai kacang. Mineral boron juga dikemas
dalam bentuk suplemen. Bahaya yang didapat jika mengkonsumsi secara
berlebihan yaitu dapat mempengaruhi kesuburan pria.

3. Kunyit
a. Pengertian Kunyit
Kunyit adalah senyawa yang mengandung kurkumin dan minyak
atsiri dan mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker,
antimikroba, anti racun. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan
kunyit merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam famili
Zingiberaceae yang mempunyai batang semu yang dibentuk dari pelepah
daun-daunnya. Bagian utama tanaman kunyit adalah rimpangnya yang
merupakan tempat tumbuhnya tunas.

7
b. Klasifikasi Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liopsida
Sub kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica val

Gambar 3 Kunyit
(Sumber:https://www.yesdok.com/visual/slideshow/kunyit-article-1595869392.jpg?w=1200)

c. Senyawa Kimia Kunyit


Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat alami,
yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat
lainnya kandungan zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %
Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 – 5 %
Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri/Volatil
oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%,
felandren, sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat
3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam
Mineral (zat besi, fosfor, dan kalsium).

8
d. Kegunaan Kunyit
Manfaat kunyit bagi kesehatan antara lain.
1) Mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis
2) Mencegah penyakit jantung
3) Meredakan rasa gatal pada kulit
4) Meringankan gangguan menstruasi
5) Mencegah kanker.
6) Memperlambat penyebaran dan pertumbuhan tumor.
7) Kunyit dapat memperlancar sistem pencernaan.
8) Meringankan gejala rematik.
9) Membantu menyembuhkan luka.
10) Membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti koreng dan gatal-
gatal.

4. Kurkumin
a. Pengertian Kurkumin
Kurkumin merupakan pigmen utama yang terdapat pada tanaman
kunyit Curcuma longa. Kurkumin (bahasa Inggris: diferuloylmethane
adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunir, berupa polifenol dengan
rumus kimia C21H20O6. Kurkumin memiliki dua bentuk tautomer, yaitu
keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat,
sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin
merupakan senyawa yang berinteraksi dengan asam borat menghasilkan
senyawa berwarna merah yang disebut rososianin.

b. Senyawa Kurkumin
Senyawa turunan kurkumin disebut kurkuminoid, yang hanya
terdapat dua macam, yaitu desmetoksikurkumin dan bis-
desmetoksikurkumin, sedangkan in vivo, kurkumin berubah menjadi
senyawa metabolit berupa dihidrokurkumin atau tetrahidrokurkumin

9
sebelum dikonversi menjadi senyawa konjugasi monoglucuronide.
Kurkumin adalah bahan aktif utama yang terkandung dalam kunyit.
Kurkumin merupakan senyawa alami yang memberikan warna kuning
cerah pada kunyit. Pada kondisi basa dengan pH diatas 7,45, 90%
kurkumin terdegradasi membentuk produk samping berupa trans-6- (4ˈ-
hidroksi-3ˈ-metoksifenil) -2,4- diokso-5-heksenal (mayoritas), vanilin,
asam ferulat dan feruloil metan. Sementara dengan adanya cahaya,
kurkumin terdegradasi menjadi vanilin, asam vanilat, aldehid ferulat, asam
ferulat dan 4-vinilguaiakol (Brat dkk, 2008). Struktur kimia kurkuminoid
antara lain kurkumin, demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin.

Gambar 4 Struktur bangun kurkumin


(Sumber:https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTl-
EqCdaidQIY565gUAelMZcU6QiGKG9NwgJJmJ1vVSzf289n6OuEikFO--
4KoFkmby-c&usqp=CAU)

10
c. Kegunaan Kurkumin
Kurkumin terkenal dengan sifat antibakterinya. Seiring berjalannya
waktu, berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kurkumin juga
memiliki sifat-sifat lain yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk sifat
antiinflamasi dan antioksidan. Manfaat kurkumin bagi kesehatan antara
lain mencegah dan mengontrol diabetes, meredakan nyeri akibat radang
sendi, mengurangi gejala peradangan usus, meredakan pankreatitis,
mengurangi risiko penyakit jantung, mengatasi berbagai gangguan mata,
mencegah penyakit Alzheimer, dan meredakan depresi.

5. Tukak Lambung
a. Pengertian Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang muncul pada dinding lambung
akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Lambung memiliki lapisan
mukus yang berfungsi untuk melindungi jaringan lambung dari asam
lambung. Tukak lambung terjadi ketika lapisan mukus tersebut terkikis
dan asam lambung langsung mengenai jaringan lambung dan
menyebabkan luka. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian
pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).

Gambar 5 Lambung
Manusia(Sumber:https://www.gleneagles.com.sg/images/default-source/default-
album/lokasi-ulkus-peptikum.jpg?sfvrsn=f3d8dd11_2)

11
b. Gejala Tukak Lambung
Gejala-gejala yang dirasakan jika mengalami tukak lambung antara lain
sebagai berikut.
1) Nyeri atau perih pada perut.
2) Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
3) Muncul pada malam hari.
4) Penurunan berat badan secara tiba-tiba
5) Nyeri dada
6) Sulit bernapas
7) Terasa makin parah saat perut kosong.
8) Umumnya berkurang untuk sementara jika makan atau mengonsumsi
obat penurun asam lambung.
9) Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.

c. Jenis Tukak Lambung


Terdapat 3 jenis tukak lambung sebagai berikut.
1) Tukak lambung (gastric ulcers), yang muncul di bagian dalam
lambung.
2) Tukak esofagus (esophageal ulcers), yang muncul di dalam
kerongkongan.
3) Tukak duodenum (duodenal ulcers), yang muncul di bagian
duodenum (bagian atas usus halus)

d. Penyebab Tukak Lambung


Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung
terhadap asam lambung antara lain sebagai berikut.
1) Infeksi Bakteri Helicobacter Pylori
Bakteri ini hidup di lapisan perut dan bahan kimia yang mereka
hasilkan bisa menyebabkan iritasi serta peradangan.

12
2) Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-steroid
Konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau
berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama
bagi lansia.
3) Kanker
Lambung juga bisa menjadi gejala kanker perut, terutama pada lansia.
Obat penghilang rasa sakit, penurunan demam, dan obat untuk
mengatasi peradangan termasuk golongan antiinflamasi nonsteroid
atau nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Jenis NSAID
yang kerap digunakan antara lain Ibuprofen, Aspirin, dan Naproxen
Diclofenac. Risiko biasanya muncul saat obat ini diminum dalam
waktu lama, dengan dosis tinggi, atau punya riwayat menderita tukak
lambung.
4) Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat antara lain makan makanan terlalu pedas atau
asam, stres, minum alkohol, dan merokok. Faktor gaya hidup di atas
menurut penelitian tidak memicu penyakit tukak lambung secara
langsung. Namun, para ahli memastikan bahwa faktor gaya hidup tak
sehat bisa memperparah gejala tukak lambung. Selain itu, studi juga
menyebutkan merokok bisa mengurangi efektivitas pengobatan tukak
lambung. Jika penderita tukak lambung saat ini masih sering makan
makanan pedas atau asam, stres, minum alkohol, atau merokok, harus
segera menghentikan kebiasaan tersebut.

e. Dampak Tukak Lambung


Tukak lambung yang tidak ditangani dengan baik dapat memunculkan
dampak buruk, terutama dalam masalah kesehatan. Dampak tersebut
antara lain sebagai berikut.

13
1) Perdarahan dalam Perut
Kondisi ini merupakan komplikasi yang paling umum terjadi.
Perdarahan yang terjadi bisa saja ringan atau bahkan parah hingga
membutuhkan transfusi darah. Selain itu, perdarahan ringan juga bisa
menyebabkan anemia.
2) Gangguan Pencernaan
Dalam kondisi tertentu, tukak lambung dapat membengkak dan
membuat saluran pencernaan tersumbat. Akibatnya, pergerakan
makanan akan terhambat ketika melewati saluran pencernaan. Kondisi
ini akan membuat pengidap menjadi cepat kenyang, muntah-muntah,
dan penurunan berat badan.
3) Peritonitis
Kondisi ini terjadi saat tukak lambung tidak ditangani dengan
baik, sehingga berlanjut pada tahap berikutnya yaitu ruptur lambung.
Pada ruptur lambung, isi lambung keluar ke ruang abdomen, sehingga
menyebabkan infeksi pada ruang tersebut.
4) Kanker Lambung
Beberapa pihak yang memperkirakan sekitar 2 persen kasus
tukak lambung dapat berubah menjadi kanker lambung. Penyebabnya
diduga karena adanya infeksi bakteri Helicobacter Pylori. Peradangan
kronis karena bakteri ini dianggap dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker lambung.

14
6. Berat Badan
a. Pengertian Berat Badan
Berat badan adalah hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh antara lain, tulang, otot, lemak, cairan tubuh dll.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Perubahan berat badan merupakan berubahnya ukuran berat,
baik bertambah ataupun berkurang akibat konsumsi makanan yang diubah
menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Peningkatan berat badan
adalah penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang terjadi pada
jaringan adiposa di seluruh tubuh (Atkinson, 2005).
b. Berat Badan Ideal
Berat badan dikatakan ideal bila memiliki proporsi yang seimbang
dengan tinggi badan. Menghitung berat badan ideal dapat menggunakan
tiga metode sebagai berikut.
1) Metode Broca
Metode broca ini bisa dijadikan cara untuk menghitung berat
badan ideal. Metode ini ditemukan oleh Paul Broca dan membedakan
cara penghitungan antara pria dan wanita. Perbedaaan cara
perhitungan tersebut disebabkan karena pria dn wanita memiliki
komposisi tubuh yang berbeda. Meskipun begitu, cara menghitung
badan ideal dengan menggunakan rumus broca tidaklah sulit, baik
bagi pria maupun wanita. Berikut adalah rumus menghitung berat
badan ideal dengan metode Broca:

Pria: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi
badan (cm) - 100) x 10%]
Wanita: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi
badan (cm) - 100) x 15%]

15
2) Metode Kalkulator BMI
Body Mass Index (BMI) adalah cara menghitung berat badan
ideal berdasarkan tinggi dan berat badan. Metode ini juga
menggunakan faktor usia sebagai salah satu penentu berat badan
yang ideal. Berikut adalah cara untuk menghitungnya dengan BMI.

Berat badan ideal = Berat badan (kg) : Tinggi badan (m)2

Hasil yang didapatkan bisa menentukan apakah berat badan


seseorang sudah ideal atau belum. Hal ini didapatkan dari keterangan
perhitungan BMI, berikut adalah rinciannya.
a) Angka BMI normal ada di kisaran 18,5-25.
b) Jika angka BMI di bawah 18, maka berat badan masih kurang
dan harus dinaikkan.
c) Jika angka BMI melebihi 25, maka berat badan berlebih dan
harus diturunkan.
d) Jika angka BMI sudah melebihi 40, maka menunjukan angka
obesitas dan harus segera diturunkan karena berbahaya bagi
tubuh.

c. Overweight
Kelebihan berat badan, terutama obesitas, mengurangi hampir setiap
aspek kesehatan, mulai dari fungsi reproduksi dan pernapasan hingga
memori dan suasana hati. Obesitas meningkatkan risiko beberapa penyakit
yang melemahkan dan mematikan, termasuk diabetes, penyakit jantung,
dan beberapa jenis kanker. Ini dilakukan melalui berbagai jalur, beberapa
langsung seperti tekanan mekanis karena membawa berat badan ekstra dan
beberapa melibatkan perubahan kompleks dalam hormon dan metabolisme.
Obesitas menurunkan kualitas dan lamanya hidup, dan meningkatkan
biaya perawatan kesehatan individu, nasional, dan global. Namun, kabar

16
baiknya adalah penurunan berat badan dapat mengurangi beberapa risiko
terkait obesitas. Menurunkan berat badan hanya 5 sampai 10 persen
menawarkan manfaat kesehatan yang berarti bagi orang yang mengalami
obesitas, bahkan jika mereka tidak pernah mencapai berat badan "ideal",
dan bahkan jika mereka baru mulai menurunkan berat badan di kemudian
hari.

d. Underweight
Studi telah menunjukkan bahwa orang kurus menderita kekurangan
nutrisi, yang meningkatkan risiko mereka mengembangkan beberapa
penyakit yang mengganggu secara signifikan. Risiko kesehatan yang
terkait dengan kekurangan berat badan adalah sebagai berikut.
1) Kehilangan tulang secara bertahap
BMI rendah sangat terkait dengan penurunan kepadatan mineral
tulang. Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of
Clinical Practice menyatakan bahwa kekurangan berat badan
meningkatkan risiko wanita terkena osteoporosis, penyakit tulang yang
ditandai dengan pengeroposan tulang yang berlebihan sehingga
membuat tulang rapuh dan rentan terhadap patah tulang.
2) Mengurangi fungsi kekebalan
Sebuah studi tinjauan yang diterbitkan dalam Journal of
Nutrition menyatakan bahwa kekurangan protein pada orang dengan
BMI rendah menyebabkan penurunan produksi sel darah putih dan
antibodi sebagai respons terhadap infeksi virus. Juga telah ditetapkan
bahwa dengan tidak adanya cukup protein, lemak, dan nutrisi lain di
dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh orang yang kekurangan berat
badan bekerja dengan tidak efisien.

17
3) Penyakit jantung
Mineral seperti potasium, sodium, dan kalsium dibutuhkan untuk
mempertahankan detak jantung yang stabil. Ketidakseimbangan
mineral-mineral penting ini pada orang-orang kurus yang kurang gizi
menyebabkan irama jantung yang tidak tepat (aritmia). Sebuah studi
yang diterbitkan dalam jurnal Medicine pada tahun 2017 menemukan
bahwa dari 491.773 peserta, peserta dengan berat badan kurang
memiliki risiko 19,7% lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular
daripada peserta dengan berat badan normal. Studi juga
mengungkapkan bahwa orang kurus cenderung mengembangkan
penyakit jantung seperti prolaps katup mitral (penonjolan katup
jantung), aritmia, dan bahkan gagal jantung.

7. Gaster
a. Pengertian Gaster
Gaster merupakan salah satu bagian dari saluran pencernaan yang
berfungsi sebagai menyimpan dan mencampurkan makanan dengan
kapasitas 1500 ml. Gaster terletak pada bagian atas abdomen, dari regio
hipokondrium kiri sampai regio epigastrium dan regio umbilikalis. Gaster
terletak diantara esophagus dan duodenum. Secara kasar gaster berbentuk
seperti huruf J dan mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan anterior
dan posterior, serta memiliki dua kurvatura yang dikenal sebagai kurvatura
mayor dan kurvatura minor. Gaster memiliki hubungan dengan esophagus
melalui ostium kardia dan dengan duodenum melalui ostium pelorus. Gaster
manusia terbagi menjadi empat daerah, yaitu kardia, fundus, korpus dan
pylorus. Zona sempit selebar 2 – 3 cm sekitar lubang esofagus disebut kardia.
Daerah mirip kubah yang menonjol ke kiri atas muara esofagus adalah
fundus. Biasanya fundus terisi penuh oleh gas. Daerah pusat yang luas
adalah korpus dan bagian distal yang menyempit berakhir pada orificium
gastroduodenal adalah pylorus. Terdapat perbedaan yang nyata dalam

18
kelenjar mukosa kardia, korpus, dan pylorus, sedangkan fundus dan korpus
mukosanya hampir sama.

b. Histofisiologi Gaster
Gaster mempunyai tiga fungsi motorik, yaitu : penyimpanan
sejumlah besar makanan sampai makanan dapat di proses di duodenum,
pencampuran makanan dengan sekresi dari gaster sampai membentuk suatu
campuran setengah cair yang disebut kimus, dan pengosongan makanan
dengan lambat dari gaster ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai
untuk pencernaan dan absorbsi yang tepat oleh usus halus. Proses ini
biasanya terjadi selama 1-4 jam. Mukosa gaster dilapisi oleh epitel kolumner
simpleks dan terdapat sel goblet. Peralihan jenis sel yang sangat nyata
terdapat pada celah gastroesofageal, yaitu dari epitel skuamus simpleks
menjadi epitel kolumner kompleks. Mukosa gaster terdapat sejumlah
foveola gastrika yang tampak sebagai invaginasi. Foveola ini ditutupi oleh
epitel kolumner. Dinding gaster terdiri atas empat lapisan umum saluran
pencernaan yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna dan serosa.
Mukosa lambung ditutupi oleh lapis mukus pelumas yang melindungi epitel
terhadap abrasi oleh makanan. Selain berfungsi sebagai pelumas, bantalan
mukus tebal yang disekresi merupakan sawar yang melindungi mukosa dari
pencernaan oleh asam dan enzim hidrolitik getah lambung. Lamina propia
terdiri atas anyaman longgar serat retikuler dan kolagen dan sedikit elastin.
Selain fibroblas, anyaman fibrosa ini mengandung limfosit, eosinofil, sel
mast, beberapa sel plasma, banyak kelenjar, dan kumpulan kecil – kecil
jaringan limfoid. Submukosa adalah lapisan jaringan ikat padat yang cukup
tebal dengan berkas serat kolagen kasar dengan dengan banyak serat elastin.
Pada lapisan ini terdapat banyak arteriol, sebuah pleksus venosus, jalinan
pembuluh limfe, dan tidak dijumpai adanya kelenjar. Tunika muskularis
merupakan otot tebal dinding gaster yang terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu
oblique, sirkuler, dan longitudinal. Namun lapisan – lapisan ini saling

19
menyatu pada bidang temunya dan tidak jelas batas – batasnya. Tunika
serosa merupakan lapisan yang melapisi gaster.

c. Penyakit pada Gaster


Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa gaster. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel – sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah
satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik. Gastritis akut
merupakan inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus
merupakan penyakit ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk
gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang
berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Gastritis akut dapat
terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Penyebab gastritis ini adalah obat –
obatan. Obat – obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif yaitu
aspirin dan sebagian besar obat anti-inflamasi non-steroid.

d. Penyebab Kerusakan Gaster


Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster antara lain.
1) Konsumsi obat berlebihan
Salah satu penyebab dari penyakit gastritis akut adalah karena
penggunaan obat – obatan. Pada penderita yang sering menggunakan
obat anti infamasi nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, sering kali
mengalami perubahan mukosa gaster dan perdarahan. Efek iritasi obat
terhadap mukosa gaster pada tiap individu umumnya berlainan,
tergantung dari dosis pemakaian.
2) Diet
Makan makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak
dapat menyebabkan iritasi pada gaster. Oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk menghindari makanan – makanan tersebut.

20
3) Infeksi
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri
Helicobacter pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Sampai saat ini belum jelas betul proses
penularannya serta patomekanisme infeksi kuman ini pada berbagai
keadaan patologis saluran cerna bagian atas. Infeksi Helicobacter pylori
sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan. Pada tukak peptik, infeksi
Helicobacter pylori merupakan faktor etiologi yang utama sedangkan
untuk kanker lambung merupakan karsinogen tipe 1 yang definitif.
Infeksi Helicobacter pylori pada saluran cerna bagian atas mempunyai
variasi klinis yang luas, mulai dari kelompok asimtomatik sampai tukak
peptik, bahkan dihubungkan dengan keganasan di lambung seperti
adenokarsinoma tipe intestinal atau mucosal associated lymphoid tissue
(MALT) limfoma.
4) Usia
Semakin tua seserang maka kemungkinan dapat terinfeksi oleh
Helicobacter pylori semakin besar, hal ini di karenakan pada orang tua
terjadi penipisan lapisan lambung dan produksi mucus yang berkurang
seiring dengan penambahan umur
5) Rokok dan Alkohol
Seperti yang dikatakan oleh Harisson (1987), sakit maag atau
gastritis lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok,
dibandingkan dengan yang bukan merokok. Merokok dapat
mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah atas lambung
sehingga mempercepat terjadinya sakit maag. Merokok dapat
meningkatkan asam lambung sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab terjadinya kanker lambung.
Merokok juga mengurangi rasa lapar dan nafsu makan. 20 Alkohol
dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding gaster dan

21
membuat dinding gaster lebih rentan terhadap HCL walaupun pada
kondisi normal.
6) Boraks
Boraks dapat mengiritasi langsung sel mukosa gaster lewat kontak
langsung dengan bahan tambahan makanan tersebut. Boraks
menyebabkan kenaikan HCL yang menyebabkan terjadinya perubahan
pH di dalam gaster.
7) Sistem Skoring Barthel Manja
Sistem skoring Barthel Manja adalah sistem skoring yang
digunakan untuk mengukur tingkat kerusakan gaster pada penelitian
dengan menggunakan dosis bertingkat. Tingkat kerusakan yang
dimaksudkan adalah mengamati gambaran histopatologis gaster yang
dipulas dengan Hematoksilin Eosin lalu diamati di bawah mikroskop,
dan diperiksa integritas mukosanya. Tingkat kerusakan yang akan
diamati yaitu:
1. Normal, yaitu tidak terdapat perubahan patologi.
2. Deskuamasi permukaan epitel.
3. Erosi permukaan epitel.
4. Ulserasi permukaan epitel.

8. Mie Kuning
Mie kuning adalah salah satu jenis mie berwarna kuning dan berbentuk
keriting. Mie kuning secara umum dapat ditemui di pasaran. Mie kuning
terbuat dari tepung terigu berprotein dan pewarna makanan berwarna kuning
atau sari kunyit. Mie kuning dibuat dengan cara dipukul-pukul dan dipisah-
pisahkan membentuk helaian mie.
Mie kuning terdiri dari dua jenis, kemasan kering yang mengharuskan
pembeli merebus mie terlebih dahulu sebelum digunakan dan mie basah dalam
bentuk kiloan. Mie kuning basah siap digunakan namun tidak terlalu awet
disimpan lama.mie kuning mengalami perebusan dengan kadar air mencapai

22
52% sehingga daya tahan atau keawetannya cukup singkat. Pada suhu kamar
hanya bertahan sampai 10 – 12 jam. Mie kuning berperan sebagai sumber
energi. Mie kuning dapat digunakan sesekali sebagai pengganti nasi dan
memiliki kandungan serat yang baik untuk pencernaan. Mie kuning umumnya
disajikan dengan hidangan bakso, mie goreng Jawa dengan tambahan bumbu
tradisional, dan bahan utama pembuat mie instan dalam kemasan.

9. Mie Putih
Mie putih merupakan jenis mie yang mempunyai tekstur lembut dan
kenyal. Bahan dasarnya yaitu dari beras yang disebut bihun beras dan bahan
dasarnya jagung yang disebut bihun jagung. Manfaat bihun didapatkan dari
berbagai kandungan yang ada di dalamnya, seperti karbohidrat, protein,
selenium, mangan, dan vitamin A. Selain itu, bihun juga mengandung lemak
dan garam yang lebih rendah daripada mi jenis lain. Bihun mengandung energi
sebesar 360 kilo kalori, protein 4,7 gram, karbohidrat 82,1 gram, lemak 0,1
gram, kalsium 6 milligram, fosfor 35 milligram, dan zat besi 1 milligram.
Manfaat mie putih antara lain sebagai alternatif makanan bebas gluten,
pemasok energi bagi tubuh, menjaga kesehatan dan fungsi tiroid, menurunkan
risiko penyakit jantung, dan menjaga kesehatan mata.

10. Sosis
Sosis adalah makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan,
ternak dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam
suatu pembungkus yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tetapi
sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu
cara, misalnya dengan pengasapan. Sosis diproduksi dengan pengawetan
daging dengan mencincang daging, dicampur dengan rempah, dan dibungkus
secara tradisional menggunakan usus hewan atau secara modern menggunakan
bahan sintetis. Bahkan, kata sosis sendiri berasal dari kata bahasa Latin
‘Salsus” yang berarti diasinkan atau diawetkan. Di banyak negara, sosis

23
merupakan topping populer untuk pizza. Sosis terdiri dari bermacam-macam
tipe, ada sosis mentah dan juga sosis matang, serupa sosis.

11. Kerupuk
Kerupuk adalah makanan pendamping yang sering dikonsumsi dan
digemari hampir setiap orang.Kandungan kerupuk yang utama adalah tepung
tapioka. Lalu, ada beberapa bumbu yang ditambahkan, seperti bawang merah,
bawang putih, gula, garam, dan kaldu bubuk. Kalori dalam satu keping kerupuk
putih seberat 15 gram adalah 65 kkal. Kerupuk mempunyai berbagai manfaat,
seperti menjaga kesehatan tulang dan gigi, meningkatkan energi, mengatasi
maag, dan meningkatkan massa otot. Dampak buruk yang harus kita waspadai
ketika mengkonsumsi kerupuk antara lain hipertensi, obesitas, gagal ginjal, dan
kanker.

12. Cilok
Cilok adalah jajanan khas Bandung berbahan dasar tepung tapioka dan
daging. Cilok umumnya berbentuk bulat seperti bakso dengan tekstur kenyal
dan banyak diminati oleh masyarakat khususnya anak-anak (Husna, 2015).
Dalam 100 gram cilok, umumnya mengandung gizi 266 kkal, protein 2,45
gram, 2,57 g lemak, 58, 17 g karbohidrat (Rohmah dan Handayani, 2013).
Bahan pembuatan cilok meliputi ikan kuniran, tepung kanji, tepung terigu,
bumbu (bawang putih, garam, lada putih, ketumbar), dan air

24
B. Hipotesis
Ho (hipotesis nol) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel independen (Y). Hal yang diuji adalah
ketidakbenaran variabel (X) dalam (Y). Contohnya hubungan antara boraks dengan
penurunan berat badan dan tukak lambung. Ha/hi (hipotesis alternatif) adalah lawan
dari pernyataan ho. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan/ pengaruh variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Sebagai contoh adanya hubungan
antara boraks dengan penurunan berat badan da
Maka dari itu, berdasarkan pemaparan masalah dan landasan teori diatas,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. H0 : Terdapat hubungan antara boraks dengan penurunan berat badan dan
tukak pada lambung.
2. �1 : Tidak terdapat hubungan antara boraks dengan penurunan berat badan
dan tukak pada lambung

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Maret 2023 di
Laboratorium Kimia SMAK Santo Louis 1 Surabaya, Jalan Polisi Istimewa No.7,
Keputran, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur 60265. Penelitian ini
dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Kontrol : Kuantitas air kunyit.
2. Variabel Bebas : Bahan makanan yang diuji yaitu mie kuning, mie putih,
sosis, kerupuk, dan cilok.
3. Variabel Terikat : Perubahan warna pada sampel makanan setelah bereaksi.

C. Teknik Pengambilan Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Studi Pustaka
Studi pustaka terdiri dari penetapan topik penelitian, pelaksanaan kajian
atau penyelidikan tentang teori yang terkait, lalu pengumpulan informasi
sebanyak-banyaknya dari pustaka yang berhubungan. Sumber-sumber pustaka
dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan
ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain. Studi pustaka juga dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh informasi dari penelitian yang harus dikerjakan terlebih dahulu
tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian tersebut menggunakan
penelitian lapangan, laboratorium, maupun dalam museum. Studi pustaka

26
sangatlah penting dalam proses penelitian karena penelitian yang akan
dilakukan tidak dapat lepas dari literatur-literatur ilmiah yang didapat.

2. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada sesuatu hal memiliki karakteristik
tersendiri maka hal itu bersifat objektif, faktual dan sistematik. Klasifikasi
observasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu observasi partisipasi, observasi
sistematis dan observasi eksperimental. Pelaksanaan observasi terstruktur yang
dilakukan pada saat praktikum adalah dengan mengamati perubahan warna
yang terjadi pada beberapa sampel bahan makanan.

3. Eksperimen
Metode pengumpulan data berdasarkan percobaan suatu kejadian secara
langsung untuk membuktikan kebenaran suatu teori. Penelitian eksperimen
juga disebut percobaan yang berasal dari bahasa Latin “ex-periri” yang berarti
menguji coba. Penelitian eksperimen adalah suatu tindakan dan pengamatan
yang dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab
akibat antara gejala. Dalam penelitian eksperimen ini, penyebab dari semua
gejala akan diuji untuk mengetahui sebab atau variabel bebas itu akan
mempengaruhi akibat atau variabel terikat.

4. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data yang lebih akurat dibanding hanya melakukan satu
pendekatan saja.

27
D. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Reduksi Data
Reduksi data dalam penelitian ini adalah data yang telah diperoleh dari
studi pustaka mengenai bahan yang diuji, reaksi yang terjadi, cara uji boraks,
hingga dampak dari boraks. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan
yang akan dicapai.

2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini berfungsi untuk membantu
memahami data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Biologi SMAK St. Louis 1 Surabaya. Data yang dihasilkan dari percobaan
harus sederhana dan jelas sehingga peneliti dapat mengerti dengan jelas saat
akan membuat laporan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya, teks naratif merupakan jenis yang sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif.

28
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam proses analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti–bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, bila hipotesis
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan hipotesis yang
benar. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian kualitatif belum tentu
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal karena masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah dilakukan penelitian.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Sendok teh/ spatula
b. Pisau
c. Mortar dan alu
d. Plat tetes
e. Pipet tetes
f. Bolpen
g. Label

2. Bahan
a. Mie kuning
b. Mie putih
c. Sosis
d. Kerupuk
e. Ekstrak kunyit

29
F. Cara Kerja
1. Memberi label bahan makanan pada plat tetes.
2. Memotong bahan makanan menjadi bagian kecil.
3. Menghaluskan bahan makanan hingga halus dengan mortar.
4. Memasukkan satu sendok teh setiap bahan makanan ke dalam plat tetes.
5. Meneteskan ekstrak kunyit ke dalam setiap bahan makanan.
6. Mengamati perubahan yang terjadi.

30
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan penelitian dituangkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Bahan Makanan Warna Sampel Warna Sampel Keterangan


Sebelum Diuji Setelah Diuji

Mie Kuning Kuning Kuning -

Mie Putih Putih Kuning -

Sosis Merah muda Kuning -

Kerupuk Putih Kuning -

Cilok Putih Merah Kecokelatan


+

Tabel 1 Hasil Penelitian Kualitatif Kandungan Boraks dalam Bahan Makanan

31
B. Pembahasan
1. Identifikasi Kualitatif Kandungan Boraks dalam Bahan Makanan
Kandungan kurkumin dalam ekstrak kunyit dapat mengidentifikasi
kandungan boraks dalam makanan melalui reaksi kimia yang terjadi. Reaksi
antara kurkumin dalam kunyit dan boron dalam boraks menghasilkan
rosocyanine [B(C21H19O6)2]Cl yang menyebabkan warna merah bata pada
bahan makanan. Reaksi ini sangat sensitif sehingga dapat mengidentifikasi
kandungan boron yang sangat kecil dalam makanan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa cilok di
Kota Surabaya mengandung boraks sedangkan ketiga bahan makanan lainnya
tidak mengandung boraks. Pada cilok, timbul warna merah kecokelatan akibat
reaksi antara kukrumin dengan boron yang menghasilkan rosocyanine. Warna
kuning yang terjadi pada ketiga makanan lainnya disebabkan oleh warna
ekstrak kunyit yang diteteskan.
Terpapar boraks dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan. Terpapar
boraks dapat menyebabkan iritasi mata, mulut infeksi, muntah, kulit gatal, mual,
dan gangguan pernafasan. masalah hormon, keracunan, hingga kematian.
Pemaparan tinggi boraks dapat menurunkan kemampuan organ reproduksi dan
merusak perkembangan janin. Mengonsumsi makanan yang mengandung
boraks juga dapat menyebabkan keracunan, mempengaruhi perut, usus, hati,
ginjal, otak hingga kematian.

32
2. Pengaruh Konsumsi Boraks Terhadap Berat Badan
Pengamatan dilakukan dengan menguji 24 ekor tikus wistar (Rattus
norvegicus) yang dibagi menjadi empat kelompok. Pengamatan dilakukan
selama delapan minggu dan pengambilan data setiap dua minggu. Tikus
diberikan air minum yang telah dicampurkan dengan oleh boraks. Setiap
kelompok mendapatkan perlakuan berbeda. Kelompok 1 diberikan 5mg/ml
boraks, kelompok 2 diberikan 15mg/ml boraks, kelompok 3 diberikan 30/ml
boraks, dan kelompok kontrol tidak diberikan boraks. Hasil pengamatan
dituangkan ke dalam tabel selisih berat badan tikus-tikus itu ditimbang
antara minggu ke-0 dan minggu ke-8.

Tabel 2 Distribusi Berat Badan Tikus

Bobot masing-masing kelompok pada setiap minggu disajikan


dengan mean (rata-rata) dan standar deviasi seperti di atas. Uji normalitas
Shapiro Wilk menunjukkan bahwa berat badan tikus dari minggu ke-0
sampai minggu ke-8 normal, sehingga perlu dilakukan uji perbandingan
antar kelompok non parametrik (KruskalWallis dan Mann-Whitney).
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis, ditemukan adanya perbedaan yang
nyata pada data sebaran berat badan tikus pada minggu ke-6
(p=0,031)Perbedaan ini terdapat pada berat badan tikus pada minggu ke-6
yaitu antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis boraks 5mg/ml

33
(p=0,010), dan antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis boraks
30mg/ml (p=0,043).
Sampel tikus yang digunakan adalah tikus berumur kurang lebih satu
bulan dengan bobot 100 hingga 500 gram. Seiring pertumbuhan tikus, berat
badannya akan bertambah hingga ketika dewasa, berat badan tikus akan
mencapai 300-800 gram (Ades, 2018). Penelitian ini secara tidak langsung
mengamati pertambahan berat badan tikus yang terhambat karena
kandungan boraks dalam air yang diminumnya.
Tikus yang diberi boraks mengalami penurunan nafsu makan akibat
mual dan diare yang pada gilirannya menyebabkan penurunan berat badan.
Pada data, didapatkan perbedaan yang signifikan pada minggu ke-6. Bobot
tikus pada minggu ke-6 mengalami peningkatan sejak minggu ke-0 dan
pada sebaran tubuh data berat badan minggu ke-0 tidak ada perbedaan yang
nyata karena berat badan tikus dikontrol menggunakan kriteria inklusi. Pada
minggu yang lain, ditemukan perbedaan pertumbuhan berat badan tikus
yang tidak terlalu signifikan antara kelompok dosis boraks. Berat badan
tikus pada kelompok 2(150 mg/kg berat badan) lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok kontrol, tetapi perbedaannya tidak signifikan. Hal ini
dapat disebabkan oleh faktor lain yang pengaruh berat badan tikus, seperti
faktor stres psikologis (Patterson & Abizaid, 2013). Stres kronis dapat
mengganggu proses metabolisme dalam tubuh, menyebabkan risiko obesitas,
diabetes mellitus tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

34
3. Pengaruh Konsumsi Boraks Terhadap Tukak Lambung
Pengamatan dilakukan dengan menguji 24 ekor tikus wistar (Rattus
norvegicus) yang dibagi menjadi empat kelompok. Pengamatan dilakukan
selama delapan minggu dan pengambilan data setiap dua minggu. Tikus
diberikan air minum yang telah dicampurkan dengan oleh boraks. Setiap
kelompok mendapatkan perlakuan berbeda. Kelompok 1 diberikan 5mg/ml
boraks, kelompok 2 diberikan 15mg/ml boraks, kelompok 3 diberikan 30/ml
boraks, dan kelompok kontrol tidak diberikan boraks. Hasil pengamatan
dituangkan ke dalam tabel distribusi nilai tukak pada lambung sebagai
berikut.

Tabel 3 Distribusi skor tukak pada tikus secara mikroskopis

Perbedaan signifikan terdapat pada kelompok kontrol dengan


kelompok 2 dan kelompok kontrol dengan kelompok 3 (nilai masing-masing
= 0,019 dan 0,011 dengan uji Mann-Whitney). Perubahan patologi yang
paling banyak ditemukan adalah sel deskuamasi (nilai=1), kemudian diikuti
erosi epitel (nilai=2). Beberapa data tidak mengalami perubahan patologi
sama sekali (nilai=0) dan berjumlah 4. Tidak ada di antara sampel yang
mengalami ulserasi epitel (nilai=3). Berdasarkan pengujian, ditemukan
bahwa distribusi data tidak normal pada semua dosis kelompok, sehingga uji
komparatif non-parametrik diperlukan (Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney).

35
Berdasarkan hasil uji dengan Shapiro-Wilk, perbedaan signifikan sebesar 2
derajat nilai tukak lambung tikus pada 2 atau lebih banyak kelompok dengan
nilai p=0,019 dan dengan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok dosis boraks 15mg/ml
(p=0,019) dan kelompok kontrol dengan kelompok dosis boraks 30mg/ml
(p=0,011).

Gambar 6 histologi mukosa tikus yang membesar 400x: A. Mukosa lambung normal, diambil dari
data kelompok kontrol; B. Deskuamasi mukosa lambung (lingkaran merah), diambil dari dosis kelompok
boraks 15 mg/ml; C. Erosi mukosa lambung (lingkaran merah), diambil dari dosis kelompok 30 mg/ml boraks

Berdasarkan pengamatan mikroskopis, kelompok kontrol


menunjukkan gambaran normal dari mukosa lambung (semua lapisan masih
utuh). Kelompok dosis boraks 5mg/ml dan 15mg/ml menunjukkan
gambaran deskuamasi mukosa lambung (erosi lapisan luar mukosa lambung).
Kelompok dosis boraks 30mg/ml menunjukkan gambaran mukosa lambung
mengalami pengikisan atau pengikisan mukosa lambung yang cukup dalam,
namun tidak menembus lapisan otot mukosa, dan disertai tanda peradangan.
Boraks dapat mengiritasi sel mukosa gaster melalui kontak langsung
dengan bahan tambahan minuman tersebut. Boraks menyebabkan kenaikan
HCl yang menyebabkan terjadinya perubahan pH di dalam gaster. Hasil
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai derajat
tukak lambung mikroskopis di antara kelompok (p=0,019).
Dalam distribusi data, tidak ada epitel ulserasi yang ditemukan
(nilai=3). Dalam kelompok kontrol, didapatkan deskuamasi epitel meskipun

36
kelompok tidak diberikan pengobatan apapun. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh stress psikologis yang dapat meningkatkan resiko tukak lambung.Erosi
mukosa hanya diperoleh pada perlakuan 1, 2, dan 3 dengan jumlah yang
berbeda. Sebagian besar erosi epitel terdistribusi pada kelompok perlakuan 2
(150mg/kg boraks BB) dan perlakuan 3 (300mg/kg boraks BB). Pada
kelompok perlakuan 1 (50mg/kg boraks BB), hanya satu data yang
ditemukan dengan erosi epitel. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa
formasi ulkus mikroskopis pada lambung tikus terbukti signifikan pada
kelompok perlakuan dengan dosis boraks 150mg/kg dan boraks 300mg/kg.

37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan mie kuning, mie
putih, sosis, dan kerupuk tidak mengandung boraks sedangkan cilok mengandung
boraks. Uji kandungan boraks dapat dilakukan dengan ekstrak kunyit. Kandungan
kurkumin dalam kunyit bila bereaksi dengan boron (kandungan dalam boraks) akan
menghasilkan rosocyanine yang menyebabkan warna merah bata pada makanan.
Makanan yang mengandung boraks memiliki tekstur yang lebih kenyal dan tahan
lama. Konsumsi boraks dapat menyebabkan mual, muntah, menyebabkan keracunan,
mempengaruhi perut,usus, hati, ginjal, otak hingga kematian.
Berdasarkan penelitian Audi Salman dan Linda Dewanti (2019) terdapat
hubungan antara boraks dengan berat badan tikus dan boraks dengan pembentukan
tukak pada lambung. Konsumsi minuman yang mengandung boraks menyebabkan
diare dan mual sehingga menurunkan nafsu makan yang berakibat penurunan berat
badan. Boraks dapat menaikkan kadar HCl yang dapat mengiritasi lambung dan
menyebabkan timbulnya tukak. Ada pengaruh dosis bertingkat paparan boraks
selama 8 minggu pada tukak pada lambung tikus, yaitu pada dosis boraks 150
mg/kg BB dan 300 mg/kg BB tikus dibandingkan dengan kelompok kontrol.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai:
1. Alternatif penggunaan boraks dalam bahan makanan
2. Pengaruh boraks bagi parameter hematologi.

38
LAMPIRAN

Gambar 7 Lembar kerja uji makanan yang mengandung boraks

39
DAFTAR PUSTAKA

BIMC Hospital. 2010. Formalin in Food. Diakses pada 27 Februari 2023


melalui https://bimcbali.com/medical-news/formalin-in-food.html

Alodokter. 2022. Boron. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui


https://www.alodokter.com/boron

BPOM. 2019. Apa itu Boraks? Diakses pada 28 Februari 2023 melalui
https://www.pom.go.id/new/view/more/artikel/14/Apa-itu-Boraks-
.html

CNN Indonesia. 2022. BPOM Temukan Boraks hingga Formalin dalam


Jajanan Takjil. Diakses pada 28 Februari 2023 melalui
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220426095140-20-
789721/bpom-temukan-boraks-hingga-formalin-dalam-jajanan-takjil

The Editors of Encyclopedia Britannica. 2023. Boron. Diakses pada 6 Maret


2023 melalui https://www.britannica.com/science/boron-chemical-
element

EduNitas. Formaldehida. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui


http://p2k.unkris.ac.id/en3/2-3065-2962/Formalin_90904_p2k-
unkris.html

Helmenstine, A. M. 2020. What Is Borax and How Is It Used? Diakses pada


3 Maret 2023 melalui https://www.thoughtco.com/what-is-borax-
where-to-get-608509

40
Universitas STEKOM Semarang. Kalium Permanganat. Diakses pada 6
Maret 2023 melalui
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kalium_permanganat

Kusumawati, Meilisa. 2017. Mie Kuning. Diakses pada 6 Maret 2023


melalui https://www.kerjanya.net/faq/18956-mie-kuning.html

NSW Food Authority. Borax and Boric Acid. Diakses pada 6 Maret 2023
melalui https://www.foodauthority.nsw.gov.au/consumer/keeping-
food-safe/other-topics/borax-and-boric-acid

LUMITOS AG. Rosocyanine. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui


https://www.chemeurope.com/en/encyclopedia/Rosocyanine.html

Rumah Sakit Nirmala Suri. 2020. Kerupuk, Manfaat dan Bahayanya.


Diakses pada 7 Maret 2023 melalui
http://www.rsnirmalasuri.com/kerupuk-manfaat-dan-bahayanya/

Wikipedia. 2022. Sosis. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui


https://id.wikipedia.org/wiki/Sosis

Swari, R. C. 2022. Boraks dan Bahayanya jika Ditambahkan pada Makanan.


Diakses pada 6 Maret 2023 melalui
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/bahaya-boraks-adalah/

BYJU’S. 2020. Uses of Formaldehyde. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui


https://byjus.com/chemistry/uses-of-formaldehyde/

41
Agency for Toxic Substances and Disease Registry. 2014. Medical
Management Guidelines for Formaldehyde. Diakses pada 7 Maret
2023 melalui
https://wwwn.cdc.gov/TSP/MMG/MMGDetails.aspx?mmgid=216&t
oxid=39

Sirino, Erica. 2018. Is Borax Toxic? Diakses pada 7 Maret 2023 melalui
https://www.healthline.com/health/is-borax-safe

42

Anda mungkin juga menyukai