A. Pengkajian
Data subyektif
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Dalam keluhan utama berisi apa yang dikeluhkan ibu saat persalinan. Pada
persalinan prematur ibu yang mengalami mengeluh nyeri punggung bagian
bawah dikarenakan ibu merasakan kenceng-kenceng atau kontraksi setiap 10
menit, kram di perut bagian bawah, keluar cairan dan lendir dari vagina yang
semakin banyak, perdarahan vagina, tekanan di bagian, panggul dan vagina,
mual, muntah, hingga diare bisa pula ibu dengan persalinan premature diawali
dengan pecahnya ketuban dini.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang ada pada ibu pada saat sebelum inpartus
seperti apakah ibu mengalami hipertensi saat hamil, biasanya terjadi keluar
cairan ketuban pervagina secara spontan tetapi tidak diikuti tanda-tanda
persalinan, kontraksi setiap 10 menit, kram di perut bagian bawah, apakah
terjadi perdarahan antepartum karena plasenta previa yang dapat
menyebabkan persalinan prematur karena adanya rangsangan koagulum darah
pada serviks.
e. Riwayat perkawinan
Mengkaji lamanya perkawinan, pada usia berapa melakukan
perkawinan, saat ini perkawinan yang ke berapa dan adanya riwayat
infertilitas yang membantu dalam pertimbangan pelaksanaan tindakan.
f. Riwayat kontrasepsi
Mengkaji metode KB yang terakhir dipakai ibu hamil dan keluhannya
saat pemakaian kontrasepsi tersebut karena salah satu efek samping
kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur sehingga dapat menimbulkan
ketidaktepatan dalam menentukan HPHT serta menanyakan rencana KB
setelah melahirkan.
g. Riwayat sosial – ekonomi
Tingkat sosial – ekonomi berpengaruh terjadinya persalinan preterm. Hal ini
berkaitan dengan faktor kemiskinan sehingga kekurangan nutrisi.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Pengamatan dilakukan dimulai saat pertama kali pasien datang, apakah
ibu tampak lemah atau tidak.
2) Tekanan Darah
Apabila kenaikan sistlik melebihi 30 mmHg atau tekanan sistolik >140
mmHg atau kenaikan tekanan darah diastolik lebih dari 15 mmHg atau
mencapai >90 mmHg, pertimbangkan adanya preeklampsia, eklampsia, atau
hipertensi. Karena pada hipertensi pertumbuhan janin terhambat sehingga dapat
menyebabkan preterm.
3) Berat badan
Untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu selama sebelum hamil dan
selama hamil. Bukti tersebut menunjukkan bahwa berat badan sebelum
hamil yang rendah berhubungan dengan kejadian persalinan preterm
karena asupan protein dan kalori yang tidak adekuat.
b. Status Obstetrikus
1) Inspeksi
Untuk melihat pengeluaran pervaginam apakah lendir bercampur darah
atau ketuban sudah pecah, hal ini tanda-tanda persalinan preterm.
2) Palpasi Leopold
Leopold I : Untuk menetukan tinggi fundus uteri dan menentukan
umur kehamilan.
Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin dan
ekstremitas janin.
Leopold III : Untuk menentukan presentasi bagian terbawah janin.
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin dengan
panggul.
3) His
Terjadi kontraksi yang terasa nyeri, teratur dan intervalnya kurang dari 10
menit.
4) Auskultasi
Untuk mendengarkan Denyut jantung janin, normalnya 120 - 160 x/menit.
2. Pengkajian pada bayi saat dilahirkan
Pengkajian pada bayi prematur dilakukan dari ujung rambut hingga ujung
kaki, meliputi semua sistem pada bayi. Pengkajian diawali dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti
(Proverawati & Sulistorini, 2010).
a. Pengkajian umum
Pada bayi Pengkajian umum pada bayi antara lain meliputi:
1) Penimbangan berat badan.
2) Pengukuran panjang badan dan lingkar kepala.
3) Mendiskripsikan bentuk badan secara umum, postur saat istirahat,
kelancaran pernapasan, edema dan lokasinya.
4) Mendiskripsikan setiap kelainan yang tampak.
5) Mendiskripsikan tanda adanya penyulit seperti warna pucat, mulut yang
terbuka, menyeringai, dan lain-lain.
b.Kardiovaskular
Pada bayi prematur denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian
apikal dengan ritme yang teratur. Pengkajian sistem kardiovaskuler dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menentukan frekuensi dan irama denyut jantung.
2) Mendengarkan suara jantung.
3) Menentukan letak jantung tempat denyut dapat didengarkan, dengan
palpasi akan diketahui perubahan intensitas suara jantung.
4) Mendiskripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat pletora, atau
ikterus.
5) Mengkaji warna kuku, mukosa, dan bibir.
6) Mengukur tekanan darah dan mendiskripsikan masa pengisian kapiler
perifer (2-3 detik) dan perfusi perifer.
c. Gastrointestinal
d. Integumen
Pada bayi prematur kulit berwarna merah muda atau merah,
kekuningkuningan, sianosis, atau campuran bermacam warna, kulit tampak
transparan, halus dan mengkilap, edema yang menyeluruh atau pada bagian
tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, rambut jarang atau bahkan tidak ada
sama sekali, terdapat petekie atau ekimosis. Pengkajian sistem integumen
pada bayi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
e. Muskuloskeletal
f. Neurologis
Pada bayi prematur reflek dan gerakan pada tes neurologis tampak
resisten dan gerak reflek hanya berkembang sebagian. Reflek menelan,
mengisap dan batuk masih lemah atau tidak efektif, mata biasanya tertutup
atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25-26 minggu, suhu
tubuh tidak stabil atau biasanya hipotermi, gemetar, kejang dan mata berputar-
putar yang bersifat sementara tapi bisa mengindikasikan adanya kelainan
neurologis. Pengkajian neurologis pada bayi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Mengamati atau memeriksa reflek moro, mengisap, rooting, babinski,
plantar, dan refleks lainnya.
g. Pernapasan
h. Perkemihan
Pengkajian sistem pekemihan pada bayi dapat dilakukan dengan cara
mengkaji jumlah, warna, pH, berat jenis urine dan hasil laboratorium yang
ditemukan. Pada bayi prematur, bayi berkemih 8 jam setelah kelahirandan
belum mampu untuk melarutkan ekskresi ke dalam urine.
i. Reproduksi
j. Temuan sikap
Tangis bayi yang lemah, bayi tidak aktif dan terdapat tremor.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pada Ibu
2. Pada Bayi
E. Evaluasi Keperawatan
Fokus pada evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi ini harus dilaksanakan
segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu
menilai efektifitas intervensi tersebut. Metode pengumpulan data evaluasi ini
menggunakan analisis rencana asuhan keperawatan, open chart audit,
pertemuaan kelompok, wawancara, observasi, dan menggunakan form
evaluasi. Sistem penulisaanya dapat menggunakan sistem SOAP.
2. Evaluasi hasil (evaluasi sumatif)