Oleh
SALSA NISSA JUWITA
191FK01108
Tingkat 3C
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh faktor organik dan non-
organik. Faktor organik disebabkan, antara lain: kelainan organ bawaan dan
abnormalitas fungsi saluran pencernaan. Sedangkan faktor non-organik
disebabkan, antara lain: peran orangtua atau pengasuh, keadaan sosial ekonomi
keluarga, jenis dan cara pemberian makanan, kepribadian, serta kondisi
emosional anak. Oleh karena itu, terlebih dahulu dokter harus mencari tahu
penyebabnya untuk dapat menangani kasus dengan tepat.
Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah anak yang memasuki usia 6 hingga
12 tahun (Damayanti, Lutfiya, & Nilamsari, 2019). Berdasarkan World Health
Organization (WHO) anak usia sekolah adalah anak yang memasuki usia 7-15
tahun. Fase anak usia sekolah merupakan fase dimana anak sangat
membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa
pertumbuhan dan perkembangan (Lestari, Ernalia, & Restaunti, 2016).
Anak usia sekolah merupakan salah satu golongan yang rentan terhadap
permasalahan gizi dan kesehatan (Farapti et al., 2019). Masalah gizi pada anak
usia sekolah adalah masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap masa depan
dan kecerdasan anak. Hal tersebut memerlukan perhatian yang lebih serius
(Rohmah, Subirman, & Iriyani, 2016). Salah satu masalah gizi yang terjadi pada
anak-anak dan mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah obesitas
(Yuliyana & Hanim, 2018).
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi
dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi
tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.
Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT
kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.2
Angka Kecukupan Rata-rata Sehari Untuk Energi, Protein dan Kalsium
Kelompok Umur Energi (Kcal) Protein (gram) Kalsium (mg)
4 – 6 tahun 1550 39 500
Sumber AKG 2005
Pada anak usia prasekolah, anak beralih dari pola makan yang
mengandalkan susu untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisi dimana
50% kandungan energinya berasal dari lemak; menuju pola makan yang sesuai
dengan pedoman pola makan sehat yang mencakup semua makanan. Yang
menjadi dasar dari pola makan yang baru adalah makanan yang dimakan oleh
keluarga.
Pada kelompok usia ini, prinsip nutrisi yang perlu diberikan adalah :
Harus mencapai angka referensi gizi sesuai dengan usia anak.
Tidak dianjurkan diet rendah lemak.
Memperhatikan densitas nutrisi agar tidak terjadi defisiensi nutrisi tertentu,
misalnya : kalsium, zat besi, zink, vitamin A, dan vitamin C
Hindari gula dari sumber selain susu atau makanan berlemak dalam jumlah
yang berlebihan.
Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya sedikit jenis makanan yang
dimakan.
Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama sehingga
mengurangi nafsu makan saat waktu makan utama.
Tingginya konsumsi jus buah dan minuman ringan, sehingga mempengaruhi
nafsu makan dan kesehatan gigi.
Tingginya konsumsi camilan seperti : kue, biskuit, keripik, kudapan manis,
dan permen.
Makanan digunakan orangtua sebagai hadiah atau penghargaan.
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Anak Usia Sekolah
Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidrat
(thn) (kg) (cm) (kkal) (g) (g) (g)
7-9 27 130 1850 49 72 10
10-12
34 142 2100 56 70 13
(pria)
10-12
36 145 2000 60 67 20
(wanita)
Sumber: Kemenkes,2013
Menurut Martianto (2006) rekomendasi kontribusi energi dan zat gizi sarapan
sebanyak 25 persen, makan siang 30 persen, makan malam 25 persen dan makan
selingan pagi dan sore masing-masing 10 persen.
Tabel 2
Klasifikasi Status Gizi
Menurut Nababan, dkk (2016) manfaat sarapan yaitu; menjaga tubuh agar
tetap sehat, menambah energi, lebih aktif, menambah konentrasi belajar, tidak
mudah mengantuk, disiplin, pertumbuhan dan perkembangan menjadi baik serta
dapat mengurangi pengeluaran untuk jajan.
Menurut Sari (2017), menu sarapan untuk anak sebaiknya mengacu pada
panduan gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi bervariasi makanan dengan porsi
sesuai kebutuhan anak. Pilihlah bahan makanan untuk sarapan yang
mengandung 3-4 kelompok bahan makanan seperti berikut:
1) Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat: roti, roti gandum, cereal, nasi,
oatmeal, kentang.
2) Lauk pauk sebagai sumber protein: susu, telur, ayam, tahu dan tempe,
yoghurt.
3) Buah sebagai sumber vitamin dan mineral: pisang, apel, jeruk, strowberi,
papaya.
4) Sayur vitamin dan mineral: tomat, ketimun, selada, buncis, wortel
Anak usia sekolah yang berumur 10-12 tahun memiliki kebutuhan sehari
2000-2100 kalori, sarapan menyumbangkan 25% dari total kebutuhan sehari
yaitu 500-550 kalori. Sebagai contoh pembagian untuk sarapan yaitu :
Tabel 2. Contoh menu Sarapan Pagi Anak Sekolah 25% dari AKG
Bahan Bahan
URT URT
Makanan makanan
Nasi 1 centong Roti 2 helai
Tempe 2 potong Selai buah 2 sdm
Telur 1 butir Buah 1 bh
Sayuran 1 gelas Susu 1 gls
Buah 1 buah
Susu 1 gls
Growth Spurt :
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan
cara makan-makanan yang bergizi, memenuhi berbagai vitamin, dengan di
imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122842-S-5275-Hubungan%20pengetahuan-
Tinjauan%20literatur.pdf
http://repository.upi.edu/23870/4/D3_PER_1306173_Chapter1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/37573/1/Loraine_Harinda-G2A008108-LAP.KTI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/567/4/Chapter2.pdf
http://scholar.unand.ac.id/65448/2/BAB%20I.pdf
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-gizi-pada-remaja-pdf-free.html