Spina Bifida PPT Kel.2
Spina Bifida PPT Kel.2
Nama Kelompok :
Putri Sabillah (30019001)
Indah Prima Rizqillah
(30019012)
M Fajrin (30019014)
Wafiq Azizah (30019032)
Definisi Spina Bifida
Spina bifida adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra)
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh (Smeltzer & Bare,
2002).
Menurut Wong (2009) spina bifida merupakan penutupan salah
satu kolumna vertebralis tanpa tingkatan protusi jaringan melalui
celah tulang.
Jenis-jenis Spina Bifida
Jenis-jenis Spina Bifida
Jenis ini termasuk spina bifida yang paling ringan dan umum karena hanya
mengakibatkan terbentuknya celah kecil diantara ruas tulang punggung. Spina bifida
okulta umumnya tidak memengaruhi saraf sehingga pengidapnya cenderung
mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Jenis ini juga tidak disebabkan
kelainan syaraf sebab spinal cord tidak mengalami penonjolan. Satu atau lebih ruas
tulang belakang terbuka (tidak terbentuk), dan kulit di atas ruas tulang tersebut tidak
mengalami kelainan.
2. Spina bifida Meningocele
Jenis spina bifida yang paling serius. Pada jenis ini, kantung yang
terbentuk berisi cairan tulang belakang, membran pelindung, dan saraf
tulang belakang. Pada mieloskisis, kasus spina bifida terberat, kantung
ini tidak memiliki kulit.
Spina bifida meningokel : ditandai dengan adanya kantung yang mencuat di punggung bayi.
kantung ini memiliki lapisan kulit tipis.
Spina bifida mieomeningokel : juga ditandai dengan adanya kantung yang mencuat di
punggung bayi, kantung ini bisa muncul tanpa lapisan kulit sehingga cairan dan serabut
saraf di dalamnya dapat langsung terlihat.
Faktor Etiologi
1. Defisiensi folat
2. Riwayat keluarga dengan defek tuba neural
3. Konsumsi pengobatan tertentu saat hamil
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Peningkatan suhu tubuh akibat demam, menggunakan sauna,
atau mandi air panas, dikaitkan dengan kemungkinan
peningkatan risiko terjadinya spina bifida pada bayi.
Anamnesis Umum
1. Nama : An. M
2. Umur : 1 Tahun 7 bulan
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Budha
5. Alamat : Jln.Salam No 313 RT 6
Kelurahan Kemang Manis
Anamnesis Khusus 2. Riwayat Perjalanan Penyakit
b. Inspeksi
1. Statis
Hasil pemeriksaan inspkesi statis terhadap An. “M” dengan kondisi spina
bifida, pasien datang dengan di gendong oleh ibunya
2. Dinamis 2
tle. P5
Hasil pemeriksaan inspeksi dinamis terhadap An.”M” dengan kondisi spinaBook Ti
bifida didapatkan adanya gangguan berjalan secara mandiri.
c. Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi pada An.”M” didapatkan g. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dan
atrofi otot pada bagian bawah lesi, ketika di Lingkungan Aktivitas
gerakan kaki anak lebih lentur, di karenakan adanya
drop foot di bagian sinistra 1.) Kemampuan Fungsional Dasar
Pasien mengalami keterbatasan fungsional dasar
d. Perkusi
seperti kesulitan berjalan secara mandiri
Tidak dilakukan
e. Auskultasi 2.) Aktivitas Fungsional
Tidak dilakukan Pasien belum mampu makan sendiri
f. Pemeriksaan Kognitif, Interpersonal dan
Intrapersonal 3.) Lingkungan Aktivitas
Lingkungan aktivitas pasien mendukung untuk
1.) Kognitif
masa kesembuhan
Pasien belum mampu mengetahui orientasi ruang
dan waktu yang baik
2.) Intrapersonal
Pasien bisa menerima respon
3.) Interpersonal
Pasien belum bisa bersikap kooperatif dengan baik.,
Gerak dasar
Pemeriksaan Spesifik
b. Spesifik test
DDST (Denver Developmental Screening
Test)
: 19 Month
Hasil Pemeriksaan DDST
1. Personal sosial
Pada usia 19 bulan:
a. Menyuapii boneka (Fail)
b. Membuka pakaian (Fail)
c. Menggunakan sendok garpu (Fail)
d. Membantu di rumah (Fail)
e. Minum dengan cangkir (Fail)
f. Menirukan kegiatan (Fail)
g. Main bola dengan pemeriksa (Fail)
3. Bahasa
Pada usia 19 bulan :
a. 5 Bata (Fail)
b. 3 Bata (Fail)
c. 2 Bata (Fail)
Tetapi pada saat di lakukan pemeriksaan, pasien seperti anak pada usia 11 bulan
yaitu
a. 1 Bata
b. Memanggil papa/mama spesifik (Pass)
c. Mengoceh (Pass)
4. Motorik kasar
Pada Usia 19 bulan :
a. Menendang bola ke depan (Fail)
b. Berjalan naik tangga (Fail)
c. Lari (Fail)
d. Berjalan mundur (Fail)
e. Berjalan dengan baik (Fail)
Tetapi pada saat di lakukan pemeriksaan pasien seperti anak pada usia 13, 5 bulan
yaitu :
a. Membungkuk kemdian berdiri (Pass)
b. Berdiri sendiri (Pass)
c. Berdiri 2 detik (Pass)
Penatalaksanaan Fisioterapi
A. Infrared
- Persiapan Alat
- Persiapan Pasien
- Pelaksanaan Fisioterapi
B. Electrical Stimulation
- Persiapan Alat
- Persiapan Pasien
- Pelaksanaan Fisioterapi.
C. Terapi Latihan (Bobath Exercise)
- Latihan Berjalan
- Standing Exercise
EVALUASI
1. Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT
EVALUASI
2. Evaluasi Pemeriksaan DDST
DDST => T1 – T3
a. Personal Sosial
Pada terapi T1-T3 pasien belum mampu menyuapi
boneka, membuka pakaian, menggunakan sendok
garpu, membantu di rumah, minum dengan cangkir,
menirukan kegiatan dan main bola dengan pemeriksa
Evaluasi terapi:
Pasien belum bisa pada semua sektor
b. Adaftif-Motorik Halus
Pada T1-T3 pasien mampu menyusun menara dari 4 kubus, menara dari
2 kubus dan di tunjukkan ambil manik-manik.
Evaluasi: Kemampuan pasien tetap sama pada pemeriksaan
sebelumnya
c. Bahasa
Pada T1-T3 pasien belum mampu menyebut 5 kata, 3 kata, 2 kata
Evaluasi: Pasien belum bisa pada semua sektor
d. Motorik Kasar
Pada T1-T3 pasien belum mampu menendang bola ke depan berjalan
naik tangga, lari, berjalan mundur, berjalan dengan baik
Evaluasi: Pasien belum bisa pada semua sektor
Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil terapi belum ada perubahan
dikarenakan waktu pelaksanaan terapi hanya dilakukan
beberapa hari.