Anda di halaman 1dari 31

SMA JUBILEE

EATING DISORDER

KARYA TULIS

Athalia Tifanny

Jurusan: IPA

Program: Intensif

SEKOLAH JUBILEE

Jalan Sunter Jaya 1, Sunter Agung

Tanjung Priok, Jakarta Utara

2013/2014

1
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutipmaupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Athalia Tifanny

NIS :

Tanda Tangan :

……………………………….

Tanggal :

2
HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah ini diajukan oleh :

Nama :Athalia Tifanny

NIS :

Program Studi : Intensif

Judul Karya Tulis : Eating disorder

Telah selesai diperiksa dan sudah disetujui oleh guru pembimbing dan

diterima sebagai bagian persyaratan ujian akhir dalam sistem SKS pada program

intensif jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ,SMA Jubilee

DEWAN PEMERIKSA

Pembimbing Karya Tulis : Lutfi

Pembimbing Materi : Ikke Soehartina

Kepala Sekolah : Budiman, M.Si

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal :

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya, yang

merupakan salah satu tugas akhir yang membahas tentang “Eating Disorder”

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah agar para pembaca , khususnya kaum wanita

yang seringkali menjadi penderita sindrom ini mendapat pengetahuan yang

bermanfaat sehingga dapat menghindari hal-hal yang nantinya dapat menimbulka

eating disorder.

Dalam penulisan karya tulis ini, kami mendapat banyak rintangan . Akan tetapi,

dengan bantuan dari berbagai pihak, rintangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu

kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan mendukung karya ilmiah ini, antara lain:

1. Mr.Budiman , selaku Kepala SMA Jubilee.

2. Mr. Loetfhi , selaku pembimbing karya ilmiah.

3. Ms. Ikke Soehartina, selaku pembimbing materi.

4
4. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril serta doa yang dipanjatkan untuk

penulis.

5. Teman-teman yang selalu memberikan saran kepada penulis.

6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan demi terwujudnya karya ilmiah

ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dar bentuk

penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami meminta

maaf jika ada kesalahan dalam penulisan . Kritik dan saran dari pembaca yang

bersifat membangun akan sangat bermanfaat dalam penyempurnaan karya tulis ini.

Jakarta,

Penulis

5
6
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................II

HALAMAN PENGESAHAN

......................................................................................III

KATA PENGANTAR ...…………………………..…………………………………IV

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………

VI

BABI I PENDAHULUAN….…………………………………………………………

1.1 Latar belakang………...……………………………………………………….7

1.2 Rumusan Masalah ...…………………………………………………………..9

1.3 Tujuan Penulisan…..…………………………………………………………..9

1.4 Metode Penulisan….........................................................................................10

BAB II PEMBAHASAN...………..…………………………………………………11

2.2 Jenis-Jenis Eating Disorder….……………………………………………….11

2.3 Ciri-ciri Penderita Eating Disorder …………….…...………………...…….15

2.4 Penyebab EatingDisorder………………………...…………………………..17

2.5 Dampak Eating Disorder……………………………………………………..19

2.6 Pencegahan dan Pengobatan…………………………..……………………..21

BAB III PENUTUP…………..……………………………….……………………..28

7
3.1 Kesimpulan ………………..…………………………..…………………….28

3.2 Saran………………………..………………………….…………………….29

3.3 Kosakata……………………………….……………….……………………29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut Piaget (Hurlock, 1991), secara psikologis remaja adalah suatu usia

dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana

anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini

mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.

             Pada masa menuju kedewasaan ini, terjadi banyak perubahan, baik dari segi

fisik maupun psikis. Perubahan yang dialami oleh remaja sangatlah terlihat jelas.

Dalam upaya mencapai pertumbuhan yang maksimal, para remaja membutuhkan

asupan nutrisi dalam jumlah yang cukup besar. Nutrisi tersebut digunakan untuk

melaksanakan pertumbuhan dan untuk melangsungkan aktifitas remaja yang kian

padat. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi dibutuhkan untuk persiapan

reproduksi. 

Dari segi psikis, para remaja mengalami perkembangan emosional yang pesat,

sehingga emosi mereka mudah sekali terpengaruh oleh teman sebayanya atau

8
informasi yang mereka dapatkan. Khususnya remaja putri, mereka mulai

memperhatikan penampilan ataupun bentuk tubuh mereka dalam upaya agar terlihat

menarik di hadapan lawan jenis mereka.

Demi mencapai tubuh yang ideal sebagaimana digambarkan oleh majalah

mode maupun siaran televisi yang cenderung menampilkan model yang memiliki

tubuh relatif kurus dan beratnya dibawah rata-rata, remaja putri seringkali membatasi

asupan kalori mereka secara berlebihan. Hal inilah yang kemudian berkembang

menjadi sindrom eating disorder.

Gangguan makan hadir ketika seseorang memiliki keprihatinan yang berlebih

atau merasa tidak puas dengan tubuh yang mereka miliki, sehingga orang tersebut

mulai membatasi asupan kalorinya secara berlebih ataupun mengubah pola makan

mereka secara ekstrim dan secara berkelanjutan.

Eating disorder mungkin akan dianggap sepele oleh sebagian besar

masyarakat, tetapi sesungguhnya gangguan pola makan merupakan masalah yang

serius karena menyangkut perilaku abnormal pada penderitanya. Para penderita kerap

kali memiliki perasaan negatif yang menyertai mereka setiap kali mereka makan,

walaupun mereka makan dalam porsi yang wajar..

Gangguan pola makan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan

berbagai macam penyakit serius seperti hipotensi kronis, bradikardia, hipotermia,

pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan ruptur lambung. Dan

menurut riset yang dilakukan para ahli, lebih dari 90% penderita AN (Anoreksia

Nervosa) mengalami amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi (kekurangan

9
nutrisi) kronis. Pengurangan kepadatan tulang (bone density) juga merupakan

masalah yang serius yang ditimbulkan oleh anoreksia karena penyakit ini sangat sulit

untuk disembuhkan, dan keadaan ini dapat meningkatkan resiko fraktur (patah)

tulang. Selain itu, gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung.

Dilihat dari berbagai macam resiko berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh

gangguan pola makan, masalah ini haruslah lebih dipahami sehingga dapat

mengurangi para penderitanya. Oleh karena itu makalah ini dibuat sehingga

masyarakat dapat lebih memahami tentang sindrom ini dan mengetahui tentang

penyebab maupun gejalanya sehingga nantinya tercipta masyarakat yang lebih sehat

dan terbuka wawasannya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan eating disorder?

2. Ada saja jenis-jenis eating disorder?

3. Bagaimanakan ciri-ciri orang yang menderita penyakit tersebut?

4. Apakah yang menyebabkan terjadinya eating disorder?

5. Dampak apakah yang ditimbulkan oleh eating disorder?

6. Bagaimanakah pencegahan dan pengobatan eating disorder?

1.3 Tujuan penulisan

10
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca mendapat pengetahuan

tentang eating disorder sehingga dapat melakukan penanggulangan ataupun

pengobatan terhadap penyakit tersebut dan agar terwujud masayarakat yang lebih

berawasan serta lebih sehat

1.4 Metode penulisan

Metode yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan

melakukan telaah literatur melalui perpustakaan fisik maupun perpustakaan online.

11
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Eating Disorder (Gangguan Makan)

Eating disorder dapat didefinisikan sebagai pola makan abnormal. baik yang

meliputi asupan makanan yang berlebihan maupun pembatasan asupan makanan

dibawah batas normal yang terjadi akibat adanya masalah psikis atau emosional.

Gangguan ini dapat dialami oleh siapapun, tidak mengenal usia maupun jenis

kelamin. Namun berdasarkan statistik, lebih banyak wanita yang mengalami sindrom

ini. Hal ini kemungkinan besar karena wanita cenderung lebih peduli terhadap

penampilan serta bentuk tubuhnya.

Gangguan pola makan adalah suatu gangguan mental yang membahayakan

dan mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya, terutama di negara-

negara barat sperti di Amerika Serikat dan - Eropa. Dari data tersebut jelas bahwa

eating disorder tidak hanya sekedar masalah pola makan dan berat badan namun

lebih kepada kesehatan mental seseorang.

2.2 Jenis-jenis Eating Disorder

Ada tiga tipe eating disorder. Dua tipe adalah anorexia nervosa (AN) dan

bulimia nervosa (BN) dan tipe ketiga adalah yang dikategorikan sebagai “gangguan

12
makan lain yang tidak ditetapkan” (EDNOS –eating disorders not otherwise

specified). Tipe ketiga ini meliputi beberapa variasi gangguan makan yang gejalanya

mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan ciri ciri yang sedikit berbeda.

Contohnya adalah Binge-eating disorder. Gangguan pola makan yang satu ini telah

mengalami peningkatan jumlah penderitanya dalam beberapa tahun terakhir  dan

merupakan salah satu tipe dari EDNOS 

2.2.1 Anoreksia Nervosa

Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) adalah hasrat seseornag untuk

mencapai ukuran 0 (zero size), ketakutan yang berlebihan dalam kenaikan berat

badan, dan terkadang mengalami gangguan menstruasi akibat kekurangan nutrisi

(malnutrisi). Meskipun gangguan menstruasi tidak hanya disebabkan oleh malnutrisi ,

tetapi nutrisi sangatlah berperan penting dalam proses menstruasi. AN terbagi

menjadi dua jenis. Dalam jenis restricting-type anorexia, penderita membatasi

golongan makanan tertentu atau juga menolak untuk makan . Dan ada juga tipe

diimana sang penderita memuntahkan kembali makanannya .

Sebagian besar orang yang menderita AN memandang diri mereka sebagai orang

dengan bobot badan berlebih, padahal dalam kenyataannya mereka kekurangan

nutrisi dan memiliki berat badan yang dibawah normal. Para penderita memiliki

obsesi berlebihan dalam menjaga berat badan ataupun menjaga pola makan mereka

agar tidak bertambah bobotnya. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat

13
badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan

dengan jumlah yang sangat kecil dan membatsi asupan kelompok makanan tertentu

juga tak jarang dari mereka yang memuntahkan makanan yang telah mereka

konsumsi karena takut menambah bobot mereka.

Penderita anorexia nervosa makan dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga

secara berlebihan untuk menjadi kurus, hingga mencapai 15% sampai 60% dibawah

berat badan normal atau berat badan yang sehat. Namun demikian, mereka tetap

"merasa gemuk" walaupun sebenarnya mereka sudah sangat kurus. Mereka

menganggap bahwa  daging yang terdapat pada tubuh mereka sebagai lemak yang

harus dimusnahkan.

Penderita anoreksia nervosa cenderung memiliki kebiasaan makan yang diluar

kewajaran, seperti memotong makanan mereka kecil kecil atau makna dengan sangat

perlahan dengan harapan bahwa dengan cara makan yang demikian mereka akan

lebih kenyang dan tidak perlu makan secara normal. Para penderita juga menghindari

makan bersama karena takut porsi makan mereka akan dikontrol. Mereka sangat suka

mengumpulkan resep-resep dan masak untuk keluarga dan teman-temannya, tetapi

tidak makan sedikit pun makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya

gangguan ini, penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan

keluarga karena kurangnya kepercayaan diri sang penderita.

14
2.2.2  Bulimia Nervosa (BM)

Bullimia nervosa adalah gangguan pola makan dimana penderitanya makan

secraa berlebihan diatas batas kewajaran diikuti dengan perilaku seperti

memuntahkan kembali makanan mereka ataupun menggunakan obat pencahar dalam

upaya agar mereka kenyang tanpa harus bertambah bobot tubuh mereka serta diikuti

oleh perasaan bersalah.

DSM-IV membagi BN menjadi dua bentuk yaitu  purging dan nonpurging. Pada

tipe purging, penderita memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau

menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging,

penderita menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipepurging,

seperti berpuasa secara berlebihan.

Banyak dari penderita sindrom ini memiliki bobot tubuh yang normal. Biasanya

mereka orang-orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung

perfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan

sering tidak jarang dari mereka yang mengalami depresi. Dan tidak jarang dari

mereka juga menunjukkan tingkah laku yang tidak benar, misalnya, mengutil di pasar

swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau lainnya.

15
2.2.3 Binge-eating Disorder (BED)

Menurut DSM-IV, kriteria binge-eating disorder (BED) merupakan makan

berlebihan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sama seperti BN,

tetapi yang membedakan adalah BED adalah mereka tidak melakukan perbuatan

seperti memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar dan berpuasa secara

berlebihan. 

2.3 Ciri-ciri orang yang menderita penyakit eating disorder

2.3.1 Tanda-tanda Anoreksia Nervosa:

1. Berat badan turun secara drastis dan berat badannya dibawah normal

2. Diet berkelanjutan dan berlebihan

3. Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat

badannya dibawah rata rata

4. Sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi yang dikandung makanannya

5. Lebih memilih makan sendirian

6. Rambut atau kuku pecah-pecah

7. Depresi

8. periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah puber 
16
2.3.2 Tanda-tanda Bulimia Nervosa:

1. Makan Banyak berkelanjutan

2. Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau

memuntahkan kembali.

3. Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus

4. Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan untuk memuntahkan

makanan yang dimakan

5. Jari-jari memerah

6. Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan

7. Depresi atau emosi tidak stabil

8. Periode menstruasi yang tidak umum

9. Gigi bermasalah, seperti gigi bolong

2.3.2 Tanda- tanda Binge eating disorder

1. Makan terlalu banyak dan seolah-oleh lepas kontrol, walaupun baru saja selesai

makan.

2. Makan dengan lahap dan ritme yang cepat.


17
3. Penderita BED akan merasakan kesenangan saat sedang menyantap makanannya.

Mereka juga tak peduli dengan apapun yang terjadi di sekeliling saat sedang makan.

Kebanyakan dari mereka akan merasa kesal serta memunculkan reaksi yang

berlebihan saat ada yang mencoba menghentikan kegiatan ‘makan besar’ tersebut.

4. Takkan berhenti makan hingga merasa mual atau mulai merasa tak enak akibat

kelebihan menyantap makanan. Mereka yang muntah tanpa memiliki keinginan untuk

sengaja memuntahkan makanan tersebut berarti masih tergolong ke dalam kasus

binge eating saja, dan tidak termasuk ke dalam kasus bulimia dimana penderitanya

sengaja memuntahkan makanan mereka

2.4 Penyebab Eating Disorder pada Remaja

Seperti telah diuraikan sebelumnya, Eating disorder dapat dialami oleh

siapapun, tidak mengenal jenis kelamin maupun usianya. Menurut lembaga National

Association qf Neroosu and Associated Disorders, 90% penderita  dari eating

disorders adalah wanita, terutama remaja putri. Gangguan tersebut biasanya diderita

oleh remaja putri yang kembar atau memiliki adik kakak perempuan dan berumur

antara 12 sampai 25 tahun. Umur 17 adalah umur rata-rata dimana eating

disorder mulai berkembang. Karena pada tahap pubertas inilah para remaja putri

mulai memperhatikan bentuk tubuhnya. Menurut survey, antara 5% sampai 10% dari

remaja-remaja menderita eating disorders. Eating disorder juga dialami oleh wanita

18
dewasa dan pria, namun persentase penderitanya tidak sebanyak yang dialami oleh

para remaja putri.

Pada umumnya, penderita gangguan pola makan adalah seseorang yang

memiliki kepercayaan diri yang rendah dan menganggap bahwa mereka tidak ada apa

apanya dibandingkan dengan orang lain. Mereka menganggap bahwa dengan berdiet

dan mendapatkan tubuh yang ramping mereka akan lebih diterima oleh masyarakat

dan menjadi sejajar dengan teman teman sebayanya.

Sindrom eating disorder juga dapat disebabkan oleh keadaan tertentu maupun

trauma dari masa lalu yang sedang dialami oleh penderita, seperti pernikahan,

perceraian, pemerkosaan dan juga penghinaan terhadao bentuk tubuh. Orang tua yang

memiliki obsesi agar anaknya menjaga bentuk tubuhnya. Pelatih yang menuntut

atletnya untuk memiliki tubuh ideal juga berperan dalam terjadinya gangguan pola

makan. Masyarakat juga tidak dapat dipungkiri bahwa mereka juga berperan dalam

perkembangan seseorang. Seperti dalam masyarakat seringkali penghargaan diri

dikaitkan dengan tubuh yang ideal dan kecantikan. Hal-hal inilah yang membuat

seseorang mengubah pola makannya agar mereka dapat lebih dihargai dan diterima.

Media massa secara tidak langsung menyebabkan perbedaan antara ukuran rata-

rata tubuh seorang wanita dan ukuran yang dipikirkan wanita sebagai ukuran "ideal"

sangat jauh berbeda. Sebagai contoh, 20 tahun yang lalu, peragawati rata-rata

memiliki berat badan 8% lebih kecil dibandingkan dengan wanita-wanita pada

umumnya, tetapi sekarang peragawati memiliki berat badan 23% lebih kecil.

19
Walaupun masalah gangguan makan cukup kompleks, beberapa penelitian

nasional  menjelaskan bahwa riwayat penderita secara fisik dan seksual merupakan

faktor risiko bagi perkembangan gangguan makan .Terdapat bukti yang kukuh bahwa

keturunan, kelahiran prematur, dan trauma individual mempunyai peranan yang

signifikan yang akhirnya berkembang menjadi suatu gangguan makan.

2.5 Dampak Eating Disorder pada Remaja

Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah dari segi psikis

dan berbagai macam penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku merusak

(obsessive), penyalahgunaan zat, komplikasi kardiovaskular dan neurologis, serta

perkembangan fisik yang terhambat. Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke

waktu termasuk penipisan tulang (osteopenia atau osteoporosis), rambut dan kuku

yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan, tumbuhnya rambut halus diseluruh

tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan, kelemahan dan kehilangan otot, konstipasi

berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pergerakan yang melemah, penurunan

suhu tubuh  yang menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan 

Sebagai akibat dari asupan gizi yang buruk, akan mengakibatkan gangguan

endokrin pada bagian otak di hipotalamus–pituitari yang menyebabkan manifestasi

pada wanita yang kemudian dapat menyebabkan amenorrea (Amenore adalah istilah

medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik secara permanen atau sementara

20
yang disebabkan oleh gangguan hormone di bagian hipotalamus). Pada laki-laki akan

terjadi penurunan minat seksual dan ketidaksuburan. Dan pada anak yang belum

mengalami pubertas akan terjadi penghambatan pada pertumbuhan dan

perkembangan. Juga akan terjadi gejala metabolik lainnya, seperti ketidaktahanan

terhadap suhu yang dingin atau penurunan kekebalan tubuh. Patah tulang (fraktur

tulang) juga dapat dialami karena penurunan densitas (kepadatan) tulang yang

menyebabkan tulang menjadi rapuh.

Tidak sama halnya penderita anoreksia dan bulimia, penderita BN memiliki

bobot tubuh yang normal tidak seperti penderita AN yang memiliki bobot tubuh

dibawah rata-rata. Tetapi kedua penderita memiliki beberapa persamaan yaitu

ketakutan bobot tubuh mereka akan bertambah, tekad kuat untuk mencapat bentuk

tubuh yang ideal, dan perasaan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh yang mereka

miliki. Penderita BN biasanya melakukan perbuatan mereka secara rahasia karena

mereka malu dan merasa jijik. Perilaku binging juga dilakukan oleh penderita BN

beberapa kali dalam seminggu

Gejala lain yang terkait termasuk inflamasi kronis dan sakit tenggorokan,

pembengkakan kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan

meningkatnya kepekaan dan kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap

asam lambung, penyakit refluks gastroesofagus, intestinal distress dan iritasi akibat

penyalahgunaan obat pencahar, masalah pada ginjal akibat penyalahgunaan obat

diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan tubuh .

21
Penderita BN juga memiliki masalah gangguan mood yang serius, mereka juga

sangat mudah sekali cemas dan khawatir . Hal inilah yang nantinya akan berujung

kepada depresi. Tidak jarang dari penderita BN yang mengalami depresi menjadi

beralih kepada pengguanaan obat obatan terlarang dan juga menuju kepada percobaan

untuk bunuh diri.

2.6.1 Pencegahan dan pengobatan eating disorder

A.Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan fisik dan penunjang sangatlah penting untuk langkah pengobatan

pada seseorang yang didiagnosa mengalami gangguan makan. Pemeriksaan fisik akan

meliputi pengukuran tinggi dan berat badan. Gangguan pola makan yang telah

menyerang seseorang dapat terlihat dari penurunan bobot tubuh seseorang secraa

signifikan, hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam

lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir

kering akibat dehidrasi.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain pengecekkan darah rutin,

kadar elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid.

Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau

mendapat pengobatan antidepresan.

22
2.6.2 Pencegahan, pencegahan terdiri atas dua bagian :

1. Program pencegahan primer

Program ini ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP

untuk mencegah timbulnya gangguan makan. Sejumlah program pendidikan telah

dicoba berdasarkan anggapan bahwa pengetahuan dapat mengubah sikap dan prilaku,

program tersebut ditekankan pada pemahaman tentang citra diri.

2. Program pencegahan sekunder

Bertujuan untuk deteksi dan evaluasi dini, dengan memberikan pendidikan

pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer. Dengan intervensi dini

persentase penderita dapat diturunkan.

2.6.3 Program Penanggulangan

Program penanggulangan yang dilakukan untuk remaja yang mengalami

gangguan pola makan dengan adanya kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama

tentang gaya hidup yang benar, meliputi antara lain, kebiasaan sarapan pagi,

menghindari merokok dan minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat

agar terhindar dari berbagai penyakit infeksi.

Selain itu juga adanya pemenuhan kebutuhan zat gizi makanan yang cukup

pada remaja diantaranya kebutuhan untuk energi. Kebutuhan energi berbeda bagi

setiap orang. Bervariasi tergantung umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Orang

23
dewasa membutuhkannya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan berkualitas.

Komposisi makanan yang tepat membantu menjaga kesehatan, kekuatan fisik maupun

mental. Asupan energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh menyebabkan

tubuh mengambil cadangan lemak atau cadangan protein untuk memenuhi kebutuhan

energi.

2.6.4 Pengobatan Eating Disorder

Pengobatan yang dilakukan pada remaja yang mengalami eating disorders adalah :

1.Anoreksia Nervosa, biasanya pengobatan terdiri dari :

1. Mengembalikan seseorang untuk berat badan yang normal

2. Mengobati gangguan psikologis

3. Mengurangi atau menghilangkan perilaku atau pikiran yang awalnya

mengarah pada makan teratur.

Jika anoreksia nervosa tidak diobati, komplikasi serius seperti sebagai kondisi jantung

dan gagal ginjal dapat innitiate dan akhirnya menyebabkan kematian:

1. Perawatan Rumah Sakit

Perawatan rumah sakit adalah yang pertama kali dianjurkan untuk mengatasi

berbagai masalah yang muncul misalnya kekurangan nutrisi yang parah, ketidak-

24
seimbangan elektrolit yang parah, denyut jantung yang tidak teratur, denyut nadi

dibawah 45 per menit, atau suhu tubuh yang rendah.

Pasien akan dirawat inap jika mereka beresiko tinggi untuk bunuh diri, mengalami

tingkat depresi yang parah, atau menunjukkan tanda-tanda berubahnya kondisi

mental. Mereka juga mungkin perlu dirawat inap untuk menghentikan penurunan

berat badan, menghentikan kebiasaan muntah, penyalahgunaan laxative dan atau

berolahraga secara berlebihan, mengobati gangguan-gangguan substansi, atau untuk

evaluasi medis tambahan.

Program rawat jalan dilakukan dengan cara memberikan struktur waktu makan,

nutrisi, edukasi, therapy intensi, monitoring dan pengawasan medis. Pengobatan

rawat jalan memberikan pengawasan medis, nutrisi counselling, strategi perbaikan

diri, dan therapy setelah pasien mencapai target berat badan tertentu dan

menunjukkan stabilitas.Jika metoda rawat jalan gagal, maka pasien mungkin perlu

untuk dirawat inap.

2. Terapi

1.   Terapi psikologi yang dilakukan oleh psikolog

2.   Group

Group adalah terapi pengobatan anoreksia populer karena tidak hanya memungkinkan

kelompok untuk berinteraksi, saling mendukung dan berbagi strategi pribadi mereka,

25
juga masuk akal untuk penyedia kesehatan, karena biaya yang sangat cara efektif

untuk mengobati kondisi. 

3.   Keluarga

Terapi keluarga juga bisa menjadi pengobatan anoreksia sangat efektif untuk merajut

keluarga dekat karena memiliki jaringan yang dibangun di dukungan, tidak hanya

untuk penderita tetapi juga bagi keluarga mereka yang akan melalui dengan mereka.

Hal ini bisa menjadi aspek yang sangat penting, karena menyediakan dukungan untuk

keluarga dekat. 

4.   Nutrisi

1. Mengikuti jadwal pola makan yang sesuai

2. Berhenti makan jika sudah merasa cukup, bukan kenyang.

3.  Makan makanan yang sehat, makanan yang seimbang. Kebutuhan kalori yang

sangat tinggi untuk menaikkan bobot tubuh dan memeliharanya setelah bobot tubuh

yang diinginkan. Sekali bobot tubuh yang diinginkan dicapai, kalori akan secara

bertahap menurun sampai tingkat pemeliharaan, yaitu kira – kira 50 kcal/ kg setiap

hari.

4. Mengkonsumsi vitamin dan suplemen mineral terutama kalsium, kalium, dan besi.

5. Latihan fisik secara teratur, tapi tidak berlebihan.

26
2. Bulimia Nervosa, terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati

bulimia :

1. Terapi Bulimia

Penderita penyakit ini jarang sampai perlu dirawat di rumah sakit, kecuali keadaannya

sudah mengarah ke anoreksia, atau terjadi komplikasi yang parah. Untuk

pengobatannya diperlukan kelompok terapis dari berbagai keahlian, yang dapat

membantu pasien dalam masalah medis, psikologis, dan gizi.

2. Terapi nutrisi:

Ahli gizi mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi

nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap

kesehatan.

3. Konseling :

Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu emosional, atau adanya

faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Tujuannya agar pasien

mengeluarkan perasaannya, pikirannya yang terbendam dan akan membantu

penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.

4.Psikoterapi:

Biasanya dokter melakukan terapi yang tujuannya merubah persepsi dan cara

berpikir yang salah terhadap tubuhnya sehingga menjadi lebih obyektif, dan

menghilangkan sikap dan reaksi yang salah terhadap makanan.

27
5. Pengobatan:

Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama

dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik

seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dandesipramine

hydrochloride  (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline

(Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).

3. Binge eating disorder

1. Konsultasi gizi dan perencaaan makan bisa membantu mengembalikan kontrol

terhadap berat badan, tapi bukan untuk mengatasi ketidak mampuan dalam

mengontrol dorongan untuk binge.

2. Konsultasi gizi diperlukan untuk menjadi bagian dari program pengobatan

yang lebih luas yang menyertakan psikoterapi dan kemungkinan terapi obat.

28
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Eating Disorder merupakan masalah yang sering dijumpai pada kaum remaja,

terutama remaja putri. Hal tersebut tidak terlepas dari perubahan psikologis maupun

emosional yang dialami oleh para remaja, terutama remaja putri yang mulai

memperhatikan penampilan fisiknya.

Ada banyak faktor yang dapat memicu terjadinya gangguan pola makan

seperti trauma di masa lampau, ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dan pandangan

masyarakat terhadap seseorang. Eating disorder dapat menyebabkan berbagai

masalah kesehatan yang serius , seperti gangguan pencernaan, mallnutrisi dan

gangguan pertumbuhan

Gangguan pola makan dalam upaya penanggulangan maupun pengobatannya

dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, terutama keluarga dan orang orang

terdekat. Dalam proses penanggulangan eating disorder perlu dilakukan penelitian

tentang fenomena eating disorder pada remaja, baik itu remaja fase awal, tengah

maupun akhir

29
Untuk mempermudah penelitian dalam penanggulangan eating disorder, Perlu

dilakukan penelitian  pada kelompok profesi tertentu seperti model , penari , maupun

atlet yang berpeluang besar menderita eating disorder.

3.2 Saran

Masyarakat seringkali mengangap sepele hal yang menyangkut kelainan pola

makan / eating disorder, padahal hal tersebut merupakan hal yang serius. Penyuluhan

dan diagnosa dini sangatlah dibutuhkan untuk menghindari hal yang nantinya akan

menyebabkan kelainan tersebut. Dan jika sudah terkena penyakit eating disorder,

janganlah takut untuk membicarakannya dengan pihak terdekat untuk mengobati

sehingga tidak menjurus kepada hal-hal yang nantinya lebih membahayakan lagi.

3.3 Kosakata:

1. Hipotermia : suatu kondisi di mana inti suhu turun di bawah yang diperlukan

untuk metabolisme dan fungsi tubuh

2. Anemia : kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein

pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.

3. Alkalosis : suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau

terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari

sejumlah penyakit.

30
4. Amenorrhea adalah suatu kondisi tidak terjadinya haid (menstruasi) pada masa

pubertas maupun dewasa

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Eating_disorder

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eating-

disorders/basics/definition/con-20033575

http://www.news-medical.net/health/What-is-an-Eating-Disorder.aspx

http://bgfunhas.blogspot.com/2013/01/gangguan-makan-eating-disorder-pada.html

http://majalahkesehatan.com/gangguan-pola-makan-anoreksia-dan-bulimia/

http://www.merdeka.com/tag/g/gangguan-makan/

31

Anda mungkin juga menyukai