Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih
tergolongtinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian
bayi pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtia
n bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan
kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian.
Misalnyasebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress
yangselanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa
bagiantubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya
kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya
cairan lambung kedalam paru paru yang mengakibatkan
kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu
lamadapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian
keterlambatan tumbuh kembang.Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan
bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia,
menjaga suhu tubuh

bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air
susu ibu(ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare.
Pencegahanterhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi
psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak.
Neonatus padaminggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan
melahirkan.Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk
mengambilkasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal

1
1.2.Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normalmenggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan
pendokumentasianmenggunakan SOAP secara komperhensif.

1.3.Tujuan Khususa.

a. Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. S baik data subyektif mau pun
obyektif. b.

b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada bayi Ny. S

c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada bayi Ny.S

d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk bayi Ny. S

e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk bayi Ny.S

f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada
bayi Ny.S

g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai
akhir pada nayi Ny.S

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Arief dkk, 2009).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,
2013).

b. Klasifikasi bayi baru lahir

Menurut wiknjosastro (2005), klasifikasi bayi baru lahir menurut usia gestasi
yaitu:

1. Preterm : Kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari).


2. Term : Nilai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259
hari sampai 293 hari).
3. Posterm : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)
c. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
Menurut Arief dkk (2009), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai
berikut:
1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/menit,
kemudian menurun sampai 120-140 x/menit.

3
6. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit. 7) Kulit kemerah
– merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk dan
diliputi vernik caseosa.
7. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
8. Kuku agak panjang dan lemas.
9. Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
10. Reflek suching (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
11. Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik.
12. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.

13. Genetalia
a) Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang serta adanya labia minora danmayora.
14. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

d. Proses Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (1997)

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam penerapan asuhan kebidanan
pada pasien (Varney, 2007).

Menurut Varney (2007), pada analisis untuk mengevaluasi keadaan meliputi :

1. Data Subyektif

4
Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat
terhadap situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan dengan
informasi atau komunikasi (Nursalam, 2008).
a) Biodata
Menurut Nursalam (2008), pengkajian biodata antara lain:
1. Nama bayi : Untuk mengenal data pasien.
2. Tanggal lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir.
3. Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin yang dilahirkan.
4. Nama orang tua : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
5. Umur : Untuk mengetahui umur dan tingkat kesuburan.
6. Agama : Berguna untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan
agamanya.
7. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya
penting dalam pemberian KIE.
8. Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi.
9. Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal.
b) Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat pemeriksaan
(Varney, 2007).
c) Riwayat kehamilan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah waktu mendapat haid terakhir, keluhan
berkaitan dengan kehamilan (Estiwidani dkk, 2008).
d) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien.Riwayat keluarga yang
perlu ditanyakan misalnya jantung, diabetes, ginjal, kelainan bawaan,
kehamilan kembar, dll (Estiwidani dkk, 2008).

2. Pemeriksaan Fisik Bayi (Data Obyektif)


Data obyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).

5
a. Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan memeriksa Apgar score pada menit pertama,
kelima dan kesepuluh.

Tabel 2.1 Penilaian APGAR SCORE

Keterangan :

a) Asfiksia ringan bila nilai APGAR 7 – 10


b) Asfiksia sedang bila nilai APGAR score 4 – 6
c) Asfiksia berat bila nilai APGAR score 0 – 3
b. Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi yang meliputi baik,
sedang, buruk dan kesadaran yang meliputi (sadar penuh, apatis, gelisah,
koma) gerakan yang ekstrim dan ketegangan otot (Dewi, 2011).
1) Suhu
Suhu dinilai dari temperatur normal rektal dan axilla yaitu 36,5°C
sampai 37,5°C (Dewi, 2011).

6
2) Pernafasan
Pernafasan dinilai dari sifat pernapasan dan bunyi nafas dalam satu
menit, pernafasan normal 40-60x/menit.
3) Denyut jantung
Dinilai dari kecepatan dan irama dalam satu menit, normalnya 120-
160 x/menit.
c. Pemeriksaan fisik sistematis
Menurut Dewi (2011), adalah sebagai berikut:
1) Kepala : Bentuk mesochepal, makrochepal, atau microchepal serta
adakah kelainan.
2) Mata : Apakah sclera berwarna kekuningan dan pucat pada
conjungtiva.
3) Telinga : Simetris atau tidak, adakah cairan atau tidak.
4) Hidung : Adakah cairan, adakah benjolan.
5) Mulut : Adakah sianosis, adakah bibir kering, adakah kelainan
labioskisis atau labiopalatoskisis.
6) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid.
7) Dada : Adakah retraksi
8) Abdomen : Adakah pembesaran hati dan limfe.
9) Punggung : Adakah pembekakan atau cekungan.
10) Genetalia : Pada laki-laki apakah testis sudah turun, pada perempuan
apakah labia mayora menutupi labia minora.
11) Anus : Apakah anus berlubang, adakah kelainan.
12) Ekstermitas : Adakah oedema, tanda sianosis.
d. Pemeriksaan reflek bayi.
1) Reflek moro : Untuk mengetahui gerakan memeluk bila dikagetkan.
2) Reflek rooting : Untuk mencari putting susu dengan menggunakan
rangasangan taktil pada pipi dan daerah mulut.
3) Reflek suching : Untuk mengetahui reflek isap dan menelan.
4) Reflek tonick neck : Untuk mengetahui otot leher bayi akan menoleh
ke kanan atau ke kiri jika diletakkan pada posisi tengkurap.

7
e. Pemeriksaan Antropometri
Menurut Arief dkk (2009), pemeriksaan antropometri adalah sebagai
berikut:
1) Lingkar Kepala : Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normalnya
33-35cm).
2) Lingkar dada : Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan
(normalnya 30-38 cm).
3) Panjang badan : Normalnya 48-52 cm.
4) Berat badan : 2500-4000 gram.
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang Contoh: untuk kasus asfiksia sedang
adalah pemeriksaan labiratorium yaitu pemeriksaan darah untuk
mengetahui kadar Hb, leukosit dan trombosit (Nursalam, 2008).

Langkah II : Interpretasi Data


Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan diagnosa yang
akurat, yang terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan (Varney, 2007).
1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan (Estiwidani dkk, 2008).
a. Data Subyektif
1) Bidan mengatakan bayi lemah.
2) Bidan mengatakan bayi tidak menangis spontan.
b. Data Obyektif
1) Suhu bayi <36°C.
2) Pernafasan bayi <40 x/menit.
3) Frekuensi denyut jantung bayi 60-80 x/menit.
4) Mulut dan ekstermitas bayi kebiruan.
5) Nilai APGAR bayi 4-6 (Maryunani dkk, 2013).
6)

8
2. Masalah
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh klien
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga
sering menyertai diagnosa (Estiwidani dkk, 2008). Contoh: Masalah yang sering
timbul pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang adalah hipotermi, resiko
infeksi, nutrisi (Arief dkk, 2009)
3. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisis data (Varney, 2007). Contoh: Kebutuhan pada bayi baru lahir dengan
asfiksia sedang yaitu pemberian lampu sorot pada bayi, resusitasi pada bayi baru
lahir, pencegahan infeksi (Arief dkk, 2009).
Langkah III : Diagnosa Potensial
Langkah ini merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis
atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannyadan bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Varney, 2007). Contoh: Pada kasus bayi baru lahir dengan
asfiksia sedang diagnosa potensial yang mungkin terjadi yaitu asfiksiaberat (Arief
dkk, 2009).

Langkah IV : Tindakan Segera


Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan
atau konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang
abnormal (Varney, 2007).
Langkah V : Rencana Tindakan
Direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua
perencanaan yang dibuatkan harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori upto date, dan perawatan berdasarkan bukti (evidence based
care)(Varney, 2007).
Langkah VI : Pelaksanaan / Implementasi

9
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima di atas dilaksanakan secara efisien dan aman, yang dilaksanakan oleh bidan
atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007).
Langkah VII : Evaluasi
Langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-benar telah terpenuhi
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah diagnosa (Varney, 2007).

e. Standar Asuhan Kebidanan


Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
pencatatan asuhan kebidanan.
STANDAR I: Pengkajian.
1. Pernyataan Standar.
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Kriteria Pengkajian.
a) Data tepat, akurat dan lengkap.
b) Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial budaya).
c) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan
penunjang)

STANDAR II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

1. Pernyataan Standar.

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,


menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan
masalah kebidanan yang tepat.

10
2. Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
STANDAR III: Perencanaan.
1. Pernyataan Standar.
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
2. Kriteria Perencanaan.
a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif.
b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan
bermanfaat untuk
klien.
e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya
serta
fasilitas yang ada.
STANDAR IV: Implementasi.
1. Pernyataan Standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
2. Kriteria Implementasi.
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural.

11
b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (inform consent).
c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
d) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
e) Menjaga privacy klien/pasien.
f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.
i) Melakukan tindakan sesuai standar.
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
STANDAR V: Evaluasi.
1. Pernyataan Standar.
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.
2. Kriteria Evaluasi.
1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi
klien.
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau
keluarga.
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
STANDAR VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan.
1. Pernyataan Standar.
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.
1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir
yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).

12
2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.S adalah data
subyektif, mencatat hasil anamnesa adalah data obyektif, mencatat hasil
pemeriksaan.
3) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
4) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up
dan rujukan.

f. Pendokumentasian manajemen kebidanan dengan metode Soap

Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dibahas pada Bab IV yaitu


tentang metode dokumentasi. Namun di bab ini kita ulas kembali. Di dalam
metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis,
P adalah penatalaksanaan. Metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana
akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam
asuhan kebidanan, jelas, logis.

1. Data Subjektif
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekspresi klien. mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan
diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data
dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan
menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini
nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik
dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data

13
objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala
klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
3. Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang
setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru
dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan
data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat
terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah
melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis,
masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya14

14
Rancangan format pendokumentasian pada bayi baru lahir
(bbl)

15
16
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Asuhan kebidanan bayi baru lahir dapat di buat menggunakan 7
langkah varner dengan standar standar yang ada, data yang di masukan
dalan asuhan ini terdapat beberapa data yang sudah dikaji dan di
kerjakan.
3.2.Saran
Dalam membuat asuhan di haruskan menggunakan data yang
benar benar di kajin secara benar.

17
Lampiran

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA BY NY S

0 JAM FISIOLOGIS

Tanggal Pengkajian : 21 Oktober 2018

Waktu Pengkajian : 11.30 WIB

Tempat Pengkajian : Ruang Perinatologi RSUD DR. Soekarjdo

Identitas Bayi

Nama : By Ny S

Tanggal Lahir : 21 Oktober 2018

Jenis Kelamin : Perempuan

Identitas Orang Tua

Identitas Ibu Identitas Ayah

Nama : Ny S Nama : Tn D

Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Mangunreja, Tasikmalaya

18
S : Bayi lahir spontan di tolong Bidan di ruang VK pada tanggal 21 Oktober 2018
Pukul 09.24 WIB. Langsung menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan,
Apgar Score 7 - 8. Warna air ketuban jernih. BB : 3000 gram, PB: 48cm, LK :
30cm, LD : 30cm, Lila : 8cm. Riwayat Ibu G1P0A0 Hamil 40 – 41 Minggu
Fisiologis. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat, menular
maupun keturunan.

O : Keadaan Umum Baik. Kesadaran Compos Mentis. BB : 3000GRAM, pb:


48cm, LK :30cm, LD : 30cm, Lila : 8cm. P: 136x/m, R : 42x/m, S: 36,2ºC.

Jumlah
Aspek Yang Dinilai
Menit 1 Menit 5 Menit 10
Appearance Colour
1 2 2
(Warna Kulit)
Pulse
1 1 1
(Denyut Jantung)
Grimace
2 2 2
(Tonus Otot)
Activity
1 1 2
(Aktifitas)
Respiration
2 2 1
(Pernafasan )
Jumlah 7 8 8

Kepala rambut banyak, tidak ada chepal hematom. Muka simetris, tidak oedema,
tidak ada sindrom down dan piere sindrom. Mata simetris, konjungtiva merah
muda, sklera putih. Hidung tidak ada sekret dan pernafasan cuping hidung.
Mulut tidak terdapat hiversaliva, gusi tidak berdarah, lidah normal, tidak ada
labio palatoskisis. Telinga simetris, bersih, daun telinga terbentuk dengan
sempurna. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe maupun vena

19
jugularis. Dada simetris, puting nampak simetris, warna kecoklatan, tidak ada
retraksi dinding dada. Abdomen nampak bulat, tidak kembung, tali pusat bersih
tidak ada perdarahan. Punggung tidak ada pembengkakan. Ekstremitas atas
simetris, jari jari lengkap, tidak pucat, gerak aktif. Ekstremitas bawah simetris,
jari jari lengkap, tidak pucat, gerak aktif. Kulit kemerahan, tidak ada tanda
sianosis. Genetalia labia mayora menutupi labia minora. Anus terdapat lubang,
sudah BAB. Refleks glabela (+), rooting (+), sucking (+), swallowing (+), moro
(+), tonik neck (+), graps (+), babynski (+), galant (+). Pemeriksaan penunjang
belum dilakukan.

A : By Ny S 0 Jam Fisiologis

P :

1. Menjaga kehangatan bayi dengan menempatkan bayi pada infant


warmer
2. Mengatur posisi bayi kepala sedikit ekstensi agar jalan nafas bayi
tidak terhambat, bayi bernafas dengan spontan
3. Melakukan isap lendir di mulut dan hidung bayi. Lendir terhisap dan
bayi mulai menangis spontan.
4. Mengeringkan badan bayi dengan pernel kering dan bersih. Hasil
bayi menangis kuat.
5. Melakukan Reposisi bayi.
6. Melakukan pengukuran antropometri. Hasil terlampir
7. Pukul 09.35 WIB Memberikan salep mata gentamicin 1% pada kedua
mata bayi.
8. Pukul 09.40 WIB Menyuntikan Vit K 1 mg secara IM dibagian paha
kiri bayi.
9. Memberikan edukasi kepada keluarga tentang
a. Cara perawatan tali pusat.
b. Personal hygiene pada bayi.

20
c. Waktu pemberian ASI secara on demand.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 21 Oktober 2018

Pukul : 11.25 WIB

S : Bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot kuat.

O : Keadaan umum baik. Kesadaran Compos mentis. P: 120x/m, R: 44x/m, S:


36,5ºC. Warna kulit kemerahan. Tali pusat terbungkus kassa steril dan masih
basah, tidak ada darah dan nanah. Reflek Moro positif, kuat. Reflek rooting
positif, kuat. Reflek sucking positif kuat. Reflek tonick neck positif, kuat.

A : By Ny S 2 Jam Fisiologis

P :

1. Mengobservasi tanda – tanda vital bayi.


2. Melakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.
3. Pukul 11.30 WIB Melakukan penyuntikan Hb. O 0,05cc secara IM
dipaha bayi sebelah kanan.
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara
membedong bayi menggunakan kain kering dan bersih.

DAFTAR PUSTAKA

21
Arief,dkk. 2009. Neonatus Dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nusa 22Medika

Maryunani, Anik, dkk. 2009.Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM

Estiwidani dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya22

Dewi, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba 22Medika

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


:Jakarta: Salemba Medika

Manuaba, Ida Gede, dkk. 2009. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC22

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC22

Rukiyah, Yeyeh dkk. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info
Media22

Fauziah, Afroh, & Sudarti.2010. Buku ajar dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati .2009. Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Pusdiknakes-WHO-JHIPIEGO (2003). Konsep asuhan kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes.
Samil, R.S. 2001. Etika kedokteran Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sweet, B. dan Tiran, D.1997.Maye’s midwifery: a textbook for midwive. London: Baillire
Tindal.
Varney.1997. Varney’s midwifery, 3rd Edition. Sudbury England: Jones and Barlet
Publishers.
Widan & Hidayat (2011). Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

22

Anda mungkin juga menyukai