KEHAMILAN
Disusun Oleh:
Tri Asih
NIM.P1337424519106
Edema kaki sampai Karena berdiri dan duduk Asupan cairan dibatasi
tungkai. lama, postur tubuh jelek, hingga berkemih
tidak latihan fisik, baju secukupnya saja. Istirahat
ketat, cuaca panas. posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.
PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data wanita hamil terdiri atas
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.(Hani dkk, 2010:86)
1. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menetukan
status sosial ekonominya yang harus diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran
apa atau pengobatan apa yang akan diberikan.(Hani dkk,2010:87)
Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak keliru dengan
pasien lain. (Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai dengan namanya, menghargai
dan menjaga martabatnya merupakan salah satu asuhan sayang ibu dalam proses
persalinan ( Depkes RI, 2008 : 14).
Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia di bawah 16
tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di
atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin. (Varney,2008: 691)
Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan dalam
melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain. Dalam keadaan gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan
dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam
memanggil ustad, pada agama khatolik memanggil pastur atau pendeta.
(Ibrahim.1996:82)
Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya (Ambarwati, 2009 : 130).
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
(Ambarwati, 2009 : 130).
Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran. Mungkin juga untuk
menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan panggul. Wanita Asia
dan Afrika biasannya mempunyai panggul bundar dan normal bagi persalinan dan
biasanya wanita-wanita dari barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang
tetapi ukuran muka belakang lebih kecil. (Ibrahim,1996 : 82)
Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan tempat tinggal
ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa memberikan pilihan
kepada ibu akan di mana ibu tersebut bersalin. Dengan telah meninjau rumah ibu
hamil yang bersalin tentu akan mempengaruhi bagaimana psikologis ibu.
Lingkungan yang aman dan bersih akan membuat ibu bersemangat untuk
menyambut bayinya sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat
mengejan.
Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan bila ada ibu yang
namanya sama dan memastikan ibu mana yang hendak ditolong, juga diperlukan
bila mengadakan kunjungan kepada penderita. (Ibrahim,1996 : 81)
Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding.
Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis
ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga lain selama
persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan
mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vaakum, cunam, dan secsio sesar, dan persaalinan berlangsung
lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan. (Depkes RI,
2008 :12)
DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri. (Hani dkk,2010:87)
2. Keluhan Utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui apakah
penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada pengaduan-
pengaduan lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).
3. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah,2009:146)
a. Sistem Kardiovaskular
Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah jantung
wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya ketika tidak
hamil saat ia berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada awal
kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 hingga 24
minggu. Peningkatan curah jantung selama kehamilan, persalinan, dan
pelahiran akan meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang
mempunyai riwayat penyakit jantung. (Varney,2007:628)
Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu mendiskusikan dengan
dokternya tentang pengobatan mana yang aman digunakan selama
mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang sudah ada
sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya preeklampsia selama
kehamilan
( Varney,2007: 130).
Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia
yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0
gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter) untuk wanita hamil.
(Varney,2007:623)
Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan resiko perdarahan
pada wanita. Selama kehamilan, resiko perdarahan pascapartum meningkat.
(Varney,2007:628)
b. Sistem Pernafasan
Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti akan terus
mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Asma
dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis
gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat lahir
rendah, dan perdarahan pervaginam.(Varney,2007:630)
TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan berat badan
lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal meningkat 6 x lipat.
Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC dapat menginfeksi
janin yang dapat menyebabkan tuberculosis congenital. (Prawirohardjo,
2008 : 207 )
c. Sistem Endokrin
Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat badan berlebih,
peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi
pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada
wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus meningkat pada
wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan diabetes harus dilakukan pada
semua wanita hamil. (Varney,2007:635)
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio sesarea,
trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat menimbulkan
makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan), hambatan pertumbuhan
janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia dan hipomagnesemia,
Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom gawa nafas neonatal.
(Saifuddin,2009:290-291)
Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya disebabkan oleh penyakit Grave
(struma difusa toksika). Insidensi penyakit Grave dalam kehamilan di atas 20
minggu adalah 2 %. Penyebab teranyak lainnya adalah struma multinodosa,
tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan usia di atas 40 tahun.
Hipertiroid dalam kehamilan menyebabkan resiko abortus dan janin mati
dalam rahim 3 kali dari kehamilan normal.
(Saifuddin, 2009:285)
Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan tetapi jika
terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada
ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2002 : 906 )
d. Sistem Urogenital
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada wanita
hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut
infeksi saluran kemih selama hidupnya.Akibat infeksi ini dapat dapat
mengakibatkan masalah pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian
anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan BBLR. (Saifuddin,2009:243)
e. Sistem Reproduksi
Kista ovarium
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena
putaran tangkai, pecah atau perdarahan. (Saifuddin, 2009:269)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/kandungan
meliputi hal-hal berikut ini.
Umur menarche
Frekuensi, jarak/siklus jika normal
Lamanya
Jumlah darah yang keluar
Karakteristik darah (misal bergumpal)
Dismenorhea (Hani dkk,2010:89)
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan
dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat
memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik.
(Rukiyah,2009:145)
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan
yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada
kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan
kehamilan pada kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau
>4000, masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu
membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus,
test, tindak lanjut, dan rencana persalinan).(Rukiyah,2009:146)
6. Riwayat Perkawinan
a. Nikah atau tidak
b. Berapa kali menikah
c. Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). (Hani dkk, 2010:87)
7. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB
setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010:90)
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah memuaskan atau belum
dalam memenuhi tuntutan kehamilannya. Dengan bertanya, kita akan
menemukan setiap variasi dari kondisi idealnya dan wanita yang beresiko dapat
dirujuk ke bagian gizi/diet. (Farrer,2010:88)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari,
mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan
(menu seimbang).
(Saifuddin,2010:N-3)
b. Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan tonus dan
motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan progesteron
sehingga menyebabkan sering buang air kecil
Terjadi pengeluaran keringat. (Rukiyah, 2009:105-106)
c. Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro
koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya keretakan, pusat graviasi
berubah sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur tubuh menjadi
lordosi fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara berbaring, duduk,
berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh.
(Rukiyah,2009:107)
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. (Rukiyah,2009:106)
d. Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk
menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya
untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan
badan untuk memperbaiki sirkulasi darah. (Rukiyah,2009:106)
e. Pola Sexual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan atau persalinan
prematur maka sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan pertama
kehamilannya dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat
seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilanjutkan menurut
keinginan pasangan suami-isteri tersebut.(Farrer,2010:90-91)
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual. (Saifuddin,2009:43)
f. Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan persoalan penting.
Infeksi kulit harus segara diobati. (Farrer,2001:91)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara membersihkan dengan air dan dikeringkan.
(Saifuddin,2009:95)
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan menggunakan baju biasa
yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat,
bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar, bagian pinggang
harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus
membesar.(Rukiyah,2009:104)
g. Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol adalah hal yang
sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat teserap
dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui sistem sirkulasi
plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk menghindari
rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter
atau bidan. (Rukiyah,2009:92)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir darah merah untuk
megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses metabolisme, terutama saat
hamil. (Saifuddin,2009:43)
9. Data Psikososial Dan Spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang
keyakinan dan norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait
dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai
keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan.
(Kennedy,2009:124)
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem dukungan
terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu
ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik. (Rukiyah,2009:146-
147)
10. Data Pengetahuan
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita hamil untuk
memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas medis atau
penyakit.
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum
Kesadaran
BB Sebelum /Saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama, biasanya belum
menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang menurun, hal ini
dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah yang dapat
mengganggu konsumsi nutrisi pada masa kehamilan trimester I. Selama
trimester kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang lebih ½ kg
perminggu. Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester ketiga
harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi. Hingga akhir
kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9 kg sampai dengan
13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air
ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal
kemungkinan janin besar, kehamilan hidramnion, kehamilan ganda.
(Baety,2012:3)
TB
Berkaitan dengan kmeungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang dari 150
cm. (Manuaba,2001:183)
LILA
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, apakah ibu tersebut
mengalami KEP atau tidak.(Baety,2012:3)
Tanda Vital
Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di
atas tekanan darah sebelum hamil, menandakan toxemia gravidarum
(keracunan kehamilan). (Hani dkk,2010:91)
Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok,
ansietas, atau dehidrasi
Suhu/ T : Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau
dehidrasi.
RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok
atau ansietas. (Varney,2007:693).
b. Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan rabaan,
pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety,2012:4-5)
Reflek Patela
Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda preeklamsi
berat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia atau pada
eklamsia aktual. (Varney,2007:693).
c. Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi pasien berkaitan dengan
kehamilan/persalinan. Pemeriksaan meliputi :
1. Inspeksi/Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung membungkuk,
berjalan pincang, atau yang lainnya.
Periksa pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus sesuai usia
kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda chadwick
(Baety,2012:5)
2. Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin yang
terdapat di daerah fundus uteri
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin (pada letak membujur)
dan kepala janin (pada letak melintang).
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah rahim,
menentukan bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih
goyang
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk pintu atas panggul.
(Mochtar,1998:50-51)
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mac donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm
dari atas simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Depkes
RI,2001 dalam Rukiyah, 2009:7)
Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan
ASSESMENT
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data
subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis
tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang
tepat. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan tindakan
segera. (Muslihatun,Wafi Nur,dkk, 2009:91)
PELAKSANAAN
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini
harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu
tertentu.Tindakan yang akan dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain
dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan asuhan sesuai
rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila
tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak
mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien
berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari
efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan
tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus
ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini
dapat menjadi dasar untuk mngembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai
tujuan yang diharapkan. (Muslihatun,Wafi Nur,dkk, 2009:91)
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TM 3 PADA NY. W USIA 23 TAHUN, G2P1A0
HAMIL 39 MINGGU 1 HARI
A. PENGKAJIAN
Tanggal: 14-12- 2019
Pukul :08.00 WIB
Tempat: Ruang KIA/KB PKM Candimulyo
B. IDENTITAS
1. Ibu 2. Suami
Nama : Ny. Y Nama : Tn. M
Umur : 23 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Trenten Alamat : Trenten
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang
Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh pegal pada pinggang bagian belakang, semakin nyeri bila ibu
melakukan aktivitas berat/kelelahan. Rasa pegal yang timbul seperti pegal-pegal
namun masih bias ditolerir, pegal hanya dirasakan di pinggang belakang, keluhan
ibu terasa sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan
a.Ibu
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah mengeluh gejala penyakit:
Sistem kardiovaskuler : Jantung, hipertensi, stroke
Sistem respirasi : asma, TBC
Sistem gastrointestinal : typoid
Sistem endokrin : DM
Riwayat operasi abdomen : tidak ada
b. Keluarga
Ibu mengatakan keluarga dari pihak ibu tidak ada yang sedang/pernah mengalami
gejala penyakit menular (TBC, HIV) maupun penyakit menurun (Jantung,
hipertensi, DM)
c.Status obstetric
1) Riwayat haid
Menarche :12 tahun
Siklus :28 hari
Lama : 6 hari
Warna : merah khas
Leukorea: menjelang haid
Jumlah : hari 1-2 ganti pembalut 3 x
Hari 3-4 ganti pembalut 4x
Hari 5-6 ganti pembalut 3 x (bercak)
2) Riwayat kehamilan sekarang
G2P1A0 UK 39 minggu 1 hari
HPHT : 28 Maret 2019
HPL : 21 Desember 2019
Gerak janin: pertama kali pada UK 4 bulan
3) Riwayat ANC
Table 1.1. riwayat ANC
2. Status Present
Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam, bersih, tidak mudah
rontok
Muka : simetris, tidak oedem
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : tidak ada nyeri tekan
Mulut : mukosa merah muda, tidak ada karies gigi, tidak ada
stomatitis
Leher : tidak ada nyeri tekan vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
Ekstremitas : atas : tidak oedema, capiler refill baik
Bawah : tidak oedema, capiller refill baik
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
Muka : tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
kolostrum sudah keluar
Abdomen : ada linea nigra
b. Palpasi
L I : TFU 3 jari bawah px, teraba 1 bagian lunak, kurang bulat, tidak
melenting.
L II : teraba 1 bagian panjang seperti papan dan terdapat tahanan di kiri
dan bagian –bagian kecil, terputus-putus di kanan
L III : teraba 1 bagian keras, bulat, sulit digerakkan
L IV : divergen
TFU (cm) : 28 cm
TBJ : (28-11) x 155 = 2635 gram
c. DJJ : 144x/m teratur, PM kiri bawah pusat, tunggal
4. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12.5 gr% (diperiksa pada 26/12/16)
III. ASSESSMENT
Ny. Y, 23 tahun, G2P1A0 hamil 39 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup, intra
uteri, punggung kiri, presentasi kepala, fisiologis.
IV. PELAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa janin dan ibu sehat dan dalam
keadaan baik, usia kehamilan ibu 9 bulan lebih 3 minggu
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan senang dengan kondisinya
2. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas yang
berat supaya keluhan ibu dapat berkurang dan tidak semakin parah. Penyebab
keluhan ibu bisa terjadi karena janin/bayi mulai mencari jalan lahir, sehingga ibu
harus mempersiapkan fisik bila sewaktu-waktu tanda persalinan muncul.
Hasil : ibu bersedia beristirahat dan mengurangi aktivitas yang berat supaya
keluhan ibu dapat berkurang dan tidak semakin parah
3. Membantu ibu mengingat kembali tanda-tanda persalinan yaitu :mulai terasa
kenceng yang semakin sering dan teratur, nyeri akan terasa dari pinggang, perut
bawah hingga punggung, mulai mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir,
mengeluarkan cairan dari jalan lahir dengan bau khas. Bila menemui tanda
tersebut, harus segera ke faskes/PKM terdekat.
Hasil : ibu dapat mengingat 2 dari 3 tanda persalinan yang disebutkan diantaranya
terasa nyeri dari pinggang, perut bawah hingga punggung, mulai mengeluarkan
lendir darah dari jalan lahir.
4. Memberitahu ibu persiapan persalinan yaitu mental ibu, tempat bersalin,
perlengkapan bersalin, pemahaman tanda persalinan pada keluarga, kendaraan,
dan evaluasi pelaksanaan penempelan stiker P4K (transportasi, pendamping
persalinan, pendonor, lokasi persalinan) di rumah. Mental yang harus
dipersiapkan adalah kesiapan ibu bahwa persalinan adalah bagian normal dari
siklus kehidupan wanita sehingga ibu tidak perlu khawatir menghadapinya,
tempat bersalin saat ini harus di fasilitas kesehatan bisa di PKM maupun BPM
terdekat untuk upaya pertolongan persalinan normal, perlengkapan bersalin yang
perlu disiapkan diantaranya : pakaian ibu (kemeja, BH, celana dalam, jarik/kain,
pembalut nifas), pakaian bayi (baju bayi, popok bayi, topi bayi, celana bayi, gurita
bayi, sarung tangan dan kaus kaki bayi), perlengkapan bayi (kain gendong,
bedong, selimut bayi).
Hasil : mental ibu sudah terlihat lebih siap, tempat bersalin sudah diputuskan di
PKM, pakaian dan perelengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan, keluarga telah
dipahamkan akan tanda persalinan, stiker P4K telah ditempelkan di depan rumah
ibu tepatnya di pintu rumah. Transportasi dengan menggunakan motor, pendonor
dan pendamping adalah suami, dan tempat persalinan di PKM.
5. Menganjurkan ibu untuk berhubungan seksual dengan suami, karena hormone
yang terkandung dalam sperma suami dapat mempercepat munculnya tanda
persalinan. Hormone tersebut bernama prostaglandin. Hormone ini bermanfaat
untuk melemaskan leher rahim sehingga proses persalinan dapat terjadi lebih
cepat.
Hasil : ibu dan suami bersedia melakukan hubungan seksual
BAB IV
PEMBAHASAN
Seiring dengan menuanya umur keamilan, ueterus akan semakin membesar. Hal ini akan
menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu utamanya terkait dengan system pergerakan ibu
mulai dari pegal hingga kram. Hal ini ter jadi karena adanya penekanan pada saraf yang
terkait dengan uterus yang membesar, perubahan kadar kalsium, fosfor, serta adanya
perubahan hormonal pada ibu. Adanya perubahan kadar menjelang persalinan, progesteron
dan relaksin (yang melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta
meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim. Perasaan sakit di perut dan di
pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false
labor pains. Oleh karenanya penting bagi bidan untuk memberikan pemahaman bagi ibu
agar tidak panik dan khawatir pada keluhan yang dialami.
Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual merupakan asuhan yang penting
untuk dilakukan pada kehamilan diakhir TM 3. Kegiatan seksual selama trimester terakhir
masa kehamilan tidak dilarang. Jika ibu hamil menggunakan imajinasi, kegiatan itu bisa
membuahkan hasil seperti sediakala. Banyak pasangan yang merasa resah kita mereka
mencederai si bayi atau menyebabkan kelahiran sebelum waktunya, tetapi keresahan ini
pada umumnya tidak berdasar. Jika senggama tidak menyenangkan atau kekhawatiran
mengganggu kenikmatan, jangan lupa bahwa senggama tidak mutlak harus sinonim dengan
permainan cinta. Banyak cara lain untuk saling menyatakan cinta badani dan mendukung
satu sama lainnya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan senggama tidak dianjurkan.
Sebagai contoh kalau kantung air sedah pecah, senggama bisa menyebabkan infeksi.
(Sloane,1997:235) . selain itu, hubungan seksual pada masa kehamilan di akhir TM 3
bermanfaat untuk memberikan hormone prostaglandin melalui sperma untuk merangsang
persalinan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Keluhan yang biasa muncul pada ibu hamil TM 3 adalah pegal, kram yang bisa
saja merupakan konsekuensi akibat membesarnya uterus dan menuanya umur
kehamilan, atau merupakan tanda-tanda awal persalinan. Penting bagi ibu
mengetahui informasi terkait tanda awal dan pasti persalinan
2. Pemberian KIE mengenai tanda persalinan dan anjuran untuk berhubungan
seksual mencegah terjadinya kelahiran post mature.
B. SARAN
Agar tenaga kesehatan lebih melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.