Anda di halaman 1dari 40

ASKEB ILMIAH

KEHAMILAN

Disusun Oleh:
Tri Asih
NIM.P1337424519106

PRODI D.IV KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dibagi menjadi tiga buah Trimester yaitu Kehamilan Trimester I,
Kehamilan Trimester II dan Kehamilan Trimester III. Dalam TM III kehamilan, setiap
banyak ibu hamil yang mengalami permasalahan kehamilan yang berbeda, tetapi lepas
dari hal tersebut semua ibu hamil memiliki kebutuhan dasar yang sama dan harus
dipenuhi.
Memasuki masa – masa kehamilan, banyak perubahan baik fisik maupun
psiklogis yang akan dialami oleh ibu. Hal ini diantaranya disebabkan oleh adanya
perubahan hormonal selama hamil. Kelenjar-kelenjar pada sistem endokrin dan
plasenta meningkatkan produksi hormonnya. Volume darah bertambah dan
rahim membesar.
Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan
baik dan body mekanik (sikap tubuh yang baik), ini diinstruksikan kepada wanita hamil
karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama
kehamilan. Dengan meningkatnya pengetahuan akan kesehatan, kini
kaumwanita mulai memiliki kesadaran akan pentingnya kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dia butuhkan selama masa kehamiannya. Ini bukan berarti hanya berlaku pada
ibu hamil saja tetapi ini juga termasuk kesadaran suami, keluarga bahkan lingkungan
sekitar untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk ibu hamil demi kelancaran dan
keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui keluhan yang muncul pada ibu hamil TM 3
2. Mengetahui penanganan permasalahan pada ibu hamil TM 3
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. TINJAUAN TEORI MEDIS


A. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia.
Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai
dengan terjadinya menstruasi.(Hani dkk,2010:21). Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan.(Saifuddin,2009:89).
B. Proses Konsepsi
Untuk mempelajari proses konsepsi, sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan
sperma.
1. Ovum
a. Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis.
b. Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi. Satu kali setiap siklus haid dan
akan habis jika sudah masuk masa menopause.
c. Ovum mempunyai waktu hidup 24-48 jam setelah dikeluarkan ovarium.
d. Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel granulosa dan zona pelusida yang
harus bisa ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan.
2. Sperma
a. Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut
spermatogenesis.
b. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan hanis seperti pada ovum dan
tetap berproduksi meskipun pada lansia.
c. Kemampuan fertilisasiselama 2-4 hari, rata-rata 3 hari
d. Terdapat 100 juta sperma pada setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-
rata 3 cc tiap ejakulasi.
e. Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan korona radiata atau sel-
sel granulosa.
f. Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu kepal: berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh akrosom dan membran plasma.
Leher:menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor: panjang kurang
lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Fertilisasi
Adalah pertemuan sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma
paling sering adalah di daerah ampula tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka
akan terjadi tiga fase yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Penembusan Korona Radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba falopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b. Penembusan Zona Pelusida
Zona Pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi
reaksi akrosom. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pellusida
tetapi hanya satu yang terlihat mampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilan zigot yang mempunyai kromososm
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
untuk wanita dan XY untuk laki-laki)
4. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel
sampai dengan 16 sel disebut Blastomer (3 hari) dan membentuk gumpalan
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut membelah membentuk buah arbei
dari 16 sel disebut Morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga rahim, cairan
mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di
massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista (4,5-5
hari). Sel yang bagian dalam disebut embrioblas dan sel di luar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa memasuki dinding
rahim (endometrium) dan siap berimplantasi (5,5-6 hari0 dalam bentuk
Blastokista tingkat lanjut.
5. Nidasi/implantasi
Adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke
dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior atau posterior. Pada saat implantasi, selaput lendir
rahim sedang berada pada fase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini,
kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.
Proses Nidasi :
Blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblas yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastokista mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass)
akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, terkadang saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada
dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
(Hani dkk, 2010:36-39)
C. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda-tanda presumtif
a) Amenrrohea (tidak dapat haid)
Wanita hatus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran persalinan (TTP), yang dihitung dengan
menggunakan rumus dari Naegele:
TTP=(hari pertama HT+7) dan (bulan HT +3)
b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit
pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-
bulan triwulan pertama.
d) Tidak tahan suatu bau-bauan
e) Pingsan (pangsan)
Bila berada pada tempat-tempat ramai sesak dan padat bisa pingsan.
f) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali.
g) Lelah (fatigue)
h) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat lebih membesar.
i) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala
ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
j) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea
nigra=grisea)
l) Epulis : hipertrofi dari papil gusi
m) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi di kaki, betis, dan vulva biasanya
dijupai pada triwulan akhir.
2. Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.
c) Tanda Hegar : Segmen bawah rahin yang melunak
d) Tanda Chadwick : Biasanya muncul pada minggu ke delapan dan terlihat jelas
pada wanita yang hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna pada
vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya
vaskularisasi pada daerah tersebut.
e) Tanda piscasek : uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh
(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar
tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan.
(Rukiyah,2009:78)
f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang= Braxton-Hicks
g) Teraba Ballotement
h) Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti (tanda positif) :
a) Gerakan janin yang dapat diihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin
1. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2. Dicatat dan didengan dengan alat Doppler
3. Dicatat dengan feto-elektrokardiogram
4. Dilihat pada ultrasonografi
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen ( Mochtar,1998:43-45)
D. Diagnosa banding kehamilan
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam
pemeriksaan meragukan:
1. Hamil palsu (pseudosiosis) atau kehamilan spuria
Gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorhea, perut membesar, mual,
muntah, air susu keluar, dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada
pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi
kehamilan negatif.
2. Mioma uteri
Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan
lainnya.
3. Kista ovarii
Perut membesar bahkan semakin besar, namun pada pemeriksaan dalam, rahim teraba
sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif, tanda-tanda kehamilan lain negatif.
4. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin
Pada pemesangan kateter keluar banyak air kencing
5. Hematometra
Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen inperforata, stenosis
vagiana atau serviks.(Mochtar,1998:45-46)

E. Fisiologi Pada Kehamilan Normal


Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan
fisiologi yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ. Tubuh ibu harus :
 Melindungi embrio/janin yang sedang berkembang
 Memberikan semua yang diperlukan embrio/janin
 Beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin.
 Mempersiapkan pemberian makanannya ketika janin lahir.
1. Kerja Hormon
Selama mingu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan
estrogen dan progeteron. Fungsi utamnya adalah untuk mempertahankan
pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua
tersebut. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang
akan mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta
pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblas menghasilkan hormon korionik
gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta
berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen serta progesteron dari
korpus luteum.
Setelah plasenta mengambil alih, sekresi estrogen dan progesteron mengalami
peningkatan yang nyata. Kadar kedua hormon ini tetap tinggi sampai sesaat
sebelum aterm, ketika fungsi placenta dengan rentam usia yang terbatas mulai
mengalami penurunan. Ketika hal ini terjadi, kadar hormon placenta mulai
menurun.
Estrogen
Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi :
 Pertumbuhan
 Pertumbuhan payudara
 Retensi air dan natrium
 Pelepasan hormon hipofise
Progesteron
Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui :
 Relaksasi otot polos (dengan efek yang menyebar luas
 Relaksasi jaringan ikat
 Kenaikan suhu
 Pengembangan duktus laktiferus dan alveoli
 Perubahan sekretorik dalam payudara
Hormon-hormon plasenta lainnya
 Hormon laktogenik plasenta meningkatkan pertumbuhan, menstimulasi
perkembangan payudara dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
metabolisme lemak maternal.
 Hormon Relaksin memberikan efek relaksan, khusunya pada jaringan ikat.
Perubahan endokrin lainnya
Sekresi kelenjar hipofise umumnya menurun, dan penurunan ini selanjutnya akan
meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin (khususnya kelenjar tiroid,
paratiroid dan adrenal). Kadar hormon hipofise, prolaktin meningkat secra
berangsur-angsur memnjelang akhir kehamilan, namun funsi prolaktin dalam
memicu laktasi disupresi sampai sesuadah plasenta dilahirkan dan kadar estrogen
menurun.(Farrer,2001:60-62)
2. Penambahan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu normalnya sama dengan 25% dari berat sebelum
hamil. Peningkatan yang utama terjadi pada paruh kedua kehamilan. Pada wanita
dengan ukuran tubuh rat-rata, rincian penambahan berat badannya sampai
kehamilan aterm adalah :
 Isi uterus
Janin 3,5 kg
Cairan/ketuban 1,0 kg
Plasenta 0,5 kg
 Pertumbuhan
Uterus 1,0 kg
Payudara 0,5-1,0 kg
 Simpanan lemak dan protein maternal 3,0 kg
 Peningkatan volume darah maternal dan cairan interstitial 2,0 kg
(Farrer,2001:62)
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9 kg
sampai dengan 13,5 kg. (Baety,2012:3)
3. Perubahan Sisitem Reproduksi
 Uterus
Ukuran : tidak hamil 8x5x3 cm
hamil aterm 30x22x20 cm
Berat : tidak hamil 50 gram
hamil aterm 1 kg
Serabut otot bertambah banyak, tumbuh membesar dan meregang yang disebakan
stimulasi estrogen serta progesteron, dan terjadi akibat tekanan mekanis dari
dalam yaitu janin, plasenta serta cairan ketuban akan memerlukan lebih banyak
ruangan. (Farrer,2001, 62)
 Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan pelunakan pada serviks akibat peningkatan
hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan lendir serviks yang disebut
dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat
melakukan senggama.
 Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi
pada vagina.
 Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum.
(Hani,dkk,2010:52)
4. Perubahan Payudara
Terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Selain itu terjadi peningkatan hormon somatomamotropin untuk
produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.
5. Perubahan Sistem Pencernaan
 Mulut dan Gusi
Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah ke rongga
mulut, hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema
dan hiperplastis, ketebalan epitelial berkurang sehingga gusi lebih rapuh,
timbulnya muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan
meningkatkan rasa asam di mulut.
 Lambung
Terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik di lambung
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan kudah
terjadi peristaltik balik ke esofagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormon HCG juga dapat menyebakan ibu hamil merasakan mual dan muntah.
 Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air
menjadi lebih lama.
6. Perubahan Sistem Kardiovaskular
Jantung
 Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma
terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan. Antara
minggu ke-14 dan ke 20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai
15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm.
 Volume dan komposisi darah
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4-5,5
juta/mm3). Persentasi kenaikan bergantung kepada jumlah besi yang
tersedia. Massa SDM meningkat 30-33% pada kehamilan aterm, jika ibu
mengonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengonsumsi suplemen besi,
SDM hanya meningkat 17 % pada beberapa wanita.
 Sirkulasi darah
Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan penekanan
uterus terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena cava inferior
ketika berbaring, peningkatan penyerapan kapiler.(Hani dkk,2010:53-58)
7. Sistem Perkemihan
Perubahan pada sistem taraktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal dan
mekanis, perubahan ini menimbulkan masalah urinarius. Meskipun aliran darah
ke ginjal meningkat, urin tambahan tidak diproduksi karena terjadinya
peningktan sekresi natrium dan air.
 Infeksi Traktus Urinarius
Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos
menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter.
Penumpukan urin terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus
kandung kemih dpat menimbulkan pengososngan kandung kemih yan tidak
tuntas. Kedua faktor ini membuat wanita tersebut mudah terkena infeksi
traktus urinarius.
 Frekuensi Mikturisi
Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, uterus
akan lebih banyak menyita tempat dalam panggul. Dengan demikian tempat
bagi pembesaran kandung kemih akan berkurang dan tekanan pada kandung
kemih semakin sering dirasakan.Setelah usia kehamilan 3 bulan, uterus keluar
dari dalam rongga panggul dan fungsi kandung kemih kembali normal.
Keinginan buang air kecil yang sering timbul kembali pada kehamilan
menjelang aterm ketika presenting part bayi masuk ke dalam rongga panggul.
 Strees Inkontinensia
Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urin, khususnya akibat desakan
(stress yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang
mendadak (seperti ketika tertawa atau bersin) dapat terjadi menjelang akhir
kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot pada dasar
panggul (akibat progesteron) dan peningkatan tekanan akibat penambahan
berat isi uterus.(Farrer, 2001:64-65)
8. Sistem Integumen
 Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di
daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit
hitam akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, serta hormon
melanokortikosteroid.
 Kulit
Hipersensitivitas alergen plasenta sehingga menimbulkan gatal-gatal.
 Peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan hormon, kelenjar tersebut
meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan metabolik yang
meningkat, peningkatan aktivitas sebasea. Hal ini menimbulkan produksi
keringat bertambah.
 Perut
Terdapat garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai bagian atas fundus di
garis tengah tubuh diinduksi hormon timbul. Pada primigravida garis mulai
terlihat pada bulan ketiga terus memanjang seiring dengan meningginya
fundus. Pada multigravida keseluruhan garis sering muncul sebelum bulan
ketiga. Terdapat juga tanda regangan yang timbul pada 50-90% wanita
selama pertengahan kedua kehamilan yang dapat disebabkan oleh kerja
adenokortokosteroid, menunjukkan pemisahan jaringan ikat (kolagen) di
bawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini senderung timbul di daerah
dengan regangan maksimum (misalnya abdomen, paha, payudara).
9. Sistem Pernafasan
 Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan espon terhadap peningkatan
kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Oleh karena
kapiler membesar, terbentuklah edema dan hiperemia di hidung, faring,
laring, trakea, dan bronkus.
 Toraks dan Diafragma
Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami desakan
pada diafragma sehingga naik 4 cm, terjadi pelebaran sududt toraks dari
68 menjadi 103 derajat, peneingkatan progesteron menyebabkan
peningkatan pusat saraf untuk konsumsi oksigen. Hal ini menyebabkan
sesak nafas.
10. Sistem Neurologi dan Muskuloskeletal
 Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistem
pernafasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk
pada tungkai. Hal ini bisa menyebabkan kram teritama pada kaki
 Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan
berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar,
median, dan skiatik, terjadi hiperventilasi. Hal ini bisa menyebabkan
kesemutan.
 Terjadi hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan
hemodinamis, hipoglikemia, penumpukan darah di bagian tungai sehigga
mengurangi arah balik vena dan mengurangi curah jantung. Hal ini bisa
emnyebabkan syncope atau pingsan. (Hani dkk,2010:60-67)

F. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu
merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek. Selain itu, ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
ini, ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.
Trimester ini juga saat persiapin aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
Keluarga mulai menduga-duga apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan dan akan
mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama untuk bayi mereka. (Hani, dkk, 2011:
68)
G. Seksualitas
Kegiatan seksual selama trimester terakhir masa kehamilan tidak dilarang. Jika ibu hamil
menggunakan imajinasi, kegiatan itu bisa membuahkan hasil seperti sediakala. Banyak
pasangan yang merasa resah kita mereka mencederai si bayi atau menyebabkan kelahiran
sebelum waktunya, tetapi keresahan ini pada umumnya tidak berdasar. Jika senggama tidak
menyenangkan atau kekhawatiran mengganggu kenikmatan, jangan lupa bahwa senggama
tidak mutlak harus sinonim dengan permainan cinta. Banyak cara lain untuk saling
menyatakan cinta badani dan mendukung satu sama lainnya. Ada beberapa keadaan yang
menyebabkan senggama tidak dianjurkan. Sebagai contoh kalau kantung air sedah pecah,
senggama bisa menyebabkan infeksi. (Sloane,1997:235)
H. Pemeriksaan mingguan
Dalam akhir kehamilan, petugas kesehatan akan meminta agar ibu hamil sering diperiksa,
sampai harus datang periksa tiap minggu. Perubahan dalam hal letak si bayi, demikian
pula perubahan kesehatan ibu, perlu diperiksa lebih cermat mendekati persalinan. Pada
setiap kunjungan, akan ditanya gerakan janin, dilakukan pemeriksaan letak janin, dan
pemeriksaan vagina. (Sloane,1997:228)
Dijelaskan tanda-tanda permulaan persalinan pada akhir kehamilan yaitu
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu tau panggul
terutama primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tetekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang disebut false labor pains.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show)
Tanda-tanda in partu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sedirinya
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
(Mochtar,1998:93)

I. Ketidaknyamanan yang terjadi pada Kehamilan Trimester III

Ketidaknyamanan Fisiologi Intervensi

Sesak nafas (60%) Diafragma terdorong ke Posisi badan bila tidur


atas. menggunakan ekstra
bantal. Hentikan merokok,
konsul.

Insomnia (pada minggu- Gerakan janin, kram otot, Sering berkomunikasi


minggu akhir) sering buang air kecil. dengan kerabat/suami.

Rasa khawatir & cemas. Gangguan hormonal: Relaksasi, masase perut,


penyesuaian hormonal, minum susu hangat, tidur
khawatir jadi ibu setelah pakai ganjal bagian tubuh.
kelahiran

Rasa tidak nyaman dan Pembesaran uterus Istirahat, relaksasi, siapkan


tertekan pada bagian terutama waktu berdiri & tubuh, lapor petugas
perineum. jalan. Serta akibat gemeli. kesehatan.

Kontaksi Braxton Hick. Kontraksi usus Istirahat, teknik nafas.


mempersiapkan
persalinan.

Kram betis. Karena penekanan pada Cek apakah ada tanda


saraf yang terkait dengan Homan, bila tidak ada
uterus yang membesar. lakukan masase &
Perubahan kadar kalsium, kompres hangat pada otot
fosfor, keadaan ini yang terkena.
diperparah oleh kelenjar
sirkulasi darah tepi yang
buruk. Akibat minum susu
lebih 1 liter/hari.

Edema kaki sampai Karena berdiri dan duduk Asupan cairan dibatasi
tungkai. lama, postur tubuh jelek, hingga berkemih
tidak latihan fisik, baju secukupnya saja. Istirahat
ketat, cuaca panas. posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.

(Salmah, dkk, 2006: 71)

Nyeri Punggung Progesteron dan relaksin


Fisioterapi, pemanasan
(yang melunakkan
pada bagian yang sakit,
jaringan ikat) dan postur
tubuh yang berubah serta
analgesia, dan istirahat.
meningkatnya beban berat
Berikan nasihat untuk
yang dibawa dalam rahim.
memperhatikan postur
tubuh (jangan terlalu
sering membungkuk dan
berdiri serta berjalan
dengan punggung dan
bahu yang tegak,
menggunakan sepatu tumit
rendah, hindari
mengangkat benda yang
berat, memberitahukan
cara-cara untuk
mengistirahatkan otot
punggung, menjelaskan
keuntungan untuk
mengenakan korset khusus
bagi ibu hamil, tidur pada
kasur tipis yang
dibawahnya ditaruh papan
jika diperlukan (atau yang
nyaman) (Farrer,2001) dan
(Admin,2008) dalam
(Rukiyah,2009:121-122)

I. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Langkah-langkah dalam managemen
kebidanan menggambarkan alur poal berpikir dan bertindak bidan dalam pengambilan
keputusan klinis untuk mengatasi masalah.
Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat, dan logis dalam
suatu metode pendokumentasian yang dapat mengomunikasikan kepada orang lain
mengenai asuhan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang di
dalmnya tersirat proses berpikir yang sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang
klien sesuai langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan.( Hani dkk, 2010: 85)
Standar Asuhan Kehamilan
1. Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
a. Satu kali pada triwulan pertama
b. Satu kali pada triwulan kedua
c. Dua kali pada triwulan ketiga (Saifuddin, 2002)
Jika ibu ingin melakukan kunjungan ideal, maka ibu dianjurkan untuk melakukan
kunjungan setiap bulan pada umur kehamilan trimester pertama, setelah umur
kehamilan 28 minggu, maka ibu datang dua minggu satu kali, dan setelah umur
kehamilan di atas 36 minggu datang seminggu satu kali sampai umur kehamilan 40
minggu. (Rukiyah,2009:165)
2. Pelayanan/Asuhan Standar Minimal “7T”
a. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh
(BMI: Boddy Masa Indeks) di mana metode ini untuk menentukan pertambahan berat
badan yang optimal selama kehamilan, karena merupakan hal yang penting
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang
normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran
normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu <145 cm.
(Prawirohardjo,2005 dalam Rukiyah,2009:7)
b. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,
tetapi tekan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal
pemeriksaan dapat mengindikasikan potensi hipertensi.( Rukiyah, 2009:7)
c. Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran mac donald yaitu dengan
cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simpisis ke fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rumusnya. (Depkes RI,2001 dalam Rukiyah, 2009:7)
d. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toksiod pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
e. Pemberian Tablet Besi Minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat
besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II
karena absorbsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Tablet zat
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu
penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia diberikan 2-3 tablet zat besi per hari.
Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk
mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selam masa kehamilan yaitu saat
kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-
tanda anemia. (Depkes RI,2001 dalam Rukiyah,2009:8)
f. Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada
kecurigaan adanya resiko IMS (PPIBI, 2008 dalam Rukiyah,2009:8)
g. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)(Saifudin, 2002:90 dalam
Rukiyah,2009:8)
h. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial dan penegathuan klien.
(Rukiyah,2009:8)

 PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data wanita hamil terdiri atas
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.(Hani dkk, 2010:86)
1. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menetukan
status sosial ekonominya yang harus diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran
apa atau pengobatan apa yang akan diberikan.(Hani dkk,2010:87)
 Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak keliru dengan
pasien lain. (Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai dengan namanya, menghargai
dan menjaga martabatnya merupakan salah satu asuhan sayang ibu dalam proses
persalinan ( Depkes RI, 2008 : 14).
 Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia di bawah 16
tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di
atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin. (Varney,2008: 691)
 Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan dalam
melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain. Dalam keadaan gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan
dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam
memanggil ustad, pada agama khatolik memanggil pastur atau pendeta.
(Ibrahim.1996:82)
 Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya (Ambarwati, 2009 : 130).
 Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
(Ambarwati, 2009 : 130).
 Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran. Mungkin juga untuk
menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan panggul. Wanita Asia
dan Afrika biasannya mempunyai panggul bundar dan normal bagi persalinan dan
biasanya wanita-wanita dari barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang
tetapi ukuran muka belakang lebih kecil. (Ibrahim,1996 : 82)
 Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan tempat tinggal
ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa memberikan pilihan
kepada ibu akan di mana ibu tersebut bersalin. Dengan telah meninjau rumah ibu
hamil yang bersalin tentu akan mempengaruhi bagaimana psikologis ibu.
Lingkungan yang aman dan bersih akan membuat ibu bersemangat untuk
menyambut bayinya sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat
mengejan.
Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan bila ada ibu yang
namanya sama dan memastikan ibu mana yang hendak ditolong, juga diperlukan
bila mengadakan kunjungan kepada penderita. (Ibrahim,1996 : 81)
 Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding.
Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis
ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga lain selama
persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan
mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vaakum, cunam, dan secsio sesar, dan persaalinan berlangsung
lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan. (Depkes RI,
2008 :12)

 DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri. (Hani dkk,2010:87)
2. Keluhan Utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui apakah
penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada pengaduan-
pengaduan lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).
3. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah,2009:146)
a. Sistem Kardiovaskular
 Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah jantung
wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya ketika tidak
hamil saat ia berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada awal
kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 hingga 24
minggu. Peningkatan curah jantung selama kehamilan, persalinan, dan
pelahiran akan meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang
mempunyai riwayat penyakit jantung. (Varney,2007:628)
 Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu mendiskusikan dengan
dokternya tentang pengobatan mana yang aman digunakan selama
mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang sudah ada
sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya preeklampsia selama
kehamilan
( Varney,2007: 130).
 Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia
yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0
gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter) untuk wanita hamil.
(Varney,2007:623)
 Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan resiko perdarahan
pada wanita. Selama kehamilan, resiko perdarahan pascapartum meningkat.
(Varney,2007:628)
b. Sistem Pernafasan
 Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti akan terus
mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Asma
dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis
gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat lahir
rendah, dan perdarahan pervaginam.(Varney,2007:630)
 TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan berat badan
lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal meningkat 6 x lipat.
Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC dapat menginfeksi
janin yang dapat menyebabkan tuberculosis congenital. (Prawirohardjo,
2008 : 207 )

c. Sistem Endokrin
 Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat badan berlebih,
peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi
pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada
wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus meningkat pada
wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan diabetes harus dilakukan pada
semua wanita hamil. (Varney,2007:635)
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio sesarea,
trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat menimbulkan
makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan), hambatan pertumbuhan
janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia dan hipomagnesemia,
Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom gawa nafas neonatal.
(Saifuddin,2009:290-291)
 Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya disebabkan oleh penyakit Grave
(struma difusa toksika). Insidensi penyakit Grave dalam kehamilan di atas 20
minggu adalah 2 %. Penyebab teranyak lainnya adalah struma multinodosa,
tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan usia di atas 40 tahun.
Hipertiroid dalam kehamilan menyebabkan resiko abortus dan janin mati
dalam rahim 3 kali dari kehamilan normal.
(Saifuddin, 2009:285)
 Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan tetapi jika
terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada
ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2002 : 906 )
d. Sistem Urogenital
 Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada wanita
hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut
infeksi saluran kemih selama hidupnya.Akibat infeksi ini dapat dapat
mengakibatkan masalah pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian
anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan BBLR. (Saifuddin,2009:243)
e. Sistem Reproduksi
 Kista ovarium
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena
putaran tangkai, pecah atau perdarahan. (Saifuddin, 2009:269)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/kandungan
meliputi hal-hal berikut ini.
 Umur menarche
 Frekuensi, jarak/siklus jika normal
 Lamanya
 Jumlah darah yang keluar
 Karakteristik darah (misal bergumpal)
 Dismenorhea (Hani dkk,2010:89)
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan
dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat
memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik.
(Rukiyah,2009:145)
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan
yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada
kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan
kehamilan pada kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau
>4000, masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu
membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus,
test, tindak lanjut, dan rencana persalinan).(Rukiyah,2009:146)
6. Riwayat Perkawinan
a. Nikah atau tidak
b. Berapa kali menikah
c. Berapa lama menikah

Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). (Hani dkk, 2010:87)

7. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB
setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010:90)
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah memuaskan atau belum
dalam memenuhi tuntutan kehamilannya. Dengan bertanya, kita akan
menemukan setiap variasi dari kondisi idealnya dan wanita yang beresiko dapat
dirujuk ke bagian gizi/diet. (Farrer,2010:88)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari,
mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan
(menu seimbang).
(Saifuddin,2010:N-3)
b. Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan tonus dan
motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan progesteron
sehingga menyebabkan sering buang air kecil
Terjadi pengeluaran keringat. (Rukiyah, 2009:105-106)
c. Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro
koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya keretakan, pusat graviasi
berubah sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur tubuh menjadi
lordosi fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara berbaring, duduk,
berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh.
(Rukiyah,2009:107)
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. (Rukiyah,2009:106)
d. Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk
menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya
untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan
badan untuk memperbaiki sirkulasi darah. (Rukiyah,2009:106)
e. Pola Sexual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan atau persalinan
prematur maka sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan pertama
kehamilannya dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat
seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilanjutkan menurut
keinginan pasangan suami-isteri tersebut.(Farrer,2010:90-91)
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual. (Saifuddin,2009:43)
f. Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan persoalan penting.
Infeksi kulit harus segara diobati. (Farrer,2001:91)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara membersihkan dengan air dan dikeringkan.
(Saifuddin,2009:95)
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan menggunakan baju biasa
yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat,
bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar, bagian pinggang
harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus
membesar.(Rukiyah,2009:104)
g. Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol adalah hal yang
sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat teserap
dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui sistem sirkulasi
plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk menghindari
rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter
atau bidan. (Rukiyah,2009:92)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir darah merah untuk
megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses metabolisme, terutama saat
hamil. (Saifuddin,2009:43)
9. Data Psikososial Dan Spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang
keyakinan dan norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait
dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai
keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan.
(Kennedy,2009:124)
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem dukungan
terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu
ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik. (Rukiyah,2009:146-
147)
10. Data Pengetahuan

 DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita hamil untuk
memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas medis atau
penyakit.
a. Pemeriksaan Umum :
 Keadaan Umum
 Kesadaran
 BB Sebelum /Saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama, biasanya belum
menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang menurun, hal ini
dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah yang dapat
mengganggu konsumsi nutrisi pada masa kehamilan trimester I. Selama
trimester kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang lebih ½ kg
perminggu. Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester ketiga
harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi. Hingga akhir
kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9 kg sampai dengan
13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air
ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal
kemungkinan janin besar, kehamilan hidramnion, kehamilan ganda.
(Baety,2012:3)
 TB
Berkaitan dengan kmeungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang dari 150
cm. (Manuaba,2001:183)
 LILA
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, apakah ibu tersebut
mengalami KEP atau tidak.(Baety,2012:3)
 Tanda Vital
Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di
atas tekanan darah sebelum hamil, menandakan toxemia gravidarum
(keracunan kehamilan). (Hani dkk,2010:91)
Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok,
ansietas, atau dehidrasi
Suhu/ T : Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau
dehidrasi.
RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok
atau ansietas. (Varney,2007:693).
b. Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan rabaan,
pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety,2012:4-5)
Reflek Patela
Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda preeklamsi
berat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia atau pada
eklamsia aktual. (Varney,2007:693).
c. Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi pasien berkaitan dengan
kehamilan/persalinan. Pemeriksaan meliputi :
1. Inspeksi/Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung membungkuk,
berjalan pincang, atau yang lainnya.
Periksa pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus sesuai usia
kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda chadwick
(Baety,2012:5)
2. Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin yang
terdapat di daerah fundus uteri
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin (pada letak membujur)
dan kepala janin (pada letak melintang).
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah rahim,
menentukan bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih
goyang
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk pintu atas panggul.
(Mochtar,1998:50-51)
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mac donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm
dari atas simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Depkes
RI,2001 dalam Rukiyah, 2009:7)

Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan

12 minggu Teraba di atas


-
simpisis pubis

16 minggu Di tengah antara


- simpisis pubis dan
umbilikus

20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus

22-27 minggu Usia kehamilan


dalam minggu = cm -
(±2 cm)

28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara


umbilikus dan
prosesus sifoideus

29-35 minggu Usia kehamilan


dalam minggu = cm -
(±2cm)

36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus


sifoideus.

(Saifuddin,2006 dalam Rukiyah,2009:33)


Garis dasar janin baru dapat dipalpasi setelah minggu ke 12 saat dilakukan
pemeriksaan abdomen. Namun garis dasar ini juga bukan tanda diagnostik yang
pasti. Ballotement dapat dirasakan melalui abdomen pada waktu yang hampir
bersamaan. Pada tanda ini,tepukan tiba-tiba pada uterus dapat menyebabkan
janin tenggelam ke dalam cairan amnion untuk membalas secara lembut jari-jari
pemeriksa.(Varney,2007:498)
TBJ (Taksiran Berat Janin) gram
Rumus Johnson-Tausak : menentukan taksiran berat janin adalah :
BB = (Mac Donald-12)x155
(Rukiyah,2009:33)
3. Auskultasi :
Periksa dengar merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menilai kesejahteraan janin dalam kandungan dengan
menggunakan stetoskop atau bisa juga menggunakan doppler pada perut ibu.
Periksa dengar biasanya dimulai pada setiap pemeriksaan kehamilan trimester II
di mana denyut jantung janin bisa terdengar menggunakan lennec pada usis
kehamilan 20 minggu, tetapi bila menggunakan doppler, pada usia kehamilan 12
minggu DJJ sudah mulai dapat terdengar. Pemeriksaan DJJ harus dilakukan 1
menit penuh, dengan nilai normal DJJ 120-160 x/menit. (Baety,2012:19)
d. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium sederhana adlah suatu pemeriksaan yang dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan ibu hamil
sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu diagnosa.
 Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urin ada 2 hal yang diperiksa yaitu kadar protein dan gula dalam
urine.
 Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil terutama adalah
pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan dapat dilakukan di Pukesmas/RS.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila
kadar Hb ibu kurang dari 10g% berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih
bila kadar Hb tersebut kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat.
(Baety,2012:49-52)

 ASSESMENT
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data
subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis
tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang
tepat. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan tindakan
segera. (Muslihatun,Wafi Nur,dkk, 2009:91)
 PELAKSANAAN
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini
harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu
tertentu.Tindakan yang akan dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain
dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan asuhan sesuai
rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila
tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak
mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien
berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari
efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan
tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus
ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini
dapat menjadi dasar untuk mngembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai
tujuan yang diharapkan. (Muslihatun,Wafi Nur,dkk, 2009:91)
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TM 3 PADA NY. W USIA 23 TAHUN, G2P1A0
HAMIL 39 MINGGU 1 HARI

DI PUSKESMAS CANDIMULYO, MAGELANG

A. PENGKAJIAN
Tanggal: 14-12- 2019
Pukul :08.00 WIB
Tempat: Ruang KIA/KB PKM Candimulyo
B. IDENTITAS
1. Ibu 2. Suami
Nama : Ny. Y Nama : Tn. M
Umur : 23 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Trenten Alamat : Trenten
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang
Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh pegal pada pinggang bagian belakang, semakin nyeri bila ibu
melakukan aktivitas berat/kelelahan. Rasa pegal yang timbul seperti pegal-pegal
namun masih bias ditolerir, pegal hanya dirasakan di pinggang belakang, keluhan
ibu terasa sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan
a.Ibu
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah mengeluh gejala penyakit:
Sistem kardiovaskuler : Jantung, hipertensi, stroke
Sistem respirasi : asma, TBC
Sistem gastrointestinal : typoid
Sistem endokrin : DM
Riwayat operasi abdomen : tidak ada
b. Keluarga
Ibu mengatakan keluarga dari pihak ibu tidak ada yang sedang/pernah mengalami
gejala penyakit menular (TBC, HIV) maupun penyakit menurun (Jantung,
hipertensi, DM)
c.Status obstetric
1) Riwayat haid
Menarche :12 tahun
Siklus :28 hari
Lama : 6 hari
Warna : merah khas
Leukorea: menjelang haid
Jumlah : hari 1-2 ganti pembalut 3 x
Hari 3-4 ganti pembalut 4x
Hari 5-6 ganti pembalut 3 x (bercak)
2) Riwayat kehamilan sekarang
G2P1A0 UK 39 minggu 1 hari
HPHT : 28 Maret 2019
HPL : 21 Desember 2019
Gerak janin: pertama kali pada UK 4 bulan
3) Riwayat ANC
Table 1.1. riwayat ANC

Tanggal keluhan Suplemen KIE tempat

28/8/2016 Pusing Fe, calc, Mengurangi BPM


vit c aktivitas berat

28/11/201 nafsu Fe, calc Mengurangi BPM


6 makan makanan
berkuran berlemak
g

26/12/201 Keputiha Fe, calc, PHBS PKM


6 n, gatal TT 2

7/2/2019 t.a.k Fe Ketidaknyamana BPM


n kehamilan TM
3

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Table 1.2 riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas

ANC Penyulit Jenis Penolong tahun JK/BB Penyulit PNC Penyulit

ya - normal bidan 2014 L/2800 - ya -


gram
5) Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah pada usia 18 tahun & suami pada 27 tahun secara
sah, usia perikahan 5 tahun. Ini adalah pernikahan pertama bagi keduanya.
6) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama ibu menggunakan kontrasepsi
jenis suntik 3 bulan selama 2 taun, hingga tahun 2016, ibu berhenti
menggunakan karena ingin punya anak lagi
7) Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Sebelum hami :Makan 3 kali/ hari, nasi, lauk pauk (tahu, tempe, telur,
ayam), sayur (bayam, kangkung, sayur santan). Minum 8 gelas air putih,
teh manis
Selama hamil : makan 3-4x/hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur (bayam,
kangkung, sayur santan), lauk (tahu, tempe, telur, ayam). Minum air putih
8 gelas, dan susu ibu hamil.
b) Pola Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 kali/hari, padat, berwarna kecoklatan. BAK 7-8
kali, banyak,warna jernih
Selama hamil : BAB 1 kali/hari, agak keras, berwarna kecoklatan, BAK
12 kali/hari, banyak,warna jernih
c) Pola Aktivitas
Sebelum hamil : melakukan aktivitas rumah tangga & mengurus anak
pertama
Selama hamil : melakukan aktivitas rumah tangga yang ringan, mengurus
anak pertama
d) Pola Istirahat
Sebelum hami :Tidur siang kadang-kadang, tidur malam 7- 8 jam
Selama hamil : tidur siang 1 jam, tidur malam 8 jam
e) Pola Hygiene
Sebelum hamil :Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali, keramas 3 kali
seminggu, ganti baju 2 kali
Selama hamil : Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali, keramas 3 kali
seminggu, ganti baju 2-3 kali
f) Pola Hidup Sehat
Ibu tidak merokok, tidak mengonsumsi alcohol/minuman keras dan tidak
mengosnsmsi narkoba.Suami tidak merokok.
g) Psikososial Spiritual
Ibu mengatakan bahagia dengan kehamilan ini, ini adalah kehamilan yang
diharapkan ibu dan keluarga, pengambil keputusan utama adalah suami,
koping masalah dengan musyawarah antara suami-istri, tidak ada adat dan
kebiasaan beragama yang mempengaruhi kehamilan ibu, penghasilan Rp.
2.500.000,00, rencana persalinan di PKM
h) Data Pengetahuan
Ibu mengatakan lupa pada persiapan persalinan
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB sebelum/sekarang : 50/62 kg
TB : 150 cm
LLA : 23.5 cm
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m
RR : 24 x/m
S : 36.4◦ C
IMT : 23.4 (normal)

2. Status Present
Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam, bersih, tidak mudah
rontok
Muka : simetris, tidak oedem
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : tidak ada nyeri tekan
Mulut : mukosa merah muda, tidak ada karies gigi, tidak ada
stomatitis
Leher : tidak ada nyeri tekan vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
Ekstremitas : atas : tidak oedema, capiler refill baik
Bawah : tidak oedema, capiller refill baik
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
Muka : tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
kolostrum sudah keluar
Abdomen : ada linea nigra
b. Palpasi
L I : TFU 3 jari bawah px, teraba 1 bagian lunak, kurang bulat, tidak
melenting.
L II : teraba 1 bagian panjang seperti papan dan terdapat tahanan di kiri
dan bagian –bagian kecil, terputus-putus di kanan
L III : teraba 1 bagian keras, bulat, sulit digerakkan
L IV : divergen
TFU (cm) : 28 cm
TBJ : (28-11) x 155 = 2635 gram
c. DJJ : 144x/m teratur, PM kiri bawah pusat, tunggal
4. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12.5 gr% (diperiksa pada 26/12/16)

III. ASSESSMENT
Ny. Y, 23 tahun, G2P1A0 hamil 39 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup, intra
uteri, punggung kiri, presentasi kepala, fisiologis.
IV. PELAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa janin dan ibu sehat dan dalam
keadaan baik, usia kehamilan ibu 9 bulan lebih 3 minggu
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan senang dengan kondisinya
2. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas yang
berat supaya keluhan ibu dapat berkurang dan tidak semakin parah. Penyebab
keluhan ibu bisa terjadi karena janin/bayi mulai mencari jalan lahir, sehingga ibu
harus mempersiapkan fisik bila sewaktu-waktu tanda persalinan muncul.
Hasil : ibu bersedia beristirahat dan mengurangi aktivitas yang berat supaya
keluhan ibu dapat berkurang dan tidak semakin parah
3. Membantu ibu mengingat kembali tanda-tanda persalinan yaitu :mulai terasa
kenceng yang semakin sering dan teratur, nyeri akan terasa dari pinggang, perut
bawah hingga punggung, mulai mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir,
mengeluarkan cairan dari jalan lahir dengan bau khas. Bila menemui tanda
tersebut, harus segera ke faskes/PKM terdekat.
Hasil : ibu dapat mengingat 2 dari 3 tanda persalinan yang disebutkan diantaranya
terasa nyeri dari pinggang, perut bawah hingga punggung, mulai mengeluarkan
lendir darah dari jalan lahir.
4. Memberitahu ibu persiapan persalinan yaitu mental ibu, tempat bersalin,
perlengkapan bersalin, pemahaman tanda persalinan pada keluarga, kendaraan,
dan evaluasi pelaksanaan penempelan stiker P4K (transportasi, pendamping
persalinan, pendonor, lokasi persalinan) di rumah. Mental yang harus
dipersiapkan adalah kesiapan ibu bahwa persalinan adalah bagian normal dari
siklus kehidupan wanita sehingga ibu tidak perlu khawatir menghadapinya,
tempat bersalin saat ini harus di fasilitas kesehatan bisa di PKM maupun BPM
terdekat untuk upaya pertolongan persalinan normal, perlengkapan bersalin yang
perlu disiapkan diantaranya : pakaian ibu (kemeja, BH, celana dalam, jarik/kain,
pembalut nifas), pakaian bayi (baju bayi, popok bayi, topi bayi, celana bayi, gurita
bayi, sarung tangan dan kaus kaki bayi), perlengkapan bayi (kain gendong,
bedong, selimut bayi).
Hasil : mental ibu sudah terlihat lebih siap, tempat bersalin sudah diputuskan di
PKM, pakaian dan perelengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan, keluarga telah
dipahamkan akan tanda persalinan, stiker P4K telah ditempelkan di depan rumah
ibu tepatnya di pintu rumah. Transportasi dengan menggunakan motor, pendonor
dan pendamping adalah suami, dan tempat persalinan di PKM.
5. Menganjurkan ibu untuk berhubungan seksual dengan suami, karena hormone
yang terkandung dalam sperma suami dapat mempercepat munculnya tanda
persalinan. Hormone tersebut bernama prostaglandin. Hormone ini bermanfaat
untuk melemaskan leher rahim sehingga proses persalinan dapat terjadi lebih
cepat.
Hasil : ibu dan suami bersedia melakukan hubungan seksual
BAB IV
PEMBAHASAN

Seiring dengan menuanya umur keamilan, ueterus akan semakin membesar. Hal ini akan
menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu utamanya terkait dengan system pergerakan ibu
mulai dari pegal hingga kram. Hal ini ter jadi karena adanya penekanan pada saraf yang
terkait dengan uterus yang membesar, perubahan kadar kalsium, fosfor, serta adanya
perubahan hormonal pada ibu. Adanya perubahan kadar menjelang persalinan, progesteron
dan relaksin (yang melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta
meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim. Perasaan sakit di perut dan di
pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false
labor pains. Oleh karenanya penting bagi bidan untuk memberikan pemahaman bagi ibu
agar tidak panik dan khawatir pada keluhan yang dialami.
Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual merupakan asuhan yang penting
untuk dilakukan pada kehamilan diakhir TM 3. Kegiatan seksual selama trimester terakhir
masa kehamilan tidak dilarang. Jika ibu hamil menggunakan imajinasi, kegiatan itu bisa
membuahkan hasil seperti sediakala. Banyak pasangan yang merasa resah kita mereka
mencederai si bayi atau menyebabkan kelahiran sebelum waktunya, tetapi keresahan ini
pada umumnya tidak berdasar. Jika senggama tidak menyenangkan atau kekhawatiran
mengganggu kenikmatan, jangan lupa bahwa senggama tidak mutlak harus sinonim dengan
permainan cinta. Banyak cara lain untuk saling menyatakan cinta badani dan mendukung
satu sama lainnya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan senggama tidak dianjurkan.
Sebagai contoh kalau kantung air sedah pecah, senggama bisa menyebabkan infeksi.
(Sloane,1997:235) . selain itu, hubungan seksual pada masa kehamilan di akhir TM 3
bermanfaat untuk memberikan hormone prostaglandin melalui sperma untuk merangsang
persalinan.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Keluhan yang biasa muncul pada ibu hamil TM 3 adalah pegal, kram yang bisa
saja merupakan konsekuensi akibat membesarnya uterus dan menuanya umur
kehamilan, atau merupakan tanda-tanda awal persalinan. Penting bagi ibu
mengetahui informasi terkait tanda awal dan pasti persalinan
2. Pemberian KIE mengenai tanda persalinan dan anjuran untuk berhubungan
seksual mencegah terjadinya kelahiran post mature.

B. SARAN
Agar tenaga kesehatan lebih melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
DAFTAR PUSTAKA

Baety,Aprilia Nurul.2012.Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik


Pemeriksaan.Yogyakarta:Graha Ilmu
Farrer, Helen.2001.Perawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Hani,Ummi,dkk.2010.Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta:Salemba Medika.
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
Rukiyah,Ai Yeyeh,dkk.2009.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).Jakarta:Trans Info Media
Saifuddin, Abdul Bari.2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salmah,dkk.2006.Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta:EGC
Sloane, Philip D dan Salli Benedict. 1997. Petunjuk Lengkap Kehamilan.
Jakarta : Mitra Utama.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai