Dosen Pembimbing :
Yunita Lestari, S.ST.,M.K.M
Disusun Oleh :
1. Dewi Kusma Jumriani (0BA19003)
2. Diary Ria Rhamdani (0BA19004)
3. Suci Syafira (0BA16013)
PRODI D3 KEBIDANAN
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa
manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu
pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi
dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia
sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu
gizi sebagai suatu evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan
adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia
purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk
mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk
mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi sebagian
penduduk modern sekarang.
Khusus untuk “air” berbagai pakar gizi dan kesehatan masih berbeda
pendapat, ada yang mengatakan sebagai unsur gizi ada juga yang
mengatakan bukan unsur gizi. Penulis sendiri masuk dalam kelompok
yang mengatakan air adalah salah satu komponen gizi, teorinya ada
bisa membacanya dalam tulisan lain dalam blog ini—–Menghitung
Kebutuhan (Gizi) Air—– Ada juga yang mengatakan air sebagai zat
gizi namun tidak dapat memahami dengan baik dan benar tentang
zat gizi air.
Melihat perkembangan yang begitu pesat baik di Indonesia maupun
di Dunia Badan Dunia WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke
dalam tiga kelompok besar. Pertama, kelompok gizi biologi dan
metabolik. Kedua, kelompok gizi perorangan, sepanjang siklus hidup.
Ketiga, kelompok gizi masyarakat, baik bersifat lokal, nasional,
regional dan global.
Ilmu Gizi Kemudian dibagi menurut Ruang Lingkupnya yaitu Ilmu gizi
dibagi dalam dua bidang keilmuan yang dilihat dari segi sifatnya
yakni :
1. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut
Gizi kesehatan perorangan(Clinical Nutrition) yaitu Gizi Klinik lebih
menitikberatkan pada kuratif daripada preventif dan promotifnya.
Dengan pendekatan kuratif prosesnya dimulai dari Anamnesis dan
pengkajian status nutrisi pasien, Pemeriksaan antropomotri beserta
tindak lanjut terhadap gangguannya, Pemeriksaan radiologi dan tes
laboratoium yang bertalian dengan status nutrisi pasien,
Suplementasi Oral, enteral dan parenteral, Interaksi timbal balik
antara nutrien dan obat-obatan.
2. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang
disebut Gizi kesehatan masyarakat (Public Health Nutrition) Yaitu Gizi
Masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok
masyarakat, oleh sebab itu sifatnya lebih ditekankan pada
pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) . Termasuk juga
tentang Bahan Tambahan makanan ( Pewarna, penyedap dan bahan-
bahan kontaminan lainnya.
2.5 Catatan dari sejarah dan ruang lingkup ilmu gizi ini ada beberapa
istilah dan pengertian dari ilmu gizi yang perlu diketahui yaitu:
1. Kesehatan adalah keadaan sehat (normal) secara fisik, mental,
spiritual dan social yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup
produktif secara social dan ekonomis (UU Kesehatan 2009)
2. Makanan adalah Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi
berguna bila dimasukan kedalam tubuh.
3. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam bahan makanan
4. Gizi adalah segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya
dengan kesehatan
5. Diet adalah Kecukupan makanan dan minuman seseorang yang
dimakan sehari-hari yang dibagi dalam tiga pengertian. Pertama;
makanan yang dimakan sehari, Kedua ; makanan yang dimakan
menurut aturan tertentu dan Ketiga : makanan yang ditentukan
macam dan jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh atau
untuk kepentingan pnyembuhan penyakit.
6. Kecukupan Diet (dietary Allowance) adalah Batas dan intake
yang direkomendasikan kepada semua orang dengan
memperhatikan kebutuhan induvidu dan keadaan fisiologis induvidu.
7. Pelayanan Gizi adalah Pelayanan yang membantu masyarakat ——
baik individu maupun kelompok masyarakat—— dalam keadaan
sehat maupun sakit untuk mendapat makanan yang sesuai guna
mencapai status gizi yang sebaik-baiknya.
8. Asuhan Gizi adalah Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada
seseorang pasien, yang melibatkan berbagai bidang keahlian yang
didalam terdapat kegiatan : Membuat diagnosa masalah gizi,
Menentukan kebutuhan gizi, Memilih alternatif bentuk sediaan zat
gizi, dan Memilih cara pemberian zat gizi.
Khusus untuk perkembangan ilmu Gizi di Kabupaten Polewali
Mandar Propinsi Sulawesi Barat, tidak terlepas dari perkembangan
ilmu gizi di Indonesia. Perkembangan ilmu Gizi di Polewali Mandar,
lebih terlihat pada perkembangan dari Pelaksanaan Program Gizi
atau program perbaikan gizi masyarakat dan beberapa penyakit pada
masyarakat yang berhubungan dengan makanan yaitu:
1. Ilmu gizi dalam pelaksanaannya dituangkan dalam program gizi
pada struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (1992-
2000) sebagai sub seksi gizi dibawah seksi Kesehatan ibu dan anak,
yang di Jabat oleh Ibu Kamariah Rostuti. Pada periode ini kegiatan
utamanya adalah Kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).
Pada periode ini ada keberhasilan dalam pelaksanaan program gizi
dan juga ada kegagalan yang tragis yaitu pada masa krisis ekonomi
ditahun 1998 -2004, ditemukan melonjaknya kasus GAKI yang
mencapai 34 % (status pembesaran kelenjar gondok dengan status
endemik berat), dalam waktu yang bersamaan ditemukan juga
meningkatnya kasus GIZI BURUK yang mencapai 8%. Ibu Kamariah
langsung dimutasi dan digantikan oleh Pejabat yang mempunyai
kompetensi, (Sdr. Arsad Rahim Ali) dalam jangka waktu tiga tahun
kedua kasus ini turun sampai batas ambang yang tidak dinyatakan
sebagai masalah gizi masyarakat.
2. Setelah periode desentraslisasi perkembangan program gizi bukan
lagi ditempat sebagai struktur dalam organisasi Dinas Kesehatan
tetapi hanya ditempat sebagai Program Bina Gizi dengan beberapa
sub program SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi), Program
Pencegahan dan penanggulangan Kurang Vitamin A, Kurang Anemia
Gizi, GAKI dan Program Pencegahan dan penanggulangan KEK serta
Program Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di
Posyandu.
3. Selain ilmu gizi yang dilihat dari perkembangan program gizi, Ilmu
gizi di Polewali Mandar juga ditemukan beberapa istilah ilmu gizi
yang dilihat dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
makanan pada masyarakat Polewali Mandar diantaranya Sawangan
(Gizi Buruk) istilah yang menunjukkan bahwa penyakit yang terjadi
sebagai refleksi dari nenek-moyang masyarakat Polewali Mandar
tempo doelue yang menderita kelaparan. Istilah lainnya yang cukup
populer adalah Buta Rarang yaitu suatu penyakit yang tidak dapat
melihat pada sore harinya atau kesulitan melihat anak-anak ketika
masuk dalam rumah. Penyakit ini pada masyarakat cenderung
menghubungkannya dengan kurang nafsu makan pada anak.
Penyakit ini dalam istilah medisnya dikenal sebagai xeropthalmia.
SEJARAH ASAL KATA /ISTILAH “GIZI” SEBAGAI TERJEMAHAN KATA
INGGRIS “NUTRITION”
Prof. Soekirman
Guru Besar (Em.) Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia,
IPB, Bogor/ Ketua Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi
Pangan Indonesia (KFI)
Istilah Gizi dan Ilmu Gizi baru dikenal di Indonesia sekitar awal tahun
1950an, sebagai terjemahan kata ” Nutrition” dan “Nutrition
Science”. Meskipun belum resmi ditetapkan oleh Lembaga Bahasa
Indonesia, istilah Gizi dan Ilmu Gizi telah dipakai oleh Prof.Djuned
Pusponegoro, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu
penyakit anak di Fakultas Kedokteran UI tahun 1952. Tahun 1955 ,
Ilmu Gizi resmi menjadi mata kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dan
tahun 1958 secara resmi dipakai dalam pidato pengukuhan
Prof.Poerwo Soedarmo sebagai Guru Besar Ilmu Gizi pertama di
Indonesia, di Fakultas Kedokteran UI. Sejak itu sampai sekarang
banyak Fakultas Kedokteran , Fakultas Pertanian , Fakultas Teknologi
Pangan, Fakultas Kesehatan Masyarakat telah mendirikan Bagian
atau Departemen Ilmu Gizi. Tahun 1965 di Jakarta diresmikan
Akademi Gizi dari Departemen Kesehatan, yang sampai sekarang
tersebar di hampir semua propinsi di Indonesia sebagai Pendidikan
Politeknis Kesehatan Jurusan Gizi .
BAB III
3.1 Kesimpulan
secara resmi sejak tahun 1952 kata atau istilah GIZI, adalah istilah
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai terjemahan istilah
Inggris “Nutrition”. Dalam dokumen-dokumen resmi tidak ada
terjemahan lain kecuali kata GIZI. Kalaupun ada terjemahan lain,
apapun sebutannya, dapat dipastikan itu bukan bahasa Indonesia
resmi dan kebanyakan digunakan didunia bisnis dan periklanan.
Daftar Pustaka
Soekirman, Prof.PhD (1999/2000), “Arti kata Gizi dan Definisi Ilmu
Gizi”, dalam buku Ilmu Gizi dan Aplikasinya, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, hal 5.