LP Letak Lintang
LP Letak Lintang
Konsep Medis
1. Definisi letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang merupakan suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
2. Etiologi
Dari segi janin, janin yang ukurannya lebih kecil dibandingkan rahim ibu akan bebas
berputar, baik ke atas maupun ke bawah sehingga bisa terjadi malpresentasi.
Malpresentasi juga bisa terjadi jika ukuran bayi sudah terlalu besar untuk berputar di
dalam rahim sedangkan posisi kepala masih di atas atau di samping. Pada saat kepala
akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya “terpental” kembali karena
ruangan panggul mama terlalu sempit sehingga kepala bayi sulit berputar ke arah
bawah. Pada kasus janin kembar, kemungkinan malpresentasi menjadi lebih besar
sebab janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga
panggul mama susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah
satu janinnya dapat di luar normal.
Sedangkan faktor mama, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air
ketuban yang terlalu banyak, pinggul terlalu sempit, dan adanya tumor atau
miom.Untuk faktor ari-ari umumnya terkait plasenta previa (letak plasenta di bawah
menutup jalan lahir). Plasenta previa dapat mengurangi luas ruang rahim sehingga bayi
berputar-putar, berusaha mencari tempat yang lebih luas yaitu di bagian atas atau
samping.
Penyebab lain posisi janin atau bayi melintang adalah relaksasi/peregangan dinding
perut akibat proses persalinan sebelumnya yang belum sempurna atau mama pernah
melahirkan empat kali atau lebih sebelumnya.
3. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergabung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak lintang atau
letak sungsang (Winkjosastro, 2013). Relaksasi dinding abdomen pada perut yang
sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan terjadinya posisi
6. Komplikasi
Bagi ibu
1) Rupture uteri
Bagi janin
vagina
3) Kematian janin
4) Ruptur janin (Sukmi dan Sudarti, 2014)
7. Pemeriksaan Penunjang
presentasi janin.
b. Pencegahan
1. Primigravida
sampai persalinan).
2. Multigravida
8. Penatalaksanaan
pembukaan kurang dari 4cm dicoba lakukan versi luar. Kemudian jika
pembukaan lebih dari 4cm pada primigravida dengan janin yang masih
hidup dilakukan Sectio Caesarea dan apabila janin sudah mati tunggu
multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik maka dilakukan
Dampak Masalah
segera diakhiri dengan jalan operasi sectio caesarea. Karena, tidak bisa
mengakibatkan cedera pada bayi maupun kematian ibu dan janin (Oxorn,
2010).
Perawatan post Sectio Caesarea :
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB) I
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 FKM UMI
No RM :
282908
Tanggal Pengkajian : 31
Mei 2021
Ruang :
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Nn. “m”
Pekerjaan : dosen
Tempat/Tgl Lahir : 26-07-2971
Lama Kerja :-
Umur : 33 Tahun
Suku : Makassar
Jenis Kelamin : Perempuan
Telp. : 082284717555
Status Perkawinan : Menikah
Ruangan :-
Agama : Islam
Golongan Darah : O+
Pendidikan Terakhir : S2
Alamat : baji gau 2
Tanggal Masuk RS : 07-06-2021
Sumber info : ibu klien
2. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Ny. “h“
Umur : 29 Tahun
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan :-
Hubungan Dengan Klien : suami
Alamat : baji gau 2
Telp. :-
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
a. Keluhan Utama : masuk dengan pengantar dari poli kebidanan
1. Keadaan Umum
1) Kehilangan BB
Berat badan Ny."S” sebelum masuk Rumah Sakit dan saat diRumah Sakit
tidak diketahui karena tidak dilakukan penimbangan BB, sehingga tidak
dapat diketahui apakah terjadi perubahan atau penurunan BB.
2) Kelemahan
Klien tampak lemah.
3) Perubahan mood
Terjadi perubahan mood pada klien ditandai dengan klien mengatakan
merasa cemas dengan keadaan penyakitnya
4) Vital sign
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. ”S” di peroleh sebagai
berikut :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,2°C
5) Tingkat kesadaran
Klien tampak pada kesadaran penuh.
6) Ciri-ciri tubuh
Kulit klien berwarna sawo matang.
2. Head to toe
a. Kulit/Integumen
Inspeksi : Kulit klien berwarna sawo matang, tidak terdapat adanya lesi
dan kelembaban kulit sedikit kering.
Palpasi : Tidak terdapat adanya edema
b. Kepala dan rambut
Inspeksi : Kepala klien berbentuk lonjon, simetris kiri dan kanan, rambut
tampak hitam.
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada kepala.
c. Kuku
Inspeksi : Kuku klien tampak pendek dan bersih .
d. Mata
Inspeksi : Mata klien tampak simetris kiri dan kanan, Konjungtiva tampak
anemis. Sklera mata tampak putih. Pupil bereaksi dengan normal ketika
terkena cahaya. Gerakan bola mata normal. Klien tampak tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
Palpasi : Tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata.
e. Hidung
Inspeksi : Hidung klien tampak norma, tidak ada sekret, potensi hidung
normal, fungsi indra penciuman normal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
f. Telinga
Inspeksi : Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, daun telinga
tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada telinga, klien
dapat mendengar dengan baik dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Palpasi : tidak terdapat adanya nyeri tekan.
g. Mulut
Inspeksi : Bibir klien tampak pucat dan kering, tidak ada luka, tidak
tampak penggunaan gigi palsu, mulut tampak bersih.
h. Leher
Inspeksi :tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis.
Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid, tidak terdapat
nyeri tekan pada daerah leher
i. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal, Ekspansi dada simetris kiri dan kanan saat
inspirasi dan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, paru mengembang simestris saat inspirasi.
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler.
j. Abdomen
Inspeksi :simestris kiri dan kanan.
Auskultasi : bising usus 32x/menit pada kuadran kanan bawah.
Perkusi : suara timpani disemua kuadran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Ek
Inspeksi :kebutuhan ADL klien dibantu oleh keluarga. klien hanya
berbaring di tempat tidurnya.
Perkusi : pada kaki kiri reflex otot normal.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan yang diangkat berdasarkan kasus pada pasien Ny. “S”
dengan Diagnose Medic letak lintang adalah sebagai berikut :
1. G2pido dan letak lintang.
ISBN-9786027200258.pdf (neoyapindo.com)
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1368/4/4.%20BAB%20II.pdf