Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR ILMU GIZI DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

Okta Rahma Putri ( A1M019007 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari gizi berperan sangat penting dalam kehidupan
manusia. Tanpa gizi yang baik, kita tidak bisa merasakan hidup sehat dan tanpa kesehatan
yang baik juga kita tidak bisa menjalani hidup dengan baik. Gizi berkaitan erat dengan
makanan. Status gizi seseorang ditentukan oleh apa yang dimakannya. Untuk itu
diperlukan makanan-makanan yang sehat dan seimbang agar kita bisa memperoleh gizi
yang seimbang.

Gizi memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya mencakup masalah klinis,
tetapi juga mencakup kehidupan masyarakat luas. Oleh karena itu, dizaman sekarang,
pengetahuan tentang ilmu gizi berkembang pesat, sehingga masyarakat bisa dengan
mudah mengetahui tentang gizi dan mampu menerapkan gizi seimbang dalam
kehidupannya untuk mewujudkan hidup sehat dan sejahtera dengan asupan gizi yang baik.

B. Tujuan
1. Agar mampu menjelaskan defenisi konsep ilmu gizi
2. Agar mampu mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan konsep ilmu gizi
3. Mengetahui fungsi ilmu gizi

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Konsep Ilmu Gizi ?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan konsep ilmu gizi ?
3. Apa fungsi dari Gizi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep ilmu gizi

Dalam konsep dasar ilmu gizi, kita akan mempelajari tentang ilmu gizi, zat gizi,
makanan, pangan, bahan makanan, dan status gizi.
1. Ilmu Gizi (Nutrition Science)
Pengertian ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa
Arab yaitu Ghidza,yang berarti “makanan”. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan
makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia.
Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai
cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika mary Swartz Rose
dikukuhkan sebagai profesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, new York,
Amerika Serikat. namun, perhatian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan makanan
sesungguhnya sudah terjadi sejak lama.
2. Zat Gizi (Nutrients)
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan. Terdapat banyak sekali zat gizi yang kita perlukan dan
kita konsumsi. Meskipun sebenarnya yang kita konsumsi itu makanannya, tetapi tanpa
kita sadari banyak zat-zat penting yang masuk ke tubuh kita. Sehingga fungsi-fungsi
tubuh bisa bekerja dengan baik. Zat gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh
tubuh dikeolmokkan menjadi 2 yaitu
1) Zat Makro
Zat Makro adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar,yang terdiri
dari zat(karbohidrat,protein,dan lemak)
2) Zat Mikro
Zat mikro adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil,yang terdiri
dari zat(vitamin,mineral,dan air)
3. Makanan.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-
unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
4. Pangan
Semua bahan yang dapat kita jadikan makanan disebut sebagai pangan, baik itu
dari jenis tumbuhan maupun hewan. Bahan dari tumbuhan biasa kita sebut bahan nabati,
misalnya sayuran atau buah, dan bahan dari hewan disebut juga bahan hewani, misalnya
daging.
Untuk sampai ke masyarakat dan dapat di konsumsi, pangan mempunyai sistem
pangan yang bertujuan untuk menyalurkan secara menyeluruh bahan pangan agar
penyalurannya merata. Pangan juga mempunyai peranan untuk memperbaiki gizi
masyarakat, sehingga hubungan antara sistem pangan dan gizi sangat erat. Sistem pangan
dan gizi mempunyai tujuan meningkatkan dan mempertahankan status gizi masyarakat
agar selalu dalam keadaan optimal.
5. Bahan Makanan
Banyak sekali bahan makanan yang bisa kita dapatkan, baik itu dipasar,
supermarket atau di kebun kita sendiri. Makanan dalam keadaan mentah disebut bahan
makanan. Sayuran mentah, buah-buahan mentah, serta daging yang belum dimasak
termasuk bahan makanan. Bahan makanan dibagi menjadi empat, yaitu bahan makanan
pokok, bahan makanan lauk-pauk, bahan makanan sayuran dan bahan makanan buah-
buahan.
Bahan makanan pokok adalah bahan makanan yang paling penting yang harus
selalu tersaji karena merupakan bahan yang paling banyak dikonsumsi. Bahan makanan
pokok pokok di Inonesia adalah nasi. Orang Indonesia terbiasa makan nasi, baik itu saat
sarapan, makan siang, dan makan malam. Ada istilah bahwa kalau belum makan nasi,
maka namanya belum makan. Padahal sebelumnya dia telah memakan bubur atau soto.
Berbeda dengan orang di negara lain, terutama di negara maju, mereka bahan makanan
pokoknya adalah roti atau sereal.
Bahan makanan lauk dan pauk berasal dari lauk atau ikan atau daging. Kelompok
ini umumnya mengandung banyak protein. Bahan makanan lauk pauk bisa berasal dari
tumbuhan atau nabati, yaitu dari kacang kedelai yang diolah menjadi tempe dan tahu, atau
dari hewan atau hewani yaitu daging dan ikan. Bahan makanan lainnya yaitu sauran dan
buah-buahan. Sudah jelas bahwa bahan makanan ini terdiri dari berbagai macam sayur-
sayuran dan buah-buahan.
6. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih. Status gizi buruk bisa disebabkan oleh malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
Sedangkan status gizi kurang bisa terjadi karena kekurangan nutrisi yang tidak terlalu
parah. Status gizi yang baik adalah nutrisi terpenuhi secara maksimal dan menghasilkan
fungsi yang optimal. Sedangkan status gizi lebih disebabkan karena konsumsi nutrisi yang
melebihi batas yang diperlukan tubuh, bisa mengakibatkan obesitas.

B. Sejarah dan Perkembangan Konsep Ilmu Gizi


Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai
cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika mary Swartz Rose
dikukuhkan sebagai profesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, new
York,Amerika Serikat. namun,perhatian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
makanan sesungguhnya sudah terjadi sejak lama.
Penemuan ilmiah dan ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi mulai bermunculan
pada abad ke-18. Kemudian yang berhubungan dengan proses pernapasan adalah
bagaimana O2 masuk ke dalam tubuh dan CO2 keluar dari dalam tubuh. Penemuan proses
tentang makanan yang diolah dalam tubuh ditemukan oleh Antoine Laurent Lavoisier
(1743-1794).
Untuk kali pertama Lavoisier bersama Leplace, seorang ahli fisika merintis
mengenai pernafasan dengan menggunakan binatang (kelinci) sebagai bahan percobaan.
Dari peristiwa itulah kemudian beliau dikenal sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia dan njuga
sebagai Bapak Ilmu Kimia di kalangan para ilmuwan gizi. Berikut beberapa penelitian
yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
a. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri
Yang kali pertama mempelajarai penelitian yang berkaitan dengan penggunaan
energy makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri adalah
Antoine Lavoisier (1743-1794). Dengan adanya penelitian tentang pertukaran energi dan
sifat-sifat bahan makanan pokok, selanjutnya hingga awal abad 20 mulai berkembang
pesat.
b. Penemuan Vitamin
Penemuan Scurvy dan Rickets yang berfungsi sebagai pencegah penyakit yakni
suatu zat aktif dalam makanan dan memang bukan dari golongan zat gizi utama.
Penelitian mengenai makanan yang dimurnikan dan makanan utuh mulai bermunculan
sekitar tahun 1887-1905. Sejak itulah mulai dikenal dengan nama “vitamin”. Kemudian
atas usulan Funk sekitar tahun 1912 dan diakui sebagai zat esensial, nama “vitamin”
diubah menjadi “vitamine”.
c. Penemuan Mineral
Adanya kandungan mineral dalam tulang dan gigi memang sudah diketahui sejak
lama. Kemudian penemuan kalsium pada tahun 1808. Dan di tahun yang sama ditemukan
pula zat besi sebagai zat esensial oleh Boussingault. Beberapa tahun kemudian, ditemukan
cairan dalam tubuh yang memerlukan konsentrasi elektrolit tertentu oleh Ringer (1885)
dan Locke (1990). Dan selanjutnya adanya penelitian mengenai konsentrasi garam
natrium, kalium dan kalsium klorida yang mempengaruhi jaringan hidup dilakukan oleh
Loeb di awal abad 20.

C. Ruang Lingkup Gizi


Bila dikaji pengertian ilmu gizi lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkipnya cukup luas. Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan ( agronomi
dan peternakan ), perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen dari mulai
penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan, dan cara-cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh karena itu, ilmu
gizi sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan,
mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran. Karena konsumsi
makanan dipengaruhi kebiasaan makan, perilaku makan, dan keadaan ekonomi. Maka
ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti antropolgi, sosiologi, psikologi,
dan ekonomi.

D. Fungsi Gizi
a. Memberi energy
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat ini termasuk ikatan organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah yang paling banyak
bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar.
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu,
diperlulan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak.
Dalam fungsi ini, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
c. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.
Protein mengatur keseimbangan air didalam sel, bertindak sebagai buffer dala upaya
memelihara netralisasi tubuh dan membentuk antibody tubuh sebagai penangkal
organisme tubuh yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk kedalam
tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi didalam tubuh,
seperti di dalam darah, cairan, pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran
darah, pembuangan sisa-sisa/eskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin, dinamakan zat pengatur.

E.Akibat Gangguan Gizi terhadap Fungsi Tubuh


Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang diperlukan
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi
kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek yang membahayakan. Baik pada status gizi kurang maupun
lebih, terjadi gangguan gizi.
 Akibat gizi kurang pada proses tubuh
1) Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensiannya. Protein digunakan untuk
zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok.
2) Produksi tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang
kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukam aktivitas. Orang
menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.
3) Pertahanan tubuh
Daya tubuh terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan
antibody berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk,
dan diare. Pada anak-anak hal itu dapat membawa kematian.
4) Strktur dan fungsi otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia
dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara
permanen.
 Akibat Gizi Lebih pada proses tubuh
Gizi lebih yang menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang
dikonsumsi di simpan di dalam jaringan dalam bentik lemak. Kegemukan merupakan
salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit
diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu.
BAB III

PENUTUP

1.3. KESIMPULAN

1. Konsep dasar ilmu gizi mempelajari tentang zat gizi, makanan, pangan, bahan
makanan, dan status gizi.
2. Sejarah dan perkembangan konsep ilmu gizi dari zaman ke zaman semakin
berkembang dan mengalami kemajuan.
3. Fungsi gizi adalah untuk memberi energy serta pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh juga mengatur proses tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Pasuhuk,liwidjaja (1994),Keperluan gizi setiap hari,Jakarta : Direktorat Gizi Depkes R.I

Anda mungkin juga menyukai