ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZI
Dosen Pengampu :
- Windi Indah Fajar Ningsih, S.Gz.,MPH.,AIFO
- Sari Bema Ramdika, S.Gz.,M.Gz
Disusun Oleh:
Kelompok 14
Pada tahun 1926, Ilmu gizi diakui sebagai disiplin ilmu independen,
dengan penunjukan Mary Swartz Rose sebagai profesor ilmu gizi pertama di
Universitas Colombia, New York, Amerika Serikat. Meski demikian kesadaran
akan pentingnya makanan untuk kelangsungan hidup telah ada sejak zaman
purba.
Pada zaman prasejarah, manusia telah memiliki kesadaran akan
pentinya makanan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup, akan
tetapi pada zaman ini makanan terbatas untuk mempertahankan kehidupan
dan menyembuhkan penyakit. Kemudian di era Yunani, sekitar 400 SM,
Hippocrates menggambarkan makanan sebagai sumber panas yang esensial
bagi manusia, khususnya pada anak-anak yang bertumbuh yang memerlukan
lebih banyak panas, sehingga membutuhkan banyak asupan makanan.
Pada abad 18, banyak penemuan ilmiah yang muncul, termasuk ilmu
yang menjadi dasar ilmu gizi. Salah satunya adalah temuan Antoine Laurent
Lavoisier (1743-1794), Lavoiser menemukan hubungan antara proses
pernapasan (penyerapan 02 dan pengeluaran CO2 dari dalam tubuh),
dengan proses pengolahan makanan didalam tubuh. Lavoisier pertama
kalinya melakukan penelitian kuantitatif, bersama ahli fisika Laplace tentang
pernapasan menggunakan hewan coba seperti kelinci. Lavoiser
memfokuskan studinya tentang guna energi makanan pada proses bernafas,
oksidasi, dan kalorimetri. Oleh karenanya, Lavoisier dikenal dengan Bapak
Ilmu Kimia, namun dikalangan ilmuwan gizi, Lavoisier di kenal juga dengan
Bapak Ilmu Gizi Dunia. Florence Nightingale merupakan suster terkenal saat
perang Krimea tepatnya tahun 1854, Florence juga dikenal sebagai Tokoh
Keperawatan Dunia. Florence Nightingale menyimpulkan bahwa memberi
makanan ke pasien, disesuaikan oleh kebutuhan supaya mempercepat
proses penyembuhan penderita akibat perang.
Pada abad ke-19, Magendie, ialah ahli kimia dari Prancis, berhasil
menemukan perbedaan barbagai jenis zat gizi di bahan makanan, seperti
karbohidrat, lemak, dan protein. Ahli kimia Jerman, Leibig (1803–1873)
meneomukan karbohidrat, lemak dan protein mengalami oksidasi didalam
tubuh, dan memperoleh panas atau energi. Leibig mengambil kesimpulan
bahwa makanan yang seimbang, mengandung protein, karbohidrat, dan
lemak. Seorang murid Liebig, Volt (1831–1908) menemukan bahwa aktivitas
otot tidak memengaruhi metabolisme protein, sementara jumlah metabolisme
dalam sel menentukan tingkat komsumsi oksigen.
Pada tahun 1938, berawal dari Tahun 1919, Jansen dan Donath
melakukan penelitian terhadap masalah Gondok di Wonosobo. Hasil
penelitian ini mendorong pemerintah untuk memberikan fasilitas pendirian
Lembaga Eijkman. Lembaga ini aktif melakukan berbagai kegiatan, termasuk
survei gizi pada periode 1927- 1942, yang dilaksanakan oleh Jansen dan
Kawan- kawan pada tujuh lokasi berbeda di daerah Jawa, Seram dan
Lampung. Tujuan survei tersebut adalah untuk mengamati pola makan,
keadaan gizi, kondisi pertanian serta perekonomian. Lembaga ini juga sukses
dalam melakukan analisis berbagai bahan makanan, yang kini dikenal
sebagai Daftar Komposisi Bahan Makanan atau DKBM.
Sejarah evolusi ilmu gizi saat ini dapat dikategorikan ke dalam enam
periode, yakni era gizi pangan, era gizi makro, era gizi mikro, era gizi seluler
dan molekuler, era gizi nutrigenetik dan genomic, dan era gizi holistik.
Hubungan antara setiap eratidak terpisah,melaikan saling terkait dan
merupakan suatu kontinuitas. Periode-periode tersebut mencerminkan
tanggak dimulainya suatu invansi dan inovasi signifikan yang berdampak
besar pada kemajuan ilmu gizi selanjutnya. (Pakar Gizi Indonesia, 2017)
Saat ini, diketahui sekitar 45 zat gizi ysng perlu tercukupi dalam
makanan sehari-hari, dan terus dilakukan penelitian terhadap kemungkinan
mikro mineral dan unsur-unsur vitamin baru. Meskipun masalah kekurangan
gizi masih menjadi isu di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia,
di sisi lain, masalah kelebihan gizi menjadin perhatian di Negara negara maju.
Namun, sekarang ini, kelebihan gizi mulai muncul di negara-negara
berkembang sebagai dampak kemajuan ekonomi, termasuk Indonesia.
Beberapa konsep baru dalam bidang gizi mencakup pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan
perilaku, pengaruh gizi terhadap kemampuan bekerja dan produktifitas, daya
tahan terhadap penyakit infeksi, pengaruh stress terhadap status gizi, serta
pengaruh faktor-faktor lingkungan (polusi dan obat-obatan) terhadap status
gizi.
Ilmu gizi akan berkembang terus secara vertikal dan secara horisontal
ke masa depan. Secara vertikal, perkembangan ilmu gizi akan mengarah
kepada pendalaman tentang fungsi dan manfaat dari komponen zat gizi
(berbagai jenis karbohidrat termasuk serat, asam lemak, asam amino,
berbagai senyawa mineral dan vitamin). Secara horisontal perkembangan
ilmu gizi diperkirakan akan mengarah kepada pendalaman gizi molekuler, gizi
genetika, gizi mikrobiota dan perilaku makan dan pencegahan serta terapi
masalah gizi dan beragam penyakit infeksi serta penyakit tidak menular
secara holistic di semua tahap kehidupan manusia. (Pakar
Gizi Indonesia, 2017).
2. Ruang lingkup
Dapat diartikan sebagai suatu batasan atau cakupan suatu hal.
Ruang lingkup ilmu gizi mencakup banyak hal, yang meliputi diantaranya ilmu
bahan pangan yaitu: cara memproduksi suatu pangan ( perubahan pasca
panen yang meliputi penyediaan, pengolahan, dan pemanfaatan bahan
pangan) dan pengonsumsian pangan. (Arie Dwi Alristina, 2015)
Kata gizi bersumber dari Bahasa Arab "giza" yang mana artinya ialah zat
makanan,lain hal dengan bahasa inggris kata gizi dikenal sebagai kata
"nutrition" yang artinya ialah zat gizi atau bahan bahan pangan. (Irianto,
2007)
Gizi juga merupakan suatu yang bermanfaat bagi tubuh dan Kesehatan
(Dr.Ir.Yaktiworo Indriani, 2015)
Selanjutnya, gizi adalah komponen yang sangat penting dan sangat
diperlukan bagi tubuh untuk berkembang (H, 2015) selain komponen yang
penting bagi tubuh, gizi juga merupakan suatu komponen kimia yang
dibutuhkan oleh tubuh (James, 2018)
Gizi tentunya juga sangat identik dengan makanan dan tubuh untuk
menghasilkan energi, dan mengatur proses-proses yang ada pada dalam
tubuh. (AD, 1996)
Jadi, gizi ialah zat-zat yang ada di bahan makanan dan makanan yang
diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan energi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menjalankan kegiatan sehari hari tanpa adanya kendala.
Yang merupakan dalam zat-zat gizi ialah seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dll. Tubuh manusia sangat memerlukan zat gizi untuk
memenuhi pertumbuhan dan perkembangan. Gizi juga tidak hanya tentang
makanan yang diperlukan oleh tubuh tetapi gizi juga merupakan bagaimana
untuk mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi tersebut baik bagi tubuh
atau tidak. (Syampurma, 2018)
References
AD, S. (1996). Buku Ajar Dasar-Dasar Ilmu Gizi G006. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ab423ef41a118187fd30eb84a0e44d
94.pdf
Arie Dwi Alristina, S. M. (2015). ILMU GIZI DASAR BUKU PEMBELAJARAN. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=wRovEAAAQBAJ&lpg=PA24&ots=lmqtvdNfO9&dq=
%20%27ilmu%20gizi&lr&hl=id&pg=PA24#v=onepage&q='ilmu%20gizi&f=false
Dr.Ir.Yaktiworo Indriani, M. (2015). Buku Ajar Gizi dan Pangan. Retrieved from
http://repository.lppm.unila.ac.id/5735/1/Buku%20Ajar%20Gizi%20dan%20Pangan.pdf
H, L. E. (2015). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Irianto. (2007). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 3. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Iseu Siti Aisyah., I. K. (2022). Gizi Kesehatan. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=Mn2aEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA15&dq=info:anzl37WPULcJ:scholar.google.co
m/&ots=A4_RjGgatC&sig=a8qggyBVw1NTOQBaP6-
u7Fo8Ufo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
James, J. (2018). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Leily Amalia Furkon, S. M. (2014). Mengenal Zat Gizi. Retrieved from
https://docplayer.info/35030654-Mengapa-perlu-mempelajari-ilmu-gizi.html
Syampurma, H. (2018). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP
NEGERI 32 PADANG. Jurnal Menssana, 3, 1-4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Wardawati., Y. S. (2012). Buku Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=9ShuEAAAQBAJ&lpg=PA231&ots=RWwTKRRx6u&dq=
%20%27ilmu%20gizi&lr&hl=id&pg=PA6#v=onepage&q='ilmu%20gizi&f=false
Arie Dwi Alristina, S. KM., M.Kes, Rossa Kurnia Ethasari, S.Gz.,M.Gz, Rizky Dzariyani Laili, S.Gz., M.P,
Dewinta Hayudanti, S.Gz., M.Kes (2021). ilmu gizi dasar. jawa tengah: CV. SARNU UNTUNG.
Retrieved from
https://books.google.com/books/about/ILMU_GIZI_DASAR_BUKU_PEMBELAJARAN.html?
hl=id&id=wRovEAAAQBAJ
Ardyansyah, D. (2023). Gizi Seimbang. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Gizi_Seimbang.html?hl=id&id=1uXPEAAAQBAJ
Banowati, L. (2014). Ilmu Gizi Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Ilmu_Gizi_Dasar.html?hl=id&id=csCVDwAAQBAJ
W, P. F. (2018). Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UMSurabaya. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Buku_Ajar_Gizi_dan_Diet.html?hl=id&id=--
qvDwAAQBAJ
Hasan, F. E., Rachmawati, R., Setyawati, B., Ernita, Laiya, R., Pujihastuti, A., . . . Rosnah. (2023).
Metabolisme Zat Gizi. Padang Sumatra barat: Global Eksekutif Teknologi. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Metabolisme_Zat_Gizi.html?
hl=id&id=fw2qEAAAQBAJ
Soal- soal
1. Pada tahun apa pertama kali ilmu gizi ditetapkan sebagai cabang ilmu
A. 1923
B. 1924
C. 1925
D. 1926
E. 1936
D. 1926
D. Francis Bacon
5. Penemuam Ilmiah yang ditemukan oleh Lavoisier pada abad ke-18 adalah……
A. bahwa untuk mempercepat proses penyembuhan pasien atau penderita penderita akibat perang,
maka pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan
B. Bisa menemukan perbedaan antara bermacam macam zat gizi yang ada di dalam bahan makanan
C. Mineral ditemukan pertama kali terdapat dalam tulang dan gigi
D. ditemukan adanya struktur sel yang rumit yang memiliki instruksi kompleks serta vital dalam
proses pertumbuhan dan pemeliharaan sel
E. hubungan antara proses pernapasan (proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2)
dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh
E. hubungan antara proses pernapasan (proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2)
dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh
B. Poerwo Soedarmo
7 . Pada tahun 1950, bapak Poerwo Soedarmo berhasil memperkenalkan promosi gizi dengan
istilah…..
A. Empat Sehat Lima Sempurna
B. Isi Piringku
C. Pedoman Gizi Seimbang
D. Makan Untuk Hidup,Jangan Hidup Untuk Makan
E. Lima sehat Empat sempurna
8. Kata gizi berasal dari Bahasa …… “giza” yang berarti zat makanan.
A. Arab
B. Yunani
C. Persia
D. Rumania
E. India
A.Arab
A. Gizi Seimbang
10. Zat gizi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh
manusia. Kategori tersebut adalah zat gizi makro dan mikro. Yang termasuk ke dalam zat gizi mikro
adalah…….
A. Karbohidrat dan Protein
B. Vitamin dan Lemak
C. Vitamin dan Protein
D. Mineral dan Protein
E. Vitamin dan Mineral