TINJAUAN TEORI
1. Definisi
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan ibu serta janinnya secara berkala
yang diikuti dengan upaya koleksi terhadap penyimpangan atau kelainan flsik dan
Prawirohardjo, 2007)
2. Tujuan
mental serta sosial ibu dan bayi; b. Menemukan secara dini adanya masalah atau
persalinan; d. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi;
f. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berljalan normal dan ibu dapat memberikan
terhadap kehamilan agar dapat mendeteksi secara dini adanya kompilkasi pada
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi;
sosial ibu dan bayi; 3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau
sistemik atau riwayat penyakit keluarga; 4) Menentukan ada atau tidaknya faktor
resiko pada kehamilan itu sendiri atau pada saat persalinan; 5) Mempersiapkan
kehamilan yaitu: a. Satu kali kunjungan pada trimester I (< 14 minggu); b. Satu
kali kunjungan pada trimester II (14-28 minggu); c. Dua kali kunjungan pada
bagai mana cara menyampaikan informasi, anjuran, dan pengobatan secara tepat.
untuk pemeriksaan karena ada keluhan, yang ibu rasakan saat ini, dan apakah
ada informasi yang penting yang berhubungan dengan kesehatan ibu; 2) Riwayat
tertentu maka akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan itu sendiri dan
membahayakan kelangsungan hidup ibu dan janinnya, dan sebaiknya hal ini
diketahui, hal ini untuk mengehatui apakah sudah lama menikah dan belum
mempunyai anak maka besar sekali harapan terhadap anak tersebut (anak mahal)
oleh karena hal itulah maka dapat diperhitungkan dengan matang dalam proses
berapa kali, melahirkan keberapa, pernah abortus atau tidak; 6) Riwayat hamil ini.
Hamil muda : Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidak adanya keluhan
ibu yang fisiologis seperti mual, muntah, sering BAK, konstipasi, lemah, letih,
lesu, keputihan, sering flatus, hipersalivasi, sering pingsan, sakit kepala, sembelit,
Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan; b. Ukur Tekanan darah c.
Tatalaksana kasus; i. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) ; j.
umum, tekanan darah, suhu, berat badan, kesadaran, nadi, respirasi, dan tinggi
plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada
pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil sekitar 2kg dalam satu
(composmentis, somnolen, apatis).Nadi pada ibu hamil normal. Agak lebih tinggi
dari orang dewasa biasa. Respirasi ibu hamil agak meningkat pada trimester
terakhir ini di karenakan adanya penekanan diafragma oleh uterus yang membesar
sehingga ibu menjadi lebih pendek dalam bernafas dan lebih sering. Tinggi badan
menentukan ukuran panggul ibu ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu
muka, mulut, gigi, serta telinga; b. Leher : Memeriksa apakah ada pembengkakan
kelenjar Tyroid atau tidak; c. Dada dan axilla : Bagaimana bentuk buah dadanya
simetris apa tidak, adakah hiperfigmentasi pada aerola, puting susu menonjol atau
tidak, areola berwarna apa, apakah sudah ada pengeluaran kolosrum atau belum,
dan apakah ada pembesaran atau pembengkakan pada ketiak dan ada nyeri tekan
apa tidak; d. Ekstremitas atas : Lengan simetris apa tidak, ada oedema apa tidak,
ada kelainan lain apa tidak, ada varises apa tidak; e. Pemeriksaan Khusus Obtetri
melebar, ada lineaalbican atau nigra, ada bekas operasi. Pada pemeriksaan
Leopold I :Untuk menentukan TFU dan bagian apa yang berada difundus.
Gambar 2.1
Leopold I
Sumber: en.wikipedia.org)
2) Leopold II : Untuk menentukan bagian apa yang ada dibagian kanan dan kiri
punggung.
Gambar 2.2
Leopold II
(Sumber: en.wikipedia.org)
apakah kepala sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) atau belum.
Gambar 2.3
Leopold III
(Sumber: en.wikipedia.org)
4) Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian terbawah janin sudah
masuk ke pintu atas penggul atau belum. Untuk mendengarkan dejut jantung
janin, dan untuk menentukan berapa berat janinnya. Dengan rumus TBJ =
Gambar 2.4
Leopold IV
(Sumber: en.wikipedia.org)
ada flour albus, varises, oedem, tumor atau kelainan lainnya yang dapat
Ekstremitas bawah : tungkai simetris apa tidak, ada oedema apa tidak, refleks
patelanya positif apa tidak, ada varises apa tidak, dan ada kelainan alain apa tidak;
dan sekali pada akhir masa kehamilan : 1) Pemeriksaan darah dan pemeriksaan
hemoglobin yang dilakukan pada ibu hamil biasanya yaitu golongan darah, dan
(2006), disebutkan bahwa anemia apabila pada kehamilan trimester I dan III kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% atau kadar < 10m,5 gr % pada trimester II. Hal ini
dikarenakan pada bulan ke 5-6 terjadi kebutuhan peningkatan zat besi pada janin
untuk proses pertumbuhan tulang janin, selain itu juga memang dalam kehamilan
terjadi proses hemodilusi yang dapat menyebabkan Hb menjadi turun. Dari
literatur Manuaba (2007), klasifikasi Hb ibu hamil yaitu 11 gr% (Normal), 9-10 gr
% (Anemia ringan), 7-8 gr% (Anemia sedang), < 7 gr% (Anemia berat). 2) Tes
kematian ibu dan bayi bila tidak segera diantisipasi. Standar kadar kekeruhan
protein urine adalah : a) Negatif : Urine jernih; b) Positif 1(+) : Ada kekeruhan c)
Positif 2 (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan; d) Positif 3 (+++) :
Urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas; e) Positif 4 (++++) : Urin sangat
Dan untuk menungjang data- data diatas maka diperlukan Tes reduksi urin :
Dalam literature Rukiyah dkk (2009), pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk
melihat adanya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung
glukosa, dalam kasus tertentu urin mengandung glikosa seperti pada ibu yang
mempunyai riwayat penyakit DM. Cara membaca urine reduksi: a) Kadarnya (-) :
bila hasil berwarna biru / hijau; b) +1 : bila hasilnya berwarna hijau / kuning
diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
memberikan penanganan.
dan apakah keluhan yang pasien rasakan membutuhkan tindakan segera atau
therapi.
atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, asuhan terhadap wanita
tersebut sudah mencangkup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru yang sesuai
dengan asumsi tentang apa yang dilakukan klien. Kajian ulang apakah
rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan terhadap kesehatan wanita.
asupan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian oleh klien, akan tetapi walaupun bidan tidak melakukannya sendiri,
sudah diberikan. Hal yang di evaluasi antara lain adalah apakah ibu sudah
mengerti dan memahami apa yang telah disampaikan oleh bidan, dan apakah klien
2.2 Persalinan
a. Definisi
kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu
b. Mekanisme Persalinan
menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu. Menurut Prawirohardjo 2013
denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari bagian
depan janin terhadap jalan lahir. Hipomoklion adalah titik putar atau pusat
a) Turunnya Kepala
Gambar 2.1
dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot – otot
1) Engagement (fiksasi)
Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur
Gambar 2.2
Sinklitimus
(Sumber: Nurhakim,
2012)
b) Majunya Kepala
panggul terjadi bersamaan. Pada primigravida majunya kepala bayi terjadi setelah
c) Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi.
Dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala
janin makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan
belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah, keadaan ini dinamakan fleksi
maksimal.
Gambar 2.5
Fleksi
Putaran paksi dalam merupakan usaha untuk menyesuaikan posisi kepala bayi
dengan bentuk jalan lahir, dimana bagian terendah dari kepala ubun-ubun kecil
memutar kebawah simfisis pada bidang luas panggul untuk mencari tahanan yang
panggul diameter anteroposterior 12,75 cm leboh luas dari ukuran trasnversal 12,5
cm.
Gambar 2.6
Putaran Paksi Dalam
e) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada putaran bawah panggul (PBP) mengarah kedepan dan keatas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya kalau tidak terjadi ekstensi
Gambar 2.7
Ekstensi
Setelah kepala lahir dan ekstensi lengkap maka kepala bayi akan memutar
kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
Gambar 2.8
g) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
mengeluarkan bahu posterior. Setelah bahu belakang lahir, lalu tangan penolong
Gambar 2.9
Ekspulsi
a) Tenaga (Power)
mudah direspon oleh uterus yang teregang sehingga mudah timbul kontraksi.
Setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi
janin adalah yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang
diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen, dalam bahasa obstetric biasanya ini
disebut mengejan. Sifat kekuatan yang dihasilkan mirip aeperti yang terjadi pada
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin, posisi dan
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak : hidup sempurna, cacat atau
akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-
Tulang panggul dibentuk oleh dua tuang koksa (terbentuk dari fungsi tiga
samping rongga panggul. Bentuk dan dimensi tulang panggul ditentukan oleh
1. Definisi
Dasar dari asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi baru lahir serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pascapersalinan, hipotermi dan asfiksia bayi baru lahir (IBI
2003)
Dasar dari asuhan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setlah bayi baru lahir serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermi dan asfiksia pada bayi baru lahir (Rukiyah
dkk, 2010)
pertolongan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya.
normal yaitu:
1) Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan sebagai berikut: ibu merasa
ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasa tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani
membuka.
Untuk ibu :
3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksa
dalam.
sarung tangan DTT atau Steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada
alat suntik.
di basahi air DTT. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
sudah lengkap. Jika pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban belum
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan rendam daam larutan klorin 0,5% selama 10
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) dalam batas normal 120-160x/ menit.
Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. Mendokumenasukan hasil-
hasil pemerikasaan dalam, djj, semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang
meneran
11) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginananya.
12) Minta keluarga membantu menyiapka posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisin itu, ibu diposisikan
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (keuali posisi
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatkan kembali kelengkapan alat dan bahan.
19) Setelah tamak kepala bayi dengan diameter 5-6cm membuka vulva maka
lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
20) Periksa kemungkina adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai
a) Jika tali pusat melilit leher seara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas
kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher seara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
21) Setelah kepla bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan.
h. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala
kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
i. Membantu lahirnya badan dan tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menompang kepala dan
bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkar ibu
jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK,” lanjut ke langkah resusitasi pada
bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat Penuntun Belajar Resusitasi Bayi
Asfiksia)
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan handuk/ kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
menyuntikan oksitosin).
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan satu
tangan pada sekitar 5 m dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari
tengah lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar
bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi
tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 m distal
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
32) Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
a) Selimut ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala bayi.
b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk untuk pertama kali akan berlangsung 10-
d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam wlaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Letakan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis),
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso cranial)
seara berhati-hati (untuk menegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga
l. Mengeluarkan plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
a) Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara
kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir
berikutnya.
5. Jika plasenta tak lahir 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
a) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/ steril untuk melakukan
eksporasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem ovum
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
n. Menilai perdarahan
39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah
khusus.
penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan. Bila
penjahitan.
41) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan dengan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Evaluasi :
44) Ajarkan ibu/ keluarga ara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi,
47) Pantau keadaan bayi pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/
menit)
a) Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, di resusitasi dan segera
b) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS Rujukan.
c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lalukan kembali kontak
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan airan tubuh dengan menggunakan air
DTT. Bersihkan airan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau disekitar ibu
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikan, bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
56) Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B di paha kanan bawah lateral. Letakan bayi dalam jangkauan ibu agar
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
Dokumentasi
60) Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-tanda vital
Pengertian bayi baru lahir dalam literature Rukiyah, dkk (2013), yang
dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah : bayi yang lahir dengan
presentasi belakang kepala, melalui vagina tanpa alat, pada usia kehamilan genap
37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
Neonatus adalah bayi berumur 0 hari (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari.
Neonatus dini : usia 0-7 hari, Neonatus lanjut : usia 7 - 28 hari. (Saifudin, 2008).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan berat badan lahir dengan berat badan lahir 2500 gram sampai
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan para perut ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan :
a. Apakah bayi cukup bulan?
Tabel 2.8
APGAR Score
Skor 0 1 2
Klasifikasi Klinik :
Bayi baru lahir dikatakan norma menurut Rukiyah dkk (2013) menyebutkan
jika mempunyai beberapa tanda antara lain : Appearance color (warna kulit),
seluruh tubuh kemerahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100 x /
(tonus otot), gerakan aktif, Respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat.
Kehangatan tidak terlalu panas (>380 c) atau terlalu dingin (<360 c), warna
kuning pada kulit 9tidak pada conjungtiva), terjadi pad hari ke 2-3, tidak biru,
pucat, memar; pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk
berlebihan, tidak muntah; tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti;
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah; dapat berkemih
selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada
tinja; bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung, tidak
terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, tidak kejang-kejang halus, tidak
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang
kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau
menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan berefek pada kondisi
tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah,
b. Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan
adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam.
Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun
panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak
dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan freksuensi dan
c. Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan
biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang
d. Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu
sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau
lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada
e. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita
merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka
konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi
rasakan.
f. Pusat Kemerahan
Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi
tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin
dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya
dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril yang bisa
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih
perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda
kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h. Mata Bernanah
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang
berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika
kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah
lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna
semburna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak dikeringkan. Hal yang sama terjadi setelah bayi
dimandikan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat
benda-benda yang menpunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
(2009) yaitu :
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir (BBL) menurut literatur Saifuddin
(2010), adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang lahir akan menunjukan usaha bernafas
spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari segera
Dalam literatur Saifuddin (2010), suatu tindakan perawatan yang harus dilakukan
meletakan bayi ditempat yang hangat atau dalam inkubator atau dapat pula
f. Pencegahan infeksi.
Penatalaksanaan asuhan pada bayi baru lahir dalam literatur Saifuddin (2010)
menyebutkan bahwa :
a. Segera setelah melahirkan badan bayi, sambil secara cepat menilai
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah lendir dari wajah bayi
c. Klem dan potong tali pusat dengan kedua klem, kira-kira 2-3 cm dari pangkal
tali pusat, potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi
dari gunting dengan menggunakan tangan kiri, lakukan pengikatan pada talli
puast dengan tali yang steril dan DTT. Kemudian periksa ulang talil pusat
d. Jagalah bayi agar tetap hangat, pastikan agar bayi tersebut tetap hangat dan
terjadi kontak dini dengan kulit ibu, gantilah handuk atau kain yang basah,
dan bungkus bayi dengan selimut, pastikan kepala bayi terlindungi dengan
baik untuk mencegah kehilangan panas. Periksa telapak bayi setiap 15 menit.
Pertolongan yang dilakukan oleh bidan pada waktu bayi lahir menurut
c. Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih
rendah.
d. Ikat tali pusat dan dipotong kemudian dibalut dengan kasa steril.
dan kelima.
h. Beri vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari (pada bayi normal dan cukup
baik).
i. Beri tetes mata/salep mata (metode crede : 2 tetes pada masing-masing mata
atau skinning yang dilakukan saat bayi lahir, yang kedua pemeriksaan menyeluruh
meliputi usia kehamilan. Jika seorang bayi akan dipulangkan setelah ditinggal
sebentar (6-12 jam) BBL tersebut harus dikunjungi pada hari ketiga serta hari
kelima setelah lahir kemudian dilakukan kunjungan berikutnya ketika bayi berusia
antara 6-8 minggu. Jika bayi tersebut berada dirumah sakit selama 48 jam,
kunjungan pertama dapat ditunda hingga bayi tersebut berusia 10-14 hari.
Dalam literatur Rukiyah, dkk (2013), Tujuan kunjungan bayi sehat mencakup
1) Kunjungan Pertama, dalam literatur Rukiyah, dkk (2013), seperti yang telah
diuraikan mengenai perwatan bayi pada hari kedua serta kelima setelah lahir.
b) Bidan harus menilai kesehatan ibu dan ayah serta mencari tanda-tanda depresi
pemberian makan oleh orang tua, tingkat kewaspadaan, pola defekasi dan
2) Kunjungan Kedua, dalam literatur Rukiyah, dkk (2013), kunjungan bayi sehat
kedua biasanya berlangsung ketika bayi berusia antara 6-8 minggu. Adapun
a) Imunisasi.
c) Setiap bidan yang merawat bayi sehat mengadakan kesepakatan yang jelas
dengan spesialis anak untuk konsultasi dan atau rujukan untuk setiap BBL
2.4 Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa Nifas atau masa pueperium adalah masa saat mulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan (Prawirohardjo,
2013)
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
selama 6 minggu atau 42 hari. Jadi, masa nifas adalah kala puerperium yang
diperlukan untuk pulihnya pada puerperium yaitu involusi dan proses laktasi
(Prawirohardjo, 2013).
Tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas menurut Rukiyyah
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.
c. Setelah bidan melakukan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
d. Mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
Program dan kebijakan teknis pada masa nifas ini menurut Prawirohardjo
(2013) menyebutkan bahwa paling sedikit dilakukan empat kali kunjungan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
Kunjungan Pertama : Kunjungan ini dilakukan pada saat 6-8 jam setelah
nifas akibat atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
memberikan konseling pada ibu bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas,
pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir,
menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Petugas kesehatan
harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
Kunjungan Kedua : Pemeriksaan masa nifas ini dilakukan pada saat 6 hari
tidak bau, menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan. Memastikan ibu
mendapat cukup makan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan
setelah persalinan, hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan ini sama halnya
persalinan dengan menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau
menyebutkan bahwa terdapat kejadian penting yang dialami dalam masa nifas,
diantaranya adalah :
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh
Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehingga darh dapt
otot uterin. Enzym proteolitik akan memendekan jaringan otot yang sempat
mengendur hingga 10 kali panjang nya dari semula dan 5 kali lebar dari semula
selama kehamilan .
dan reaksi otot- otot uterus juga pengalihan aliran darah ke payudara, dapat
3) Efek Oksitosin, Penyebab kontaksi dan reaksi otot uterin sehingga akan
darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat
Tabel 2.7
Proses Involusi Uterus
b. Lochea adalah ekstraksi cairan rahim selama nifas yang dikeluarkna melalui
1) Lochea mempunyai reaksi alakalis atau basa yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat daripada konbdisi asam yang ada pada vagina normal.
4) Cairan ini berasal dari bekas implantasi dari bekas melekatnya plasenta.
Jenis – jenis lochea dalam literatur Prawirohardjo pada tahun 2013 di bagi
1) Lochea rubra atau lochea krueta terjadi 1 sampai 3 hari berwarna merah dan
hitam, terdiri daris el desisua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan diatas
yang kurang baik. Ibu yang tidak menyusi anaknya. Pengeluaran lochea rubra
lebih lama karena kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama karena
kontraksi uterus kurang baik, infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang
perlunakan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk kerongga rahim,
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara beransur- angsur menjadi kecil dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jtauh kebelakang dan menjadi
retrofleksi. Karena ligamentum ritumdum menjadi kendor. Setelah melahirkna,
fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan pengurutan, banyak
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post
1) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke 2 atau
2) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
g. Sistem Perkemihan Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli – buli setelah bagian
ini mengalami kompresi antrara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah ynag besar akan dihasilkan dalam waktu 12 sampai 24 jam
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
h. Sistem Gastrointestinal Sering kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal
tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
penurunan kadar estrogen, volume darah kembali ke keadaan tidak hamil. Jumlah
sel darah merah dan hemoglobin kembali normal, meskipun kadar ekstrogen
menglami penurunan yang sangat besar selama masa nipas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekana pada ambulasi dini.
j. Sistem Endokrin Sistem endokrin dalam tubuh selama masa nifas pun
1) Kadar estogren menurun 10% dalam waktu sekitar 3jam post partum.
yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada estrogen.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam masa nifas menurut referensi
anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 3 kali
sehari.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
b. Istirahat
berlebihan.
– lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Ambulasi Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan banyak bergerak karena
merasa letih dan sakit. Namun ibu harus dibantu turun dalam tempat tidur dalam
24 jam pertama setelah melahirkan pervaginam. Ambulasi dini sangat penting
dalam mencegah trombosis vena. Tujuan dari ambulasi dini adalah untuk
d. Eliminasi (BAB/BAK) Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua
untuk mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan
pada tonus otot. Ia dapat dibantu untuk duduk diatas kursi berlubang tempat
kerja usus cenderung melambat dan ibu yang baru melahirkan mudah mengalami
kolostrum atau ASI, apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam. Apabila
f. Keluarga Berencana
menghasilkan telur sebelum dia mendapatkan lagi haid nya selama menyusui.
Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama
dahulu kepada ibu. Efek samping bagaimana metode ini dapat mencegah
menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat dimulai untuk wanita pasca
4) Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya
ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan itu dan untuk melihat apakah metode
g. Cara Menyusui Bayi Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana cara yang baik
dan benar dalam menyusui bayinya, berikut adalah cara yang tepat dalam
menyusui bayi : 1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum agar dapat
siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap payudara. 3)
Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah
baik dan dengarkan suara menelan yang aktif. 5) Susui bayi ditempat yang tenang
dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui. 6) Tidurlah bersebelahan dengan
bayi.