TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstetric
buruk. Dengan ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
(Prawirohardjo, 2009).
2. Fisiologi Kehamilan
terdiri dari :
7
8
a. Spermatozoa
Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian
b. Ovulasi
selanjutnya terhenti sampai folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah
kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan oosit primer.
benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma,
sedangkan oosit kedua ini berada dalam sitoplasma yang cukup banyak. Proses
pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama
c. Konsepsi
nukleusnya dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat
ditemukan sel-sel korona radiata. Bahan-bahan dari sel-sel korona radiata dapat
9
2009).
dalam perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya
dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla
dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoon
yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi zona pellusida masuk ke
vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai
sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lain. Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh
karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim
(Prawirohardjo, 2009).
Dalam 3 hari hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Dalam kavum
uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula. Pada stadium blastula ini sel-sel
yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas.
Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas
(Prawirohardjo, 2009).
saat nidasi terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman). Umumnya
nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uterus
uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Dalam
kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteum
untuk tumbuh terus dan menghasilkan progesteron sampai plasenta dapat cukup
3. Diagnosa Kehamilan
dapat lagi haid. Penting untuk diketahui hari pertama haid terakhir,
pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning
sickness.
tuanya kehamilan.
kehamilan 16 minggu.
11
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
kandung kencing.
mammae juga menjadi lebih hitam. Linea alba di garis tengah abdomen
10) Epulis adalah suatu hipertropi papilla ginggivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
11) Varices sering dijumpai pada triwulan akhir. Didapat pada daerah
1) Tanda Hegar. Tanda ini dapat diketahui jika 2 jari tangan diletakkan
dalam forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut depan di
5) Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi antara 37,2 0 sampai 37,80
lebih tua.
13
2) Denyut jantung janin dengan alat fetal electro cardiograph dapat dicatat
ialah kepala dan bokong, dan bagian-bagian kecil ialah kaki dan lengan
diantaranya :
tanda dan reaksi kehamilan negative, uterus seberti biasa. Biasanya terjadi
b. Kista ovari. Mungkin ada amenorea, perut penderita makin besar, tetapi
d. Vesika urinaria dengan retensio urine. Uterus sendiri biasa besarnya, tanda-
perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia externa dan
Perubahan yang terdapat pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut :
a. Uterus
otot polos uterus di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
hipertrofi seperti korpus uteri membuat ismus menjadi panjang dan lebih lunak.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu)
berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan
dinding lebih kurang 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus
15
seperti buah advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk
bulat. Pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada
kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan ismus menjadi bagian
korpus uteri, uterus kira-kira sebesar kepala bayi atau sebesar tinju orang dewasa.
Bila pertumbuhan janin normal tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu
b. Serviks uteri
banyak.
merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna portio pun tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenasi
d. Ovarium
e. Mammae
mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh
menonjol. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum yang berasal dari kelenjar-kelenjar
f. Sirkulasi darah
membesar pula, mamma dan alat-alat yang memang berfungsi berlebihan dalam
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
transpor zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada
volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dikatakan anemia fisiologik dalam
keseluruhannya lebih besar dari pada sewaktu belum hamil. Jumlah leukosit
meningkat sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit pun meningkat pula.
fibrinogen terus meningkat. Laju endap darah pada umumnya meningkat sampai
empat kali, sehingga dalam kehamilan tidak dapat dipakai sebagai ukuran.
g. Sistem respirasi
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu
bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi.
h. Traktus digestivus
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tidak jarang
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada di
dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan
pula obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
Saliva adalah pengeluaran air liur berlebihan dari pada biasa, bila terlampau
i. Traktus urinarius
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Dalam kehamilan ureter
kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan
lebih membesar dari ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan
dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih
sering memutar ke arah kanan. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih
sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Terdapat pula poliuria
urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
j. Kulit
deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera.
Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak
k. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin
juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea).
mamma, lemak terhimpun pula pada badan, paha dan lengan, peningkatan plasma-
Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa
hamil. Kadar kalsium dalam serum memang rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat
akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan
ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan
20
dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi seperti fetus, plasenta dan likuor
amni, dari ibu sendiri seperti uterus dan mamma yang membesar, volume darah
yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan akhirnya adanya retensi air.
tubuh terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan
pada payudara, hasil konsepsi dan massa uterus (Rukiyah dkk, 2009).
tempat satu ke tampat yang lain, makan menghabiskan 17% total tidak
hamil.
Demikian jenis makanan dalam referensi Rukiyah dkk (2009) pada puncak
Tingkat III : susu, yoghurt, dan keju, daging unggas, ikan, kacang-
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
derah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan (Saefuddin,
2006). Mandi teratur mencegah iritasi vagina, tekhnik pencucian perianal dari
depan ke belakang. Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan
dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila tidak
Mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan
menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur atau hanya
baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan bekerja terlalu capek
dan berlebihan, ibu hamil sebaiknya tidur selama 8 jam dalam sehari (Rukiyah
dkk, 2009).
e. Persiapan laktasi
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui
dkk, 2009).
Ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga, dan
tenaga kesehatan agar ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati
gangguan yang berarti bagi ibu dan janin (Rukiyah dkk, 2009).
bahaya dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ibu
berikut :
a. Perdarahan pervaginam
1. Definisi
Anemia atau penyakit kurang darah yaitu suatu kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester I dan III atau kadar <10,5g% pada
trimester II. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Diketahui
bahwa hemoglobin merupakan protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel
24
darah merah yang berfungsi mengangkat oksigen dari paru-paru dan dalam
Anemia adalah kondisi dimana sel darah meerah menurun atau menurunnya
organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi
sampai dengan 11,00 gr/dl pada umur kehamilan trimester I dan III (Varney,
2011).
2. Klasifikasi Anemia
makanan yang terdiri dari sumber protein, glukosa, lemak, vitamin B12, V6, asam
folat, Vit.C, dan elemen dasar yang terdiri dari Fe, Ion Cu serta Zink. Kemampuan
reabsorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan, terjadi perdarahan kronik
25
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi
dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak seperti riwayat persalinan
yang lalu, haid dalam setiap bulan, penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru,
Karena itu terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding
plasma darah bertambah 30%, sel-sel darah bertambah 18% dan hemoglobin
bertambah 19% secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membentu
5. Patofisiologi Anemia
Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang
26
yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu
kerja jantung.
pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr
6. Macam-Macam Anemia
unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi
b. Anemia Megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin
c. Anemia Hipoplastik
darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui
27
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-
obatan.
d. Anemia Hemolotik
apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin
pula pada kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya
Gejala atau tanda-tanda yang dapat di lihat menurut Varney (2011) adalah :
b. Pusing, lemah
c. Nyeri kepala
e. Kulit pucat
8. Dampak Anemia
uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi intra partum
28
maupun post partum. Anemia berat denga Hb < 4 gr% dapat mengakibatkan
dekompensatio cordis. Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I dapat
sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena iinfeksi, IQ rendah dan
gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan
persalinan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum
(Prawirohardjo, 2010).
c. Saat persalinan yaitu gangguan his primer dan sekunder, janin lahir
rendah 30 mg pada trimester II ibu hamil non anemic (Hb > atau = 11 gr/dl),
sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen
sulfat 325 mg, 1-2x sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat
dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pecegahan dapat diberikan
0,4 mg/hari. Dan bias juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
sehat dan tepat, antara lain mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
(hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti : tempe,
susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua). Kepandaian dalam mengatur pola
a. Umur Ibu
angka kematian ibu yaitu “4T’ terlalu muda (< 20 tahun), terlalu tua (> 35 tahun),
terlalu banyak anak dan terlalu sering hamil. Untuk faktor resiko terlalu tua dan
hamil.
terhadap bayinya adalah usia saat < 20 tahun atau > 35 tahun. Kejadian anemia
30
pada ibu hamil pada usia <20 tahun karena ibu muda tersebut membutuhkan zat
besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan
dikandungnya.
Secara teori umur < 20 tahun secara biologis mentalnya belum optimal
dengan emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang sehingga mudah
pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait dengan penurunan daya tahan tubuh serta
usia yang matang sakalipun untuk hamil yaitu usia 20-35 tahun angka kejadian
anemia jauh lebih tinggi. Umur < 20 tahun membutuhkan zat besi lebih banyak
untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta janin yang akan dikandungnya.
Umur > 35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun,
dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan
saat melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil
Menurut Prawiroradjo (2010), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil
yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk
hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
anemia.
31
b. Paritas
mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya
(Williams, 2010).
resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas
maka semakin tinggi kejadian anemia karena setelah persalinan dan lahirnya
plasenta dan perdarahan, ibu akan kehilangan zat besi sekitar 900 mg jika setelah
persalinan kebutuhan zat besi tidak terpenuhi serta terjadi persalinan yang
berulang-ulang maka risiko ibu anemia pada kehamilan berikutnya lebih tinggi
(Manuaba, 2010).
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah
gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial,
ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui
resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka
pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan
penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu
32
hamil yang mempunyai ukuran LILA <23.5 cm. Deteksi KEK denganukuran
LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein dalam intake
makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain,
diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh
agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb
<10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah
atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang,
malaria, TBC). Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit
kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya
tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan
kecacatan. Pada kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan bayi
yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat
mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus
e. Jarak kehamilan
dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak
kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk
memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu
hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan.
Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan
f. Pendidikan
aspek sosial yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Pendidikan akan
dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan, karena
terdiri dari:
1) Pendidikan Dasar
2) Pendidikan Menengah
3) Pendidikan Tinggi
belum pernah sekolah termasuk mereka yang tamat atau belum tamat
yang di perkenalkan.
Sebagian besar anemia pada ibu hamil tergolong anemia kurang gizi,
melalui pendidikan pada ibu diharapkan anemia dapat diturunkan antara lain
g. Pekerjaan
keluarga. Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada
seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak
Faktor kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
35
(BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Factor tidak langsung kematian ibu
dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial
ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang
kurang siap ikut memperberat permasalahan ini serta faktor-faktor lainnya seperti
kondisi sosio ekonomi serta ketrampilan petugas kesehatan. Dengan kata lain,
penyebab kematian ibu ada tiga faktor keterlambatan, yaitu keterlambatan dalam
RI, 2011).
Pengurangan zat besi salah satu penyebabnya adalah beban kerja atau
seberapa berat aktivitas fisik yang dilakukan oleh ibu selama kehamilan, semakin
berat aktivitas yang dilakukan ibu hamil mempunyai kemungkinan lebih besar
C. Jurnal Penelitian
D. Kerangka Teori
Hamil yang Mengalami Anemia yang diambil dari beberapa literatur yaitu
(2011)