Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA NY. I DENGAN ANTENATAL CARE


PRIMIGRAVIDA

Oleh:
PUTRI AISYAH
NIM. 211030230227

PEMBIMBING:
Ns. Dhia Diana Fitriani, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2021-2022
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEHAMILAN

1. Pengertian kehamilan

Gravida adalah seseorang wanita yang hamil. Sedangkan Primigravida


yaitu ibu yang hamil untuk pertama kalinya. Masa kehamilan adalah masa
dari adanya pembuahan (konsepsi) sampai lahirnya seorang bayi.
Kehamilan yang normal berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu atau
10 bulan, dengan catatan 1 bulan terdiri dari 4 minggu.

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
maka pembuahan ovum dapat berkembang sampai menjadi fetus yang
aterm (Icemi, 2013). Menurut federasi obstetri ginokologi
internasional, kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Prawirohardjo, 2010) Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu
masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada
dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir. Perubahan
siklus radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode
tetentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal
sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi
lahir (Ana, 2020)
2. Proses terjadinya kehamilan

Proses kehamilan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,


konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang basil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, dkk, 2010).
1. Ovulasi
Ovulasi merupakan proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama terjadi masa subur yang
berlangsung dari 20 tahun sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses terjadinya pematangan dan terjadinya ovulasi
berdasarkan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang
mendadak, sehingga terjadi proses pelepasan ovum yang disebut
ovulasi.
2. Spermatozoa
Spermatozoa yang masuk kedalam alat genital wanita akan mampu
bertahan hidup selama 3 hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
3. Konsepsi
Konsepsi merupakan pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa
disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Ovum yang
dilepaskan dalam ovulasi. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba,
setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam ovum siap dibuahi. Kedua ini
ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
4. Proses implantasi
Dalam proses implantasi kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk
zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi
dua dan seterusnya. Implantasi atau nidasi terjadi pada hari ke-6 sampai
hari ke-7 setelah terjadinya konsepsi. Pada saat bastula tertanam
didalam endometrium mungkin akan terjadi pendarahan yang disebut
sebagai tanda hartman.
5. Pembentukan plasenta
Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadinya
pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Ruangan
amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang ada
diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
3. Tahapan dalam kehamilan

a. Trimester 1 (TM 1)
Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai umur kehamilan 3
bulan (0-12 minggu). Dimulai dari konsepsi spermatozoa menembus
dinding corona radiata dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan
tersebut biasanya terjadi pada daerah ampulla tubae, inti sel telur
spermatozoa cromosom dari kedua inti bercampur hingga mempunyai
46 kromosom
dan selanjutnya masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi
2 pasang. Ovum yang sudah dibuahi mengalami proses segmentasi
sehingga terjadi blastomer. Umur janin yang sebenarnya harus dihitung
mundur dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi yang berdekatan
dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Akhir satu bulan
badan bayi sangat melengkung panjangnya 7,5 – 10 mm, kepalanya 1/3
dari seluruh mudigah, dari embrio, bagian tubuh pertama yang muncul
adalah tulang belakang, otak, saraf, jantung, sirkulasi darah dan
pencernaan terbentuk. Pada akhir bulan kedua sudah mulai jelas
terbentuknya muka manusia dan mempunyai lengan dan tungkai dengan
jari-jari tangan dan kaki, alat kelamin sudah nampak walaupun belum
jelas jenisnya. Pada bulan ke 3 embrio akan berubah menjadi janin.
Denyut jantung janin dapat dilihat dengan pemeriksaan ultrasonografi,
berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin sudah bisa
ditentukan, dan ginjal sudah memproduksi urine.
b. Trimester kedua
Trimester kedua dimulai pada umur kehamilan 12 minggu sampai 28
minggu. Pada bulan keempat panjang janin akan mencapa 10-17 cm,
beratnya mencapai 100 gram, alat kelamin sudah dapat ditentukan
jenisnya, kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Akhir bulan ke 5
panjang janin mencapai 18-27 cm beratnya mencapai 300 gram bunyi
jantung janin sudah terdengar. Pada akhir bulan ke 6 panjang janin
sudah 28-36 cm beratnya 600 gram kulit keriput dan lemak mulai
ditimbun dibawah kulit tertutup oleh vernick caseosa yang bermaksud
untuk melindungi kulit.
c. Timester III (TM 3)
Trimester ketiga dimulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40
minggu. Pada bulan ke 7 janin mencapai 35-38 cm, pertumbuhan dan
perkembangan janin pada usia ini janin dapat mengatur suhunya,
surfactant mulai terbentuk diparu-paru dan mata mulai membuka dan
menutup. Akhir bulan 8 panjang mencapai 42,5 cm beratnya mencapai
1700 gram permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orangtua.
Pada masa ini lemak coklat berkembang pada bawah kulit, janin mulai
menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Akhir 9 bulan panjang
mencapai 46 cm berat 2500 gram kulit sudah berisi. Akhir bulan 10
janin sudah cukup bulan panjang mencapai 50 cm beratnya 3000 gram.
Kulit halus tidak terdapat lanugo tetapi masih terdapat vernic seosa
yang merupakan campuran sesl-sel epitel kulit, sekret kelenjar lemak.
Kepala sudah ditumbuhi oleh rambut kuku melebihi ujung jari, pada
janin laki-laki testis sudah ada dalam skrotum dan wanita labia mayora
menutupi labia minora.
4. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul


pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan
psikologi pada masa kehamilan (Walyani, 2015). Tanda-tanda kehamilan
ada tiga yaitu :

a. Tanda dugaan hamil

1) Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe


menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting
diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat
ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan
dengan memakai rumus dari Naegele.
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah)

Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan


sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh
muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan
ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan
ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan
hiperemesis gravidarum.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan


makin tuanya kehamilan.
4) Mamae menjadi tegang dan membesar

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada


payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara bersama somatomamotropin, hormon-
hormon ini menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan


akan timbul lagi.
6) Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama


kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kencing.
7) Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus


otot menurun), sehingga kesulitan untuk BAB.
8) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan


dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,
dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola
mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen
yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba.
Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikostiroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit.
9) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada


triwulan pertama.
10) Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran


pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah dapat hilang setelah
persalinan (Walyani, 2015)
b. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat


diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
(Walyani, 2015). Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :
1) Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya.
2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthimus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan
lebih lumak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis,
maka ismus tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus.
3) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosavagina
termasuk juga porsio dan serviks.
4) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.
5) Tanda Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik,
sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu,
tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan apdominal pada
trimester ketiga. Kontraksi ini akan tetap meningkat frekuensinya,
lamanya dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
6) Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada
perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.
c. Tanda pasti kehamilan

Menurut Romauli (2011), tanda dan gejala kehamilan trimester III yaitu:

1) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke 17- 18. Orang
gemuk, lebih lambat. Stetoskope ultrasonic (Doppler), DJJ dapat
didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi
pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti
bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
2) Gerakan Janin Dalam Rahim

Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu


tetapi baru dapat dirasakan ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu
karena di usia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat merasakan gerakan
halus hingga tendangan kaki bayi. Bagian-bagian tubuh bayi juga dapat
dipalpasi dengan mudah mulai usia kehamilan 20 minggu. Fenomena
bandul atau pantulan balik yang disebut dengan ballotement juga
merupakan tanda adanya janin di dalam uterus.

5. Macam-maccam tanda bahaya kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya


bahaya yang bisa terjadi selama kehamilan, jika tidak dilaporkan atau tidak
segera terdeteksi dapat menyebabkan kematian pada ibu (Asrinah, 2010).
Berikut tanda bahaya kehamilan muda yaitu:

a. Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum sebagai suatu keadaan yang dikarakteristikan


dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan
dan gangguang keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor
kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Jika tidak ditangani segera
masalah yang timbul seperti peningkatan asam lambung yang
selanjutnya dapat menjadi gastristis. Peningkatan asam lambung akan
semakin memperparah hyperemesis gravidarum (Rahma, 2016).
b. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22


minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat
haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan
hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal dengan tanda
Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam
kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang
rapuh (erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat dikatakan normal
namun dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda infeksi. Perdarahan
pervaginam patologis dengan tanda-tanda seperti darah yang keluar
berwarna merah dengan jumlah yang banyak, serta perdarahan dengan
nyeri yang hebat. Perdarahan ini dapat disebabkan karena abortus,
kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan < 20 minggu dengan berat janin < 500 gram atau sebelum
plasenta selesai (Kusmiyati, 2009).
c. Mola Hidatidosa

Menurut Kemenkes RI (2013), mola hidatidosa adalah bagian dari


penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada
villi khoironok yang disebabkan oleh poliferasi trofoblastik dan edem.
Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan melalui pemeriksaan USG.

d. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan


pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium kavum
uteri. Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi diberbagai segmen tuba
fallopi, dan 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum dan
didalam serviks. Jika terjadi ruptur disekitar lokasi implantasi
kehamilan, maka akan terjadi keadaan perdarahan pasif dan nyeri
abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik terganggu (RI,
Kemenkes, 2013).
e. Anemia

WHO menetapkan standar hemoglobin (Hb 11%) pada ibu hamil, jika
kurang dari standar maka dikatakan mengalami anemia. Depkes RI
(2009) mengklasifikasikan anemia pada ibu hamil berdasarkan berat
badannya dikategorikan sebagai anemia ringan dan berat. Anemia
ringan apabila kadar Hb dalam darah yaitu 8 gr% hingga kurang dari
11 gr%. Anemia berat apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr%
(Nurhidayati, 2013). Komplikasi anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/
keguguran serta dampak pada janin menyebabkan berat lahir rendah.
f. Hipertensi Gravidarum

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan sistolik dan


distolik sampai atau melebihi 140/ 90 mmHg. Ibu hamil yang
mengalami kenaikan takanan sistolik sebanyak 30 mmHg atu diastolik
sebanyak 15 mmHg perlu dipantau lebih lanjut (Lindarwati, 2012).
Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang
dipengaruhi oleh faktor perubahan curah jantung, sistem saraf simpatis,
autoregulasi, dan pengaturan hormon. Hipertensi dalam kehamilan
dibagi menjadi 5 yaitu: hipertensi kronis, preeklamsi, superimposed,
hipertensi gestasional dan eklamsia. Hipertensi gestasional ditegakkan
pada wanita yang tekanan darahnya mencapai 140/ 90 mmHg atau
lebih untuk pertama kali selama kehamilan, tetapi belum mengalami
proteinuria. Hipertensi gestasional disebut hipertensi transien apabila
tidak terjadi preeklampsia dan tekanan darah kembali normal dalam 12
minggu postpartum. Hipertensi gestasional dapat memperlihatkan
tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklampsia, seperti nyeri
kepala, nyeri epigastrium, trombositipenia (Lindarwati, 2012).
6. Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovarium) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur.

Perubahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang


mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak yang berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi/ fertilitas).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bayi mudligah dan janin
dipersilahkan uri plasenta jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum atau sel telur, spermatozoa, pembuahan
konsepsi, nidasi dan plasenta.
B. KONSEP ANTENATAL CARE

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan untuk ibu hamil secara
berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpanan serta
intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010).
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk
ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan terhadap kehamilannya dan persalinannya dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janinnya. Idealnya bila tiap
wanita hamil mau memeriksa kehamilannya yang bertujuan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut cepat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal cara (Kemenkes RI, 2014).
Antenatal care (ANC) kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi
sampai partus yaitu kira-kira 280 hari yag disebut dengan matur dan lebih
dari 43 minggu disebut dengan postmatur dan kehamilan antara 28 minggu
sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2010).
2. Tujuan Kunjungan Antenatal Care

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan


bayinya dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan
proses kelahiran.

b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis bedah ataupun


obstrektik selama kehamilan.

c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan


menghadap komplikasi.

d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.


e. Menjalankan puerpurium normal dan merawat anak secara fisik,
psikologi dan sosial.

3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

Kunjungan antenatal adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan (Depkes, 2007). Sesuai dengan kebijakan
Departemen Kesehatan, kunjungan pelayanan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, ketentuan waktu sebagai
berikut:
Trimester Waktu Kunjungan Tindakan
Trimester I Satu kali 1. Pemeriksaan laboratorium.
kunjungan selama 2. Pemeriksaan ultrasonografi.
trimester pertama 3. Nasehat tentang diet empat
(sebelum 14 sehat lima sempurna,
minggu) tambahan protein 0,5 g/kg
BB (satu telur/hari)
4. Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.
5. Rencana untuk pengobatan
penyakit, menghindari
terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi
Tetanus Toksoid I.
Trimester II Satu kali 1. Pemeriksaan laboratorium.
kunjungan selama 2. Pemeriksaan ultrasonografi.
trimester kedua 3. Nasehat tentang diet empat
(antara minggu sehat lima sempurna,
14-28) tambahan protein 0,5 g/kg
BB
(satu telur/hari)
4. Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.
5. Rencana untuk pengobatan
penyakit, menghindari
terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi
Tetanus Toksoid I.
Trimester III Dua kali 1. Evaluasi data laboratorium
kunjungan selama untuk melihat hasil
trimester ketiga pengobatan.
(antara minggu 2. Diet menu seimbang.
28-36 dan sesudah 3. Pemeriksaan ultrasonografi.
minggu ke-36). 4. Imunisasi Tetanus Toksoid II.
5. Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi
kehamilan.
6. Rencana untuk pengobatan.
7. Nasehat tentang tanda-tanda
inpartu, kemana harus datang
untuk melahirkan.

4. Standar Minimal Pelayanan Antenatal

Standar minimal asuhan antenatal care (10 T), yaitu sebagai berikut (Depkes
RI, 2009) :
a. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
massa tubuh (BMI: Body Massa Index) dimana metode ini untuk
menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita
hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal
11,5- 16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu,
ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145
cm.
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama.
Bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan
berat Berat Badan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan
berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta. Tekanan darah normal 120/80 mmhg.
Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmhg ada
factor resiko hipertensi dalam kehamilan.
c. Penguluran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke
janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi
melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bila <
kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil
Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi
Berat Badan Rendah (BBLR).
1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan meteran
2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LiLA.Baca menurut tanda panah
3) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan pita LiLA.
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran dilakukan
dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai alat ukur (meteran) dari atas simfisis pubis sampai ke fundus
uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
e. Penentuan Letak Janin (Presentase) dan Perhitungan Detak Jantung
Janin (DJJ)
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi).
Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk
memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan
pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat di dengar pada usia
kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit
2) Takikardi ringan : antara 160-180x/menit
3) Normal : antara 120-160x/menit
4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardia berat : kurang dari 80x/menit

Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada
masalah lain. Bila denyut jantung kurang dari 120 kali/menit
menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK.

f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid


Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus
Toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus
pada Ibu dan
Bayi.
Interval
unisasi (TT) elang Waktu Minimal) Lama Perlindungan
TT1 da kunjungan antenatal Langkah awal
pertama pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun*
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun
Keterangan: * artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum).
g. Pemberian Tablet Besi Minimal 90 Tablet selam kehamilan
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap
hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam
hari untuk mengurangi rasa mual (Buku KIA 2016).
h. Tes Laboratorium
1) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA
2016).
i. Temu Wicara (Konseling dan Pemecahan Masalah)
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD),
ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan
ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA
2016)
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.
Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa
meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan
klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain :
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa
surat hasil rujukan
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5) Memberikan asuhan antenatal
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan di rumah
7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentangrencana proses kelahiran.
8) Persiapan dan biaya persalinan
j. Tatalaksana/Mendapatkan Pengobatan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.
5. Pemeriksaan Antenatal

Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan


yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium.
Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi
keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur
dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi
atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormon
ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes
kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksi
dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005). Untuk menentukan
usia kehamilan dilakukan manuver Leopold (Manuaba (2010) :
a. Leopold I
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvis.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus, maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba difundus, maka
akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung
janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
c. Leopold III
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas
panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas,
gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut.
Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika
bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
d. Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan
merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
1) Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil,
2) Sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,
3) Divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk
ke dalam rongga panggul.
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat
menstruasi, riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi,
dan riwayat kesehatan (Ratnawati, 2017).
1. Identitas
Nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku bangsa,
agama, alamat (Manurung et al., 2011).
2. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting
untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat
persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 +x + 1mg) untuk siklus
28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan
dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes
mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya.
Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan
(miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya. Data
ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat penyakit keturunan (asma,
diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan penyakit kronis
(Manurung et al., 2011)
5. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida,
para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia
gestasi, pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan, jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi
maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas sebelumnya (Ratnawati,
2017).
6. Riwayat menarch
Siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat
penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT, hali ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan atau
menentukan tanggal persalinan menggunakan rumus Naegele:
Januari – Maret: 7+9+0
April – Desember: 7-3+1
7. Riwayat Kontrasepsi
Lama pemakaian, ada masalah/tidak. Penggunaan KB yang lalu, beberapa
kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ janin
(Ratnawati, 2017).
Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diketahui gambaran mengenai keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat
jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya
kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul yang sempit.
c. Berat badan
d. Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
e. Lingkar lengan atas (LiLA)
LiLA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator yang kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR.
f. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg
atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut
menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung
e) Kepala dan leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
f) Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,
sedang, dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
g) Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22
minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu Pemeriksaan
Leopold :
Leopold I :
a) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c) Konsistensi uterus
Leopold II :
a) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
a) Menentukan bagian terbawah janin
b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
a) Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk PAP
h) Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada
kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
i) Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau).
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka.
c) Panggul : pemeriksaan bimanual
(1) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan
(nyeri tekan atau nyeri goyang)
(2) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen,
dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran,
bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya
masa.
3) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
Dari Janin :
a) Djj pada bulan ke 4-5
b) Bising tali pusat
c) Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
a) Bising rahim
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus
4) Pemeriksaan Dalam
a) Vaginal Toucher (VT)
b) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
ba Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
bb Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
bc Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas,
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016)
Trisemester I
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif,
gangguan absorbsi cairan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
4. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan malposisi janin, pola makan
yang tidak sehat
Trisemester II
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
Trisemester III
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit (kehamilan)
2. Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan malposisi janin, ketuban pecah
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemaha otot panggul
(penekanan pada vesika urinaria)

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Tujuan : Setelah dilakukan rencana keperawatan, maka status nutrisi
membaik.
a. Manajemen Nutrisi
Observasi
1) Identifikasi kemampuan menelan
2) Identifikasi kalori dan jenis nutrient
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
1) Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum makan
2) Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
3) Berikan makanan hangat, jika memungkinkan
4) Tawarkan mencium aroma makanan untuk merangsang nafsu makan
5) Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik) jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif,
gangguan absorbsi cairan
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka status cairan
membaik
a. Manajemen Hipovolemia
Observasi
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun,
hemtokrit meningkat, haus, lemah)
2) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
1) Hitung kebutuhan cairan
2) Anjurkan memperbanyak asupan oral (bikarbonat)
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian cairan IV Isontonis (mis. NaCl, RL)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat
pengetahuan meningkat.
a. Edukasi Kesehatan
Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
1) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b. Edukasi Perawatan Kehamilan
Observasi
1) Identifikasi pengetahuan tentang perawatan kehamilan
Edukasi
1) Jelaskan ketidaknyamanan selama kehamilan
2) Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
3) Jelaskan tanda bahaya kehamilan
4) Ajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan
5) Anjurkan ibu rutin memeriksakan kehamilannya

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Implementasi berdasarkan SLKI adalah tolak ukur yang dipergunakan untuk
pedoman penentuan luaran keperawatan dalam rangka memberikan asuhan
keperawatan yang aman, efektif dan etis.
Perawat melakukan evaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan yang sesuai rencana yang telah dutetapkan dan
merevisi data dasar dan perencanaan (PPNI, 2019).
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I

DENGAN ANTENATAL CARE (ANC)

OLEH :

PUTRI AISYAH
NIM. 211030230227

PEMBIMBING

Ns. Dhia Diana Fitriani, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes WIDYA DHRAMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 20201-2022
PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

Nama mahasiswa : Putri Aisyah


Tanggal pengkajian : 16 Oktober 2021
NIM 211030230227
Ruangan : Poli Obgyn RSIA Permata Sarana Husada

A. DATA UMUM KLIEN


Nama : Ny. I
Umur : 39 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT UTAMA SAAT INI :


Ibu mengatakan nyeri pada pinggang sebelah kiri sejak kemarin. Ibu mengatakan
sering BAK 8x/hari. Ibu juga mengatakan ingin mengetahui keadaan bayinya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat atau memerlukan
perawatan di rumah sakit baik sebelum maupun selama kehamilan.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


Menurut ibu tidak ada anggota keluarganya maupun suaminya yang menderita
penyakit berat atau menahun seperti darah tinggi, penyakit gula, hepatitis,
penyakit jantung, atau penyakit lainnya.
RIWAYAT OBSTETRIK YANG LALU
GPA : G1 P0 A0

No Masalah Tipe persalinan Keadaan bayi Masalah pada


Kehamilan masa nifas
- - - - -

RIWAYAT PERSALINAN SAAT INI

HPHT : 14 Februari 2021 TB : 160 cm


TP : 27 November 2021 BB sebelum hamil: -
BB TD TFU Letak DJJ Presnt Usia Keluhan Data
janin Gestasi lain
68 120/80 30 Kepala 134 Kepala 35 Mgg Klien -
kg mmHg cm x/men mengatakan
it nyeri pada
pinggang
sebelah kiri

HASIL PEMERIKSAAN FISIK UMUM


1. Pernapasan
a. Frekuensi : 24 x/menit
b. Inspeksi : Simetris kanan-kiri, tidak terdapat retraksi dinding dada,
pernafasan diafragma.
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa.
d. Perkusi : Resonan pada lapang paru, paru-paru dalam batas normal.
e. Auskultasi : Tidak terdengar suara napas tambahan.
f. Masalah (khusus) pada saluran napas : tidak ada masalah keperawatan
2. Kardiovaskuler
a. Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak, jantung tidak membesar, tidak
tampak pelebaran vena jantung.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran, iktus
kordis teraba dengan pulsasi baik.
c. Perkusi : Dullnes pada area jantung, batas-batas jantung normal.
d. Auskultasi : Tidak terdengar bising jantung.
e. Masalah khusus pada system kardiovaskuler : Tidak ada gangguan sistem
kardiovaskuler.
3. Pencernaan
a. Mulut/ gigi : Mukosa kemerahan lembab, tidak ada masalah pada
gigi, bersih, tidak terdapat stomatitis atau radang gusi
b. Masalah (khusus) saluran cerna : Tidak ada masalah saluran pencernaan.
4. Eliminasi
a. Fekal : Frekuensi 1-2x/hari, lunak
b. Urin : Frekuensi 8-10x/hari, warna urin kuning terang jernih
c. Masalah khusus : Merasa terganggu dengan seringnya miksi
5. Seksual
a. Persepsi : Hubungan seksual dengan suami berjalan baik, 1-2x/minggu
dengan pembatasan posisi dan frekuensi
b. Masalah : Tidak ada masalah dengan hubungan seksualitas
6. Nutrisi
a. Nafsu makan : Pola makan baik tidak ada gangguan
b. Jumlah : 3 x/hari, dengan porsi lebih banyak (nasi, sayur, lauk pauk, buah)
c. Pantangan : Tidak ada pantangan
7. Cairan
a. Jenis : Air mineral
b. Jumlah : + 1500-2000ml/hari
8. System reproduksi
a. Keputihan: - jumlah : - warna : - bau : -
b. Masalah khusus lain : Tidak ada masalah
c. Varises vagina : Tidak ada keluhan
9. Pigmentasi
a. Kloasma : -
b. Linea nigra : +
c. Striae : Terdapat striae gravidarum pada tengah abdomen
10. Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan:
a. Olahraga
b. Makan-makanan yang sehat
11. Persiapan persalinan : (beri tanda  jika sudah ada/dilakukan)
a. Senam hamil
b. Rencana tempat melahirkan 
c. Perlengkapan kebutuhan ibu dan bayi 
d. Kesiapan mental ibu dan keluarga 
e. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses persalinan 
f. Perawatan payudara
g. Pengetahuan tentang perawatan diri/luka/penyakit.
12. Pemeriksaan penunjang
Saat ini tidak ada pemeriksaan lab yang dilakukan pada pasien
B. ANALISA DATA
No Analisa Data Problem Etiologi
1. DS : Nyeri Akut Agen pencedera
- Klien mengatakan nyeri (D.0077) fisik
pada daerah pinggang, nyeri
terasa seperti tertusuk jarum,
skala nyeri 5
- Klien mengatakan nyeri
sejak 1 hari yang lalu

DO :
- Klien tampak meringis
- Klien terlihat gelisah
- Pengkajian Nyeri
: P : kehamilan
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : di pinggang sebelah kiri
S : skala 5
T : 1 hari lalu
- Pemeriksaan TTV :
- TD: 120/80 mmHg
- S: 36,4 C
- N: 88 x/Menit
- RR : 24 x/mnt
2. DS : Gangguan Kelemahan Otot
- Klien mengatakan selama Eliminasi Urin Pelvis
hamil frekuensi berkemihnya (D.0040)
bertambah menjadi 8-
10x/hari
- Klien mengatakan merasa
terganggu dengan seringnya
BAK

DO :
- Jumlah urin kadang banyak
kadang sedikit (+ 1500-2000
ml/hari)
- Klien tampak bolak-balik
kamar mandi
3. DS : Defisit Kurang Terpapar
- Klien mengatakan ingin Pengetahuan Informasi
mengetahui bayinya (D.0111)
- Klien mengatakan tidak ada
waktu khusus untuk aktivitas
kehamilan seperti : senam
hamil, jalan-jalan, dll. Dan
hanya mengerjakan
pekerjaan rumah saja

DO :
- Klien tampak kebingungan
- Klien tampak bertanya-tanya

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik d.d Nyeri pinggang (D.0077)
2. Gangguan eliminasi urin b.d Kelemahan otot pelvis d.d BAK 8-10x/hari
(D.0040)
3. Defisit pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi d.d Ingin mengetahui
bayinya (D. 0111)
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Sabtu / 16 Nyeri Akut b.d Agen SLKI: Tingkat Nyeri SIKI: Manajemen
Setelah dilakukan Nyeri (I.08238)
Oktober 2021 pencedera fisik
tindakan keperawatan Observasi
selama 1x8 jam maka 1. Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun karakteristik,
dengan kriteria hasil durasi, frekuensi,
(L.08066):
kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri
nyeri, skala nyeri
menurun (5)
2. Identifikasi faktor
2. Meringis menurun (5)
yang memperberat
3. Gelisah menurun (5)
dan memperingan
4. Pola nafas membaik
nyeri
(5)
Terapeutik
5. Tekanan darah
3. Berikan teknik
membaik (5)
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri : Tarik
nafas dalam
4. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
2 Sabtu / 16 Gangguan eliminasi SLKI: Eliminasi Urin SIKI: Manajemen
Setelah dilakukan Eliminasi Urine
Oktober 2021 urin b.d Kelemahan
tindakan keperawatan 1 x (I.04152)
otot pelvis 8 jam diharapkan Observasi
eliminasi urine membaik 1. Monitor eliminasi
dengan kriteria hasil urine (frekuensi,
(L.04034): konsistensi,
1. Sensasi berkemih
aroma, volume,
cukup menurun (2)
dan warna)
2. Desakan berkemih
Edukasi
(urgensi) menurun (5) 2. Ajarkan teknik
3. Frekuensi BAK berkemih dan
membaik (5)
waktu yang tepat
untuk berkemih.
3. Anjurkan minum
yang cukup, jika
tidak ada
kontraindikasi
4. Anjurkan
mengurangi
minum menjelang
tidur
Kolaborasi
5. Kolaborasi
pemberian obat
supositoria uretra,
jika perlu
3 Sabtu / 16 Defisit pengetahuan SLKI: Tingkat Edukasi Kesehatan
Pengetahuan (I.12383)
Oktober 2021 b.d Kurang terpapar
Setelah dilakukan Observasi
informasi tindakan keperawatan 1x 1. Identifikasi
7 jam diharapkan tingkat kesiapan dan
pengetahuan meningkat kemampuan
dengan kriteria hasil
menerima
(L.12111):
1. Perilaku sesuai
informasi
anjuran meningkat (5) Terapeutik
2. Sediakan materi
2. Verbalisasi minat
dan media
dalam belajar
pendidikan
meningkat (5)
kesehatan
3. Pertanyaan tentang
3. Jadwalkan
masalah yang
pendidikan
dihadapi menurun (5)
kesehatan sesuai
4. Persepsi yang keliru
kesepakatan
terhadap masalah
4. Berikan
menurun (5)
kesempatan untuk
5. Perilaku membaik (5)
bertanya
Edukasi
5. Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
E. CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosa Implementasi Tindakan Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d Agen Observasi S:
pencedera fisik d.d 1. Mengidentifikasi - Klien mengatakan masi terasa nyeri
nyeri ulu hati (D.0077) lokasi, karakteristik, sedikit
durasi, frekuensi, O:
- Klien tampak meringis kesakitan
kualitas, intensitas
- Klien tampak gelisah
nyeri, skala nyeri
- Pengkajian Nyeri
2. Mengidentifikasi
P : kehamilan
faktor yang
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum
memperberat dan
R : nyeri pinggang
memperingan nyeri
S : dari skala 5 menjadi skala 4
Terapeutik
3. Memberikan teknik T : nyeri hilang timbul
nonfarmakologis - Nadi : 88 x/menit
untuk mengurangi - TD : 100/60 mmHg
rasa nyeri : Tarik A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
nafas dalam
(1,2,3,4)
4. Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
2. Gangguan eliminasi Observasi S:
urin b/d Kelemahan 1. Memonitor eliminasi - Klien mengatakan masih sering BAK
otot pelvis d.d sering urine (frekuensi, 8-10/hari
miksi (D.0040) konsistensi, aroma, O:
volume, dan warna) - Jumlah urin kadang banyak kadang
Edukasi sedikit (±1500-2000 ml/hari), Warna
2. Mengajarkan teknik urine kuning terang jernih
berkemih dan waktu A : Masalah belum teratasi
yang tepat untuk P : Lanjutkan intervensi
berkemih. (1,2,3,4)
3. Menganjurkan
minum yang cukup,
jika tidak ada
kontraindikas
i
4. Menganjurkan
mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
5. Berkolaborasi
pemberian obat
supositoria uretra,
jika perlu
3. Defisit pengetahuan Observasi
b/d Kurang terpapar 1. Mengidentifikasi S:
informasi d.d kesiapan dan - Klien mengatakan sudah tahu
menanyakan masalah kemampuan pentingnya cek kehamilan secara rutin
yang dihadapi
menerima informasi - Klien mengatakan belum ada waktu
(D.0111)
Terapeutik luang melakukan aktivitas yang
2. Menyediakan materi menunjang kehamilannya seperti
dan media senam hamil
pendidikan kesehatan O:
3. Menjadwalkan - Klien tampak mengerti
pendidikan kesehatan - Klien tampak ingin melakukan
sesuai kesepakatan pemeriksaan yang sudah diketahuinya
4. Memberikan - Klien mampu menjelaskan kembali
kesempatan untuk apa yang sudah dijelskan
bertanya A : Masalah teratasi sebagian
Edukasi P : Lanjutkan intervensi
5. Menjelaskan faktor (1,2,3)
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator


Diagnosis, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1, Jakarta : DPP. PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP. PPNI

Ratnawati, Ana. 2020. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: PUSTAKA


BARU PRESS

Dari http://eprints.umpo.ac.id/4206/3/BAB%20II%20ACC.pdf. Diases pada 22


Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai