Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DDh

( DEVELOPMENT DISPLASIA OF HIP )

OLEH KELOMPOK 1.
DISUSUN OLEH :

 Adi Puspita Nirmala


 Neni Wijayanti  Samiarti
 Aisah
 Noppie Mudiarti  Suhartini
 Desi Sutrayani
 Nur Aminah  Widianingsih
 Eka Purwaningsih
 Nurafni Desiana  Wijiyanti
 Elly Arianti
 Rahmat Zulfikar  Wiwik Budiarti
 Herlina Manurung
 Reni Rusmawati  Yuli Susilowati
 Kuswandi
U DDH? ??
APA IT
kelainan kongenital dimana terjadi dislokasi
pada panggul karena acetabulum dan caput
femur tidak berada pada tempat seharusnya.
(Wong, 2014)
 
.
Pada Bayi
a) Kemungkinan tidak ada bukti
gejala karena bayi dapat
mengalami kesalahan tempat
femur minimal
Pada Toddler dan yg lebih tua
b) Lipatan gluteal yang tidak sejajar a) Gaya berjalan seperti bebek
(posisi pronasi) ( dislokasi pinggul bilateral )
c) Pemendekan ekstremitas pada b) Peningkatan lordosis lumbal

MANIFESTASI tempat yang terkena


d) Abduksi terbatas pada pinggul sisi
( punggung cekung) saat berdiri
( dislokasi pinggul bilateral)
KLINIS yang terkena
c) Tungkai yg terkena lebih pendek
dari yang lain . Temuan positif
e) Adanya tanda-tanda Galeazzi pada uji tredelenburg
f) Temuan positif saat dilakukan d) Pincang
Manuver Barlow
g) Temuan positif saat dilakukan
maneuver ortolani
Pencegahan

 Pastikan kehamilan dalam keadaan sehat, lakukan konsultasi dengan


dokter mengenai cara melahirkan.
 Ketahui tingkat air ketuban pada kandungan, apakah mengalami
oligohidramnion.
 Menjaga berat badan bayi untuk menghindari bayi besar atau
makrosomia.
 Gunakan teknik bedong yang benar, tidak terlalu ketat dan menekan kaki
anak, serta tidak dilakukan dalam waktu yang lama.
PEMERIKSAAN FISIK

Uji Uji Tanda Tes


s.
Ortolani Barlow Galeazzi Tredelenburg
1. USG
Digunakan untuk usia < 6 bulan karena tulang masih dalam bentuk tulang rawan, yang
jika diperiksa dengan rontgen hasilnya akan radioluscent. USG membantu untuk
I K SA A N
mengevaluasi pinggul bayi menurut morfologi. PE ME R
JA N G
2. Rontgen PENUN
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan pinggul
setelah 4 hingga 6 bulan kehidupan. Osifikasi (pembentukan tulang) dan perkembangan
caput femoralis dan acetabulum yang adekuat, serta nekrosis avascular (AVN), dapat
dinilai dengan Xray.

3. CT SCAN
Prosedur pencitraan diagnostic yang menggunakan kombinasi dari Xray dan teknologi
komputer utnuk menghasilkan gambar penampang secara horizontal dan vertikal dari
tubuh. Menunjukkan gambar rinci dari setiap bagian tubuh, termasuk tulang, otot,
lemak dan organ.

4. MRI
Prosedur diagnostic yang menggunakan kombinasi magnet besar, radiofrequencies dan
computer untuk menghasilkan gambar detail dari organ dan struktur dalam tubuh.
penatalaksanaan Palvic Hernes

1. Pavlik Harness
Alat yang dipasang pada bayi usia dibawah 6 bulan. Alat ini akan digunakan secara terus menerus
selama 6-12 minggu. Kontra indikasi : adanya ketidakseimbangan otot seperti pada myelomeningocele,

kekakuan seperti pada arthrogryposis, kelemahan ligamen seperti pada sindrom Ehlers-Danlos 'atau di
mana situasi keluarga tidak dapat mendukung penggunaan harness secara hati-hati dan konsisten.

2. Spica Cast
.
Alat untuk menyeimbangkan posisi pinggang, kaki dan panggul. Bahan yang digunakan pada alat inni
adalah pastik atau fiber glass yang dapat digunakan selama 2-3 bulan. Alat ini digunakan pada bayi yang
berusia diatas 6 bulan. Tujuan penggunaan alat ini. adalah untuk mereduksi tanpa merusak kepala
femoral.
.
3. Operasi dengan metode close reduction dan open reduction
.
4. Hip Splints dan Hip Brace
Hip splints adalag alat penyangga pinggul yang biasa digunakan setelah tindakan operasi. Alat ini dapat
menahan tulang paha dengan aman di soket pinggul. Juga dapat menjaga pinggul dan lutut terpisah
pada sudut tertentu.

5. Terapi Fisik
Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan posisi panggul yang mengalami dislokasi ke posisi normal
dan mempertahankan posisi caput femur terjaga normal, meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional tubuh.
1. Nyeri kronis b/d kondisi muskuloskeletal kronis
Data obyektif :
- Ibu An.H mengatakan An.H lebih suka berdiam diri di dalam rumah, tidak banyak bicara dan cenderung
pendiam.

Data Subyektif :
- An.H kesulitan berjalan.
- Kaki An.H terlihat lebih panjang sebelah kiri.
- Saat berjalan An.H berpegangan pada 1 tongkat.
- An.H beraktifitas secara perlahan di dalam rumah
- An.H tidak tidak mau terlalu aktif bergerak

Tujuan dan Kriteria hasil :


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Kemampuan meningkatkan aktifitas meningkat
3. Berfokus pada diri sendiri menurun
4. Sikap protektif menurun
5. Prilaku membaik
Intervensi Keperawatan
Observasi :
1. Identifikasi Lokasi dan karakteristik nyeri
2. Identifikasi respon nyeri verbal dan non verbal
3. Identifikasi faktor yang memeperberat nyeri
4. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri pada kualitas hidup
5. Identifikasi pengaruh keyakinan dan pengetahuan tentang nyeri
Terapeutik :
6. Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
7. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi nyeri
Edukasi :
10. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
12. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
13. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
14. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
15. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan kognitif
Data Subyektif :
- Orang tua pasien mengatakan pasien mengatakan kesulitan berjalan.
Data obyektif :
- Klien beraktifitas secara perlahan di dalam rumah, tidak mau terlalu aktif bergerak, saat berjalan An.H
berpegangan pada 1 tongkat.
- Kaki terlihat lebih panjang sebelah kiri
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tidakan keperawatan 1x 24 jam diharapkan koordinasi pergerakan meningkat, dg Kriteria
Hasil :
1. Kekuatan otot meningakat
2. Kontrol gerakan meningkat
3. Kehalusan gerakan meningkat
4. Gerakan kearah yang diinginkan meningkat
5. Bentuk otot meningkat
6. Kecepatan gerak meningkat
Intervensi Keperawatan
Observasi :
1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. Monitor frekuesi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
Teraupetik :
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misal : pagar tempat tidur )
2. Fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu
3. Libatkan keluarga dalam membantu pasien dalam pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi
3. Anjurkan mobilisasi sederhana seperti : duduk di tempat tidur, atau duduk di sisi tempat tidur
3. Gangguan Citra tubuh b/d perubahan fungsi kognitif
Data subyektif
- Ibu An.H mengatakan, An.H lebih suka berdiam diri di dalam rumah dari pada main dengan
anak seumurannya
Data Obyektif
- An.H terlihat cemas saat dokter dan perawat memeriksa kedua kakinya dan harus di bujuk
dulu jika diminta ke dalam
Tujuan dan Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam di harapkan
citra tubuh meningkat, dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
2. Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain menurun
3. Menyembunyikan bagian tubuh yang di sembunyikan menurun
4. Fokus pada penampilan menurun
5. Respon non verbal pada perubahan tubuh membaik
6. Hubungan sosial membaik
Intervensi Keperawatan
Observasi :
1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2. Identifikasi budaya, agama dan jenis kelamin terkait citra tubuh
3. Monitor Frekuensi pernyatan kritik terhadap diri sendiri
4. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Teraupetik :
5. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
6. Diskusikan perubahan penampilan fisik terhadap harga diri
7. Diskusikan perubahan terhadap pubertas, kehamilan dan penuaan
8. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
9. Diskusikan persepsi klien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
Edukasi :
10. Jelaskan kepada keluarga tentang perubahan citra tubuh
11. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
12. Anjurkan penggunaan alat bantu (misal Pakaian)
13. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (misal kelompok sebaya )
14. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
15. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
4. Defisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi
Data Subyektif :
- Ibu An.H mengatakan tidak mengetahui mengapa kaki anaknya terlihat lebih panjang sebelah
kiri.

Data Obyektif :
- Ibu An.H dan keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita anaknya.
- Ibu An.H mengurutkan kaki anaknya saat berusia 1.5 tahun
- Ibu An.H tidak langsung membawa anaknya ke RS.
- Ibu An.H membawa anaknya ke RS saat anaknya sudah berusia 7 tahun.

Tujuan dan kriteria hasil :


Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan
meningkat, dg kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakitnya
2. Pasien dan keluarga mengenal kebutuhan dan pengobatan dengan tepat
Intervensi Keperawatan
Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motvasi perilaku hidup
sehat
Teraupetik :
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan untuk bertanya
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
6. Jelaskan faktor resiko yang mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan Perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
your reference
Betz, Cecily Lynn dan Linda A.Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 5 Jakarta: ECG

Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta ECG

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4 Jakarta: ECG

Erika, Kadek Ayu, dkk. 2008. Keperawatan Anak. Makassar: SIK UNHAS

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3143976/
https://www.academia.edu/14488481/Displasia_perkembangan_pinggul
https://snars.web.id/sdki/d-0111-defisit-pengetahuan/

Anda mungkin juga menyukai