Prodi : D3 Gizi
Matkul: Ilmu Gizi Dasar
Ilmu gizi (nutrition sains) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dan hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bahasa Arab
yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain
dengan tubuh manusia. Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan agronomi dan
peternakan perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pasca panen dari mulai
penyediaan pangan distribusi dan pengolahan pangan konsumsi makanan dan cara cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Ilmu gizi sangat erat
kaitanya dengan ilmu ilmu agronomi peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia,
biologi, molekuler, dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan
makan, perilaku makan, dan keadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-
ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi.
Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru pada tahun 400 sebelum Masehi,
Hippocrates, Antoine Lavoisier adalah seorang ahli kimia Prancis yang dikenal sebagai
Bapak Ilmu Gizi merupakan orang pertama yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernapasan oksidasi dan kolorimetri.
Seorang ahli kimia Perancis pada awal abad ke-19 untuk pertama kali dapat membedakan
antara berbagai macam zat gizi dalam bahan makanan, yaitu karbohidrat, lemak, dan
protein. Regnault dan riset pada tahun 1840 dapat menunjukkan bahwa perbandingan
antara karbondioksida yang dikeluarkan dan oksigen yang dikonsumsi berbeda menurut
jenis makanan. Perbandingan ini kemudian dinamakan kuosien pernapasan atau respiratory
quotient (RQ).
Penelitian keseimbangan pertama kali dilakukan oleh Boussinggault orang Prancis
dan teman sejawatnya liebig. Pada pertengahan abad ke-19 rubner menentukan nilai energi
urine dan feses dengan berbagai Susunan makanan. Attwater pada akhir abad ke-19
termasuk ilmuwan Amerika pertama yang disumbangkan berarti terhadap perkembangan
ilmu gizi pada awal abad ke-20 ilmu gizi semakin menampakan diri dengan banyaknya
Penelitian yang dilakukan tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
Komposisi karbohidrat, lemak, protein, serat, air, dan Abu serta nilai energi sejumlah bahan
makanan pada waktu itu telah diketahui.
penemuan mineral
Bahwa tulang dan gigi terdiri dari mineral telah diketahui sejak lama Namun kalsium baru
ditemukan pada tahun 1808 kalsium dalam jumlah kecil kemudian diketahui diperlukan
untuk pengumpulan darah kemudian ditemukan pula unsur-unsur mineral yang diperlukan
dalam jumlah sangat kecil oleh tubuh yang dikenal sebagai mineral mikro. Penemuan
vitamin pengakuan terhadap ikatan organik dalam jumlah sangat kecil dalam bahan
makanan yang diperlukan oleh tubuh yang kemudian dikenal sebagai vitamin terjadi pada
awal abad ke-20 sebelumnya dari Inggris telah menulis tentang penyakit yang kemudian
dikenal sebagai penyakit akibat kekurangan vitamin C. Pakelharing dan Hopkins pada tahun
1905 melakukan penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh
dan kemudian menyimpulkan bahwa ada suatu zat adiktif dalam makanan yang tidak
tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan dan akan tetapi apa zat tersebut
sesungguhnya belum diketahui dalam bukunya the etiology of deficiency diseases yang
diterbitkan pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamin untuk faktor-faktor zat aktif
tersebut. sekarang sudah diketahui sekitar 45 zat gizi yang harus tersedia di dalam
makanan sehari-hari dan masih diteliti kemungkinan mikro mineral dan unsur unsur vitamin
baru. Kebutuhan gizi berkaitan dengan proses tubuh 1 memberi energi 2 pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh 3 mengatur proses tubuh. Gangguan gizi disebabkan oleh
faktor primer atau sekunder faktor primer adalah bila Susunan makanan seseorang salah
dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan
kurang baiknya distribusi pangan kemiskinan ketidaktahuan kebiasaan makan yang salah
dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi
tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Akibat kurang gizi terhadap
proses tubuh bergantung pada zat zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan produksi tenaga pertahanan tubuh,
struktur dan fungsi otak, dan perilaku. Akibat gizi lebih pada proses tubuh menyebabkan
kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan
dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya
berbagai penyakit degeneratif hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit penyakit
diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu. Ia juga mengatakan bahwa orang
gemuk kecenderungan umurnya lebih pendek daripada orang kurus. Baru pada awal abad
ke-16 konsep-konsep pertama ilmu faal dibicarakan.