OLEH :
1
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
A Prinsip Dasar
I. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari haid terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu:
1. Trimester I = Mulai dari konsepsi sampai 12 minggu.
2. Trimester II = Antara 12 minggu sampai 28 minggu
3. Trimester III = Antara 28 minggu sampai 40 minggu
II Proses kehamilan
Kehamilan terjadi karena adanya pertemuan dan persenyawaan
antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon). Waktu ovulasi sel
telur masih diliputi oleh korona radiata dan spermatozoa mempunyai
enzim hyaluronidase yang dapat mencairkan korona radiata tersebut
sehingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel telur.
Persenyawaan antara sel telur dan sel mani biasanya terjadi pada ampulla
tuba. Setelah persenyawaan tersebut terjadi maka sel telur disebut
zygote.
Dalam persiapan untuk perbuahan, baik sel benih pria maupun
wanita tersebut mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan
kromosom maupun sitoplasma. Sel somatik manusia mengandung 23
pasang atau jumlah kromoson yang diploid. Ada 22 pasang kromoson
autosom dan 1 pasang kromoson seks. Kalau pasangan kromoson seks
tersebut adalah XX, individu tersebut secara genetika wanita, kalau
pasangan kromoson seks tersebut XY individu tersebut secara genetika
laki-laki. Salah satu kromoson pada tiap pasangan berasal dari ibu dan
yang lain berasal dari ayah.
Spormatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telur. Untuk dapat membuahi oosit,
spermatozoa harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Segera
setelah spermatozoa memasuki oosit. Sel telur menanggapi dengan 3
cara yang berbeda yaitu reaksi kontikal dan zona, melanjutkan
pembelahan meiosis kedua dan penggiatan metabolik sel telur. Hasil
utama pembuahan tersebut adalah pengembalian menjadi jumlah
kromoson diploid lagi. Penentuan janin kelamin individu baru dan
dimulainya pembelahan Zigot mencapai tingkat 2 sel kira-kira 30 jam
setelah pembuahan, tingkat 4 sel kira-kira 40 jam setelah pembuahan.
Kira-kira 3 hari setelah pembuhan, sel-sel embrio membelah membentuk
2
manik dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam merula merupakan masa sel
dalam yang akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya
dan sel-sel sekitar membentuk masa sel luar yang akan menjadi trofoblas
yang kemudian ikut membentuk placenta. Hasil pembelahan ini akan
bergerak ke arah rongga rahim oleh getaran silia dan kontraksi tuba dan
tiba dalam kavum uteri pada stadium blastula. Blastula akan mengalami
nidasi ke dalam endometrium yang menyebabkan luka kecil sehingga
kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan (tanda
Hartman).
Umumnya nidasi pada dinding depan atau belakang rahim dekat
fudus uteri. Setelah terjadi nidasi, sel sel trofoblas di atas kutub
embrioblas makin menyusup diantara sel epitel mukosa rahim sehingga
pada hari ke 8 sebagian blastokista terbenam dalam stroma endometrium
dimana pada hari ke 8 ini trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan
yaitu silotrofoblas dan sinsitic trofoblas dan embrioblas berdiferensiasi
menjadi hipoblas dan epiblas. Pada hari ke 9 blastokista semakin dalam
terbenam di dalam endometrium dan luka bekas penembusan pada
endometrium ditutup oleh endapan fibin. Blastokista terbenam
seluruhnya pada hari ke 11 sampai hari ke 12. Pada saat ini terjadilah
sirkulasi uteroplasenta. Menjelang akhir minggu ke 2 sinsitiotropoblas
telah memproduksi cukup banyak hormone HCG dimana fungsinya
untuk mempertahankan korpus luteum untuk dapat menghasilkan
progestenon sendiri. Placenta lengkap terbentuk pada umur kehamilan
16 minggu.
Seiring terbentuknya placenta embrio juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang awalnya terdiri dari 3 lapisan
yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm sampai terbentuk fetus mulai
umur kehamilan 5 minggu yang akhirnya tumbuh dan berkembang.
Placenta mempunyai fungsi yang sangat penting bagi embrio yaitu
pemberi makanan pada janin, pertukaran produk-produk metabolisme
dan gas, pertukaran nutrient dan elektrolit, pemindahan antibodi ibu,
produksi hormon dan alat penyaring obat-obatan. Selain placenta,
keberadaan amnion juga sangat penting bagi janin yaitu sebagai bantalan
pelindung dimana cairan amnion ini akan menyusup goncangan-
goncangan, mencegah perlekatan mudigah pada amnion, memberikan
ruang gerak pada janin dan pada saat lahir ketuban (amnion) akan
membantu membersihkan jalan lahir.
3
a. Amenorrea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegle.
b. Mual dan Muntah (Nausea dan Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kelahiran hingga akhir
Triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari disebut
morning sickness (sakit gigi). Bila mual dan muntah terlalu sering
disebut hiporemesis.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan Triwulan pertama.
d. Tidak tahan suatu bau-bauan.
e. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa
pingsan
f. Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada kehamilan, kemudian nafsu makan timbul
kembali.
g. Lelah (fatigue)
h. Payudara membesar, tegang dan nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.
i. Miksi svring karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
j. Konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormone steroid.
k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid placenta
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher
dan dindinfg perut (linea nigra = grisea).
l. Epulis yaitu hipertropi dari papil gusi
m. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis dan
vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
4
regangan pada permukaan kulit abdomen yang terlihat berupa garis-
garis tidak teratur yang disebut striae gravidarum.
b. Perubahan pada organ polvik
1. Tanda chadwik : vulva dan vagina berwarna ungu kebiruan
2. Tanda hegar : segmen bawah uterus teraba lunak / lembek
3. Tanda piskacek : uterus membesar ke salah satu jurusan
4. Tanda godels : servik teraba lunak
5. Tanda Braxton hicks : kontraksi intermitten tanpa rasa nyeri pada
wanita hamil.
6. Tanda ballottement : pantulan yang terjadi setelah uterus teraba.
5
d. Dari saat mulainya terdengar DJJ
e. Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul
f. Dari USG dengan mengetahui diameter biparietal
g. Dengan pemeriksaan amniocentesis.
6
gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
2. Sistem kardiovaskuler dan hematologikal
Kardiak output meningkat karena respon terhadap peningkatan
tekanan O2 jaringan yang meningkat 30-5 dan konstan. Tekanan
daah turun dimana sistolik turun 4-6 mmHg, diastolik turun 8-10
mmHg dengan rata-rata penurunan 6-10 mmHg, sedangkan volume
darah ibu meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32
minggu, WBC meningkat, massa RBC meningkat dan factor
pembekuan darah yaitu F I, F VII, F VIII, F IX, F X dan F XI
menurun sedikit selama kehamilan.
3. Sistem Pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas
pendek. Ini disebabkan oleh usus yang tertekan kea rah diafragma
akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru akan meningkat,
pernafasan lebih dalam dan menggunakan pernafasan dada.
4. Sistem pencernaan
Salivasi meningkat pada Trimester dan mengeluh mual muntah.
Motilitas usus meningkat akibat tonus otot melemah yang dapat
menimbulkan obstipasi. Appendiks biasanya bergeser kea rah atas
dan agak lateral saat uterus membesar dan seringkali dapat
mencapai pinggang kanan. Gejala muntah (emesis gravidarum )
sering terjadi biasanya pada pagi hari disebut morning sickness.
5. Sistem Perkemihan
Perubahan karena meningkatnya vaskularisasi ke organ-organ
dalam pelvis, peningkatan kegiatan ginjal, penekanan kandung
kemih oleh uterus yang menyebabkan ibu sering kencing, aktifitas
rahim, angiotensin meningkat yang mempengaruhi reabsorpsi Na.
6. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligament
melunak. Terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian dan oleh
karena itu perlu mengkonsumsi kalsium. Bisa tejadi ginggivitis
akibat hygiene yang buruk disekitar mulut
7. Sistem integumen dan musculus skeletal
1. Payudara : hiperpigmentasi pada putting susu dan areola
mamae
2. Kulit : timbul kloasma gravidarum, timbulnya striae,
peningkatan aktif kelenjar keringat
3. Muskuloskletal : terjadi distosis recti abdominalis karena
peregangan dinding otot abdomen
8. Sistem Endokrin
7
1. Kelenjar tiroid : dapat terjadi pembesaran yang diakibatkan
karena kebutuhan kalori yang meningkat
2. Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
karena penekanan FSH dan perpanjangan
fase luteal.
3. Kelenjar adrenal
- Hormon kortisol : menyiapkan dan merangsang proses
kehamilan, progesterone menurun
- Hormon aldosteron : metabolisme natrium
4. Kelenjar paratiroid : menghasilkan parathormon yang
mengalami hipertiroidisme yang dapat
meningkatkan kebutuhan kalsium dan
vitamin B
5. Kelenjar pancreas : mengalami hiperfungsi karena pada saat
kehamilan insulin harus memberi
makanan untuk ibu dan bayi.
Metabolisme makanan meningkat
sehingga kebutuhan insulin meningkat
dan kerja pankreas meningkat.
9. Metabolisme
Kebutuhan metabolisme meningkat untuk kebutuhan ibu dan janin.
Peningkatan berat badan ibu hamil rata-rata 6,5-16 kg.
Perubahan metabolic yang mencolok pada ibu hamil yaitu :
1. Metabolisme air
Terjadi retensi air karena turunnya osmolaritas plasma yang
diakibatkan oleh pengaturan kembali ambang osmotic untuk
rasa haus dan sekresi vasopressin. Jumlah minimum air ekstra
yang dapat diharapkan ditahan wanita selama kehamilan
normal sekitar 6,5 liter
2. Metabolisme Protein
500 gram protein ditambahkan dalam uterus sebagai protein
kontraktif ke payudara terutama di kelenjar-kelenjar ke darah
ibu dalam bentuk hemoglobin dan protein plasma.
3. Metabolisme karbohidrat
Setelah makan terapat pemanjangan hipoglikemia dan
hiperinsulinemia pada wanita hamil pada penekanan glukagon
yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk menjamin
pemanjangan dan pemeliharaan suplay glukosa kepada janin.
Hal ini terjadi disebabkan karena kerja HPL merangsang
secara langsung sintesis dan sekresi insulin.
3. Metabolisme Lemak
8
Pada pertengahan kehamilan terjadi penyimpanan lemak oleh
tubuh ibu dan pada kehamilan lanjut ketika kebutuhan nutrisi
janin meningkat maka lemak akan digunakan.
4. Metabolisme mineral
Kebutuhan besi selama kehamilan adalah cukup besar dan
sering melebihi jumlah yang tersedia.
9
kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 285 kalori / hari. Makanan
yang di kosumsi harus banyak mengandung protein dan diberikan FE
(SF 200 mg 3 x sehari). Makanan yang seimbang harus mengandung
unsur sumber energi, sumber pembangun dan sumber pengatur.
1. Sumber Energi.
WHO menganjurkan jumlah tambahan energi sebesar 150 kkl sehari
pada trimester I, 350 kkl sehari pada trimester II dan III. Sekitar 60%
dari seluruh kalori yang diperlukan oleh ibu hamil berasal dari
karbohidrat. Sedangkan ibu hamil dianjurkan mengkomsumsi
makanan yang mengandung lemak, tidak lebih dari 20% dari seluruh
kebutuhan kalori per hari. Kebutuhan kalori bagi ibu hamil sebanyak
15% dari seluruh kalori yang berasal dari protein.
2. Sumber Pembangun.
Kebutuhan protein akan ibu hamil meningkat sampai 68%. Jumlah
protein yang harus tersedia sampai pada akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam jaringan ibu,
plasenta suta janin. Asupan protein tambahan pada ibu hamil sebesar
30 gram sehari.
3. Sumber Pengatur.
1. Kebutuhan zat besi selama kehamilan sekitar 1000 mg dimana
500 mg ditransfer ke janin, 300mg untuk ibu dan 200 mg hilang
karena ekskresi. Rata-rata kebutuhan zat besi sehari adalah 7 mg.
Pemberian suplemen zat besi kepada ibu hamil minimal 90 tablet
(tablet 60 mg zat besi).
2. Asam folat.
Asam folat kebutuhannya selama hamil berlipat ganda.
3. Vitamin-vitamin.
Vitamin B, vitamin C, dan vitamin D juga perlu diperhatikan
pemenuhannya untuk menunjang proses penyerapan zat makanan
lainnya.
b. Kebutuhan Eleminasi.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Pada
waktu hamil mungkin juga terjadi obstipasi yang disebabkan oleh karena
kurang gerak badan. Perislltik usus kurang karena hormon dan tekanan
pada rectum oleh kepala. Untuk menghindari terjadinya obstipasi ini
sebaiknya makan sayur-sayuran dan buah-buahan, minum yang banyak
dan gerak badan yang cukup.
10
c.Kebutuhan Respirasi.
Selama kehamilan, fungsi paru tidak mengalami gangguan.
Kecepatan pernafasan selama kehamilan tidak mengalami perubahan
secara bermakna. Volume tidal selama kehamilan mengalami
peningkatan secara progresif dan volume residual mangalami sedikit
penurunan. Pernafasan normal 20-24x / menit.
d. Kebutuhan Sexual.
Bila ada riwayat abortus sebaiknya hubungan sexual ditunda
sampai kehamilan 16 minggu. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada
masa kehamilan. Jika dilakukan dengan hati-hati. Koitus sebaiknya
dihentikan pada akhir kehamilan karena dapat menimbulkan rasa sakit,
perdarahan menimbulkan rasa sakit. Pendarahan menimbulkan kontraksi
uterus dan dapat pula menimbulkan infeksi serta memecahkan ketuban.
f. Perawatan Gigi.
Pada TW I mengalami enek dan muntah. Keadaan ini
menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik sehingga
timbul karies dan gingivitis. Jika kerusakan gigi tidak diperhatikan
dengan baik bisa terjadi komplikasi seperti nefritis septikimia, sepsis
septikimia, sepsis puerpueralis karena infeksi rongga mulut menahun.
g. Imunisasi.
Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi sebelumnya atau
pada waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat 2 kali
suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. Bila sudah pernah maka
cukup diberikan sekali dalam kehamilan.
11
mudah terkena penyakit. Wanita hamil boleh melakukan pekerjaanya
sehari-hari di rumah, dikantor ataupun di pabrik asal bersifat ringan.
Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan
istirahat.
VII. Tanda-tanda Ibu Hamil Yang Sehat.
1. Nafsu makan baik.
2. Cukup tenaga dan bersemangat.
3. Tidak pusing-pusing dan tidak mengalami perubahan penglihatan.
4. Tidak mual dan muntah berlebihan.
5. Tidak merasa panas pada saluran kencing ketika buang air.
6. Tidak ada cairan vagina yang berbau.
7. Tidak ada gatal-gatal di vagina.
8. Tidak ada kesulitan nafas.
9. Tidak ada pendarahan pervaginam.
10. Tidak ada nyeri yang berarti pada perut, punggung dan tungkai.
11. Tidak ada bengkak pada tangan dan wajah.
2. Trimester II.
a. Keletihan yang berlebihan.
b. Tanda-tanda depresi.
c. Keputihan sangat banyak disertai bau busuk atau menyengat.
d. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
e. Perdarahan pervaginam.
f. Rasa nyeri hebat di abdomen.
g. Tidak ada penambahan berat badan atau ada tanda dan gejala
kekurangan gizi.
h. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala, tekanan darah tinggi
dan edema patologis.
i. Pusing sampai kehilangan kesadaran.
12
j. Demam ≥ 38 0 C.
3. Trimester III.
a. Edema pada muka dan badan.
b. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat dan tekanan
darah tinggi.
c. Dysuria.
d. Keletihan yang berlebihan sampai tidak mampu beraktifitas.
e. Tanda-tanda depresi.
f. Keputihan yang sangat banyak dan berbau menyengat.
g. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah) sebelum aterm.
h. Perubahan visual secara tiba-tiba.
i. Janin tidak bergerak seperti biasanya.
j. Rasa nyeri hebat di abdomen kuadran kanan bawah.
2. Mengidam
Penanganan :
- Tidak perlu dikhawatirkan, selama diet memenuhi kebutuhan gizi.
- Menjelaskan tentang bahaya makanan yang salah / tidak benar.
- Membahas rencana makanan yang bisa diterima yang mencakup gizi
yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan
menurut culture.
4. Keringat Bertambah
Penanganan:
- Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
13
- Tingkatkan intake cairan.
5. Pusing
Penanganan:
- Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
- Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak.
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
7. Keputihan.
Penanganan :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun, lebih kuat daya
serapnya. Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari
nilon.
8. Kelelahan (Fatizue).
Penanganan :
- Yakinkan bahwa hal itu normal terjadi dalam kehamilan.
- Dorong ibu untuk sering beristirahat.
- Hindari istirahat yang berlebihan.
14
Masalah Yang Lazim Pada Ibu Hamil TW II Dan Cara
Penanganannya.
1. Keputihan
Penanganan :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun sehingga daya
serapnya lebih baik.
2. Konstipasi.
Penanganan ;
- Tingkatkan inteks cairan, serat di dalam diet.
- Membiasakan buang air besar secara teratur.
- Buang air besar segera setelah ada dorongan.
- Melakukan latihan / exercise yang teratur.
3. Perut Kembung.
Penanganan :
- Hindari makan makanan yang mengandung gas.
- Lakukan senam secara teratur.
- Mengunyah makanan secara sempurna.
- Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal.
5. Pusing.
Penanganan :
- Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
15
- Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas.
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
6. Oedema Dependen.
Penanganan :
- Hindari posisi berbaring terlentang
- Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan
berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan.
- Tinggikan kaki jika bisa.
- Jika perlu ketika duduk atau berdiri sering melatih kaki untuk di
tekuk.
- Angkat kaki ketika duduk atau istirahat.
- Hindari kaos kaki yang ketat
- Lakukan senam atau latihan secara teratur.
8. Gusi Berdarah
Penanganan :
- Berkumur dengan air hangat
- Memeriksa gigi secara teratur
- Jaga kebersihan gigi, menggosok gigi dengan lembut
9. Hemorrhoid
Penanganan :
- Hindari konstipasi
- Makan makanan berserat
- Gunakan kompres dingin, kompres hangat
- Dengan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
16
- Tinggikan kaki sewaktu berbaring
- Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90 0 C beberapa kali.
- Jaga agar kaki jangan bersilangan
- Hindari berdiri / duduk terlalu lama
- Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
- Senam (exercise) hindari pakaian dan korset yang ketat
- Jaga postur tubuh yang baik
12. Perut Panas
Penanganan :
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
- Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng,
makanan yang berbumbu merangsang
- Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat (mengiritasi gastrik) hindari
berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur.
- Hindari minum selain air putih saat makan
Masalah Yang Lasim Pada Ibu Hamil TW III Dan Cara
Mengatasinya.
1. Sering buang air kecil (noktusia)
Penanganan :
- Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing
- Batasi minum diuretic alami seperti : kopi, teh, cola dengan cafein
- Perbanyak minum pada siang hari dan jangan kurangi minum di
malam hari kecuali jika mengganggu tidur dan menyebabkan
keletihan.
2. Oedema Dependen
Penanganan :
- Hindari posisi berbaring terlentang.
- Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan
berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan.
- Tinggikan kaki jika dapat.
- Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk / berdiri.
- Angkat kaki ketika duduk atau istirahat
- Hindari kaos kaki yang ketat
- Lakukan senam/latihan yang teratur
17
- Gunakan teknik rileksasi
- Mandi air hangat, minum-minuman hangat (susu, teh dengan susu)
sebelum pergi tidur
- Melakukan aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur.
5. Konstipasi
Penanganan :
- Tingkatkan intake cairan dan serat di dalam diet
- Membiasakan buang air secara teratur
- Buang air besar segera setelah ada dorongan
- Melakukan senam / latihan yang teratur
- Istirahat yang cukup
6. Hemoroid
Penanganan :
- Hindari konstipasi
- Makan-makanan yang berserat
- Gunakan kompres es, kompres hangat
- Dengan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
7. Keputihan
Penanganan :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun
- Mengganti pakaian dalam setiap kali basah
18
- Tinggikan kaki sewaktu berbaring
- Berbaring dengan posisi kaki di tinggikan ± 90 0 beberapa kali sehari
- Jaga agar kaki jangan bersilangan
- Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
- Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
- Senam / exwercise, hindari pakaian dan korset yang ketat
- Jaga postur tubuh yang baik.
11. Perut Panas
Penanganan :
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
- Hindari makanan berlemak, terlalu banyak makanan yang digoreng,
makanan yang berbumbu dan merangsang
- Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat, (mengiritasi gastrik)
- Hindari berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur
- Hindari minuman selain air putih saat makan
- Sikap tubuh / postur tubuh yang baik
19
- Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari
ketidaknyamanan karena pekerjaan, sepatu dengan hak tinggi,
mengangkat beban berat dan kelatihan
20
Namun dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bervariasi baik dari
segi geografis, sosial, ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Maka
pemerintah mengeluarkan kebijakan program agar setiap ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilan
dengan jadwal :
1 x pada trimester I ( UK 0-12 minggu )
1 x pada trimester II ( UK > 12 minggu-28 minggu )
2 x pada trimester III ( UK > 28 minggu-lahir )
Berdasarkan jadwal di atas maka dapat dilihat bahwa semakin tua
umur kehamilan maka semakin sering pula jadwal kunjungan yang harus
dilakukan. Sehingga dengan melakukan ANC secara teratur kelainan atau
masalah yang terjadi pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin.
Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan
pelayanan atau asuhan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan sesuai standar meliputi anamnesis serta intervensi umum
dan khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai status gizi (ukur LILA).
4. Ukur tinggi fundus uteri (TFU).
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tata laksana kasus.
10. Temu wicara (konseling), termasuk Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB.
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal tetapi tetap
mempunyai resiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya, deteksi
dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor resiko dan
komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin merupakan
kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
dilahirkan. Adapun beberapa faktor resiko pada ibu hamil adalah:
1. Primigravida < 20 tahun atau >35 tahun.
2. Anak lebih dari 4 orang.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan LILA <23,5 cm atau
penambahan berat badan <9 kg selama kehamilan.
5. Anemia dengan Hb <11 gram%.
21
6. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
7. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang.
8. Sedang atau pernah menderita penyakit kronis, antara lain TBC,
kelainan jantung, kelainan hati, kelainan ginjal, psikosis, kelainan
endokrin (DM, sistemik lupus eritematosus), tumor, dan keganasan.
9. Riwayat kehamilan buruk (keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital).
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi (persalinan SC, ekstraksi
vakum/forceps).
11. Riwayat nifas dengan komplikasi (perdarahan pasca salin, infeksi
masa nifas, psikosis postpartum/post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat
cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah anak (kehamilan ganda, janin dampit, monster).
14. Kelainan besar janin (pertumbuhan janin terhambat, janin besar).
15. Kelainan letak dan posisi janin (lintang/obliq, sungsang pada usia
kehamilan >32 minggu).
22
- Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya
fundus uteri.
- Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus
uteri.
b. Leopold II
- Untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada
bagian samping kanan dan samping kiri uterus.
c. Leopold III
- Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada
bagian bawah uterus.
- Untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada
pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu
atas panggul (PAP) ibu.
d. Leopold IV
- Untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-
benar sudah masuk PAP atau belum.
- Untuk memastikan seberapa banyak bagian terendah janin
sudah masuk ke PAP ibu.
3. Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi yang di dengarkan adalah denyut jantung
janin. Tujuan pemeriksaan :
a. Mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan dapat
diketahui bayi hidup atau mati.
b. Mendengarkan irama dan menghitung frekuensi bunyi jantung bayi
sehingga dapat diketahui apakah bayi dalam kandungan sehat atau
ada gangguan.
c. Untuk menentukan area terdengarnya djj yang paling keras
(punctum maksimum) sehingga dapat dipastikan presentasi janin
dalam kandungan. Disamping itu mengetahui apakah janin di
dalam kandungan tunggal atau ganda.
Frekuensi yang dihitung adalah : lima detik pertama, lima detik
ketiga dan lima detik kelima, kemudian dijumlahkan lalu dikalikan
empat.
C. KONSEP ASKEB
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dilakukan dengan
pendekatan manajemen varey. Penerapan 7 langkah manajemen menurut
Varney di dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
sistematis sebagai berikut :
I. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data
focus yang di butuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan
23
kondisinya, menggunakan amnanesa, pemeriksaan fisik, penimbangan
berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan laboratorium. Jenis data
yang di kumpulkan adalah :
a. Data Subyektif yang terdiri dari :
- Biodata ibu dan suami
Yang dikaji adalah nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomor telepon, golongan darah.
- Alasan ibu memeriksakan diri
Yang perlu dikaji adalah alasan memeriksakan diri dan keluhan
utama.
- Riwayat menstruasi
Yang perlu dikaji meliputi umur menarche, jumlah darah,
siklus haid, lama haid, HPHT, TP, keluhan saat haid.
- Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji meliputi pernikahan ke-, status pernikahan,
lama menikah, dan jumlah anak.
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Yang perlu dikaji meliputi hamil ke-, tanggal/bulan/tahun
partus, tempat/penolong partus, UK saat persalinan, jenis
persalinan, kondisi saat bersalin, keadaan nifas, keadaan anak,
JK/BBL/keadaan sekarang, laktasi.
- Riwayat kehamilan sekarang
Yang perlu dikaji meliputi keluhan/tanda bahaya, gerakan
janin masih dirasakan/tidak dan sejak kapan, suplemen/obat
yang pernah diminum, perilaku yang membahayakan
kehamilan seperti merokok aktif/pasif, minum jamu, minum-
minuman keras, kontak dengan binatang, narkoba, atau diurut
dukun.
- Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu atau riwayat
operasi
Yang perlu dikaji meliputi kardiovaskuler, hipertensi, asthma,
epilepsi, bila ada sejak kapan dan bila ada riwayat operasi,
kapan menjalani operasi.
- Riwayat penyakit keluarga (ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang
pernah menderita penyakit keturunan.
Yang perlu dikaji meliputi kanker, asthma, hipertensi, DM,
penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil kembar, epilepsi, dan
alergi. Dan penyakit menular seperti penyakit hati, TBC, PMS,
HIV/AIDS.
- Riwayat Gynekologi
24
Yang dikaji meliputi infertilitas, cervisitis cronis,
endometriosis, myoma, polip serviks, kanker kandungan,
operasi kandungan, atau perkosaan.
- Riwayat dan rencana penggunaan kontrasepsi
Yang dikaji meliputi metode kontrasepsi yang pernah dipakai
dan lama pemakaian, efek samping/komplikasi kontrasepsi,
rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan, rencana jumlah
anak beserta alasannya
- Riwayat Bio-psiko-sosial-spiritual
Biologis
Yang dikaji meliputi ada tidaknya keluhan saat bernafas;
frekuensi makan dalam sehari, jenis makanan, porsi, nafsu
makan ibu setiap hari, dan ada tidaknya pantangan atau
alergi makanan; frekuensi minum dalam sehari, dan jenis
minuman yang dikonsumsi; pola eliminasi meliputi
frekuensi, warna, bau, jumlah, dan ada tidaknya keluhan
saat BAB dan BAK; pada saat istirahat meliputi frekuensi
tidur malam dan siang ibu, dan ada tidaknya keluhan;
hubungan seksual dikaji seperti ada tidaknya perubahan saat
melakukan hubungan seksual, dampak perubahan pola pada
suami dan pada kehamilan.
Psikologis dan Sosial
Yang perlu dikaji meliputi bagaimana sebagai calon orang
tua dan suasana hati, bagaimana penerimaan klien terhadap
kehamilan ini, bagaimana penerimaan klien terhadap
perubahan fisik selama kehamilan, apakah kehamilan ini
direncanakan, hubungan dengan keluarga, pengambilan
keputusan.
Spiritual
Yang perlu dikaji meliputi adakah pola perubahan spiritual
selama kehamilan.
- Pengetahuan
TW I : Yang perlu dikaji meliputi apakah ibu sudah
mengetahui tanda bahaya TW I dan cara
mengatasinya, nutrisi dan istirahat yang baik bagi ibu
hamil, perubahan fisik selama hamil, imunisasi TT.
TW II : Yang perlu dikaji apakah ibu sudah mengetahui tanda
bahaya TW II dan cara mengatasinya, nutrisi yang
baik bagi ibu hamil, perubahan fisik selama
kehamilan.
25
TW III : Yang perlu dikaji meliputi apakah ibu sudah
mengetahui tanda bahaya dan cara mengatasinya,
tanda-tanda persalinan, teknik mengatasi nyeri
persalinan, teknik dan posisi meneran, IMD, dan
persiapan persalinan.
b. Data Objektif
1. Hasil Pemeriksaan Umum
- Tinggi badan
Normalnya >145 cm
- Berat badan
Pada TW I berat badan meningkat 1-2 kg dari berat badan
sebelumnya.
Pada TW II berat badan meningkat 5-5,5 kg atau 0,5 kg tiap
minggunya.
Pada TW III berat badan meningkat 5-5,5 kg atau 0,5 kg tiap
minggunya. Rata-rata peningkatan berat badan ibu hamil normal 9-
12 kg selama kehamilan.
- Lingkar lengan atas
Minimal 23,5 cm.
- Tekanan Darah
Tidak boleh kurang dari 90/70 mmHg dan tidak boleh lebih dari
140/90 mmHg.
26
- Nadi
Denyut nadi ibu hamil normal 60-100 kali/menit.
- Suhu
Nilai normal suhu ibu hamil 35,80 C – 370 C.
- Pernafasan
Normalnya adalah 16-20 kali/menit.
2. Hasil pemeriksaan kepala dan leher
Normal: tidak ada oedema pada muka, ada/tidak chloasma gravidarum,
sklera putih, konjungtiva merah muda, bibir lembab, warna bibir merah
muda, tidak ada caries pada gigi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
kelenjar tiroid, dan pelebaran vena jugularis pada leher.
3. Hasil pemeriksaan dada
Normal : dada tidak ada keluhan, payudara simetris, puting susu
menonjol, areola hiperpigmentasi, pengeluaran kolostrum (ada/tidak),
payudara bersih/kotor.
4. Hasil pemeriksaan abdomen
- Pada TW I yang dapat dikaji adalah ada tidaknya bekas luka
operasi pada perut, pada UK 12 minggu maka TFU akan teraba 3
jari di atas symphisis.
- Pada TW II yang dapat dikaji adalah ada tidaknya bekas luka
operasi pada perut, arah pembesaran perut, ada tidaknya linea
nigra/alba dan striae livide/albican. TFU UK 16 minggu setengah
pusat-symphisis, UK 20 minggu 3 jari di bawah pusat, UK 24
minggu setinggi pusat, UK 28 minggu 3 jari di atas pusat. TFU
dapat diukur dengan pita ukur kalau UK > 22 minggu.
- Pada TW III yang dapat dikaji adalah ada tidaknya bekas luka
operasi pada perut, arah pembesaran perut, ada tidaknya linea
nigra/alba dan striae livide/albican. TFU UK 32 minggu setengah
pusat-px, UK 36 minggu 3 jari di bawah px, UK 40 minggu
setengan pusat-px. Mengkaji letak janin (puka/puki), letak
kepala/letak lintang/letak sungsang, bagian terendah janin sudah
masuk PAP atau belum dan seberapa besar bagian terendah janin
sudah masuk PAP. Pada primi, bagian terendah janin masuk PAP
UK ≥36 minggu, pada multi masuknya bagian terendah janin ke
PAP bersamaan dengan mulainya persalinan.
5. Hasil pemeriksaan DJJ
UK 10 minggu melalui pemeriksaan USG, UK 12 minggu
menggunakan doppler, UK 16 minggu menggunakan funduskup. DJJ
normal 120-160 kali/menit dengan irama teratur.
6. Hasil pemeriksaan anogenital
27
Melihat ada tidaknya pengeluaran cairan, tanda-tanda infeksi, luka,
pembengkakan, varises, dan melihat ada tidaknya haemorroid pada
anus.
7. Hasil pemeriksaan ekstremitas
Normal : tidak ada kelainan, kuku bersih, warna kuku merah muda,
tidak ada oedema, pada kali tidak ada varises dan reflek patella +/+.
8. Hasil pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan PPT pada TW I, Hb (normal: TW I ≥11 gr%, TW II ≥10,5
gr%, TW III ≥11 gr%), protein urine (-), urine reduksi (-).
Misalnya:
TW I : - Mungkin G...P... UK... minggu, jika belum ada tanda pasti
kehamilan.
- G...P... UK... minggu janin hidup, jika DJJ sudah dapat
didengar.
TW II : - G...P... UK... minggu janin hidup intrauteri.
TW III : - G...P... UK... minggu preskep U puka/puki janin tunggal
hidup intrauteri.
2. Masalah
28
Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan
perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif
terhadap kehamilannya.
3. Kebutuhan
Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu
harus diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakan oleh ibu hamil. Hal yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi / tindakan
29
1.
Jelaskan tentang hasil pemeriksaan.
2.
Upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi.
3.
KIE mengenai pengetahuan yang belum diketahui ibu.
4.
Beri suplemen SF 1 x 200 mg dan vitamin C serta beritahu cara
mengkonsumsinya.
5. Beri suplemen Calk dan beritahu cara mengkonsumsinya.
6. Kontrol setiap 1 bulan sekali dan sewaktu-waktu bila ada keluhan.
C. Asuhan yang dapat diberikan pada ibu hamil TW III normal, adalah:
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan.
2. Upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi.
3. KIE mengenai pengetahuan yang belum diketahui ibu.
4. Beri suplemen SF 1 x 200 mg dan vitamin C serta beritahu cara
mengkonsumsinya.
5. Beri suplemen B1 dan beritahu cara mengkonsumsinya.
6. Kontrol setiap 1 bulan sekali.
VII. Evaluasi
Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien
telah terpenuhi, masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari,
klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dan klien mengetahui
apa yang harus dilakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32