Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO), kejadian anemia

kehamilan berkisar antara 20 - 89% dengan menetapkan Hb 11 g% /dl

sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan

nilai yang cukup tinggi (Manuaba, 2012).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal.pada

penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah

merah (hemoglobin/ Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa

karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi,

asam folat dan vitamin B12 tetapi yang sering terjadi adalah anemia

karena kekurangan zat besi (Rukiah, 2010).

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil

mengalami hemodulusi (pengenceran) dengan peningkatan volume

30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu.

Jumlah peningkatan sel darah 18-30% dan Hb sekitar 19%. Bila Hb ibu

sebelum hamil sekitar 11 g%, dengan terjadinya hemodulasi akan

mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10

g% (Manuaba, 2012).
2

Anemia pada ibu hamil dapat menimbulkan pengaruh kurang

baik bagi ibu dan janin. Beberapa penyulit yang timbul akibat anemia

adalah dapat mengakibatkan abortus selama kehamilan, persalinan

prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah

terjadi infeksi, hiperemesis gravidarum, mola hidatidosa, ketuban pecah

dini dan perdarahan anterpartum (Proverawati, 2011).

Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi

yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan

perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi

anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia (Saifuddin, 2006).

Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten / kota tahun

2010, kasus kematian ibu maternal adalah sebanyak 117 kasus

kematian dengan rincian sebanyak 26 kasus kematian ibu hamil, 79

kasus kematian ibu pada saat persalinan serta sebanyak 5 kasus

kematian ibu nifas. Sehingga jika dihitung angka kematian ibu maternal

dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 83.871, maka kematian ibu

maternal di provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 139 per 100.000

kelahiran hidup (profil kesehatan kabupaten / kota 2010).

Menurut Mapiwai (2008) dengan judul Hubungan Karakteristik

Ibu hamil dengan kejadian anemeia, bahwa pendidikan yang dijalani

seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir,

dengan kata lain sesorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat

mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk


3

menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu

yang berpendidikan lebih rendah. Umur ibu mempengaruhi bagaimana

mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatannya.

Menurut heriyani (2007) dengan judul karakteristik Ibu dengan

anemia dalam kehamilan, bahwa ibu penderita anemia yang tidak

bekerja atau ibu rumah tangga sebagian besar berpendidikan rendah,

sehingga pengetahuan yang mereka miliki tentang anemia juga sangat

kurang, ditambah lagi faktor ekonomi yang rendah dan pola makan

yang buruk, sehingga mereka tidak memenuhi kebutuhan zat gizi

selama kehamilan. dengan keadaan ibu yang tidak bekerja, ibu banyak

berada dirumah sehingga ibu kurang mendapatkan informasi dari

petugas kesehatan.
4

Table 1.1
Data ibu hamil yang tidak anemia dan anemia di Bidan praktek
swasta Imoh Hotimah pada tahun 2012

No Bulan Jumlah Pemeriksaan Yang Tidak Yang Anemia


Ibu Hamil HB Anemia
1 Januari 20 15 7 8
2 Februari 18 14 6 8
3 Maret 20 16 8 8
4 April 19 13 6 7
5 Mei 20 14 8 6
6 Juni 20 15 7 8
7 Juli 18 13 5 8
8 Agustus 18 15 7 8
9 September 20 17 9 8
10 Oktober 18 15 7 8
11 Novembar 19 16 7 9
12 Desember 24 18 11 7
Jumah 234 181 88 93
Sumber : Data Bidan Praktik Swasta Imoh Hotimah, 2012

Dari table 1.1 yang di lakukan oleh peneliti di BPS imoh

Hotimah Pontianak, diketahui ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan periode bulan Januari-Desember tahun

2012 sebanyak 234 orang, 181 orang diantaranya melakukan

pemeriksaan Hb jadi yang tidak mengalami anemia sebanyak 88

orang dan yang mengalami anemia sebanyak 93 orang.

Berdasarkan data di atas dan hasil studi pendahuluan di BPS

Imoh Hotimah, peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik ibu

hamil dengan anemia di BPS Imoh Hotimah Kota Pontianak Tahun

2013
5

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang

ingin diketahui adalah bagaimanakah gambaran karakteristik ibu

hamil dengan anemia di Bidan Praktik Swasta Imoh Khotimah Kota

Pontianak Tahun 2013 ?

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Menggambarkan karakteristik ibu hamil dengan anemia

di PBS Imoh Hotimah Kota Pontianak Tahun 2013

1.3.2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran Usia ibu hamil dengan anemia di

BPS Imoh Hotimah

b. Mengetahui gambaran pendidikan ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah

c. Mengetahui gambaran Pekerjaan ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah

d. Mengetahui gambaran Paritas ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah

e. Mengetahui gambaran jarak kehamilan ibu hamil yang

anemia di BPS Imoh Hotimah

f. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah


6

g. Mengetahui gambaran Sosial Ekonomi ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1. Bagi BPS Imoh hotimah

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan di BPS Imoh Hotimah.

1.4.2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan dan bahan

referensi sehingga dapat menunjang dalam proses pendidikan

di Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak.

1.4.3. Bagi peneliti

Bagi peneliti sendiri diharapkan mendapatkan

pengalaman lapangan mengenai proses penelitian. Sedangkan

bagi peneliti lain diharapkan dapat dijadikan sebagai sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya.


7

1.5. Relevansi Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dwi Wirawati tahun 2012 dengan judul

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia di

Puskesmas Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012

penelitian ini masih relevan untuk diteliti karena masih

banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran

2.1.1 Pengertian Gambaran

Menurut kamus bahasa Indonesia (2005) gambaran

adalah hasil menggambar, melukiskan (menceritakan) suatu

peristiwa dan sebagainya.

2.2 Anemia dalam kehamilan

2.2.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel-sel

daarah merah (eritrosit) dalam serkulasi darah atau massa

Hemoglobinsehingga tidak mampu memenuhi fungsinya

sebagai pembawa oksigen keseluruhan jaringan (Tarwoto,

2007).

Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kadaan

adanyaan pengumuman kadar hemoglobin, hematokrit dan

jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia,

lebih sering disebut kurang darah merah (Hemoglobin/Hb)

dibawah nilai normal (Rukiah, 2010).

Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana sel darah

merah menurunya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut

oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin


9

menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah

jika kosentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 sampai dengan

11,0 g/dl (Wasnidar, 2007).

2.2.2 Derajat Anemia

Derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut:

(WHO, 2007)

a. Ringan sekali : Hb 10 g/dl Batas Normal

b. Ringan sedang : Hb 8 g/dl - Hb 9,9 g/dl

c. Sedang : Hb 6 g/dl Hb 7,9 g/dl

d. Berat : Hb <6 g/dl

Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia

sebagai berikut:

a. Ringan sekali : Hb 11 g/dl Batas Normal

b. Ringan sedang : Hb 8 g/dl < 11 g/dl

c. Sedang : Hb 5 g/dl < 8 g/dl

d. Berat : Hb < 5 g/dl

Menurut WHO ambang batas normal kadar Hb untuk ibu

hamil adalah 11 g%. pemeriksaan Hb dengan sahli dapat

digolongkan sebagai berikut ( manuaba, 2012):

a. Hb 11 g% tidak anemia

b. Hb 9-10 g% anemia ringan

c. Hb 7-8 g% anemia sedang

d. Hb < 7g% anemia berat


10

2.2.3 Etiologi

Anemia pada ibu hamil selain disebabkan kemiskinan

dimana asupan gizi sangat kurang, juga dapat disebabkan

karena ketimpangan gender dan adanya ketidaktahuan tentang

pola makan yang benar. Ibu hamil banyak memerlukan banyak

zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan

janinnya.kekurangan tersebut dapat mengakibatkan anemia.

Penyebab anemia secara umum adalah

a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi.

Faktor kemiskinan dan perubahan pola makanan,

kebudayaan, ketimpangan gender menjadi penyebab hal

tersebut.

b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena

diare, pembedahan saluran pencernaan, sebagian zat

besi diabsorpsi di usus halus bagian pangkal

(deudenum), penyerapan zat besi juga dipengaruhi oleh

hormon instriksik faktor yang dihasilkan dilambung.

c. Kehilangan darah disebabkan oleh perdarahan

mensturasi yang banyak, perdarahan akibat luka,

perdarahan karena penyakit tertentu, dan kanker.


11

2.2.4 Gejala dan tanda anemia pada kehamilan

Pada orang yang mengalami anemia akan ditemukan

tanda dan gejala sebagai berikut : (proverawati, 2011)

a. Lemah, letih, kelelahan, kurang tenaga

b. Kulit pucat, wajah Nampak pucat

c. Kepala terasa melayang, mudah pingsan

d. Tekanan darah masih normal

e. Malnutrisi

f. Lesu, lunglai, mata berkunang-kunang

g. Sulit berkonsentrasi, mudah lupa

h. Sering sakit dikarenakan menurunnya daya tahan tubuh.

hal yang telah disebutkan diatas disebabkan oleh

kurangnya oksigen sehingga tidak mencukupi kebtuhan

ibu selama hamil.

2.2.5 Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis kehamilan dapat dilakukan

dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan

cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan

keluhan mual muntah lebih hebat dari hamil muda.

Pemeriksaan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli

dapat digolongkan sebagai berikut.: Hb 11 g% tidak anemia, Hb


12

9-10 g% anemia ringan, Hb 7-8 g% anemia sedang, Hb < 7g%

anemia berat (manuaba, 2012).

2.2.6 Faktor Resiko dalam Kehamilan

Faktor resiko seorang ibu hamil mengalami anemia,

diantaranya sebagai berikut: (Proverawati, 2011)

a. Mengalami dua atau lebih kehamilan yang berdekatan.

b. Hamil dengan lebih dari satu anak

c. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari

d. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi

e. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan

f. Hamil saat masih remaja

g. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau

selama operasi).

2.2.7 Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan

adalah perubahahan sirkulasi yang semakin meningkat

terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma

meningkat 45-65 % dimulai trimester II kehamilan, dan

maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meninggkatnya sekitar

1000 mL, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali

normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan

volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan

peningkatan segresi aldesteron (Rukiah, 2010).


13

2.2.8. Klasifikasi Anemia

a. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan hiprokromik

(konsentrasi hemoglobin berkurang) mikrositik yang

disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh.

Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan

hemoglobin sehingga konsetrasinya dalam sel darah

merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak

adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan

tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan besi orang

dewasa 2-4 g besi, kira-kira 50 mg/kg BB pada laki-laki

dan 35 mg/kg BB pada wanita (wasnidar, 2007).

b. Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan karena kerusakan

sintesis DNA yang mengakibakan tidak sempurnanya

SDM. Keadaan ini disebabkan karena defisiensi vitamin

B12 (cobalamin) dan asam folat. Sel megaloblas ini

fungsinya tidak normal, dihancurkan semasa dalam

sumsum tulang sehingga terjadinya eritroipoesis tdak

efektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek, keadaan ini

mengakibatkan (leokopenia, trombositopenia,


14

pansitonenia, gangguan pada oral, gastrointestinal dan

niorologi (wasnidar, 2007).

c. Anemia Aplastik

Terjadi akibat ketidak sanggupan sumsum tulang

membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut

disebabkan kerusakan primer sistem sel mengakibatkan

anemia (tarwoto,2007).

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terjadi dimana terjadi

peningkatan hemolisis dari eritrosit sehingga usianya

lebih pendek atau disebabkan karena penghancuran sel

darah merah yang lebih cepat dari pada pembuatannya

(tarwoto, 2007).

2.2.9 Pengaruh Anemia Pada kehamilan dan Janin

a. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan

1. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus,

persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang

janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman

dekompensasi kordis (Hb<6 g%), mola hidatidosa,

hiperemesis gravidarum, perdarahan anterpartum,

ketuban pecah dini (KPD).

2. Bahaya saat persalianan: gangguan His (kekuatan

mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama,


15

dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung

lama sehingga dapat melelahkan dan sering

melakukan tindakan operasi kebidanan, kala uri

dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan

postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat

terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia

uteri.

3. Pada kala nifas : terjadi subinvolusi uteri

menimbulkan perdarahan postpartum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak

setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah

terjadi infeksi mamae.

b. Bahaya anemia terhadap janin

Janin mampu menyerap berbagai kebutuhahan

dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi

kemampuan dan perkembangan janin dalam rahim.

Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk:

abortus, kematian intra uterin, persalinan prematuritas

tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan

anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah

mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan

inteligensia rendah.
16

2.2.10 Pencegahan anemia pada kehamilan

Pencegahan anemia pada ibu hamil yang terbaik dengan

cara makan-makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti

sayuran berdaun hijau, daging merah, serial, telur, dan kacang

tanah. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa tubuh

menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan

baik.

Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh

memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh

mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi. Jika mengalami

anemia dalam masa kehamilan, biasanya dapat diobati dengan

mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil

dicek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan

anemia (proverawati, 2011).

Mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin C berasaan

dengan zat besi akan meningkatkan penyerapan besi. Namun,

mengambil minuman berkafein bersamaan dengan makanan

tinggi zat besi akan mengurangi jumlah besi yang diserap

tubuh.

Wanita memerlukan zat besi dari pada laki-laki karena

terjadi mensturasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80

cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg.

selain itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk


17

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel

darah merah janin dan plasenta. Makin sering seseorang wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak

kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (manuaba,

2012).

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang

rentan masalah gizi, terutama anemia gizi besi. Penaggulangan

masalah anemia gizi besi saat ini pemerintah terfokus pada

pemberiaan tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil

mendapat tablet penambah darah (Fe) 90 tablet selama

kehamilan (Profil kesehatan Indonesia, 2010).

2.2.11 Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan

Pengobatan anemia dapat dilakukan untuk menghindari

terjadinya anemia. Sebaiknya ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilnya dan disertai dengan pemeriksaan

laboratorium, termasuk pemeriksaan feses sehingga dapat

diketahui adanya infeksi parasit.

Pada pengobatan anemia pemerintah telah menyediakan

preparat besi untuk dibagikan kemasyarakat sampai

keposyandu. Contohnya preparat Fe diantaranya barralat,

biosanbe, Iberet, vitonal dan hemaviton (Manuaba, 2012).


18

2.3 Karakteristik

Menurut kamus umum bahasa Indonesia (2005), karakteristik

merupakan ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas sesuai perwatakan

tertentu. Karakteristik pada ibu hamil meliputi usia, paritas, pendidikan,

pekerjaan, dan sosial ekonomi.

2.3.1 Usia

Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak

balita), dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain

orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang

kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini

disebabkan karna kedua kelompok umur tersebut daya tahan

tubuhnya rendah (Notoatmodjo, 2003).

Ibu yang lebih dari 35 tahun akan mempunyai resiko

yang tinggi untuk hamil karna akan membahayakan kesehatan

dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya beresiko

mengalami perdarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami

anemia. Usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia yaitu

semakin tua usia ibu hamil maka kejadian anemia semakin

besar (Prawirohardjo, 2002).

Menurut Mapiwali (2008) dengan judul Hubungan

Karakteristik ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia, bahwa pada

kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal

emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga


19

mudah mengalami keguncangan mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait

kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagi

penyakit yang sering menimpa diusia ini. Apabila pada umur

tersebut ibu hamil terkena anemia akan berpengaruh pada ibu

maupun janin yang dikandungnya. Penyakit yang dapat

ditimbulkan anemia terhadap kehamilan adalah keguguran,

partus prematuritas, inersia uteri dan partus lama, sedangkan

terhadap janin adalah kematian midigah (keguguran), kematian

janin dalam kandungan, kematian perinatal tinggi, prematuritas,

cacat bawaan dan cadangan zat besi kurang.

2.3.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah dapat berpengaruh

terhadap pengetahuan yang dimiliki ibu. Pendidikan merupakan

hal penting yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang

dalam mengambil keputusan untuk memilih bahan makanan

yang akan dikonsumsi seperti memilih dan mengelola makanan

yang baik yaitu bahan makanan yang mengandung sumber zat

besi yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil (Amiruddin,

2003).

Menurut Purwanto (2011) dengan judul Hubungan

Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia, bahwa


20

berdasarkan status pedidikan, kebanyaan ibu hamil dengan

anemia hanya sampai sekolah dasar, bahkan ada yang tidak

bersekolah. Rendahnya pendidikan ibu akan berdampak pada

rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh pada keputusan

ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendahnya

pengetahuan ibu, makin sedikit keinginan untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan, sehingga sehingga memperparah

anemia yang ibu alami.

2.3.3 Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dengan

maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan paling

sedikit satu jam dalam waktu seminggu berturut-turut dan tidak

terputus. Banyak perempuan yang bekerja di luar rumah untuk

membantu perekonomian keluarga. Selain bekerja di luar,

perempuan juga harus mengurus dan mengerjakan pekerjaan

rumah tangga. Anemia jelas akan mempengaruhi kehidupan

sehari-hari dan mengakibatkan produktivitas perempuan

(soelaeman, 2005).

Menurut Nina (2005) dengan judul Karakteristik Ibu

Hamil Dengan Anemia, bahwa bekerja adalah melakukan

kegiatan dengan maksud atau tujuan untuk memperoleh

penghasilan guna memenuhi sehari-hari dalam sebuah

keluarga. Jika kepala keluarga mempunyai pekerjaan yang


21

tetap dan memiliki gaji yang tinggi maka akan mampu

memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebaliknya jika bagi

kepala keluarga yang tidak memiliki pekerjaan tetap dengan

tingkat pendapatan yang rendah maka akan sulit memenuhi

kebutuhan sehari-hari keluarganya. Banyak perempuan yang

bekerja diluar rumah guna membantu perekonomian keluarga,

sehingga beban wanita yang bekerja diluar rumah lebih berat

dibandingkan dengan beban seorang laki-laki, karena

perempuan selain mengurus pekerjaan rumah pekerjaan rumah

tangga dia juga bekerja diluar rumah, sehingga hal ini dapat

mengurangi produktifitas seorang wanita dan membuat ibu

kurang memperhatikan kehamilannya termasuk dalam menjaga

agar kehamilannya berlangsung sehat dan mencegah agar

tidak terjadi anemia dalam kehamilan, yaitu dengan

mengkonsumsi tablet besi, bila ibu hamil lebih sibuk mengenai

pekerjaannya ditambah dengan kesibukan menjadi ibu rumah

tangga maka ini dapat mempengarhi kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan.

2.3.4 Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang

ibu, baik lahir hidup maupun mati. Semakin banyak jumlah

kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian

anemia. Seseorang ibu yang sering melahirkan mempunyai


22

resiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisinya karena selama hamil

zat-zat akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang

dikandungnya. Seseorang yang telah melahirkan anak berulang

kali lebih mungkin mengalami kontraksi yang lemah pada saat

persalinan, perdarahan setelah persalinan, persalinan yang

cepat bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan

berat, plasenta previa, BBLR, dan prolapsus uteri dan

mengakibatkan tumbuh kembang anak yang tidak optimal

(Herlina, 2005).

Menurut Mapiwali (2008) dengan judul Hubungan

Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia, bahwa pada

wanita hamil, anemia meningkatakan frekuensi komplikasi pada

kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka

prematuritas, berat badan bayi rendah dan angka kematian

perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan

postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan

lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis dan tidak

dapat mentoliler kehilangan darah. Dampak anemia pada

kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga

terjadinya gangguan proses kehamilan abortus, partus

premature, gangguan proses persalinan (inersia, atonia, partus

lama, perdarahan antonia), gangguan pada masa nifas


23

(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress

kurang, produksi ASI rendah), dan dan gangguan pada janin

(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal

dan lain-lain).

2.3.5 Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai

terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kehamilan sangat

pengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan

yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan

zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua

tahun menjadi penting untuk memperhatikan sehingga badan

ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus

menghabiskan cadangan zat besinya (Amirudin, 2004).

2.3.6 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penggindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,

yakni indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Sebagian besar pengetahuan diperoleh oleh pendidikan,

pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media masa serta

lingkungan sekitar (Notoadmodjo, 2003).


24

Menurut Mardiwio (2009) dengan judul Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan

Status Anemia Dalam Kehamilan, bahwa beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi terjadinya anemia adalah kurangannya

pengetahuan ibu hamil tentang atau mengenai anemia dalam

kehamilan. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dengan

berbagai usaha. Baik sengaja maupun secara kebetulan,

pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan,

penyuluhan maupun dari berbagai sumber seperti media cetak

seperti buku, majalah, Koran, poster, selain dari media cetak

pengetahuan dapat juga dari media elektronik seperti radio,

televisi, film dan lain sebaiknya. Memperoleh informasi baru

sangatlah penting baik informasi dalam bidang kesehatan

maupun informasi lainnya yang dapat diterakan sehari-hari kita.

2.3.7 Status ekonomi

Status ekonomi menjadi faktor penyebab terjadinya

masalah kesehatan pada wanita. Bila dikaitkan dengan

ekonomi yang rendah maka ibu akan sangat rentan terhadap

permasalahan yang berkaitan dengan nutrisi seperti anemia,

karena dengan keadaan ekonomi yang rendah maka akan sulit

bagi keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti

memperoleh makanan yang banyak mengandung zat besi

maka akan menyebabkan anemia (Suparyanto, 2010).


25

2.4 Kerangka Teori


Pengertian

Derajat

Penyebab

Tanda dan Gejala

Diagnosis

Anemia dalam Faktor Risiko


kehamilan
Patofisiologi

Klasifikasi

Pengaruh

Pencegahan

Gambaran Pengobatan

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Karakteristik Paritas

Jarak Kehamilan

Pengetahuan

Status Ekonomi
26

2.5 Kerangka Konsep

a. Usia
b. Paritas
c. Jarak kehamilan
Karakteristik ibu hamil
d. Pendidikan
dengan Anemia e. Pekerjaan
f. Status ekonomi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan pelaksanaan penelitian.Dalam metode penelitian

ini, desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

pendekatan cross sectional yaitu metode penelitian yang dilakukan

dengan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu

keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010), yaitu dengan

menggambarkan atau mendeskripsikan gambaran karakteristik ibu

hamil dengan anemia.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan februari sampai dengan

juni tahun 2013.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Imoh Hotimah Kota Pontianak

Tahun 2013.
28

3.3 Kerangka Kerja

Menentukan
variabel Melakukan Mendeskrifsikan ibu
Mengumpulkan penelitian pengukuran / hamil dengan
status pasien ibu yaitu pengamatan anemia :
hamil karakteristik pada variabel
m Usia
ibu hamil
dengan Pendidikan
anemia Pekerjaan
Paritas
Jarak kehamilan
Pengetahuan
Status ekonomi

Gambar 3.1 Kerangka kerja


(Notoadmodjo, 2002 dan arikunto, 2006)

3.4 variabel Penelitian


Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2006).

3.4.1 Variabel tunggal

Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yang berarti

terdiri dari satu variabel yaitu karakteristik ibu hamil dengan anemia

yang meliputi : usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak

kehamilan, pengetahuan dan status ekonomi.


29

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Karakteristik
1 Usia Lama hidup responden Kuesioner 0 =< 20 dan >35 Ordinal
terhitung sejak lahir tahun
hingga ulang tahun 1 = 20 35 tahun
terakhir

2 Pendidikan Proses perubahan sikap Kuesioner 0 = dasar (SD-


dan tinggkah laku SMP) Ordinal
seseorang atau 1 = menengah
kelompok orang dalam (SMA)
usaha mendewasakan Tinggi
manusia melalui upaya (perguruan tinggi)
pengajaran dan
pelatihan
3 Pekerjaan Kegiatan rutin yang Kuesioner 0 = tidak bekerja Nominal
dilaksanakan dalam 1 = bekerja
upaya mendapat
penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
4 Paritas Jumlah anak yang Kuesioner 0 = 1 dan > 4 Ordinal
pernah dilahirkan baik 1=24
hidup maupun mati

5 Jarak Rentang waktu antara Kuesioner 0 = < 2 tahun Ordinal


kehamilan kehamilan sebelumnya (resiko tinggi)
dan yang sekarang 1 = > 2 tahun =
tidak (resiko tinggi)
6 Pengetahuan Hasil tahu dan ini terjadi Kuesioner 0 = < (<60%) 1= Ordinal
setelah orang cukup(60-75%)
melakukan pengindraan 2= baik >75 %
terhadap objek tertentu.

7 Status ekonomi Pendapatan warga kuesioner 0 = rendah Ordinal


perbulan berdasarkan (<Rp.1000.000,
UMR 1 = Sedang
(Rp.1.000.000,
Rp. 2.000.000,)
2 = tinggi
(>Rp2.000.000,)
30

3.6 Populasi, dan Sampel

3.6.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Dalam penelitian ini populasi adalah ibu hamil

yang memerikaan kehamilannya di BPS Imoh Hotimah dari

poriode 1 Januari 30 desember 2012 sejumlah 234 ibu hamil.

3.6.2 sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2006).

Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih

baik populasi diambil semua. Tetapi jika subjeknya lebih dari

100, maka yang diambil menjadi sampel adalah 10 15 % atau

20 25 % (Arikunto, 2002).
31

3.7 Pengumpulan Data Dan Analisis Data

3.7.1 pengumpulan data

a. Data Primer
Data primer diperoleh peneliti secara langsung

dari kuesioner yaitu : karakteristik ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah.


b. Data Skunder
Data sekunder diperoleh peneliti secara tidak

langsung dari catatan rekam medik ibu hamil dengan

anemia di BPS Imoh Hotimah.

3.7.2 Pengolahan data

a. Editing
Editing adalah mengecek apakah catatan status

telah terisi lengkap, benar dan data-data yang dibutuhkan.


b. coding
coding yaitu memberikan tanda atau kode

mengubah kata-kata menjadi angka guna mempermudah

penelitian.

c. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan mengelompokan data

kedalam suatu kelompok data tertentu menurut sifat-sifat

yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

3.7.3 Analisis data


32

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui

karakteristik ibu hamil dengan anemia yang akan diteliti.

variabel yang berhubungan dengan karakteristik ibu hamil

dihitung dengan persentase menggunakan rumus sebagai

berikut (Arikunto, 2002).

X
P 100%
N
Keterangan :
P= persentase
= jumlah jawaban responden
N= jumlah seluruh responden

Pada bagian akhir dapat disimpulkan hasil penelitian,

pengukuran tersebut menurut Arikunto, 2002 dipresentasikan

dengan menggunakan skala sebagai berikut :


Nilai 1 untuk jawaban yang benar.
Nilai 0 untuk jawaban yang salah.
Kemudian dihitung jawaban yang benar dengan

perolehan nilai sebagai berikut :


> 75 % = dikatagorikan baik
60-75 % = dikatagorikan cukup
< 60% = dikatagorikan kurang
Data yang telah ditabulasikan selanjutnya diinterprestasikan

dengan skala sebagai berikut (Arikunto, 2002).


0% = tidak seorang pun dari responden
1 % - 19 % =sangat sedikit dari responden
20 % - 39 % = sebagaian kecil dari responden
40 % - 59 % = sebagian dari responden
60 % - 79 % = sebagian besar dari responden
80 % - 99 % = hamper seluruh dari responden
100 % = seluruh responden
33

3.7.4 teknik penyajian data


Setelah data yang didapat kemudian diolah dan data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan untuk memudahkan

pembaca juga disajikan dalam bentuk penjaaran dan narasi.

3.8 Jadwal Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dari bulan februari sampai bulan

juni 2013, adapun jadwal penelitian untuk kegiatan yang dilaksanakan

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tahun 2013
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
1 Pengajuan Proposal

2 Konsultasi Proposal

3 Ujian Proposal

4 Persiapan KTI

5 Konsultasi KTI

6 Ujian KTI

7 Perbaikan dan

Penyerahan KTI

LEMBAR KUISIONER
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PBS

IMOH HOTIMAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2013

No Responden :
Tgl/Bln/Th :
34

I. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER


1. Bacalah pertanyaan dengan sebaik-baiknya
2. Pilih salah satu jawaban yang ibu anggap paling benar sesuai
alternatif yang anda pilih
3. Berikan tanda silang (x) pada a,b, atau c jawaban yang dianggap
paling benar
4. Jawablah semua pertanyaan tersebut sejujurnya atas pendapat ibu
sendiri bukan jawaban orang lain
5. Jika ada hal-hal yang belum jelas, bias ditanyakan pada peneliti

II. KARAKTERISTIK RESPONDEN


Umur :
Pendidikan terakhir ibu :
Pekerjaan :
Jumlah anak yang dilahirkan :
Jarak kehamilan yang lalu dengan sekarang :
Status ekonomi / pendapatan :

III. PENGETAHUAN
1. Menurut ibu yang dimaksud dengan anemia dalam

kehamilan ?
a. Tekanan darah tinggi
b. Kadar hemoglobin (Hb) dibawh normal
c. Tekanan darah rendah
2. Menurut ibu penyebab anemia dalam kehamilan ?
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi yang

mengandung vitamin dan mineral


b. Sering mual dan muntah
c. Sakit-sakitan
3. Menurut ibu tingkatan anemia dalam kehamilan ?
a. Ringan, sedang dan berat
b. Sedang, ringan sekali dan berat
c. Ringan sekali, berat dan sedang
4. Keluhan yang sering dirasakan oleh ibu hamil dengan

anemia selama hamil ?


a. Demam dan mata tampak kuning
b. Sakit pada pinggang dan kaki
35

c. Lemah, letih, lesu, lelah, lalai, mata berkunang-

kunang, dada berdebar-debar

5. Cara mengtahui ibu menderita anemia atau tidak dengan

melakukan
a. Pemeriksaan tekanan darah
b. Pemeriksaan darah menggunakan Hb sahli
c. Pemeriksaan air kencing
6. Menurut ibu selama hamil ibu melakukan pemeriksaan

darah menimal berapa kali ?


a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
7. Menurut ibu resiko ibu hamil terjadi anemia dalam

kehamilan adalah?
a. Hamil lebih dari satu anak
b. Ibu sering mekan sayur-sayuran
c. Sering mengkonsumsi penambah darah
8. Menurut ibu pengaruh anemia terhadap bayi saat ibu

hamil ?
a. Pertumbuhan bayi didalam kandungan ibu terhambat
b. Pertumbuhan bayi di dalam kandungan ibu baik
c. Pertumbuhan bayi di dalam kandungan ibu sehat
9. Menurut ibu pengaruh anemia saat ibu sedang

melahirkan ?
a. Ibu melahirkan normal
b. Ibu melahirkan dengan tindakan operasi
c. Ibu melahirkan dengan cepat
10. Menurut ibu pengaruh anemia setelah ibu melahirkan?
a. Ibu dapat mengalami perdarahan
b. Tidak terjadi apa-apa
c. Ibu mengalami luka setelah melahirkan
11. Cara untuk mencegah anemia dalam kehamilan adalah ?
a. Dengan mengkonsumsi makan-makanan yang

mengandung vitamin, mineral, protein, lemak dan air


b. Makan buah-buahan dan sayur
c. Minum susu dan air
36

12. Menurut ibu, kegunaan tablet Fe ( tablet tambah darah)

adalah ?
a. Supaya anak yang dilahirkan baik dan sehat
b. Untuk meningkatkan sel darah merah sehingga ibu

tidak mengalami anemia


c. Supaya ibu sehat

13. Menurut ibu jumlah tablet Fe yang diminum oleh ibu

hamil adalah ?
a. 90 tablet
b. 60 tablet
c. 30 tablet
14. Menurut ibu makanan yang mengandung zat besi itu

adalah?
a. Ayam, susu, keju dan tempe
b. Minyak kelapa, ikan teri, udang dan kerang
c. Daging, hati, ikan kuning telur, sayuran berdaun hijau

dan kacang-kacangan
15. Menurut ibu sebaiknya tablet penambah darah diminum

pada waktu ?
a. Pagi hari
b. Siang hari
c. Malam hari

DAFTAR RESPONDEN
37

Tanda
No Nama Responden Alamat
Tangan

DAFTAR PUSTAKA
38

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rieka Cipta :


Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi keempat. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Arikunto, suharmi. 2002. Prosedur penelitian. FIP-IKIP : Jakarta
proverawati

Anda mungkin juga menyukai