Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Gizi Secara Umum adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,

perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Pengertian Gizi adalah dimana
gizi berasal dari bahasa mesir yang berarti "Makanan".
Gizi adalah terjemahan dari kata "Nutrition" yang disebut sebagai nutrisi. Gizi juga dapat artikan
sebagai sesuatu yang mempengaruhi adanya proses perubahan pada setiap makanan yang masuk
dalam tubuh yang dapat mempertahankan tubuh tetap sehat. Para ahli yang mempelajari tentang
Gizi disebut sebagai Ilmu Gizi
Pengertian Gizi Menurut Pendapat Para Ahli
Pengertian gizi menurut Tuti Sunardi, yang mengatakan bahwa pengertian gizi adalah sesuatu
yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh yang
dapat mempertahankan kehidupan.
Pengertian gizi menurut Lioni Ellis H, yang mengatakan bahwa pengertian gizi adalah
komponen penting yang diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
Pengertian gizi menurut Harry Oxorn & William R. Forte yang mengemukakan tentang
pengertian gizi yang berarti gizi memiliki pengertian yang luas bukan hanya jenis-jenis pangan
dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenal cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbangkan agar kita tetap sehat.
Pengertian gizi menurut Chairinniza K. Graha adalah unsur yang terkandung dalam makanan
dimana unsur-unsur dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga
menjadi sehat.
Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia
purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-
19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para
peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter,
perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan adalah untuk
mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan
dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi
satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi
sebagian penduduk modern sekarang.
Di abad-abad sebelum masehi filosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal
sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran
makanan dalam “pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar
perkembangan ilmu dietetika yang belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’
Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan yang dapat
dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan antara
makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464)
dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan baik dapat
memperpanjang umur”. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan
tentang sesuatu yang dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan semakin banyak
dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian mendorong
berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan berbagai percobaan.
Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang mendasari ilmu
gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya hubungan antara proses
pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses
pengolahan makanan dalam tubuh oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).
Lavoisier bersama seorang ahli fisika Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian
kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier
selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi
Dunia.
Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu diantaranya :
Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur tentang makanan
yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.
Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan / scorbut, belakangan
diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai
pencegah Sariawan/Scorbut.
Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita akibat perang yang
merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale
dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan Dunia
Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan Komponen utama
penghasil energi tubuh.
Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (1866-1932) dikenal sebagai
Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter. (kkal)
Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin dan membedakannya
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis kualitas protein.
Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya dalam tubuh manusia serta kualitas
protein yang dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang non essensial.
Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King = melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus
berkembang hingga muncul “ SCIENCE of NUTRION. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan
kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang
membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta
akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000),
Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara kompleks yang
tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi saja, sehingga muncul Ilmu
gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah “The NUTRITION SCIENCES are
the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi
merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan


Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
1. Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat
esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat
arang), lemak, protein, makromineral dan air.

2. Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
a. Karbohidrat – Glukosa; serat.
b. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
c. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin;
treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
d. Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi;
selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel;
silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
e. Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol);
vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin
B12; asam pantotenat; vitamin C.
f. Air
Pedoman Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) meragakan 4 prinsip GS :
1. Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan,
2. Kebersihan,
3. Aktivitas fisik
4. Memantau berat badan ideal.
TGS terdiri atas beberapa potongan tumpeng: satu potongan besar, dua potongan sedang, dua
potongan kecil, dan di puncak terdapat potongan terkecil. Luasnya potongan TGS menunjukkan
porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari.
Air Putih Juga Penting
TGS yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan
bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif (link). Dalam
sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas).
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan
berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang
didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan, dan
jenis aktivitas, maka satu macam TGS tidak cukup. Diperlukan beberapa macam TGS untuk ibu
hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang


1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
2. Sosial budaya (tidak bertentangan)
3. Kondisi kesehatan.
4. Umur.
5. Berat badan.
6. Aktivitas.
7. Kebiasaan makan (like or dislike).
8. Ketersediaan pangan setempat

Anda mungkin juga menyukai