Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK PRA SEKOLAH,


SEKOLAH DAN REMAJA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Gizi & Diet
Dosen Pengampu: Novitasari Tsamrotul Fuadah, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh
SALSA NISSA JUWITA
191FK01108
Tingkat 3C

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan
judul “Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Pra-Sekolah, Anak Sekolah dan Remaja”
dengan baik dan tepat waktu.
Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas
dari mata kuliah Gizi dan Diet. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya
penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah
ini dpat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.

Bandung, 14 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................

2.1 Kebutuhan Nutrisi pada Anak Pra Sekolah....................................................

2.2 Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah..........................................................

2.3 Kebutuhan Nutrisi pada Remaja.....................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia
tersebut merupakan periode emas seorang anak dalam pertumbuhan dan
perkembangan terutama fungsi bahasa, kognitif, dan emosi. Untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tersebut, asupan nutrisi dari makanan
merupakan salah satu faktor yang berperan penting. Pada usia 24 bulan
kehidupan, dimulailah peralihan asupan nutrisi utama anak dari susu dan
makanan komplementer menjadi makanan keluarga4, atau disebut dengan masa
penyapihan.4 Waktu pengenalan pertama MP-ASI yang tepat sangat bermanfaat
untuk pemenuhan kebutuhan gizi dan tumbuh-kembang bayi.

Pada usia prasekolah, anak mengalami perkembangan psikis menjadi


balita yang lebih mandiri, autonom, dapat berinteraksi dengan lingkungannya,
serta dapat lebih mengekspresikan emosinya. Luapan emosi yang biasa terjadi
pada anak berusia 3-5 tahun berupa temper tantrum, yaitu mudah meletup-letup,
menangis, atau menjerit saat anak tidak merasa nyaman. Gangguan pola makan
yang terjadi jika tidak segera diatasi dapat berkembang menjadi masalah
kesulitan makan. Keluhan mengenai anak yang sulit makan menjadi masalah
yang sering diungkapkan oleh orangtua ketika membawa anaknya ke dokter.
Keluhan ini terjadi hampir merata tanpa membedakan jenis kelamin, etnis, dan
status sosial ekonomi. Beberapa masalah makan yang sering muncul antara lain:
rewel, muntah, terlalu pemilih, fobia makan, makan lambat, dan penolakan
makanan.

Kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh faktor organik dan non-
organik. Faktor organik disebabkan, antara lain: kelainan organ bawaan dan
abnormalitas fungsi saluran pencernaan. Sedangkan faktor non-organik
disebabkan, antara lain: peran orangtua atau pengasuh, keadaan sosial ekonomi
keluarga, jenis dan cara pemberian makanan, kepribadian, serta kondisi
emosional anak. Oleh karena itu, terlebih dahulu dokter harus mencari tahu
penyebabnya untuk dapat menangani kasus dengan tepat.

Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah anak yang memasuki usia 6 hingga
12 tahun (Damayanti, Lutfiya, & Nilamsari, 2019). Berdasarkan World Health
Organization (WHO) anak usia sekolah adalah anak yang memasuki usia 7-15
tahun. Fase anak usia sekolah merupakan fase dimana anak sangat
membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa
pertumbuhan dan perkembangan (Lestari, Ernalia, & Restaunti, 2016).

Anak usia sekolah merupakan salah satu golongan yang rentan terhadap
permasalahan gizi dan kesehatan (Farapti et al., 2019). Masalah gizi pada anak
usia sekolah adalah masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap masa depan
dan kecerdasan anak. Hal tersebut memerlukan perhatian yang lebih serius
(Rohmah, Subirman, & Iriyani, 2016). Salah satu masalah gizi yang terjadi pada
anak-anak dan mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah obesitas
(Yuliyana & Hanim, 2018).

Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan


manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi
dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi
tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.
Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT
kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Pra Sekolah
2. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah
3. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi pada Remaja
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Kebutuhan Nutrisi pada Anak Pra Sekolah
2. Untuk mengetahui Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah
3. Untuk mengetahui Kebutuhan Nutrisi pada Remaja
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang
kebutuhan Anak Pra-Sekolah, Anak Sekolah dan Remaja
b. Bagi Pembaca
Membantu pembaca untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi
dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaturan Nutrisi Pada Anak Pra Sekolah


A. Masa Pra Sekolah
Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak dibagi dua
menjadi dua periode yang berbeda, dibedakan menjadi masa awal dan akhir
masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam
tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara
seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup
masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati,diganti
dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah
dasar (Hurlock,1980).
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kanak-kanak
merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat
perbedaan musim, bulan Juli sampai pertengahan Desember merupakan saat
terbaik untuk peningkatan berat badan dan April sampai pertengahan Agustus
untuk peningkatan tinggi tubuh (Hurlock,1980).
Menurut Hurlock (1980) anak dengan tingkat kecerdasan tinggi, tubuhnya
cenderung lebih tinggi pada awal masa kanak-kanak daripada mereka yang
kecerdasannya rata-rata atau dibawah rata-rata dan gigi sementara mereka lebih
cepat tanggal. Meskipun perbedaan seks tidak menonjol dalam peningkatan
tinggi dan berat tubuh, tetapi pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara
lebih cepat pada anak perempuan, dari usia ke usia. Anak dari kelompok sosial
ekonomi yang lebih tinggi cenderung memperoleh gizi dan perawatan yang lebih
baik sebelum dan Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak
dibagi dua menjadi dua periode yang berbeda, dibedakan menjadi masa awal dan
akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua tahun sampai
enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara
seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup
masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati,diganti
dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah
dasar (Hurlock,1980).
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kanak-kanak
merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat
perbedaan musim, bulan Juli sampai pertengahan Desember merupakan saat
terbaik untuk peningkatan berat badan dan April sampai pertengahan Agustus
untuk peningkatan tinggi tubuh (Hurlock,1980).
Menurut Hurlock (1980) anak dengan tingkat kecerdasan tinggi, tubuhnya
cenderung lebih tinggi pada awal masa kanak-kanak daripada mereka yang
kecerdasannya rata-rata atau dibawah rata-rata dan gigi sementara mereka lebih
cepat tanggal. Meskipun perbedaan seks tidak menonjol dalam peningkatan
tinggi dan berat tubuh, tetapi pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara
lebih cepat pada anak perempuan, dari usia ke usia. Anak dari kelompok sosial
ekonomi yang lebih tinggi cenderung memperoleh gizi dan perawatan yang lebih
baik sebelum dan namun juga secara mental. Oleh karena itu pada masa tumbuh
kembang anak usia 4-7 tahun ini, orang tua juga harus membangun proses
pengembangan mental spritualnya pula. Salah satunya membangun konsep diri
positif serta mempersiapakannya menuju masa pubertas (Safitri,2004).

B. Kebutuhan Gizi Anak Pra Sekolah


Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu. Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak
dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk melakukan aktivitas (Almatsier,2002).
Bahan pangan penghasil zat pembangun adalah protein. Ada protein
metabolik yang dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh dan protein
struktural sel. Kelompok rawan seperti bayi, balita, anak yang sedang tumbuh
maupun ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan protein dalam jumlah besar
sehingga kebutuhan juga meningkat (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
Angka kecukupan rata-rata sehari untuk energi, protein dan kalsium untuk
anak prasekolah, menurut AKG 2005 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Angka Kecukupan Rata-rata Sehari Untuk Energi, Protein dan Kalsium
Kelompok Umur Energi (Kcal) Protein (gram) Kalsium (mg)
4 – 6 tahun 1550 39 500
Sumber AKG 2005

Pada anak usia prasekolah, anak beralih dari pola makan yang
mengandalkan susu untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisi dimana
50% kandungan energinya berasal dari lemak; menuju pola makan yang sesuai
dengan pedoman pola makan sehat yang mencakup semua makanan. Yang
menjadi dasar dari pola makan yang baru adalah makanan yang dimakan oleh
keluarga.

Pada kelompok usia ini, prinsip nutrisi yang perlu diberikan adalah :
 Harus mencapai angka referensi gizi sesuai dengan usia anak.
 Tidak dianjurkan diet rendah lemak.
 Memperhatikan densitas nutrisi agar tidak terjadi defisiensi nutrisi tertentu,
misalnya : kalsium, zat besi, zink, vitamin A, dan vitamin C
 Hindari gula dari sumber selain susu atau makanan berlemak dalam jumlah
yang berlebihan.

Beberapa permasalahan gizi yang timbul pada kelompok usia prasekolah


adalah :

 Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya sedikit jenis makanan yang
dimakan.
 Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama sehingga
mengurangi nafsu makan saat waktu makan utama.
 Tingginya konsumsi jus buah dan minuman ringan, sehingga mempengaruhi
nafsu makan dan kesehatan gigi.
 Tingginya konsumsi camilan seperti : kue, biskuit, keripik, kudapan manis,
dan permen.
 Makanan digunakan orangtua sebagai hadiah atau penghargaan.

C. Karakteristik Usia Pra Sekolah


Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah
dapatmemilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “
masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan
anak-anak yang lebihbesar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan,
jajanan yang dipilih dapatmengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi
tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh
kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak.Oleh karena itu, kedaan
lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangatpenting dalam
pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir
terhadapmakanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang
menyenangkan dapatmembangkitkan selera makan anak.
1) Jenis Kelamin
Antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam hal penyimpanan kalsium
dalam tubuh. Perbedaan ini terletak dalam hal keefektifan penyerapan
kalsium dan kehilangan kalsium dalam tubuh. Biasanya laki-laki lebih
efeisien dalam menggunakan kalsium. Pada rentang usia yang sama, laki-laki
lebih banyak asupan kalsiumnya dbendingkan dengan perempuan (Whiting
et.all,2004). Almatsier (2002) juga menyebutkan Kemampuan absorpsi
kalsium pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan
usia.
2) Umur
Selain jenis kelamin, umur juga berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi
seseorang. Pada usia anak, absorpsi kalsium diperoleh dari makanan dapat
mencapai 75%. Saat dewasa absorpsi yang dibutuhkan hanya 20-40%. Oleh
karena itu, mengkonsumsi kalsium pada masa anak penting untuk
memperbaiki penampilan fisik anak. Jika ingin memiliki tubuh dengan status
fisik yang baik maka tidak lepas dari berapa banyak konsumsi kalsium per
hari. Meski pertumbuhan fisik tidak hanya tergantung asupan kalsium, namun
kalsium menjadi pendukung utama terbentuk rangka tubuh yang baik
(Khomsan,2004).
Seorang anak usia 0-5 tahun masih tergantung dengan ibunya. Karena anak
usia 0-5 tahun belum dapat melakukan tugas pribadinya seperti makan,
mandi, belajar, dan sebagainya. Mereka masih perlu asuhan dari orang tua
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Untuk ibu dan ayah yang
bekerja, perlu bijaksana dalam memilih pengasuh anak. Bila anak itu
dititipkan pada seorang pembantu maka orang tua khusunya ibu harus tahu
betul bahwa membantu tersebut mampu membimbing dan membantu anak-
anak dalam melakukan pekerjaaan. Kalau pembantu ternyata tidak dapat
melakukannya maka anak–anak yang akan menderita kerugian
(Handayani,2005).
Umur ibu menentukan pola pengasuhan dan penentuan makanan yang
sesuai bagi anak karena semakin bertambah umur ibu maka semakin
bertambah pula pengalaman dan kematangan ibu dalam pola pengasuhan dan
penentuan makan anak (Harsiki, 2003).

2.2 Pengaturan Nutrisi pada Anak Sekolah


A. Definisi
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia antara 6-12 tahun. Seorang anak
dikatakan memasuki tahap middle childhood ketika berada pada usia 5-10 tahun.
Anak usia sekolah dapat dikategorikan dalam fase pra-remaja, yaitu anak yang
berada pada usia 9-12 tahun untuk perempuan dan 10-12 tahun untuk laki- laki.
Pada masa ini anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik
secara psikologis maupun kognitif (Arimurti 2012).

B. Tingakatan Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu masa kelas
rendah sekolah dasar, masa kelas tiga sekolah dasar, dan masa pueral. Masa
kelas rendah sekolah dasar umumnya memiliki sifat kecenderungan untuk
memuji diri sendiri, tunduk terhadap peraturan, senang membandingkan dirinya
dengan anak lain, dan jika tidak mampu menyelesaikan suatu masalah maka hal
tersebut akan dianggap menjadi tidak penting. Masa kelas tiga sekolah dasar
memiliki ciri-ciri mulai menyukai mata pelajaran tertentu, sangat realistik, ingin
tahu dan belajar, mulai gemar membentuk teman sebaya, dan bermain bersama.
Masa pueral memiliki sifat yang menonjol seperti sifat untuk berkuasa. Anak
mulai mengakui otoritas orang tua dan guru sebagai sesuatu yang wajar. Ciri-ciri
yang dimiliki oleh setiap anak akan mengalami perubahan seiring dengan
bertambahnya usia mereka (Notoatmodjo, 2007).

C. Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah


Kebutuhan gizi anak usia sekolah relatif lebih besar daripada anak
dibawahnya, karena pertumbuhan lebih cepat terutama penambahan tinggi
badan. Perbedaan kebutuhan gizi anak laki-laki dan perempuan dikarenakan
anak laki-laki lebih banyak melakukan aktifitas fisik sehingga membutuhkan
energi lebih banyak. Sedangkan perempuan sudah masuk masa baligh sehingga
membutuhkan protein dan zat besi yang lebih banyak (Istianty dan Ruslianti,
2013).
Golongan ini disebut golongan anak sekolah yang biasanya mempunyai
banyak perhatian dan aktifitas di luar rumah sehingga sering melupakan waktu
makan. Makan pagi (sarapan) perlu diperhatikan untuk menjaga kebutuhan
tubuh, dan supaya akan lebih mudah menerima pelajaran disekolah. Makanan
anak usia sekolah seperti makanan orang dewasa. Bertambahnya berbagai
ukuran tubuh pada proses tumbuh, salah satunya dipengaruhi oleh faktor gizi
(Istianty dan Ruslianti, 2013).
1) Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot, darah, kulit dan
jaringan serta organ tubuh. Pada anak, fungsi terpenting protein adalah untuk
pertumbuhan.
2) Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi , penyerapan beberapa vitamin.
Selain itu, lemak juga berfungsi untuk pertumbuhan, terutama sel otak.
3) Karbohidrat
Asupan karbohidrat secara tidak langsung berperan dalam proses
pertumbuhan. Konsumsi karbohidrat akan disimpan di dalam tubuh dalam
bentuk glikogen atau lemak tubuh.
4) Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil daripada protein,
lemak dan karbohidrat tetapi sangat esensial untuk tubuh. Keduanya
mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Anak Usia Sekolah
Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidrat
(thn) (kg) (cm) (kkal) (g) (g) (g)
7-9 27 130 1850 49 72 10
10-12
34 142 2100 56 70 13
(pria)
10-12
36 145 2000 60 67 20
(wanita)
Sumber: Kemenkes,2013

Menurut Martianto (2006) rekomendasi kontribusi energi dan zat gizi sarapan
sebanyak 25 persen, makan siang 30 persen, makan malam 25 persen dan makan
selingan pagi dan sore masing-masing 10 persen.

D. Klasifikasi Status Gizi


Klasifikasi menurut departemen kesehatan RI (2000) seperti tersurat dalam
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
920/MenKes/ SK/VIII/2002 merekomendasikan baku rujukan WHO-NCHS
untuk digunakan sebagai baku antropometris di Indonesia. Indikator yang
dipakai adalah tinggi dan berat badan, sementara penyajian indeks digunakan
simpangan baku (Arisman,2004) Pertimbangan dalam menetapkan ambang batas
status gizi didasarkan pada asumsi risiko kesehatan sebagai berikut (1) antara -2
SD s/d 2 SD tidak memiliki risiko atau berisiko paling ringan, (2) antara -2 SD
s/d -3 SD atau antara 2 SD s/d 3 SD memiliki risiko cukup tinggi untuk
menderita masalah kesehatan (Depkes, 2002).

Tabel 2
Klasifikasi Status Gizi

Indeks Simpangan Baku Status Gizi


Berat Badan terhadap Usia ≥ 2 SD Gizi lebih
(BB/U) -2 SD sampai 2 SD Gizi baik
< -2 SD sampai -3 SD Gizi kurang
< -3 SD Gizi buruk
Tinggi Badan Terhadap -2 SD sampai 2 SD Normal
Usia (TB/U) < -2 SD Pendek
Berat badan terhadap tinggi ≥ 2 SD Gemuk
badan (BB/TB) -2 SD sampai 2 SD Normal
< -2 SD sampai -3 SD Kurus
< -3 SD Sangat kurus

E. Manfaat Sarapan Bagi Anak Sekolah


Menurut Sari (2017) manfaat makan pagi yaitu :
1) Membantu Pertumbuhan
Sarapan berkontribusi terhadap 20-25 persen pemenuhan kebutuhan energi
dan zat gizi harian yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat dan
pendukung akifitas, serta mental yang terjaga.
2) Memenuhi Kebutuhan Gizi
Sarapan membantu pemenuhan berbagai kebutuhan zat gizi penting, seperti:
zat besi, Vitamin B, Vitamin D, Vitamin C dan serat yang kadang jumlahnya
kurang ketika makan siang atau makan malam.
3) Memiliki Konsentrasi yang Baik
Sarapan dapat membuat lebih fokus, daya ingat lebih baik dan dapat
berkonsentrasi dalam belajar. Anak- anak yang sarapan rata-rata mendapat
nilai yang lebih tinggi dibanding anak yang tidak sarapan.
4) Menjaga Berat Badan Normal
Seseorang yang biasa sarapan cenderung memiliki berat badan normal.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak sarapan cenderung memiliki berat badan
berlebih karena disaat makan siang cenderung menghabiskan porsi yang
lebih besar dan sering ngemil sepanjang hari.

Selain itu, membiaskan sarapan juga membiaskaan untuk bersikap disiplin


yaitu bangun pagi dan beraktifitas pagi juga mencegah makan terlalu banyak
pada makan siang (Kemenkes, 2014).

Menurut Nababan, dkk (2016) manfaat sarapan yaitu; menjaga tubuh agar
tetap sehat, menambah energi, lebih aktif, menambah konentrasi belajar, tidak
mudah mengantuk, disiplin, pertumbuhan dan perkembangan menjadi baik serta
dapat mengurangi pengeluaran untuk jajan.

Menurut Sari (2017), menu sarapan untuk anak sebaiknya mengacu pada
panduan gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi bervariasi makanan dengan porsi
sesuai kebutuhan anak. Pilihlah bahan makanan untuk sarapan yang
mengandung 3-4 kelompok bahan makanan seperti berikut:

1) Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat: roti, roti gandum, cereal, nasi,
oatmeal, kentang.
2) Lauk pauk sebagai sumber protein: susu, telur, ayam, tahu dan tempe,
yoghurt.
3) Buah sebagai sumber vitamin dan mineral: pisang, apel, jeruk, strowberi,
papaya.
4) Sayur vitamin dan mineral: tomat, ketimun, selada, buncis, wortel

Anak usia sekolah yang berumur 10-12 tahun memiliki kebutuhan sehari
2000-2100 kalori, sarapan menyumbangkan 25% dari total kebutuhan sehari
yaitu 500-550 kalori. Sebagai contoh pembagian untuk sarapan yaitu :

Tabel 2. Contoh menu Sarapan Pagi Anak Sekolah 25% dari AKG

Bahan Bahan
URT URT
Makanan makanan
Nasi 1 centong Roti 2 helai
Tempe 2 potong Selai buah 2 sdm
Telur 1 butir Buah 1 bh
Sayuran 1 gelas Susu 1 gls
Buah 1 buah
Susu 1 gls

2.3 Pengaturan Nutrisi Pada Remaja


A. Penyebab Masalah Gizi Pada Remaja
Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental,
seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan
kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak
mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan
makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu
kapan ia harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan
di luar rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang
mereka makan.
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat
besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali
waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2
kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir
dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan
kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain.
Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

B. Pola Makan dan Kebutuhan Energi pada Masa Remaja


 Pola Makan Masa Remaja
1) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah.
Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan makanny
2) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
3) Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan
waktu makan.
4) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi
yang relative tinggi)

 Kebutuhan Energi untuk Remaja :


1) Putra
Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal
Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal
2) Putri
Usia 12 tahun memerlukan energy 2.550 kkal
Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal
3) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja
Wanita = BBI x 25 kal
Pria = BBI x 30 kal
BI = ( TB – 100 ) – 10% ( TB-100)
4) Penilaian status gizi untuk usia < 18 tahun Status gizi = BB/BBI x 100 %
Untuk yang status gizinya kurang dari 90% berarti underweight, untuk
yang status gizinya diantara 90%-100% berarti normal, antara 100%-120%
berarti overweight, dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.
 Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah
Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja taupun sekolah,
menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah.
berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak
sekolah:
1) Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang
Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar
pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya
mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein,
vitamin dan mineralnya.
2) Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi
Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang
khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana
para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat
padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan
berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat
mendukung prestasi belajar anak/ remaja tersebut ke arah yang baik.
Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar
dapat berkonsentrasi disekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam
tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang
cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah/di kampus.
3) Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah.
hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena
aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini
menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan
gula. padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan
kalorinya tidak terlalu tinggi.
4) Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur
Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh
mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber
zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk
kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut.
5) Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food
Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk
food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi
sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food
menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik.
Padahal, itu tidak benar.. fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila
di konsumsi dalam jumlah banyak, karena fast food dan junk food
merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol. Bahkan di negara
asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk food ini
di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi
makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya.
6) Konsummsi Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba
manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya
mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.

7) Konsumsi Natrium Berlebihan


Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli
jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang
rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam
darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena
kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan volume darah
menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi.
8) Konsumsi Lemak Berlebihan
Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto
yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang
tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan
kolesterol.
9) Mengonsumsi Makanan Beresiko
Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan
pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan
berdampak untuk masa depannya.

C. Kebutuhan Gizi Seimbang


Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan
kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak,
gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi.
Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.
Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan
dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
 Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi
dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-
50 kal/ kg BB/ hari.
 Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan
sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar
57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat
dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan
protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
 Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang
sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan
konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau
paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang
dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga
rendah.
 Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin
diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D
diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel
dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan
E juga diperlukan.
 Fe / Zat Besi
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan
kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan
sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur
dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan
lebih mudah terabsorsi.

D. Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa


Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)
baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

 Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun


 Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia


lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini
berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya
menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam
masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan- kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia
mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

E. Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa


Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai
status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan
dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
1) Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan
makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh
baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka
ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.
2) Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori
(energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi
kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk
jaringan lemak.
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih
lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya
dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi
sumber zat pembangun dan pengatur.
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K)
serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara
berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5) Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6) Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah.
Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita
oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan
yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
8) Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya
tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan
produktivitas kerja.
9) Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Aman berarti bersih
dan bebas kuman.
10) Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.
11) Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan
rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat
lain.
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi
sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari
kuman dan bahan kimia dan halal.
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan
cara makan-makanan yang bergizi, memenuhi berbagai vitamin, dengan di
imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122842-S-5275-Hubungan%20pengetahuan-
Tinjauan%20literatur.pdf

http://repository.upi.edu/23870/4/D3_PER_1306173_Chapter1.pdf

http://eprints.undip.ac.id/37573/1/Loraine_Harinda-G2A008108-LAP.KTI.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/567/4/Chapter2.pdf

http://scholar.unand.ac.id/65448/2/BAB%20I.pdf

https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-gizi-pada-remaja-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai