Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZI

Dosen Pengampu :
- Windi Indah Fajar Ningsih, S.Gz.,MPH.,AIFO
- Sari Bema Ramdika, S.Gz.,M.Gz

Disusun Oleh:

Kelompok 14

1.Devi Hesti Jamil (10021382328096)


2.Intan Riskia Ramaddani (10021382328094)
3.Nabila Syafira Azzahira (10021382328097)
4.Nurul Juliana (10021382328097)
5.Tasya Shaqinah (10021382328093)
6.Vindry Alia Rizkauli (10021382328092)

DASAR ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI GIZI 2023
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1.Sejarah Ilmu Gizi

Pada tahun 1926, Ilmu gizi diakui sebagai disiplin ilmu independen,
dengan penunjukan Mary Swartz Rose sebagai profesor ilmu gizi pertama di
Universitas Colombia, New York, Amerika Serikat. Meski demikian kesadaran
akan pentingnya makanan untuk kelangsungan hidup telah ada sejak zaman
purba.
Pada zaman prasejarah, manusia telah memiliki kesadaran akan
pentinya makanan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup, akan
tetapi pada zaman ini makanan terbatas untuk mempertahankan kehidupan
dan menyembuhkan penyakit. Kemudian di era Yunani, sekitar 400 SM,
Hippocrates menggambarkan makanan sebagai sumber panas yang esensial
bagi manusia, khususnya pada anak-anak yang bertumbuh yang memerlukan
lebih banyak panas, sehingga membutuhkan banyak asupan makanan.

Pada awal abad ke-16 pemahaman, bahwa melalui pengaturan


makanan akan diperoleh manfaat terhadap pemeliharaan kesehatan dan
berkembangnya pemahaman mengenai kaitan pola makan dengan panjang
umur. Francis Bacon (1561-1626) mengatakan pendapatnya tentang
mengkonsumsi makanan yang diatur dengan baik akan meningkatkan
harapan hidup. Pada abad 17 dan 18, temuan-temuan mengenai kaitan
makanan dengan kesehatan, baik yang ditemukan secara kebetulan maupun
yang sengaja dirancang, yang selanjutnya temuan-temuan tersebut menjadi
motivasi para ahli kesehatan abad itu, untuk melakukan beragam eksperimen.

Pada abad 18, banyak penemuan ilmiah yang muncul, termasuk ilmu
yang menjadi dasar ilmu gizi. Salah satunya adalah temuan Antoine Laurent
Lavoisier (1743-1794), Lavoiser menemukan hubungan antara proses
pernapasan (penyerapan 02 dan pengeluaran CO2 dari dalam tubuh),
dengan proses pengolahan makanan didalam tubuh. Lavoisier pertama
kalinya melakukan penelitian kuantitatif, bersama ahli fisika Laplace tentang
pernapasan menggunakan hewan coba seperti kelinci. Lavoiser
memfokuskan studinya tentang guna energi makanan pada proses bernafas,
oksidasi, dan kalorimetri. Oleh karenanya, Lavoisier dikenal dengan Bapak
Ilmu Kimia, namun dikalangan ilmuwan gizi, Lavoisier di kenal juga dengan
Bapak Ilmu Gizi Dunia. Florence Nightingale merupakan suster terkenal saat
perang Krimea tepatnya tahun 1854, Florence juga dikenal sebagai Tokoh
Keperawatan Dunia. Florence Nightingale menyimpulkan bahwa memberi
makanan ke pasien, disesuaikan oleh kebutuhan supaya mempercepat
proses penyembuhan penderita akibat perang.

Pada abad ke-19, Magendie, ialah ahli kimia dari Prancis, berhasil
menemukan perbedaan barbagai jenis zat gizi di bahan makanan, seperti
karbohidrat, lemak, dan protein. Ahli kimia Jerman, Leibig (1803–1873)
meneomukan karbohidrat, lemak dan protein mengalami oksidasi didalam
tubuh, dan memperoleh panas atau energi. Leibig mengambil kesimpulan
bahwa makanan yang seimbang, mengandung protein, karbohidrat, dan
lemak. Seorang murid Liebig, Volt (1831–1908) menemukan bahwa aktivitas
otot tidak memengaruhi metabolisme protein, sementara jumlah metabolisme
dalam sel menentukan tingkat komsumsi oksigen.

mineral awalnya ditemukan di tulang dan gigi. Pada tahun 1808


ditemukan adanya kalsium yang dibutuhkan untuk tujuan penggumpalan
darah. Zat besi pertama kali ditemukan oleh Boussingault pada tahun 1808
dan diteliti bahwa zat besi merupakan zat esensial. Selanjutnya Liebig
meneliti tentang kemungkinan zat besi yang berikatan dengan oksigen dalam
proses transportasi pada sel darah merah. Di tahun 1840 mulai lah
digunakannya zat besi untuk menyembuhkan anemia.
Ringer dan Locke di tahun 1885 dan 1990 menemukan suatu cairan
elektrolit dalam tubuh manusia, mereka mengindikasikan bahwa larutan
dengan klorida, kalium, natrium, dan kalsium klorida dibutuhkan untuk
memaksimalkan fungsi tubuh, yang kemudian diteliti oleh Loeb mengenai
pengaruh konsentrasi cairan elektrolit seperti kalium, natrium, dan kalsium
klorida. Kemudian pada tahun 1899 abad 19 dibangunlah alat kalorimetri
pertama oleh ilmuan Amerika yang bernama Attwater dan Bryant, mereka
membangun kalorimetri yang digunakan untuk menganalisis pertukaran
energi manusia dan sebagai pelopor dalam penerbitan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM)
Pada abad ke 20 terjadi perkembangan pesat pada ilmu gizi, banyak
peneliti yang melakukan penelitian mengenai tertukarnya energi dan sifat
bahan pokok. Di awal abad 20 vitamin diakui sebagai senyawa organik yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil.
Perintis penemu vitamin Hopkin (1861-1947) membedakan vitamin
menjadi yang larun dalam air dan lemak. Mendel (1872-1935), Osborn (1859-
1929) juga turut berperan dalam memahami peran vitamin dan melakukan
analisis kualitas protein. Temuan - temuan tersebt membantu jelasnya
kedudukan vitamin pada makanan dan peran terhadap tubuh dan juga
kualitas protein yang dievaluasi pada segi struktur asam amino esensial dan
non esensial.
Di tahun 1913, Mc Collum menemukan vitamin A yang menandakan
era penelitian gizi tentang vitamin. Pada tahun 1930 ahli biokimia Hungaria
Albert, Szent-Györgyi menemukan vitamin C dan pada tahun 1921 Collum,
Hesz, Sherman menemukan D pertama kali. Lind, seorang ilmuan Inggris
menyatakan tentang suatu penyakit yang bernama Scurvy, yang dimana
diketahui penyebabnya karena kekurangan vitamin C. Yaitu pada tahun 1887-
1905 munculah suatu penelitian pada makanan yang dimurnikan dan utuh
sehingga menghasilkan pemahaman mengenai kandungan beberapa vitamin.
Dalam makanan ada zat aktif yang ternyata bukan gizi utama tapi berguna
untuk pencegahan penyakit Scurvy dan Rickets.
Di tahun 1912, Funk memberikan suatu nama yaitu "vitamin" untuk zat
gizi yang ditemukan. Dan pada tahun 1920, istilahnya berubah menjadi
"vitamin" sebagai zat esensial bagi tubuh. Penelitian Molekular dan Selular ini
dilakukan pada tahun 1955 yang mengungkan ada suatu struktur sel yang
sangan kompleks yang mempunyai kegunaan dalam proses perkembangan
dan memaksimalkan kerja sel. Setelahnya pada tahun 1960, penelitian
esensial berkembang ke sudi hubungan dan pengaruh antara zat gizi,
penetapan zat gizi manusia, peran biologik spesifik, dan pengolahan bahan
makanan.

Pada abad 20, perkembangan penelitian bidang gizi terus berkembang


ilmu bernama wisdom of Nutrition. Hingga Science of Nutrition( ilmu gizi)
menjadi salah satu cabang ilmu Kesehatan yang mandiri. Secara khusus,
Ilmu gizi memfokuskan pada sifat- sifat zat gizi yang terkandung dalam
makanan, peran zat gizi pada proses metabolik dan dampak kekurangan zat
gizi,( Soekirman, 2000).
Seiring perkembangannya, permasalahan semakin kompleks,
memerlukan keterlibatan tidak hanya para ahli gizi dan sarjana gizi, tetapi
perlu melibatkan para ahli dari dari berbagai disiplin ilmu lainnya. Komite
Thomas dan Earl( 1994) menyatakan bahwa" The Nutrition Sciece are the
most interdisciplinary of all lores ”, menunjukan bahwa ilmu gizi melibatkan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.( Komite Thomas dan Earl, 1991)
( Almatsier, 2009)( Alristina etal., 2021)

IImu pengetahuan terus mengalamai perkembangan sejalan dengan


kemajuan teknologi, dan hal ini juga berlaku untuk ilmu gizi. Amerika Serikat
merupakan negara pertama yang menyusun pedoman gizi, hasil pemikiran
Wilbur Atwater( 1844- 1970). Selama 100 tahun terakhir, USDA( United
Stated Departement Of Agriculture) telah menerbitkan Sembilan pedoman
gizi, meliputi tahun 1916 Food For Young Children, 1917 How To elect Foods,
1943 Basic Seven A Days Pattern For Good Eating, 1956 Basic Four, 1979
Guide To Better Diet Food Aggregate, 1992 Food Guide Pyra medial, 2005
My Aggregate Food Guide System, dan 2011 My Plate. Perkembangan gizi
di Indonesia dimulai seiring dengan publikasi introductory four atau
introductory five oleh USDA, yang kemudian disesuaikan dengan budaya
setempat. Slogan yang digunakan di Indonesia adalah Empat Sehat Lima
Sempurna( ESLS), yang diinisiasi olehProf.Dr. Poerwo Sudarmo.

Pada tahun 1938, berawal dari Tahun 1919, Jansen dan Donath
melakukan penelitian terhadap masalah Gondok di Wonosobo. Hasil
penelitian ini mendorong pemerintah untuk memberikan fasilitas pendirian
Lembaga Eijkman. Lembaga ini aktif melakukan berbagai kegiatan, termasuk
survei gizi pada periode 1927- 1942, yang dilaksanakan oleh Jansen dan
Kawan- kawan pada tujuh lokasi berbeda di daerah Jawa, Seram dan
Lampung. Tujuan survei tersebut adalah untuk mengamati pola makan,
keadaan gizi, kondisi pertanian serta perekonomian. Lembaga ini juga sukses
dalam melakukan analisis berbagai bahan makanan, yang kini dikenal
sebagai Daftar Komposisi Bahan Makanan atau DKBM.

Pada tahun 1930, De Hass dan timnya berhasil menemukan defisiensi


gizi, khususnya defisiensi vitaminA. Kemudian, pada tahun 1935, mereka
meneliti tentang KEP( Kurang Energi Protein). Pada tahun 1950, Lembaga
Makanan Rakyat( LMR) menjadi bagian dari Kementerian Kesehatan RI, yang
dipimpin olehProf. Poerwo Soedarmo selaku Pendiri organisasi profesi
Persatuan Ahli Gizi Indonesia( PERSAGI), yang juga dikenal sebagai Bapak
Gizi Indonesia.Prof. Poerwo Soedarmo berhasil memperkenalkan promosi
gizi yang efektif dengan istilah" Empat Sehat Lima Sempurna" yang sangat
terkenal hingga masa pemerintahan Orde Baru.

Meskipun Basic Four telah mengalami modifikasi ber-kali-kali, Empat


Sehat Lima Sempurna (ESLS) tetap tidak di-evaluasi hamper 40 tahun, dan
efektifitasnya terhadap pola makan dan kesehatan Masyarakat
dipertanyakan. Pada tahun 1992, FAO (Food and Agriculture Organization)
merekomendasikan perubahan menjadi pedoman gizi seimbang yang lebih
komprehensif. Kemudian, pada tahun 2010, penyampurnaan dilakukan
dengan menciptakan empat pilar gizi seimbang.

Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan pola makan


menjadi tantangan bagi para ahli dalam menciptakan pedoman gizi yang
relevan. Indonesia memutuskan mengganti slogan 4 sehat 5 sempurna yang
sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini, menjadi pedoman gizi
seimbang. Didalamnya terdapat prinsip utama, yakni, empat pilar gizi
seimbang. Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi
yang keluar dan zat gizi dengan memonotoring berat badan secara teratur.

Sejarah evolusi ilmu gizi saat ini dapat dikategorikan ke dalam enam
periode, yakni era gizi pangan, era gizi makro, era gizi mikro, era gizi seluler
dan molekuler, era gizi nutrigenetik dan genomic, dan era gizi holistik.
Hubungan antara setiap eratidak terpisah,melaikan saling terkait dan
merupakan suatu kontinuitas. Periode-periode tersebut mencerminkan
tanggak dimulainya suatu invansi dan inovasi signifikan yang berdampak
besar pada kemajuan ilmu gizi selanjutnya. (Pakar Gizi Indonesia, 2017)

Saat ini, diketahui sekitar 45 zat gizi ysng perlu tercukupi dalam
makanan sehari-hari, dan terus dilakukan penelitian terhadap kemungkinan
mikro mineral dan unsur-unsur vitamin baru. Meskipun masalah kekurangan
gizi masih menjadi isu di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia,
di sisi lain, masalah kelebihan gizi menjadin perhatian di Negara negara maju.
Namun, sekarang ini, kelebihan gizi mulai muncul di negara-negara
berkembang sebagai dampak kemajuan ekonomi, termasuk Indonesia.
Beberapa konsep baru dalam bidang gizi mencakup pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan
perilaku, pengaruh gizi terhadap kemampuan bekerja dan produktifitas, daya
tahan terhadap penyakit infeksi, pengaruh stress terhadap status gizi, serta
pengaruh faktor-faktor lingkungan (polusi dan obat-obatan) terhadap status
gizi.

Selain berkembangnya konsep-konsep baru pada bidang gizi,


berkembang pula pemahaman terhadap berbagai faktor gizi yang termasuk di
pencegahan dan penyembuhan penyakit degeneratif. Pada bidang teknologi
pangan berkembang penemuan bagaimana cara mengolah makanan bergizi,
fortifikasi pada bahan pangan dengan zat gizi esensial, pemanfaatan sifat
stuktural bahan pangan dan upaya pemenuhan bahan pangan yang
meningkat yang berkaitan dengan pertambahan jumlah penduduk yang
semakin meningkat serta kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi
(Rahayu, Yulidasari and Setiawan, 2020).

Ilmu gizi akan berkembang terus secara vertikal dan secara horisontal
ke masa depan. Secara vertikal, perkembangan ilmu gizi akan mengarah
kepada pendalaman tentang fungsi dan manfaat dari komponen zat gizi
(berbagai jenis karbohidrat termasuk serat, asam lemak, asam amino,
berbagai senyawa mineral dan vitamin). Secara horisontal perkembangan
ilmu gizi diperkirakan akan mengarah kepada pendalaman gizi molekuler, gizi
genetika, gizi mikrobiota dan perilaku makan dan pencegahan serta terapi
masalah gizi dan beragam penyakit infeksi serta penyakit tidak menular
secara holistic di semua tahap kehidupan manusia. (Pakar
Gizi Indonesia, 2017).

2. Ruang lingkup
Dapat diartikan sebagai suatu batasan atau cakupan suatu hal.
Ruang lingkup ilmu gizi mencakup banyak hal, yang meliputi diantaranya ilmu
bahan pangan yaitu: cara memproduksi suatu pangan ( perubahan pasca
panen yang meliputi penyediaan, pengolahan, dan pemanfaatan bahan
pangan) dan pengonsumsian pangan. (Arie Dwi Alristina, 2015)

Kesehatan dan makanan merupakan komponen penting dalam ruang


lingkup ilmu gizi.Ruang lingkup gizi juga mencakup mengenai kesehatan yaitu
kebutuhan gizi yang seimbang, makanan yang bergizi, dampak serta
pencegahan penyakit. (Wardawati., 2012)

3. Pengertian Dasar atau Istilah Gizi

Kata gizi bersumber dari Bahasa Arab "giza" yang mana artinya ialah zat
makanan,lain hal dengan bahasa inggris kata gizi dikenal sebagai kata
"nutrition" yang artinya ialah zat gizi atau bahan bahan pangan. (Irianto,
2007)
Gizi juga merupakan suatu yang bermanfaat bagi tubuh dan Kesehatan
(Dr.Ir.Yaktiworo Indriani, 2015)
Selanjutnya, gizi adalah komponen yang sangat penting dan sangat
diperlukan bagi tubuh untuk berkembang (H, 2015) selain komponen yang
penting bagi tubuh, gizi juga merupakan suatu komponen kimia yang
dibutuhkan oleh tubuh (James, 2018)

Gizi tentunya juga sangat identik dengan makanan dan tubuh untuk
menghasilkan energi, dan mengatur proses-proses yang ada pada dalam
tubuh. (AD, 1996)

Jadi, gizi ialah zat-zat yang ada di bahan makanan dan makanan yang
diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan energi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menjalankan kegiatan sehari hari tanpa adanya kendala.
Yang merupakan dalam zat-zat gizi ialah seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dll. Tubuh manusia sangat memerlukan zat gizi untuk
memenuhi pertumbuhan dan perkembangan. Gizi juga tidak hanya tentang
makanan yang diperlukan oleh tubuh tetapi gizi juga merupakan bagaimana
untuk mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi tersebut baik bagi tubuh
atau tidak. (Syampurma, 2018)

4. Pengelompkan zat gizi

Pengelompokan zat gizi dibedakan berdasarkan fungsinya pada tubuh


manusia, berikut ini adalah pengelompokan zat gizi :
 Karbohidrat, energi utama yang sangat penting bagi tubuh
 Protein, dapat membantu perkembangan tubuh dan perbaikan
jaringab tubuh
 Lemak, energi yang penting untuk tubuh sebagai penyerapan
vitamin
 Vitamin, dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan kerja organ
seperti metabolisme
 Mineral, sangat penting untuk tubuh untuk perbaikan Kesehatan
tulang. (Leily Amalia Furkon, Mengenal Zat Gizi, 2014)

Pengelompokan zat gizi dikelompokkan berdasarkan jumlah


yang dibutuhkan, yaitu :
 Zat gizi makro : energi yang sanga dibutuhkan dan penting oleh
tubuh untuk mengkonsumsi makanan, tubuh manusia
memerlukan zat gizi makro dalam jumlah besar agar fungsi organ
dapat berkerja secara maksimal, sama hal nya dengan arti makro
sendiri yaitu adalah “besar”. Zat gizi makro bisa didapat dari
makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
 Zat gizi mikro : zat gizi ini diperlukan untuk memaksimalkan zat
gizi makro, tubuh manusia memerlukan zat gizi ini secara kecil.
Contoh zat gizi mikro sendiri yaitu mineral dan vitamin (Iseu Siti
Aisyah. I. K., 2022)

References
AD, S. (1996). Buku Ajar Dasar-Dasar Ilmu Gizi G006. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ab423ef41a118187fd30eb84a0e44d
94.pdf
Arie Dwi Alristina, S. M. (2015). ILMU GIZI DASAR BUKU PEMBELAJARAN. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=wRovEAAAQBAJ&lpg=PA24&ots=lmqtvdNfO9&dq=
%20%27ilmu%20gizi&lr&hl=id&pg=PA24#v=onepage&q='ilmu%20gizi&f=false
Dr.Ir.Yaktiworo Indriani, M. (2015). Buku Ajar Gizi dan Pangan. Retrieved from
http://repository.lppm.unila.ac.id/5735/1/Buku%20Ajar%20Gizi%20dan%20Pangan.pdf

H, L. E. (2015). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Irianto. (2007). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 3. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Iseu Siti Aisyah., I. K. (2022). Gizi Kesehatan. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=Mn2aEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA15&dq=info:anzl37WPULcJ:scholar.google.co
m/&ots=A4_RjGgatC&sig=a8qggyBVw1NTOQBaP6-
u7Fo8Ufo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

James, J. (2018). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP NEGERI 32
PADANG. Jurnal Menssana, 3, 4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Leily Amalia Furkon, S. M. (2014). Mengenal Zat Gizi. Retrieved from
https://docplayer.info/35030654-Mengapa-perlu-mempelajari-ilmu-gizi.html

Syampurma, H. (2018). STUDI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN ILMU GIZI SISWA-SISWI SMP
NEGERI 32 PADANG. Jurnal Menssana, 3, 1-4. Retrieved from
http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/69
Wardawati., Y. S. (2012). Buku Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=9ShuEAAAQBAJ&lpg=PA231&ots=RWwTKRRx6u&dq=
%20%27ilmu%20gizi&lr&hl=id&pg=PA6#v=onepage&q='ilmu%20gizi&f=false
Arie Dwi Alristina, S. KM., M.Kes, Rossa Kurnia Ethasari, S.Gz.,M.Gz, Rizky Dzariyani Laili, S.Gz., M.P,
Dewinta Hayudanti, S.Gz., M.Kes (2021). ilmu gizi dasar. jawa tengah: CV. SARNU UNTUNG.
Retrieved from
https://books.google.com/books/about/ILMU_GIZI_DASAR_BUKU_PEMBELAJARAN.html?
hl=id&id=wRovEAAAQBAJ
Ardyansyah, D. (2023). Gizi Seimbang. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Gizi_Seimbang.html?hl=id&id=1uXPEAAAQBAJ
Banowati, L. (2014). Ilmu Gizi Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Ilmu_Gizi_Dasar.html?hl=id&id=csCVDwAAQBAJ
W, P. F. (2018). Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UMSurabaya. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Buku_Ajar_Gizi_dan_Diet.html?hl=id&id=--
qvDwAAQBAJ

Hasan, F. E., Rachmawati, R., Setyawati, B., Ernita, Laiya, R., Pujihastuti, A., . . . Rosnah. (2023).
Metabolisme Zat Gizi. Padang Sumatra barat: Global Eksekutif Teknologi. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/Metabolisme_Zat_Gizi.html?
hl=id&id=fw2qEAAAQBAJ

Soal- soal
1. Pada tahun apa pertama kali ilmu gizi ditetapkan sebagai cabang ilmu
A. 1923
B. 1924
C. 1925
D. 1926
E. 1936

D. 1926

2. Siapa professor ilmu gizi pertama di Universitas Colombia


A. Justus Liebig
B. Mary Swartz Rose
C. Henry C. Sherman
D. Alexander Graham Bell
E. Antoine Lavoisier

B. Mary Swartz Rose

3. “mengkonsumsi makanan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur”


Tokoh yang berpendapat seperti di atas adalah ……
A. Justus Liebig
B. Mary Swartz Rose
C. Henry C. Sherman
D. Francis Bacon
E. Antoine Lavoisier

D. Francis Bacon

4. Bapak Ilmu Gizi Dunia adalah……


A. Francis Bacon
B. Henry C. Sherman
C. Antoine Lavoisier
D. Alexander Graham Bell
E. Poorwo Soedarmo
C. Antoine Lavoisier

5. Penemuam Ilmiah yang ditemukan oleh Lavoisier pada abad ke-18 adalah……
A. bahwa untuk mempercepat proses penyembuhan pasien atau penderita penderita akibat perang,
maka pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan
B. Bisa menemukan perbedaan antara bermacam macam zat gizi yang ada di dalam bahan makanan
C. Mineral ditemukan pertama kali terdapat dalam tulang dan gigi
D. ditemukan adanya struktur sel yang rumit yang memiliki instruksi kompleks serta vital dalam
proses pertumbuhan dan pemeliharaan sel
E. hubungan antara proses pernapasan (proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2)
dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh

E. hubungan antara proses pernapasan (proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2)
dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh

6. Bapak Ilmu Gizi Indonesia adalah……


A. Soekarno Hatta
B. Poerwo Soedarmo
C. Soekirman
D. Tuti Soenardi
E. Fatria Harwanto

B. Poerwo Soedarmo

7 . Pada tahun 1950, bapak Poerwo Soedarmo berhasil memperkenalkan promosi gizi dengan
istilah…..
A. Empat Sehat Lima Sempurna
B. Isi Piringku
C. Pedoman Gizi Seimbang
D. Makan Untuk Hidup,Jangan Hidup Untuk Makan
E. Lima sehat Empat sempurna

A.empat Sehat Lima Sempurna

8. Kata gizi berasal dari Bahasa …… “giza” yang berarti zat makanan.
A. Arab
B. Yunani
C. Persia
D. Rumania
E. India

A.Arab

9. Yang bukan termasuk ruang lingkup gizi adalah…..


A. Gizi seluler atau lingkungan
B. Gizi Klinis
C. Gizi Seimbang
D. Gizi Pangan
E. Gizi Masyarakat

A. Gizi Seimbang

10. Zat gizi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh
manusia. Kategori tersebut adalah zat gizi makro dan mikro. Yang termasuk ke dalam zat gizi mikro
adalah…….
A. Karbohidrat dan Protein
B. Vitamin dan Lemak
C. Vitamin dan Protein
D. Mineral dan Protein
E. Vitamin dan Mineral

E. Vitamin dan Mineral

Anda mungkin juga menyukai